Share

Kena Kau

Penulis: Dwimarta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 22:10:30

Pagi ini Fahri duduk di teras rumah sambil disuapi Wulan. Sementara Wina menyapu halaman dan menata tanaman ibunya yang lama tak terurus.

Fahri tak lepas menatap putri keduanya itu, seakan belum puas memeluk rindu. Wulan yang berada di sebelahnya tersenyum bahagia melihat wajah suaminya tidak pucat lagi sejak kedatangan Wina. Bahkan piring yang dipegangnya kini sudah piring kedua yang diminta oleh Fahri. Nafsu makannya melonjak drastis.

"Sudah mau habis, Suamiku. Mau nambah lagi nasinya?" tanya Wulan tersenyum sembari menahan geli.

Fahri menengok ke piring lalu menggeleng perlahan. "Kalau aku lapar lagi, aku akan minta padamu, Bu."

Wulan mengangguk sambil menyelesaikan suapan terakhir ke mulut suaminya.

"Win! Ibu mau masuk rumah. Kau temani ayahmu dulu," seru Wulan bangkit dari kursi.

Wina menoleh lalu bergegas menaruh sapu kemudian mencuci tangan. Langkah kakinya mendekat ke kursi yang ada di sebelah Fahri. "Ayah sudah kenyang?".

Fahri tersenyum, mengangguk. Sorot matanya lembut mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Pemantik Api

    Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Dewa. Yakni, kepulangan bos besarnya, setelah empat hari bersama tim riset melakukan penelitian di luar negeri. Parfum aroma maskulin disemprotkan dibeberapa titik tubuh, selagi Ratih masih di dalam ruangan bos untuk mengecek kebersihan.'Aku tak sabar menunggunya datang,' batin Dewa diliputi rasa bahagia. Penampilan istimewa hari ini sengaja ditunjukkan untuk menyambut bos Mona setelah lama tak sua.Ratih keluar dari ruangan Mona. "Kau masih hapal semua yang kuajarkan?" "Masih, Bu.""Bagus. Biasanya Nona Besar akan meminta dibuatkan laporan setelah perjalanannya dari luar negeri. Mungkin kau atau aku yang disuruh oleh beliau. Bersiaplah," tutur Ratih."Siap."Tak lama, pintu lift terbuka. Aroma parfum feminim menguar keluar. Kaki jenjang terawat melangkah penuh percaya diri. Kecantikan yang tertuang di wajah Mona tak pernah sirna. Kulit putihnya bersih menawan. Baju kerjanya sangat sesuai dengan bentuk tubuh. Siapapun yang melihat pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Tak Kuasa

    Wina tercekat. Berusaha menelan apa yang diucapkan ibunya. "Bu, aku baru sebulan menikah. Apakah secepat itu bisa hamil?" bisiknya, agar tak terdengar sang ayah."Bisa saja. Itu tandanya saat kalian berhubungan suami istri, rahimmu pas subur. Lebih baik sekarang kamu istirahat dulu, jangan pikiran macam-macam," redam Wulan melihat kebingungan di wajah Wina. Ia pun menuntun putrinya menuju kamar. Tatkala menuju kamar, mereka berdua terkejut dengan Fahri yang tertatih-tatih keluar dari kamar, tangannya merambat di tembok."Ayah!" jerit Wina melihat Fahri yang sampai terbangun dari tempat tidur. Tubuh Fahri selama ini belum sehat betul. Ke teras rumah saja masih perlu dituntun."Win, kamu kenapa, Nak?" Raut muka Fahri terlihat khawatir.Air mata Wina membayang. Begitu terharu melihat ayahnya begitu khawatir padanya.Wulan menghampiri Fahri. "Suamiku, ayo di kasur saja dulu. Wina tidak apa-apa, dia cuma kecapekan."Fahri tetap ngotot melangkah ke arah Wina. "Kamu benar tak apa-apa, Nak?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Mulut Harimau

    'Apa? Wina pingsan?' Kabar dari ibunya benar-benar mengejutkan Dewa. Ia tak tahu jika istrinya telah pulang ke rumah, karena tak ada kabar apapun Wina.Seakan meraba telah terjadi sesuatu lewat air muka rekan kerjanya, Ratih bertanya, "Kenapa?" lirihnya melihat wajah Dewa yang pias. Bagaimanapun, ia tak ingin mengganggu Nona Besar yang masih serius melobi klien via sambungan telepon."Oh, tidak apa-apa. Hanya kabar dari ibu ... emm, nggak masalah kok, Bu," jawab Dewa sama-sama berbisik."Oh, oke." Ratih mengangguk, melanjutkan makan.Dewa melirik Mona yang masih sibuk bercakap di telepon. Raut mukanya serius, seakan apapun yang terjadi di sekitarnya tak akan mampu mengalihkan fokusnya. Ingin rasanya ia pulang ke rumah saat ini, tapi alasan apa yang tepat agar tak membuat curiga Ratih dan Mona? Apalagi ia sudah terlanjur bilang 'tidak apa-apa' ke Ratih. Tetapi kekesalannya pada Wina membuatnya bertahan di kursi. Sudah sebulan istrinya meninggalkannya untuk mengurus Fahri yang sakit. '

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Naluri

    Dewa terkejut. Matanya seketika membulat saat menengok sosok di belakangnya. Mona sangat menawan dengan balutan dress biru tua dengan belahan samping. Rambutnya yang digulung ke atas semakin membuat dirinya anggun dan menawan. Sapuan natural di wajah halus itu semakin membuat degup jantungnya bertalu hebat.'Cantik sekali!' batin Dewa terpana. Tanpa disuruh, ia langsung berdiri menarik kursi di depannya untuk wanita cantik yang baru tiba."Terima kasih," tatap Mona lembut.Dewa tak mampu berkata-kata. Hanya senyuman sebagai jawaban. Ia pun kembali duduk.Pelayan datang membawa makanan pembuka. Merasa belum memesan, Dewa terkejut dengan hidangan yang disajikan. Makanan yang tak biasa, minimalis, tapi sangat menggugah selera untuk segera disantap.Mona tersenyum geli melihat ekspresi Dewa. "Silakan, Dewa.""Ti-tidak, saya menunggu Ibu dulu," jawab Dewa."Oke." Mona mengawali menyantap hidangan pembuka.Dewa diam-diam mengikutinya. Memperhatikan segala cara yang dilakukan oleh Mona hingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Serigala Berbulu Domba

    Dada Wina perih membaca pesan itu. Napasnya menghela berat. Bibirnya bengkak. Tubuhnya tak terasa bergetar. 'Ujian apalagi ini?' Tak mungkin pesan itu dikirim oleh seorang laki-laki. Dadanya terasa sesak. Isi pesan itu mendorong masuk semua yang tadinya hendak tumpah dari batinnya, sejak parfum tercium dari kemeja Dewa. Ia tak mengira suaminya akan bermain di belakang. Mual terasa kembali di kerongkongan.Air mata sudah mengering. Sudah tak sanggup lagi menangisi nasibnya yang sangat menyakitkan. Terlalu penat hari ini. Ujian bertubi-tubi mendera. Tangannya menggapai ujung nakas. Tubuhnya mencoba bertahan dengan berdiri tegak. Dirinya sudah berniat tak mau lemah sedari tadi. Nasihat ibu kembali terngiang.'Aku harus kuat. Tak mungkin Allah memberiku kesulitan tanpa kemudahan untuk melangkah. Aku tak boleh lemah.'Wina melangkah mengambil air wudu. Ia akan bermunajat malam ini melepas semua bebannya di atas sajadah. Mengeluarkan segala rasa dengan menghadirkan hati mendekat pada-Nya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Upik Abu

    "Apa maksud anda?" Dewa kali ini tidak tinggal diam. Matanya menyorot penuh kemarahan tertuju pada sosok paruh baya yang menantang di depannya.Orang-orang sekitar yang melihat situasi tidak kondusif, langsung melerai mereka berdua. "Mulut anda yang harus dijaga, Lelaki Tua! Kalau sudah jadi orang kepercayaan, jangan ember pada orang lain," sarkas Dewa.Dada Bobby panas tersiram kata-kata yang menyakitkan hatinya. Jelas sudah, kalimat yang baru saja terlontar, menjelaskan bahwa Dewa-lah yang telah 'membakar' bos besar di perusahaan ini."Memang kurang ajar, kau!" Lelaki tua itu langsung mencengkeram kerah kemeja Dewa.Orang-orang di sekitar spontan memegangi Dewa dan Bobby untuk memisahkan mereka."Rupanya benar kau orang yang sudah membuat posisiku jatuh di perusahaan ini," lanjut Bobby, sambil terus meronta dalam pegangan erat beberapa pegawai laki-laki."Kalau anda memang sudah tidak layak di perusahaan ini jangan mencari kambing hitam!" teriak Dewa dihalau oleh beberapa lelaki."

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Penghasut

    Tercetus sesuatu di kepala Lestari. Ia menduga menantunya pasti melakukan sesuatu yang memalukan, yang bisa membuat rumah tangga anaknya runyam. Hatinya senang jika Wina sering ribut dengan Dewa. Sebuah senyuman mengembang di bibir. Tak sabar rasanya menunggu anak laki-lakinya pulang sore nanti dan melaporkan tentang kelakuan istrinya.***Wina berjalan terus sambil melihat ke sana kemari. Daerah perumahan ini memang belum ia hapal benar. Kebanyakan beberapa toko kelontong yang ia datangi, tidak menjual pulsa. Setelah menikah, Dewa tak pernah mengajaknya berputar di kawasan perumahan yang luas ini, meski hanya sekedar jalan-jalan. Alasannya selalu malas dan capek. Namun, rasa cintanya terlalu besar untuk seorang Dewa. Hingga segala alasan suaminya, ia maklumi.Tak terasa, ia sudah berjalan sangat jauh. Jalanan yang ada di hadapan ramai kendaraan. Ternyata, ia sudah ada di depan gerbang masuk perumahan. Sambil berjalan menepi, indranya melayangkan pandang ke toko-toko yang berjajar di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Iri

    Melihat amarah Dewa yang menakutkan, Wina menyurutkan langkah. Kepalanya menunduk ketakutan."Dari mana kau tadi siang?" tanya Dewa mendekat ke wajah istrinya.Wina langsung menengadah. Tak mengira Dewa tahu kegiatannya tadi siang. "Kamu tahu dari siapa?" polosnya."Kau tak perlu tahu dari siapa aku tahu informasi itu. Jawab dulu pertanyaanku?!" tekan Dewa gusar."Aku-aku beli pulsa, Wa." Tubuh Wina bergetar. "Bohong!" gelegar Dewa. Tangan kokohnya memegang kedua pundak Wina. "Kau tahu akibatnya jika tak jujur padaku?"Dada Wina berdegup kencang. Wajahnya pias. Mulutnya kelu tak tahu harus menjawab apa, karena kejujuran sudah ia ungkapkan. "A-aku tidak bohong, Wa.""Haahh!" Dewa mendorong kasar pundak Wina ke arah tempat tidur.Wina sontak kaget dan terpekik. Tubuhnya tersuruk di atas kasur. Bulir bening mulai mengalir. Batinnya perih, tak mengira akan mendapat perlakuan tak semestinya dari suaminya."Kalau kamu ketahuan selingkuh, awas aja!" ancam Dewa.Wina mengusap air matanya. Uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Pelabuhan Hati

    "Bagaimana kabarmu, Wina Santika?" Sapaan itu tanpa sadar membuat Wina perlahan bangun dari hamparan rumput. Matanya terpana melihat sosok yang lama tak dijumpainya. Di sudut matanya mulai terbit titik air. Bibirnya mengembang seraya bergetar. "Baik." Wina membalas canggung sapaan itu. "Kamu?""Seperti yang kau lihat. Aku sehat.""Bundaa, ayo kita pulang. Katanya kalau ada tamu, harus duduk di ruang tamu," ucap Kirei dengan cadelnya.Celotehan itu membuat dua insan yang mendengar tersenyum. Bagai mendapat perintah, Wina melangkah lebih dulu, lalu menengok sekilas ke belakang, meminta sosok pria itu untuk mengikutinya."Silakan duduk di dalam," tawar Wina mempersilakan tamu spesialnya begitu sampai di depan teras rumah."Pemandangan di sini sangat indah. Bolehkan aku duduk di bangku teras ini saja?" Sofa empuk di teras menghadap ke halaman yang penuh dengan berbagai macam tanaman bunga dan juga kolam ikan koi. Memberi kesejukan mata bagi siapapun yang memandangnya.Wina hanya bisa

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Setelah Sekian Lama

    Lima tahun kemudian.“Saya tidak dapat menjalankan rencana ini tanpa persetujuan Nona Besar, Tuan. Menunggu beliau pulang dari Kanada adalah solusi terbaik.” Ratih menghela napas panjang. Sudah berapa kali ia menolak permintaan yang dirasa tak patut dijalankan. Karena ia tahu siapa tuannya sebelum menikahi Nona Besar.“Jadi kamu mau membangkang lagi?!”“Bukan, Tuan. Tapi Nona Besar sudah berpesan berulang kali kalau segala sesuatu harus melalui izin beliau. Saya tak bisa membantahnya.”“Kauuu!” Dewa menutup percakapan di telepon dengan kasar.Sudah berbagai upaya dilakukan agar Ratih menurut padanya, tapi tak sedikit pun celah berpihak padanya. Sejak menikahi atasannya lima tahun lalu, Dewa merasa dirinya berada dalam aturan yang tak pernah sejalan dengan pemikirannya. Momen di mana Mona sering melewatkan waktu di luar negeri untuk menjalankan usaha, sebenarnya merupakan waktu yang apik baginya untuk ikut mengatur cabang lain demi mendapatkan benefit untuk dirinya sendiri. Tapi bagaik

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Suatu Permintaan

    Duduk di tepi pantai di dalam saung bambu beratapkan daun rumbia, menjadi pilihan Sagara makan siang bersama Wina. Menu ikan bakar, udang saus manis, cumi tepung krispi, dan dua buah kelapa muda, menerbitkan selera Wina tanpa bisa dicegah. Sagara sampai tak berkedip melihat kalapnya perempuan yang ngidam itu hampir menghabiskan porsi yang ada."Ga, ayo makan. Keburu abis," ajak Wina sambil terus mengunyah. Sama sekali tak terusik walau jarinya sudah belepotan sambal. Keringat mengalir pelan di keningnya. "Aku sudah kenyang lihat kamu makan," celetuk Sagara memilih minum kelapa muda. Tangannya mengambil tisu dan mengusap lembut kening Wina."Aku pesankan lagi ya menunya?" timpal Wina dengan raut muka bersalah karena sudah begitu kalapnya menghabiskan semua menu.Sagara tertawa renyah. "Nggak usah. Kamu tahu nggak, apa yang membuatku bahagia saat ini?" "Apa?""Anakmu ternyata satu selera sama aku," jawab Sagara, tersenyum lebar.Pipi Wina bersemu merah. Kepalanya menunduk demi mengal

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Alasan Istimewa

    "Apakah tak dipikirkan lagi keputusanmu, Nak?" tanya Fahri untuk kedua kalinya, saat putrinya sedang berkemas di dalam kamar.Wina yang sedang mengemasi baju ke dalam koper, berbalik dan tersenyum ke arah ayahnya. "Seperti yang kuutarakan kemarin, Yah. Aku tak mau nantinya jadi bahan gosip tetangga, yang akhirnya sampai ke telinga Ayah dan Ibu. Kehamilanku sudah masuk trimester dua, aku tak mau mereka menuduhku hamil di luar nikah. Atau bahkan, mengataiku wanita yang dicampakkan suaminya." Dengan berusaha tersenyum, kelihatan sekali bibir Wina menahan untuk tidak menangis. "Selain itu, aku takut omongan mereka nanti berimbas pada perkembangan anakku."Fahri hanya bisa tercenung, tak punya daya untuk mempertahankan putrinya di rumah ini. Apalagi kemarin Wina juga beralasan ingin mengembangkan usaha online-nya dengan mendirikan toko di kota asal mbak Siti, asisten toko Ria yang sudah menjadi anak buah Wina selama ini. Siti bahkan sudah pulang kampung lebih dulu demi mencarikan tempat k

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Mencair

    Fahri dan Wulan meraba bahwa apa yang didengarnya tidak salah. Lelaki yang sudah berani menikahi putrinya, ternyata meninggalkan begitu saja demi wanita lain? Sagara sebenarnya sungkan menjelaskan, tapi berusaha keras demi Wina. "Dewa telah menjalin cinta dengan atasannya. Dan Wina telah diusir dari rumah mertuanya.""Astaghfirullah." Tubuh Wulan menghempas ke sandaran kursi. Tak dapat membayangkan kesakitan yang dialami putrinya. Ia lalu memeluk Wina dengan penuh kasih sayang."Keluarga tak tahu diri!" geram Fahri bangkit dari kursinya.Sagara segera bangkit dan memegang pundak Fahri. "Sabar, Paman. Yang lebih penting sekarang adalah menyelamatkan kondisi Wina yang rapuh."Ucapan Sagara berhasil mengendurkan kemarahan Fahri. Tangis pun kini tumpah di wajahnya, merasa tak berdaya sebagai seorang ayah yang harusnya bisa melindungi putrinya. Perlahan ia berjalan ke arah Wina.Melihat ayahnya mendekat, Wina segera menyambut memeluknya. "Maafkan Wina, Ayah!"Fahri mengangguk dan mendekap

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Kejujuran

    Air muka Wina terlihat memohon pada Sagara. Usai mengucapkannya, rasa lara dan kehilangan sosok suami seperti menguap entah ke mana. Masa krisis tersakiti dalam hubungan rumah tangga, seolah perlahan mulai ia lewati.Sagara serius menatap Wina. "Kenapa kau tiba-tiba--""Ga, aku tak mungkin bersedih terus-menerus." Wajah Wina menunduk, lalu ia melanjutkan berkata, "Sebenarnya sudah lama aku tersakiti akan tingkah Dewa. Harusnya aku tersadar sejak awal. Janji dia tidak bisa dipercaya."Kejujuran yang menyakitkan telinga Sagara, membuatnya semakin paham akan derita Wina yang dipendam selama ini. Hatinya tambah menyumpahi lelaki itu. Benar kata Ali. Tak seharusnya ia berusaha mengakurkan hubungan Wina dan Dewa. Tidak ada gunanya. Bahkan akan semakin menyakiti perempuan di hadapannya."Bagaimana dengan rasa cintamu?" Sagara bertanya lagi, meski dalam hati ia merasa bodoh menanyakan hal itu. Tapi setidaknya dia bisa mengantongi perasaan Wina terhadap Dewa."Seharusnya sejak bau parfum wanit

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Siuman

    Hangat sinar surya pada dedaunan menerbitkan rasa nyaman mata yang memandangnya. Tetesan embun semakin menipis seiring langit berubah membiru. Kicauan burung di luar jendela kamar memecah keheningan di kamar yang berisi hanya dua orang sejak kemarin.Bibir Sagara melengkung ke atas melihat gerakan beberapa burung yang bertengger di atas dahan di luar jendela. Setidaknya makhluk kecil itu mampu menghibur hati dan pikirannya yang cemas sejak kemarin sore. Di sebelahnya, tubuh Wina masih belum sadarkan diri di atas tempat tidur. Untunglah kemarin ia berhasil menangkap tubuh ringkih itu sebelum jatuh ke lantai. Sejak kejadian itu, Wina beberapa kali mengigau tak jelas diiringi air mata yang mengalir. Karena kondisi itu, matanya tak bisa terpejam sedetik pun dari semalam. Jika kompres di dahi Wina mengering, ia dengan telaten menggantinya.Menurut dokter pribadi yang dipanggil Sagara ke rumah, keadaan Wina masih bisa teratasi. Beban pikiran yang ditanggungnya membuat raga wanita ini tidak

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Tahanlah Rintik Air Matamu

    Perkataan Dewa masih terngiang, sangat menyakitkan menghujam jantung. Bahkan Wina berkali meyakinkan dirinya di bawah guyuran hujan, bahwa kejadian barusan bukanlah mimpi. Namun, semakin melangkah menjauh dari rumah, semakin percaya bahwa apa yang dialaminya benar-benar nyata. Ia telah diusir dari rumah itu. Tangisnya luruh bersama air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Kedua tangannya memeluk erat tas yang dibawa, mencari kehangatan di derasnya air langit yang menghujam tubuh. Sambil terus berjalan dan terisak, ia tak menduga harus tersisih dari sisi suaminya karena kehadiran seorang wanita yang jauh lebih segalanya darinya. Hatinya masih tak percaya jika ego suaminya telah tega mengalahkan buah hati mereka demi wanita yang baru dikenal. Langkah kakinya tak terasa semakin menjauh dari perumahan tempat tinggal lelaki yang tega menepikannya. Wina belum tahu akan melangkah ke mana. Hanya nama kakaknya yang sanggup diingat. Jika datang ke rumah Ria pun ia harus kuat menanggung malu

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Hadiah Pahit Kala Hujan

    "Wina, ambil jemuran! Hujan bentar lagi turun!" teriak Lestari dari lantai bawah.Wina yang masih merapikan tempat tidur langsung menjawab seruan itu, agar ibu mertuanya tidak berteriak kesekian kali. Pandangannya beralih ke jendela. Rupanya di luar, mendung sudah menggantung di langit. Dengan cekatan ia segera merampungkan pekerjaannya dan bergegas turun. Sesampainya di lantai bawah, ia melihat Lestari masih asyik menonton acara televisi, sama sekali tak mempedulikan pekerjaan rumah. Namun, ia tak ambil pusing dan berjalan cepat ke halaman mengambil jemuran seprai serta selimut kepunyaan Lestari dan Diani. Tak lupa, pakaian satu rumah yang tadi dicucinya juga turut diambil dari tali jemuran. Benar saja, begitu jemuran terakhir diangkat, gerimis mulai turun.Wina meletakkan seluruh cucian kering itu di ruang setrika yang ada di sebelah dapur. Tatkala masih melipat seprai, ia mendengar mesin mobil berhenti di luar rumah. Indra pendengarannya yakin bahwa itu bukan suara mobil ayah mertu

DMCA.com Protection Status