Wina tercekat. Berusaha menelan apa yang diucapkan ibunya. "Bu, aku baru sebulan menikah. Apakah secepat itu bisa hamil?" bisiknya, agar tak terdengar sang ayah."Bisa saja. Itu tandanya saat kalian berhubungan suami istri, rahimmu pas subur. Lebih baik sekarang kamu istirahat dulu, jangan pikiran macam-macam," redam Wulan melihat kebingungan di wajah Wina. Ia pun menuntun putrinya menuju kamar. Tatkala menuju kamar, mereka berdua terkejut dengan Fahri yang tertatih-tatih keluar dari kamar, tangannya merambat di tembok."Ayah!" jerit Wina melihat Fahri yang sampai terbangun dari tempat tidur. Tubuh Fahri selama ini belum sehat betul. Ke teras rumah saja masih perlu dituntun."Win, kamu kenapa, Nak?" Raut muka Fahri terlihat khawatir.Air mata Wina membayang. Begitu terharu melihat ayahnya begitu khawatir padanya.Wulan menghampiri Fahri. "Suamiku, ayo di kasur saja dulu. Wina tidak apa-apa, dia cuma kecapekan."Fahri tetap ngotot melangkah ke arah Wina. "Kamu benar tak apa-apa, Nak?"
Last Updated : 2024-10-20 Read more