Home / Romansa / Obsession In Love / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Obsession In Love: Chapter 31 - Chapter 40

119 Chapters

Bab 31 Ingatan Buruk

Arin keluar dari kamar mandi, Fani dan Sinta sudah mengambilkan pakaian ganti untuknya. Sebenarnya mereka ingin membantu Arin untuk memakai pakaian tetapi Arin menolaknya. Dia sangat malu jika mereka terus membantunya memakai pakaian dan sesuai pesan Samuel kepada mereka untuk menuruti perkataan Arin mereka pun patuh kepada Arin. Selesai mengenakan pakaian mereka membanti Arin mengeringkan rambutnya. Pintu kamar Arin di buka terlihat Samuel dengan setelan jasnya. "Sudah selesai, Baby?" tanya Samuel yang dijawab anggukan kepala. "Ayo sarapan, Kakek sudah menunggu di bawah," ajak Samuel. Arin pun melangkah ke arah Samuel, Samuel menggenggam tangan Arin membawa Karin ke ruang makan. Arin terus menundukkan kepalanya, dia merasa aneh dengan semua ini. "Angkat kepalanya Baby," bisik Samuel membuat Arin semakin merinding. Samuel mencium puncak kepala Arin membuat Arin seakan tersengat aliran listrik. Ting! Pintu lift terbuka membuat Arin segera melepaskan genggaman tangan Samuel dan kel
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 32 Mengendalikan Emosi

Jam menunjukkan pukul delapan malam, Arin baru saja selesai makan malam. Dia tidak kembali ke kamar, pikirkan sangat kacau tentang Samuel dan suara tembakan itu malah terdengar jelas di telinganya. "Baby kenapa disini?" Deg! Suara itu mempu membuat Air membeku, ia mendongakkan kepalanya menatap pria yang berada di hadapannya sekarang. Samuel menatapnya dengan tersenyum kecil, terlihat lembut dan penuh kasih sayang. Jika ingatan itu tidak kembali mungkin Arin langsung terpesona melihatnya. "Ayo masuk," ajak Samuel tetapi Arin masih diam di tempatnya. "Aku tidak akan menyakitimu Sayang, aku hanya tidak mau kamu sakit. Udara disini dingin, tenang saja aku tidak akan menyentuhmu," tutur Samuel dengan lembut membujuk Arin agar mau mengikutinya. Arin akhirnya mengikuti perkataan Samuel dia masuk ke dalam rumah menuju ke kamar utama. Terlihat jelas di mata Samuel bagaimana Arin takut kepadanya hingga memberi jarak di antara mereka. Samuel membuka pintu kamar dia lalu masuk ke dalam kama
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 33 Menguji Kesabaran

Selesai berganti pakaian Arin langsung naik ke atas tempat tidur, dia menutup tubuhnya menggunakan selimut. Baru beberapa menit memejamkan mata Arin merasakan bahwa tempat tidur di sampingnya bergerak. Ia pun membuka matanya, terlihat Samuel yang ikut berbaring di sebelahnya. "Apa aku masih belum boleh tidur disini?" tanya Samuel yang melihat tatapan Arin yang tidak bersahabat. "Tentu saja boleh karena ini rumah Anda," jawab Arin membuat Samuel tersenyum. Tetapi detik kemudian senyum itu pun lenyap ketika Arin turun dari tempat tidur. "Kembali ke tempat tidur," ucap Samuel yang bangkit dari tempat tidur dengan membawa bantal. Dia langsung merebahkan dirinya di atas sofa. "Tidak apa-apa tiap hari badan terasa remuk yang penting masih satu kamar sama istri," gumam Samuel yang sengaja agar terdengar Arin. "Saya pindah kamar saya." "Jangan buat aku marah Baby," ucap Samuel dengan suara beratnya. "Kalau begitu kenapa Anda tidak minta maid menata kasur lagi di kamar ini, lag
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 34 Arin Berulah

Beberapa hari ini Samuel sibuk dengan pekerjaan yang sangat penting, perusahaan pusat Italia mengalami masalah. Samuel mendapatkan kerugian lebih dari lima milyar dolar. Tetapi dengan dia yang berada di sana selama beberapa hari mampu membuat perusahaan kembali stabil. Bahkan harga sahamnya kini meningkat tiga puluh persen, semua kerugian yang Samuel dapat telah tertutupi. Samuel pun mengambil alih perusahaan yang membuatnya mengalami kerugian. Dia tidak membiarkan siapapun membuatnya rugi sedikit pun. Semuanya akan Samuel hancurkan bahkan dia tidak memandang usia. Besok pagi Samuel berencana kembali dia sangat merindukan istri tercintanya itu. Sekarang Samuel tengah bersiap untuk pergi ke pesta yang dia adakan untuk merayakan kehancuran musuh yang berani mengusiknya. Dia sengaja membuat pesta besar untuk memberi peringatan agar tidak ada yang berani mengusiknya lagi. Dengan setelan tuxedo hitam Samuel berjalan memasuki gedung acara itu. Semua mata memandang dirinya dia dengan acuh
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 35 Kembali Menjadi Suami Istri

Seharian ini Samuel menemani Arin keluar rumah, setelah melihat cafe dan hotel dia menuruti semua keinginan Arin. Hingga membawa Arin ke pantai, senyum terlihat di wajah Arin yang cantik. Jam menunjukkan pukul delapan malam ketika mereka memasuki area rumah. Samuel keluar dari mobil lebih dahulu untuk membukakan Arin pintu mobil. Keduanya lalu masuk ke dalam rumah, saat membuka pintu Arin merasa suasana rumah yang nampak berbeda. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu, nampak sepi tak terlihat satu pun maid dan bodyguard ada di dalam rumah. "Kenapa sepi sekali?" tanya Arin yang menoleh ke arah Samuel. Samuel tidak langsung menjawabnya dia justru memeluk Arin dari belakang. "Pak lepas!" seru Arin tetapi diabaikan oleh Samuel. "Aku sengaja meliburkan mereka semua," bisik Samuel membuat Arin menaikan alisnya. "Bukankah tadi sudah aku katakan jika kamu keluar menggunakan rok ini maka malam ini aku tidak akan melepaskanmu," sambung Samuel yang membuat Arin bergetar. "Buk
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 36 Mangga Muda

Hubungan Arin dan Samuel semakin membaik, Samuel tidak pernah lagi berbuat kasar. Justru Samuel yang sekarang tidak berani melawan Arin, semua yang Arin inginkan maka dia akan penuhi. Arin pun bisa keluar rumah meskipun dalam penjagaan ketat tetapi Arin cukup senang. Sekarang Arin masih berada di taman yang berada di rumah itu. Fani dan Sinta berdiri tak jauh darinya, Arin hanya menghabiskan waktu sore untuk melihat taman itu. Saat sore dia sering sekali berada disana, mungkin bisa dikatakan jika taman tempat favoritnya di rumah itu. Arin melihat pohon mangga dan di atas sana ada buah mangga yang masih muda. Air liur Arin terasa ingin menetes ia pun bangkit dari duduknya menuju ke pohon itu. "Apa Nyonya menginginkan buah mangga?" tanya Fani yang memperhatikan Ola. "Saya mau itu," ucap Arin. "Tapi itu belum matang Nyonya, di dalam ada buah mangga yang sudah matang biar saya kupaskan," tutur Fani yang kemudian pergi dari sana. "Tetapi itu terlihat lebih menggoda," gumam Arin. "Sint
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 37 Manja

Ola memberikan obat kepada Samuel, sejak tadi Samuel masih saja sakit perut hingga berakhir memanggil dokter. "Maaf," ucap Arin yang kini merasa bersalah. "Tidak apa-apa," jawab Samuel yang memasang senyumnya. "Temani aku tidur," pinta Samuel yang menepuk sisi tempat tidur yang kosong. Arin pun naik ke atas tempat tidur lalu Samuel dengan manjanya memeluk Arin dengan meletakan kepalanya di dada Arin. Arin tidak protes dengan apa yang dilakukan Samuel. Dia justru mengusap punggung Samuel dan mencium puncak kepala Samuel. Arin mengusap wajah Samuel yang kini telah tidur, rasa bersalah kini menyelimutinya. Dia tidak menyangka akan berakhir seperti ini, Arin menemani Samuel tidur tanpa meninggalkannya sebentar pun. Ia terus memperhatikan wajah sang suami dan mengakui jika ciptaan Tuhan yang ada di depannya itu nyaris sempurna. Tak ada cela untuk Samuel terlihat buruk, pantas jika dirinya berakhir jatuh cinta dengan suaminya itu. Arin memang sudah benar-benar jatuh cinta kepada Samuel
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 38 Manjanya Arin

Wakah Arin nampak masam membuat Samuel bingung, pasalnya dia tidak merasa melakukan kesalahan. "Baby ayo sarapan," ajak Samuel. "Tidak mau, Mas aja yang makan," tolak Arin membuat Samuel berjalan mendekat ke arahnya. "Kamu kenapa? Apa Mas membuat kesalahan?" tanya lembut Samuel. Arin diam tidak menjawab pertanyaan Samuel membuat Samuel semakin bingung. "Baby," panggil lembut Samuel. "Aku hanya malas makan, kalau Mas mau makan ya sudah sana makan!" ketus Arin. Samuel duduk dengan menghadap ke arah Arin dia menelisik wajah Arin yang nampak muram. "Ada yang kamu inginkan?""Aku pengen makan soto ayam kuning tapi tadi aku lihat maid tidak memasak itu.""Kenapa tidak bilang hm? Jika kamu mau kamu langsung saja menyuruh mereka," tutur lembut Samuel mengusap rambut istrinya itu. "Aku kasihan sama mereka karena sudah selesai masak tapi tiba-tiba aku minta yang lain," gumam Arin. "Tidak apa-apa Baby, lagipula Mas menggaji mereka untuk melayanimu," jelas Samuel. "Ya sudah Mas minta mereka
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 39 ...

Arin memilih keluar dari ruangan Samuel karena ada sesuatu yang ingin dia beli. Sekretaris Samuel yang melihat Arin langsung bangkit dari duduknya. "Bu Arin, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mia. "Tidak ada, saya hanya ingin jalan-jalan saja.""Mau saya temani?" tanya Mia lagi dengan ramahnya. "Tidak perlu Mbak, Mbak lanjutkan saja pekerjaannya. Tidak masalah bukan jika saya berkeliling kantor ini?""Tentu saja tidak masalah Bu.""Baiklah saya berkeliling dulu," tutur Arin dengan senyuman dan dibalas senyuman pula oleh Mia. Arin menuju ke lift dia dia memencet angka satu disana, sebenarnya Arin tidak ingin berkeliling tetapi dia ingin ke apotik. Kebetulan Arin melihat apotik di dekat sana, Arin berjalan kaki ke apotik itu. "Mbak ada tespek?" tanya Arin. "Ini Mbak mau yang merk apa?" Arin mengambil salah satu alat tes kehamilan itu dengan asal lalu membayarnya. "Ada toilet tidak Mbak, boleh ikut pakai toiletnya?""Silahkan Mbak di pojok kanan itu toilet," jawab apoteker itu. Ar
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 40 USG

Arin bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi, dia ingin buang air kecil. Tadi saat bangun Arin tidak mendapati Samuel di sana. Jam menunjukkan pukul satu siang, Arin berpikir jika Samuel telah kembali ke kantor. Tetapi saat Arin keluar dari kamar mandi terlihat Samuel yang masuk ke dalam kamar. "Aku pikir Mas kembali ke kantor," ujar Arin. Samuel terlihat memakai celana dan kaos pendek. "Hari ini Mas mau nemenin kamu dan anak kita," jawab Samuel yang berjalan ke arah Arin lalu mencium pipinya. "Ayo makan siang," ajak Samuel. Arin langsung mengikuti langkah Samuel menuju ke ruang makan. "Apa ada yang ingin kamu makan diluar lauk ini?" tanya Samuel. Di meja makan tersedia banyak makanan dari seafood, ayam, daging, dan juga ikan. "Aku ingin makan ikan tapi boleh tidak jika dagingnya di singkirkan dari sini?" tanya Arin. Samuel langsung mengisyaratkan kepada Fani dan Sinta untuk membawa masakan daging. Samuel lalu menarik kursi untuk Arin duduk dan mereka pun makan siang bers
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status