"Tak percaya bagaimana, Bu? Sungguh, saya tak mengerti," jawab Wina bingung."Halah, pura-pura tak tau." Lestari mengibaskan tangan. "Karena kehilangan kau pagi tadi, Dewa menuduhku yang tidak-tidak. Dia mengira aku yang menyuruhmu keluar belanja dan sebagainya. Kau pikir kau ini siapa?" berangnya sambil menunjuk muka menantunya.Wina jadi paham situasi rumah, sejak dirinya keluar ke rumah sakit tadi pagi. Pantas saja, Dewa begitu marah di telepon. Ia tak mengira tindakannya bisa berakibat fatal seperti ini. "Maafkan Wina, Bu. Saya salah tidak pamit pada Ibu. Lain kali saya janji tak akan mengulanginya lagi.""Enak sekali ya tinggal minta maaf. Kau harus menebus tindakanmu ini!" Lestari masih sangat kesal karena pagi tadi Dewa sampai membentak dan tak percaya padanya gara-gara ulah Wina.Wina menahan napas. Tak menyangka ibu mertuanya begitu marah. Bahkan mata beliau sampai melotot kemerahan seakan hendak melumat dirinya. Tak dapat dibayangkan, apa yang harus ia tebus untuk meredakan
Read more