Home / Romansa / Obsession In Love / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Obsession In Love: Chapter 41 - Chapter 50

119 Chapters

Bab 41 Rumah Kakek

Arin turun dari mobil dengan sangat senang hingga rasanya ingin segera berlari tetapi Samuel mengingatkannya. Dia lalu berjalan masuk ke ruang Kakek Indra, kedatangannya sudah di tunggu Kakek Indra. "Kakek," panggil Arin yang berhambur ke pelukannya. "Cucuku, bagaimana perjalanannya melelahkan ya?" "Tidak kok Kek, Kakek apa kabar?" "Kakek sangat baik apalagi setelah mengetahui bahwa kamu hamil Kakek rasanya bisa hidup seratus tahun lagi," ujar Kakek Indra membuat mereka tertawa. "Istirahat dulu di kamar, ibu hamil ini pasti lelah." "Arin tidak lelah Kakek, Arin sangat senang bisa kemari," ucap Arin yang terus menempel pada Kakek Indra. Mereka akhirnya duduk di ruang keluarga, Arin duduk di samping Kakek Indra dia bercerita banyak tentang aktivitasnya akhir-akhir ini. Sedangkan Samuel sejak tadi hanya menyimak mendengarkannya. Dia ikut tersenyum ketika sang istri tertawa bahagia. "Kakek berdoa semoga pernikahan kalian selalu membawa kebahagiaan," tutur Kakek Indra meng
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 42 Membuat Kue

Arin berada di dalam kamarnya, sekarang jam menunjukkan pukul delapan malam tetapi Samuel belum kembali. Dia juga telah mengirim pesan kepada Samuel tetapi belum dibaca. Arin tahu jika suaminya itu pasti masih sibuk. Dering telepon terdengar membuat Arin langsung meraih ponselnya yang dia letakan di atas nafas. Tertera nama Samuel disana maka Arin langsung mengangkat telepon itu. "Halo Mas.""Halo Sayang, maaf maaf baru hubungin kamu," ucap Samuel yang merasa bersalah. "Sebentar lagi Mas jalan pulang ke rumah Kakek, kamu tidur saja kalau udah ngantuk ya," jelas Samuel. Arin melihat jam dinding, "Mas pulang ke rumah saja, ini sudah malam kalau Mas kesini pasti sampainya tengah malam yang ada Mas juga kelelahan.""Tapi Mas kangen.""Kan kita bisa ketemu besok atau lusa," tutut Arin. "Tapi beneran kamu tidak apa-apa.""Tidak apa-apa, Mas urus pekerjaan Mas aja dulu.""Yaudah iya, tapi kamu sudah makan?" "Sudah tadi aku makan sama Kakek, Mas Sam pasti belum makan," tebak Arin membua
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 43 Sempurna

Arin tidur dalam pelukan Samuel, Samuel memang memegang ucapannya untuk tidak melakukan hal aneh ketika mereka mandi. Tetapi Samuel melakukannya setelah mereka keluar dari kamar mandi. Sebenarnya dia ingin menahannya karena takut terjadi hal buruk dengan Arin dan anak mereka. Akan tetapi Samuel tidak bisa lagi menahannya, Arin pun tidak bisa menolak pesona Samuel. Saat melakukannya Samuel memastikan itu tidak menyakiti Arin. Arin terbangun dia menatap wajah Samuel yang masih terlelap. Samuel bertelanjang dada hingga Arin bisa melihat perut sixpack nya dan dada bidang itu. Arin lalu mengecup bibir Samuel sebelum dua turun dari tempat tidur. Arin memilih segera mandi sebelum Samuel bangun. Kali ini dia mandi tidak begitu lama hanya sepuluh menit. "Kenapa tidak membangunkan Mas?" tanya Samuel ketika Arin keluar dari kamar mandi dan langsung memeluknya. "Mas semalam belum tidur jadi aku ingin Mas mendapatkan tidur yang cukup," jelas Arin. "Lalu bagaimana dengan kamu? Apa kamu baik-ba
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 44 Perfect Day

Hari ini Arin meminta Samuel untuk mengantarnya jalan-jalan. Dia ingin menghabiskan waktu di luar bersama suaminya. Arin menatap keluar jendela dia terlihat tersenyum, Samuel hanya memperhatikan istrinya itu. Dia mengelus rambut Arin membuat Arin menoleh, keduanya turun di taman kota. Pagi itu banyak yang berjogging, udara pun terasa segar. Samuel menggenggam tangan Arin, mereka berjalan beriringan. "Kalau lelah bilang ya," ujar Samuel. "Sepertinya sudah puluhan kali Mas mengatakan itu," gumam Arin membuat Samuel terkekeh. Keduanya memutari taman itu, ada beberapa pasangan yang mengajak anak mereka pula. Arin tersenyum melihatnya membayangkan bagaimana dia dan Samuel bersama anak mereka nanti. "Mas," panggil Arin membuat Samuel menoleh ke arahnya. "Aku ingin suatu saat kita seperti itu," ucap Arin. "Iya Sayang, weekend Mas nanti untuk kalian," ujar Samuel yang kemudian mencium kening Arin. "Mas foto yuk," ajak Arin yang kemudian mengeluarkan ponselnya. Samuel langsung menuruti
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 45 Malam Panjang

Setelah makan malam Arin kembali ke kamar untuk tidur, dia sudah berganti baju tidur. "Baby," panggil Samuel membuat Arin menoleh. "Iya kenapa Mas?" tanya Arin. Samuel berjalan ke arahnya dia lalu menunjukkan macbook nya. "Coba kamu lihat lebih suka yang mana?" ucap Samuel menunjukkan beberapa gambar pesawat pribadi. "Untuk apa?""Untukmu, kamu mau yang mana?""Mas?""Jangan menolak," ucap Samuel segera dia sama sekali tidak menerima penolakan. "Ini yang memiliki jendela terbesar di perusahaannya dan terkenal sebagai pesawat untuk berlibur, level suaranya juga renda. Kalau yang ini dikenal sebagai pesawat jarak jauh yang paling maju. Kapasitas 19 penumpang, mesin kolaborasi dari Rolls-Royce. Yang satu ini terkenal dengan kabin yang besar daripada dia pesawat yang tadi," Samuel menjelaskan sedikit tentang pesawat pribadi yang akan dia beli untuk Arin. Arin nampak bingung karena dia tidak mengerti tentang apa yang Samuel jelaskan. Dia juga tidak tahu pesawat itu akan dia gunakan kem
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 46 Rindu

Kakek Indra mengantar Arin hingga keluar dari rumah, hari ini Arin akan kembali. Sebenarnya Arin mengatakan kepada Samuel jika ia akan kembali besok tetapi tiba-tiba Arin ingin sekali bertemu Samuel. Padahal mereka baru berpisah sebentar. Arin memutuskan untuk segera kembali ini, "Kek pamit ya, kapan-kapan Arin main lagi kesini," pamit Arin. "Iya Arin, hati-hati ya kabari jika sudah sampai," ucap Kakek Indra. "Selalu jaga kesehatan jangan sampai kelelahan apalagi sakit, katakan pada Samuel apapun yang kamu butuhkan kalau tidak kamu bisa mengatakan kepada Kakek. Meskipun kita tidak bersama tapi Kakek bisa melakukan apapun untukmu," jelas Kakek Indra membuat Arin tersenyum. Ia memeluk Kakek Indra dengan erat seakan tidak ingin berpisah dengan Kakeknya. "Arin sayang Kakek.""Kakek juga sayang kamu," balas Kakek Indra. Arin pun segera masuk ke dalam mobil, dia pulang bersama Fani, Sinta dan Rocky. Rocky yang menyetir mobil dan di samping Arin ada Fani di sana. "Saya mengantuk," ucap A
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 47 I Love you too

Arin bersama duduk di sofa menemani Samuel yang tengah bekerja. Dia lalu merebahkan dirinya di sofa dengan memainkan ponselnya itu. "Sayang kalau kamu lelah masuk ke kamar saja istirahat," tutur Samuel kepada Arin. "Tidak mau aku ingin tetap bersama Mas," rengek Arin. "Sebentar lagi Mas ada rapat, apa kamu mau ikut saja?" "Memangnya boleh?""Tentu saja boleh," jawab Samuel membuat Arin tersenyum lebar. Selang beberapa menit kemudian Hendrik mengetuk pintu ruangan Samuel. Dia datang untuk mengatakan jika rapat bulanan akan segera dimulai. Samuel pun bangkit diikuti oleh Arin, dia lalu menggandeng tangan Arin. Mereka menuju ke ruangan yang ada di samping ruangan Samuel. Saat Samuel dan Arin masuk para karyawan yang ada di sana terpesona dengan Arin. Arin nampak cantik dan anggun. Samuel menarikan kursi untuk Arin duduk, lalu rapat pun dimulai. Arin ikut menyimak apa yang mereka sampaikan, ini juga pertama kalinya dia bisa melihat suaminya memimpin rapat sebagai CEO bukan dosen. S
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 48

Sejak tadi Arin terus muntah-muntah membuat Samuel panik karena kali ini lebih parah dari sebelumnya. Samuel menggendong Arin menuju ke tempat tidur dia merebahkan tubuh Arin yang lemas itu dengan hati-hati. "Sayang kamu makan dulu ya sejak tadi muntah dan kamu belum sarapan," tutur Samuel dengan lembut. "Tidak mau! Perutku mual Mas mengerti tidak sih!" tolak Arin dengan kesal. "Lalu bagaimana? Di panggilkan dokter tidak mau, makan tidak mau. Kamu mau apa Baby?" "Bisa diam tidak! Aku lelah mau istirahat.""Tapi perutmu harus diisi," ucap Samuel yang masih berusaha membujuk Arin. "Aku tidak mau, sebaiknya Mas keluar jika terus cerewet seperti itu!""Sayang.""Mas tidak mengerti apa yang aku rasakan, Mas hanya bisa menuntutku untuk makan.""Mas minta maaf," ucap Samuel mengusap kepala Arin dengan lembut. "Jangan pegang-pegang!" Arin menepis tangan Samuel. "Kalau ada yang kamu inginkan katakan pada Mas ya.""Aku bilang aku tidak mau makan!""Iya Sayang, jangan marah-marah lagi ya
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 49 Belanja

"Mas tidak bekerja?" tanya Arin ketika Samuel selesai mengeringkan rambutnya. "Tidak Sayang, hari ini Mas mau di rumah jagain kamu dan anak kita." "Mas ke kantor saja, aku sudah tidak apa-apa kok lagipula ada Fani dan Sinta yang akan menemaniku," tutur Arin yang menatap wajah suaminya itu. "Tidak mau Sayang, lagipula Mas sudah meminta Hendrik untuk menambah sekretaris agar pekerjaan lebih ringan. "Hm baiklah," ucap Arin. "Mas ke supermarket yuk," ajak Arin. "Ada yang mau kamu beli? Biar Mas minta maid saja kesana, Mas takut kamu kelelahan," tutur Samuel dengan lembut. "Mau beli susu ibu hamil." "Memangnya harus minum susu ya?" tanya Samuel dengan polosnya yang dijawab anggukan kepala oleh Arin. "Kenapa kamu baru mengatakannya Sayang? Mas benar-benar tidak tahu, maaf," ucap Samuel yang merasa bersalah. "Tidak apa-apa Mas." "Mas suruh maid saja ya." "Jangan, aku mau ke supermarket sama Mas," pinta Arin dengan tatapan memohon. "Baiklah Sayang, ayo kita jalan,"
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 50

Arin sudah naik ke atas tempat tidur sedangkan Samuel berada di ruang kerjanya bersama dengan Hendrik. Setelah makan malam tadi Hendrik datang untuk mendiskusikan sesuatu. Arin pun tidak masalah dengan itu, dia kini mau tidur karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Arin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, tak lama pintu kamarnya dibuka. "Sayang, maaf ya aku lama," ucap Samuel dengan rasa bersalah. "Iya Mas tidak apa-apa kok," jawab Arin yang mengerti tentang pekerjaan suaminya yang padat. "Kamu sudah minum susu?" tanya Samuel yang kini duduk di tepi tempat tidur. Arin menjawabnya dengang gelengan kepala dan menyengir. "Kenapa belum minum susu hm?""Buatin," pinta Arin membuat Samuel mengusap kepalanya. "Mau rasa apa?""Coklat," jawab Arin. "Untuk tadi Mas tidak mengikuti perkataanmu.""Perkataan apa?""Kamu minta susu strawberry, apa kamu lupa?" ucap Samuel membuat Arin terkekeh. "Ya sudah kamu tunggu sini dulu ya."Samuel pun keluar dari kamar menuju ke dapur, sa
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status