Home / Romansa / Obsession In Love / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Obsession In Love: Chapter 11 - Chapter 20

119 Chapters

Bab 11 Jiwa Iblis

"Tapi saya tidak bisa keluar dari pekerjaan saya begitu saja, Pak. Sisa gaji saya tidak akan diberikan jika saya keluar begitu saja," terang Arin. Samuel menatap lekat wajah Arin, matanya begitu tajam seakan ingin membunuh Arin. Arin melangkah mundur tetapi Samuel segera menarik pinggangnya hingga tubuh mereka merapat. Tanpa aba-aba Samuel melumat bibir itu membuat Arin terkejut, ia memukul dada Samuel agar Samuel melepaskannya. Dan saat Samuel melepaskannya ciuman itu, satu tamparan mendarat di pipi Samuel. Tatapan Samuel semakin tajam. "Saya ingin memberikan hukuman kecil untuk bibir ini yang sangat cerewet," bisik Samuel yang kembali melumat bibir Arin. Arin segera mendorong tubuh Samuel dia tidak suka Samuel melakukannya. Meskipun sudah menikah Arin tidak akan membiarkan Samuel menyentuhnya begitu saja. "Kamu berani melawan saya?" ucap Samuel dengan suara bariton. Arin tak sanggup membuka mulutnya, lidahnya seakan keluh. "Saya minta hak saya malam, Arinika," imbuh Samuel.
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 12 Malam Pertama

Arin menutup pintu dengan kencang lalu menyandarkan tubuhnya di balik pintu. Arin meraba lehernya yang tadi di cium oleh Samuel. Arin takut Samuel meminta haknya nanti malam, ia belum siap menyerahkannya kepada Samuel. Arin memikirkan cara agar Samuel tidak melakukannya, namun tak ada ide yang muncul. Kabur dari sana juga tidak mungkin, saat ini ia terlalu takut untuk melawan Samuel. Di dalam mobil Samuel menatap layar ponselnya ia mengamati Arin yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ia tahu apa yang dipikirkan Arin. Samuel tidak peduli jika Arin membencinya, baginya yang terpenting Arin berada di sisinya. *** Tok tok tok Suara ketukan pintu membuat Arin menutup buku yang sedang ia baca. Ia lalu berjalan ke pintu untuk melihat siapa yang datang. "Maaf mengganggu waktunya, Nyonya," ucap Alfred. "Iya Paman tidak apa-apa, ada apa memangnya?" tanya Arin. "Saya kemari hanya ingin memperkenalkan maid pribadi Anda, ini maid Fani dan maid Sinta," jelas Alfred. "Maid pr
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 13 Kembali ke Cafe

Bab 13 Pulang dari kampus Arin justru ke cafe untuk bekerja, ia tidak mau mendengarkan perkataan Samuel yang melarangnya untuk kembali bekerja. "Loh kok? Gue dengar lu keluar, Rin," ujar Mila yang terkejut dengan kehadiran Arin. "Ngga, gue nggak mengundurkan diri cuman beberapa hari kemarin gue ambil cuti," jelas Arin yang meletakkan tasnya di loker karyawan. "Gue chat lo nggak bales sih, jadi gue pikir emang keluar," ucap Mila. "Sorry aku kemarin benar-benar sibuk karena skripsi." "Setelah lulus beneran resign dong?" "Iya, gue mau coba cari kerja dengan ijasah kuliah." "Semangat deh, pokoknya doa terbaik buat lo," ucap Mila yang diamini oleh Arin. Mereka pun mulai memakai apron berwarna coklat itu, keduanya memang sering satu sift membuat mereka cukup dekat. Malam ini cafe cukup rame hingga membuat Arin merasa lelah. Tapi itulah namanya kerja jadi dia tidak pernah mengeluh, justru bersyukur karena jika cafe selalu ramai maka ia akan mendapatkan bonus. Bagi Arin bonus sek
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 14 Buket

Bab 14 Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam, Arin masih di depan laptop untuk mempelajari materi karena besok ia akan sidang. Tiba-tiba Samuel duduk di depannya dia mengambil alih laptop Arin lalu memberikan Arin beberapa pertanyaan. Arin pun menjelaskannya dengan detail, hingga saat Arin tidak bisa menjawabnya maka Samuel memberikan penjelasan. Samuel membuat Arin semakin menguasai materinya, saat selesai Arin pun bernafas lega. Ia lalu meletakan kepalanya di atas meja, "Tidur, sudah malam," ucap Samuel yang kemudian bangkit dari duduknya. Arin pun membereskan mejanya lalu dia masuk ke dalam walk in closet untuk berganti pakaian. Saat mencari piyama tidak ada piyama yang berlengan, dan semuanya pendek. Arin menghela nafasnya ia tahu jika itu ulah Samuel. Karena tidak mau membuat keributan ia pun mengenakan piyama putih dengan celananya yang pendek. Saat keluar dari walk in closet ia bingung karena Samuel telah berada di atas tempat tidur dengan ponsel yang masih di tang
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 15 Wisuda

Hari ini Arin wisuda ia telah mengenakan kebaya dari desainer terkenal yang sengaja Samuel pesan untuk dirinya. Kebaya berwarna merah itu nampak sangat cantik di tubuh Arin. Apalagi rok dengan belahan hingga diatas lutut membuat dirinya tampak lebih menawan. Selama bersama Samuel ia selama mendapat perawatan yang tentu saja harganya fantastis. Kulitnya terlihat lebih sehat, rambutnya juga tampak berkilau. Karena sejak malam itu Arin tak lagi memberontak membuat sikap Samuel pun lembut kepadanya. "Kamu sangat cantik, baby," ucap Samuel yang kini berdiri di belakang Arin dengan memeluk pinggang Arin. "Ayo kita berangkat bersama," ajak Samuel. "Tidak bisa," jawab Arin segera. Wajah Samuel langsung berubah tidak bersahabat. "Akan nampak aneh jika dosen datang bersama mahasiswinya," jelas Arin. "Baiklah, kalau begitu kamu harus diantar supir. Jangan protes!" ujar Samuel segera sebelum Arin membuka mulutnya lagi. "Cium aku dahulu," sambung Samuel menunjuk bibirnya. Tanpa bisa menolak m
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 16 Nyonya Xalvandor

Di rumah Arin terus tersenyum menatap gelang yang Kakek Indra berikan. Samuel pun nampak heran dengan istrinya itu yang terus memandangi sebuah gelang. "Apa sesenang itu mendapat gelang?" tanya Samuel tiba-tiba membuat Arin menoleh. "Tentu saja, bukankah ini sangat indah? Kakek sangat perhatian bahkan ia mau datang ke wisuda," gumam Arin dengan penuh senyuman. Dengan tiba-tiba Samuel meletakan sebuah kotak di depan Arin membuat Arin memandangnya. "Untuk saya?" tanya Arin yang dijawab anggukan kepala oleh Samuel. Samuel lalu merebahkan dirinya di samping Arin yang tengah duduk membuka kotak itu. "Sungguh ini untuk saya, Pak?" tanya Arin merasa tidak percaya bahwa Samuel memberikan satu set perhiasan. Mata Arin berbinar menatap perhiasan yang dihiasi berlian itu. "Tapi gelang ini lebih cantik," gumam Arin membuat Samuel langsung menatapnya tajam. "Anda sangat sensitif," sambung Arin yang terkekeh. "Apa kamu tidak mau menciumku untuk berterima kasih?" tanya Samuel. Arin langsung me
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 17 Merindukanmu

Arin dengan semangat turun dari. mobil, ia berlari masuk ke rumah Kakek Indra. "Kakek," teriak Arin yang mencari sang Kakek. "Paman Erwin, Kakek dimana?" tanya Arin saat Erwin keluar. "Tuan besar ada di dalam kamar, Nyonya," jawab Erwin. Mendengar itu Arin langsung berlari ke kamar sang Kakek, ia mengetuk pintu terlebih dahulu. "Masuk," ucap Kakek Indra membuat Arin membuka pintu itu. "Hallo kakekku tercinta," sapa Arin membuat Kakek Indra terkejut pasalnya ia memang tidak memberitahu kedatangannya. "Kok tidak bilang mau kemari?" ujar Kakek Indra yang menyambut cucunya dengan pelukan. "Tapi kakek sangat senang kamu disini, menginap kan? Harus menginap tidak boleh menolak," sambung Kakek Indra membuat Arin tertawa. "Siap Kakek, lagipula cucu Kakek yang galak itu tidak di rumah," ujar Arin yang kini di sambut gelak tawa oleh Kakek Indra. "Kamu pasti lelah, lebih baik istirahat dulu di kamar," tutur Kakek Indra. "Baiklah Kek, Arin ke kamar dulu ya sekalian mau bongkar koper," ujar
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bab 18 Pulang

Arin duduk di ayunan dia sudah satu jam berada di sana hanyut dengan buku novel yang ia baca. Rasanya begitu nyaman tinggal bersama Kakek Indra. Tidak ada yang menekannya, Arin bebas melakukan apa saja. Dia yang terlalu fokus hingga tidak mendengar suara langkah kaki yang kian mendekat. "Baby," panggil Samuel membuat Arin langsung mendongakkan kepalanya. Ia sungguh terkejut karena Samuel tiba-tiba pulang, ia pikir Samuel masih lama di luar negri. "Pak Sam, sudah pulang? Kenapa tidak memberi kabar?" tanya Arin yang bangkit dari duduknya dan menutup buku novel itu. Samuel merentangkan tangannya dan tanpa penolakan Arin langsung memeluk suaminya itu. "Apa aku tidak boleh tiba-tiba pulang?" tanya Samuel tiba-tiba membuat Arin menegang. "Maaf tidak seperti itu maksud saya," tutur Arin. "Jangan melampaui batasmu, baby," bisik Samuel membuat Arin menganggukan kepala. "Anda sudah makan malam?" tanya Arin ketika Samuel melepaskan pelukannya. "Aku hanya ingin memakanmu malam
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Ban 19 Datang Bulan

Arin merasakan nyeri di perutnya, ini adalah hari pertama ia datang bulan. Tentu saja ia merasa tidak nyaman hingga memilih berbaring di atas tempat tidur. Suara ketukan pintu membuat Arin menoleh. "Nyonya, ini saya Fani," ujar Fani. "Masuk aja Fan," jawab Arin. Fani membuka pintu kamar itu ia berjalan mendekat ke arah Arin. "Nyonya sudah melewatkan jam makan siang, apa makanannya mau saya bawa kemari?" tanya Fani. "Aku tidak nafsu.""Tapi Nyonya, Tuan akan marah jika tahu bahwa Anda melewatkan makan siang," tutur Fani membuat Arin berdecak kesal. "Apa Nyonya baik-baik saja?" tanya Fani yang melihat raut wajahnya Arin yang terlihat tidak nyaman. "Ini hari pertamaku menstruasi," gumam Arin. "Apa Anda perlu obat nyeri? Saya akan ambilkan." Arin langsung menjawabnya dengan anggukan kepala. "Saya juga akan membawa makan siang Anda ke kamar," sambung Fani. Setelah mengatakan itu Fani pun pamit untuk keluar dari kamar Arin. Arin kembali merebahkan dirinya ia menutup matanya, tak lama
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bab 20 Mas

Samuel masuk ke dalam kamar diikuti oleh Arin. "Pak, Pak Sam," panggil Arin yang tidak di gubris Samuel. "Saya mohon jangan potong gaji mereka, mereka tidak salah saya yang salah," sambung Arin yang masih membujuk Samuel. "Jangan melampaui batas, Baby," tegur Samuel. Arin melangkah ke arah Samuel ia lalu membantu Samuel melepaskan dasi dan kemejanya. "Kenapa harus mereka yang nanggung?" tanya Arin yang menatap Samuel. "Mulai saat ini jika kamu membuat masalah maka mereka yang akan menanggungnya," jelas Samuel. "Tapi Pak, itu tidak adil," protes Arin. Samuel tetap tidak mau mendengarnya, membuat bibir Arin cemberut. "Mas," panggil Arin tiba-tiba. Samuel memicingkan matanya, "Mas Sam, ayolah kali ini saja maafkan aku," tutur Arin. Ia sudah membuang jauh harga dirinya karena dia tidak mau merugikan orang lain. "Jadi seperti ini cara kamu bernegosiasi denganku?" tanya Samuel yang melingkar tangannya di pinggang Arin. "Please, jangan potong gaji mereka," ucap Arin lagi. "Mas... " Sa
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status