Beranda / Romansa / Obsession In Love / Bab 35 Kembali Menjadi Suami Istri

Share

Bab 35 Kembali Menjadi Suami Istri

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 19:35:22

Seharian ini Samuel menemani Arin keluar rumah, setelah melihat cafe dan hotel dia menuruti semua keinginan Arin. Hingga membawa Arin ke pantai, senyum terlihat di wajah Arin yang cantik.

Jam menunjukkan pukul delapan malam ketika mereka memasuki area rumah. Samuel keluar dari mobil lebih dahulu untuk membukakan Arin pintu mobil. Keduanya lalu masuk ke dalam rumah, saat membuka pintu Arin merasa suasana rumah yang nampak berbeda.

Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu, nampak sepi tak terlihat satu pun maid dan bodyguard ada di dalam rumah. "Kenapa sepi sekali?" tanya Arin yang menoleh ke arah Samuel.

Samuel tidak langsung menjawabnya dia justru memeluk Arin dari belakang. "Pak lepas!" seru Arin tetapi diabaikan oleh Samuel.

"Aku sengaja meliburkan mereka semua," bisik Samuel membuat Arin menaikan alisnya. "Bukankah tadi sudah aku katakan jika kamu keluar menggunakan rok ini maka malam ini aku tidak akan melepaskanmu," sambung Samuel yang membuat Arin bergetar.

"Buk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsession In Love   Bab 36 Mangga Muda

    Hubungan Arin dan Samuel semakin membaik, Samuel tidak pernah lagi berbuat kasar. Justru Samuel yang sekarang tidak berani melawan Arin, semua yang Arin inginkan maka dia akan penuhi. Arin pun bisa keluar rumah meskipun dalam penjagaan ketat tetapi Arin cukup senang. Sekarang Arin masih berada di taman yang berada di rumah itu. Fani dan Sinta berdiri tak jauh darinya, Arin hanya menghabiskan waktu sore untuk melihat taman itu. Saat sore dia sering sekali berada disana, mungkin bisa dikatakan jika taman tempat favoritnya di rumah itu. Arin melihat pohon mangga dan di atas sana ada buah mangga yang masih muda. Air liur Arin terasa ingin menetes ia pun bangkit dari duduknya menuju ke pohon itu. "Apa Nyonya menginginkan buah mangga?" tanya Fani yang memperhatikan Ola. "Saya mau itu," ucap Arin. "Tapi itu belum matang Nyonya, di dalam ada buah mangga yang sudah matang biar saya kupaskan," tutur Fani yang kemudian pergi dari sana. "Tetapi itu terlihat lebih menggoda," gumam Arin. "Sint

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Obsession In Love   Bab 37 Manja

    Ola memberikan obat kepada Samuel, sejak tadi Samuel masih saja sakit perut hingga berakhir memanggil dokter. "Maaf," ucap Arin yang kini merasa bersalah. "Tidak apa-apa," jawab Samuel yang memasang senyumnya. "Temani aku tidur," pinta Samuel yang menepuk sisi tempat tidur yang kosong. Arin pun naik ke atas tempat tidur lalu Samuel dengan manjanya memeluk Arin dengan meletakan kepalanya di dada Arin. Arin tidak protes dengan apa yang dilakukan Samuel. Dia justru mengusap punggung Samuel dan mencium puncak kepala Samuel. Arin mengusap wajah Samuel yang kini telah tidur, rasa bersalah kini menyelimutinya. Dia tidak menyangka akan berakhir seperti ini, Arin menemani Samuel tidur tanpa meninggalkannya sebentar pun. Ia terus memperhatikan wajah sang suami dan mengakui jika ciptaan Tuhan yang ada di depannya itu nyaris sempurna. Tak ada cela untuk Samuel terlihat buruk, pantas jika dirinya berakhir jatuh cinta dengan suaminya itu. Arin memang sudah benar-benar jatuh cinta kepada Samuel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Obsession In Love   Bab 38 Manjanya Arin

    Wakah Arin nampak masam membuat Samuel bingung, pasalnya dia tidak merasa melakukan kesalahan. "Baby ayo sarapan," ajak Samuel. "Tidak mau, Mas aja yang makan," tolak Arin membuat Samuel berjalan mendekat ke arahnya. "Kamu kenapa? Apa Mas membuat kesalahan?" tanya lembut Samuel. Arin diam tidak menjawab pertanyaan Samuel membuat Samuel semakin bingung. "Baby," panggil lembut Samuel. "Aku hanya malas makan, kalau Mas mau makan ya sudah sana makan!" ketus Arin. Samuel duduk dengan menghadap ke arah Arin dia menelisik wajah Arin yang nampak muram. "Ada yang kamu inginkan?""Aku pengen makan soto ayam kuning tapi tadi aku lihat maid tidak memasak itu.""Kenapa tidak bilang hm? Jika kamu mau kamu langsung saja menyuruh mereka," tutur lembut Samuel mengusap rambut istrinya itu. "Aku kasihan sama mereka karena sudah selesai masak tapi tiba-tiba aku minta yang lain," gumam Arin. "Tidak apa-apa Baby, lagipula Mas menggaji mereka untuk melayanimu," jelas Samuel. "Ya sudah Mas minta mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Obsession In Love   Bab 39 ...

    Arin memilih keluar dari ruangan Samuel karena ada sesuatu yang ingin dia beli. Sekretaris Samuel yang melihat Arin langsung bangkit dari duduknya. "Bu Arin, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mia. "Tidak ada, saya hanya ingin jalan-jalan saja.""Mau saya temani?" tanya Mia lagi dengan ramahnya. "Tidak perlu Mbak, Mbak lanjutkan saja pekerjaannya. Tidak masalah bukan jika saya berkeliling kantor ini?""Tentu saja tidak masalah Bu.""Baiklah saya berkeliling dulu," tutur Arin dengan senyuman dan dibalas senyuman pula oleh Mia. Arin menuju ke lift dia dia memencet angka satu disana, sebenarnya Arin tidak ingin berkeliling tetapi dia ingin ke apotik. Kebetulan Arin melihat apotik di dekat sana, Arin berjalan kaki ke apotik itu. "Mbak ada tespek?" tanya Arin. "Ini Mbak mau yang merk apa?" Arin mengambil salah satu alat tes kehamilan itu dengan asal lalu membayarnya. "Ada toilet tidak Mbak, boleh ikut pakai toiletnya?""Silahkan Mbak di pojok kanan itu toilet," jawab apoteker itu. Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Obsession In Love   Bab 40 USG

    Arin bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi, dia ingin buang air kecil. Tadi saat bangun Arin tidak mendapati Samuel di sana. Jam menunjukkan pukul satu siang, Arin berpikir jika Samuel telah kembali ke kantor. Tetapi saat Arin keluar dari kamar mandi terlihat Samuel yang masuk ke dalam kamar. "Aku pikir Mas kembali ke kantor," ujar Arin. Samuel terlihat memakai celana dan kaos pendek. "Hari ini Mas mau nemenin kamu dan anak kita," jawab Samuel yang berjalan ke arah Arin lalu mencium pipinya. "Ayo makan siang," ajak Samuel. Arin langsung mengikuti langkah Samuel menuju ke ruang makan. "Apa ada yang ingin kamu makan diluar lauk ini?" tanya Samuel. Di meja makan tersedia banyak makanan dari seafood, ayam, daging, dan juga ikan. "Aku ingin makan ikan tapi boleh tidak jika dagingnya di singkirkan dari sini?" tanya Arin. Samuel langsung mengisyaratkan kepada Fani dan Sinta untuk membawa masakan daging. Samuel lalu menarik kursi untuk Arin duduk dan mereka pun makan siang bers

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Obsession In Love   Bab 41 Rumah Kakek

    Arin turun dari mobil dengan sangat senang hingga rasanya ingin segera berlari tetapi Samuel mengingatkannya. Dia lalu berjalan masuk ke ruang Kakek Indra, kedatangannya sudah di tunggu Kakek Indra. "Kakek," panggil Arin yang berhambur ke pelukannya. "Cucuku, bagaimana perjalanannya melelahkan ya?" "Tidak kok Kek, Kakek apa kabar?" "Kakek sangat baik apalagi setelah mengetahui bahwa kamu hamil Kakek rasanya bisa hidup seratus tahun lagi," ujar Kakek Indra membuat mereka tertawa. "Istirahat dulu di kamar, ibu hamil ini pasti lelah." "Arin tidak lelah Kakek, Arin sangat senang bisa kemari," ucap Arin yang terus menempel pada Kakek Indra. Mereka akhirnya duduk di ruang keluarga, Arin duduk di samping Kakek Indra dia bercerita banyak tentang aktivitasnya akhir-akhir ini. Sedangkan Samuel sejak tadi hanya menyimak mendengarkannya. Dia ikut tersenyum ketika sang istri tertawa bahagia. "Kakek berdoa semoga pernikahan kalian selalu membawa kebahagiaan," tutur Kakek Indra meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Obsession In Love   Bab 42 Membuat Kue

    Arin berada di dalam kamarnya, sekarang jam menunjukkan pukul delapan malam tetapi Samuel belum kembali. Dia juga telah mengirim pesan kepada Samuel tetapi belum dibaca. Arin tahu jika suaminya itu pasti masih sibuk. Dering telepon terdengar membuat Arin langsung meraih ponselnya yang dia letakan di atas nafas. Tertera nama Samuel disana maka Arin langsung mengangkat telepon itu. "Halo Mas.""Halo Sayang, maaf maaf baru hubungin kamu," ucap Samuel yang merasa bersalah. "Sebentar lagi Mas jalan pulang ke rumah Kakek, kamu tidur saja kalau udah ngantuk ya," jelas Samuel. Arin melihat jam dinding, "Mas pulang ke rumah saja, ini sudah malam kalau Mas kesini pasti sampainya tengah malam yang ada Mas juga kelelahan.""Tapi Mas kangen.""Kan kita bisa ketemu besok atau lusa," tutut Arin. "Tapi beneran kamu tidak apa-apa.""Tidak apa-apa, Mas urus pekerjaan Mas aja dulu.""Yaudah iya, tapi kamu sudah makan?" "Sudah tadi aku makan sama Kakek, Mas Sam pasti belum makan," tebak Arin membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Obsession In Love   Bab 43 Sempurna

    Arin tidur dalam pelukan Samuel, Samuel memang memegang ucapannya untuk tidak melakukan hal aneh ketika mereka mandi. Tetapi Samuel melakukannya setelah mereka keluar dari kamar mandi. Sebenarnya dia ingin menahannya karena takut terjadi hal buruk dengan Arin dan anak mereka. Akan tetapi Samuel tidak bisa lagi menahannya, Arin pun tidak bisa menolak pesona Samuel. Saat melakukannya Samuel memastikan itu tidak menyakiti Arin. Arin terbangun dia menatap wajah Samuel yang masih terlelap. Samuel bertelanjang dada hingga Arin bisa melihat perut sixpack nya dan dada bidang itu. Arin lalu mengecup bibir Samuel sebelum dua turun dari tempat tidur. Arin memilih segera mandi sebelum Samuel bangun. Kali ini dia mandi tidak begitu lama hanya sepuluh menit. "Kenapa tidak membangunkan Mas?" tanya Samuel ketika Arin keluar dari kamar mandi dan langsung memeluknya. "Mas semalam belum tidur jadi aku ingin Mas mendapatkan tidur yang cukup," jelas Arin. "Lalu bagaimana dengan kamu? Apa kamu baik-ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Obsession In Love   Bab 98

    Mila baru selesai mandi dia memilih mengenakan rok jeans dengan belahan depan hingga selutut. Atasan Mila memakai outer bergaris berwarna biru putih, Mila memang tidak pernah memakai celana atau rok pendek hingga menampilkan pahanya. Pakaiannya terbilang cukup tertutup setiap saatnya meskipun di dalam rumah. Pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh Rocky terlihat Rocky yang memakai kemeja biru dan kaos putih. "Sayang ayo makan," ajak Rocky. Mila menganggukkan kepalanya dan dia pun segera mengikuti langkah Rocky. Seorang wanita paruh baya terlihat tengah menata makanan di atas meja. "Oh ya Sayang kenalin ini Bibi Lia yang sering aku panggil untuk membersihkan apartemen," tutur Rocky. "Halo Bi saya Mila," sapa Mila. "Iya Nyonya Mila.""Bibi sudah makan?" "Bibi makannya nanti Nyonya, masih terlalu pagi juga Bibi tidak biasa sarapan.""Oh iya Bi.""Kalau begitu Bibi pamit kembali ke dapur Tuan Nyonya," tutur Bibi Lia dengan sopan yang kemudian pergi dari ruang makan itu. Rocky menarikkan

  • Obsession In Love   Bab 97

    Mila tidak bisa tidur padahal sekarang sudah tengah malam, perutnya sejak tadi terasa lapar tapi dia terlalu malu untuk makan tengah malam seperti ini. Dia terus menatap jam hingga akhirnya berjalan menuju ke pintu. Beberapa saat Mila hanya berdiri di balik pintu dia ragu untuk membuka pintu itu. Perutnya terus berbunyi mau tak mau Mila membuka pintu. Kepala Mila keluar dari pintu melihat ke kanan kiri yang nampak sepi dan gelap karena lampu sudah dimatikan. Mila pun segera melangkah menuju ke dapur, tidak nampak Rocky disana. Mila membuka kulkas dia mencari sesuatu untuk dimakan. "Cari apa?" "Astaga," ucap Mila yang terkejut karena Rocky tiba-tiba datang. Mila mengusap dadanya karena jantungnya berdetak dengan kencang. Rocky lalu menyalakan lampu terlihat wajah Mila yang gelagapan seolah kepergok melakukan kejahatan. "Kamu lapar?" tanya Rocky. "Iya maaf," jawab lirih Mila. "Kenapa minta maaf?" Rocky mengusap kepala Mila lalu berjalan ke arah lemari kabinet atas. "Mau mie?" tany

  • Obsession In Love   Bab 96 Kenyataan Yang Salah

    Samuel dan Arin kini berada di sebuah restoran Korea, mata Arin nampak berbinar melihat berbagai makanan Korea yang ada di depannya itu. Arin tentu saja langsung memakan topokki yang sejak awal dia incar. Samuel menatap istrinya itu yang tengah makan dengan lahap. Dia mengusap sudut bibir Arin yang belepotan, Arin tersenyum malu saat Samuel membersihkan bibirnya. "Makannya pelan-pelan tidak ada yang mau minta kok," tutur Samuel dengan lembut. "Oh ya aku lama tidak menengok Laura, bagaimana ya keadaannya sekarang?""Mau kesana nanti?" tanya Samuel yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arin. Samuel pun tersenyum melihat Arin yang sangat antusias. "Aku mau ke kamar mandi dulu ya Mas," tutur Arin. "Kenapa apa kamu sakit perut?""Tidak, aku hanya kebelet pipis," jawab Arin dengan menunjukkan giginya yang rata. "Mas antar.""Tidak perlu, Mas tunggu disini saja."Arin menolak tawaran Samuel dia menuju ke kamar mandi seorang diri. Dari tempat Arin duduk ke kamar mandi lumayan jauh,

  • Obsession In Love   Bab 95

    "Seperti kita pulang saja," ucap Mila tiba-tiba. "Kenapa?""Aku datang pulang," jawab Mila dengan ragu. "Kita mampir indomaret dulu ya," tutur Rocky yang langsung berhenti di indomaret karena kebetulan tadi mereka berada dekat dengan indomaret. "Kamu tidak perlu turun, biar aku saja yang turun," sambung Rocky yang kemudian keluar dari mobil. Tapi sebelum masuk ke indomaret tiba-tiba Rocky kembali ke mobil dia mengetuk kaca Mila. Mila pun menurunkan kaca mobilnya. "Kamu biasanya pakai merk apa?""Hah? Maksudnya?""Pembalut, kamu biasanya merk apa?""Aku bisa beli sendiri," tutur Mila yang akan membuka pintu mobil tapi di tahan oleh Rocky. "Diam di dalam, katakan saja padaku.""Yang warna hijau daun sirih lalu yang malam warna biru.""Oke."Rocky kembali berjalan ke indomaret itu, Mila menatapnya bingung hingga tak lama terlihat Rocky yang keluar dari indomaret dengan membawa satu kantong plastik. Karena plastik itu warna putih jadi Mila bisa melihat apa yang Rocky bawa. Mila tidak

  • Obsession In Love   Bab 94

    Sampai di rumah Arin langsung memberi kabar Samuel jika dia sudah sampai rumah, suaminya itu langsung menelpon dirinya. "Halo Mas.""Sudah makan?""Sudah Mas, tadikan aku sudah bilang kalau aku makan di cafe.""Oh iya, yaudah kamu istirahat jangan kemana-mana lagi.""Iya suamiku yang bawel.""Nanti pulangnya kalau ingin dibelikan sesuatu bilang saja ya.""Oke Mas, yaudah sana Mas lanjut kerja aja.""Iya Sayang, I love you.""I love you more.""I love you more," ucap Samuel kembali yang setelah baru telepon pun dimatikan. Arin merebahkan dirinya di atas tempat tidur dia pun memilih untuk tidur karena cukup lelah. Tak lama kemudian mata Arin langsung terpejam, dia langsung masuk ke alam mimpinya. Sedangkan di tempat lain Clara baru saja kembali menggunakan taxi karena mobilnya di bengkel. Clara malas menunggunya hingga memilih pulang. "Dimana mobilnya?" tanya Bella karena dia tidak tahu jika mobil Clara lecet. "Di bengkel, hanya lecet sedikit. " Bagaimana bisa?""Itu tidak penting

  • Obsession In Love   Bab 93 Bersama Elang

    Jam menunjukkan pukul delapan pagi Clara kembali ke kamar setelah dia sarapan. Dia berniat menghubungi Elang, meskipun sekarang Clara berambisi mendapatkan Samuel tetapi dia juga ingin mendapatkan Elang. Dengan tidak sabar Clara menelpon nomor Elang, Elang tak langsung mengangkatnya. Hingga beberapa detik kemudian Elang pun mengangkat teleponnya membuat Clara berjingkrak. "Halo Elang ini aku Clara," ucap Clara. "Oh iya Ra, kenapa?""Mau tanya soal motornya, jadi berapa semuanya Lang?""Tidak usah Clara, kamu tidak perlu ganti rugi lagipula mobil kamu juga lecetkan," tutur lembut Elang membuat jantung Clara berdetak dengan kencang. "Aku tidak enak jika tidak ganti rugi Elang, kirimkan notanya saja.""Tidak usah, pokoknya tidak usah.""Hm baiklah baiklah kalau begitu aku traktir makan siang aja bagaimana?" tutur Clara yang berharap Elang mau menerima tawarannya. "Oke kalau itu boleh deh, tapi aku yang menentukan tempatnya ya.""Tentu saja, mau dimana?""Asteria cafe."Mendengar nam

  • Obsession In Love   Bab 92 Memuakan

    Irawan mempersilahkan Samuel untuk masuk mereka menuju ke ruang makan. Clara duduk di depan Samuel membuat Samuel bisa melihat dengan jelas belahan dada Clara. Samuel dalam hati terus mengumpat karena mengikuti permintaan istrinya dia berakhir sepe ini. Sangat memuakan bagi Samuel bagaimana Clara terus menerus mencoba menarik perhatiannya. "Apa Tuan Samuel baru saja pulang dari kantor?" tanya Irawan. "Tidak saya dari rumah, saya menemani istri saya makan baru kemari," jelas Samuel terus terang membuat Clara mengepalkan tangannya. Susah payah dia berdandan agar menarik perhatian Samuel bahkan dia menunggu lama Samuel hingga kelaparan tetapi Samuel dengan santainya mengatakan jika dia menemani istrinya makan. Clara sangat kesal mendengar kejujuran Samuel itu. "Kenapa tidak mengajak istrinya ke mari Tuan?" tanya Bella yang masih terlihat ramah. "Dia menemani saya seharian di kantor jadi lelah, apalagi masih hamil. Saya tidak ingin dia kelelahan karena terus menemani saya.""Saya bar

  • Obsession In Love   Bab 91 Mual

    Bella sibuk memilih baju untuk Clara, beberapa gaun yang ada di lemari sudah mereka coba tetapi belum menemukan yang menarik. "Kurang seksi, ganti-ganti," ucap Bella. "Berat badanmu sekarang berapa, perlu diet kamu.""Iya Ma aku tahu aku naik satu kilo.""Bisa-bisa kamu naik banyak! Jaga pola makan, Mama tidak mau kamu gemuk."Clara memutar bola matanya malas, berat badannya sekarang empat puluh satu kilo. Cukup berat bagi Clara untuk harus menjaga berat badan supaya stay di angka empat puluh kilo. Bella mengambil gaun berwarna hitam dengan tali tipis di punggung yang menampakkan punggungnya itu. Bella meminta Clara mencoba gaun itu, Clara tanpa membantah mencobanya. Saat gaun itu telah melekat di badan Clara maka Bella pun langsung tersenyum. Pasalnya punggung putih Clara membuat Clara semakin seksi. Apalagi gaun itu yang sebatas paha membuat paha Clara terpampang jelas. Dengan penampilan seperti itu Bella yakin jika Samuel akan tertarik oleh Clara. Gadis itu juga memiliki wajah y

  • Obsession In Love   Bab 90 Tuhan Berpihak Pada Clara?

    "Mau minum apa Baby?" tanya Samuel ketika mereka berada di ruangan Samuel. "Apa aja Mas," jawab Arin. "Banyak kerjaan ya, maaf ya aku kesini tanpa ngabarin.""It is okay baby girl." Samuel memberikan kecupan di pipi Arin. "Aku kangen," ucap Arin yang memeluk manja suaminya itu yang tentu saja di balas pelukan oleh Samuel. "Oh ya dia kenapa kemari?""Memberi itu," jawab Samuel menuju sebuah kue yang ada di atas meja. "Katanya anaknya yang buat.""Mungkin dia ingin Mas tertarik dengan Clara," ucap Arin yang melihat kue red velvet itu. Arin mengambil kue itu lalu dia langsung memasukkan ke dalam tong sampah. Melihat apa yang dilakukan istrinya itu membuat Samuel tersenyum. "Aku tak suka ada yang mengganggu hubungan kita lagi.""Apa kamu lupa bagaimana aku terobsesi denganmu dulu?""Tapi namanya laki-laki jika dikasih barang gratis pasti langsung mau.""Bukankah dari dulu aku tak suka gratisan, jangan lupa dulu hanya untuk memantaumu aku membangun Asteria Cafe. Bahkan dulu cafe itu tak

DMCA.com Protection Status