Samy menatap Diandra yang tertidur di kursi penumpang, cahaya lampu jalan menyinari wajahnya dengan lembut. Semakin lama ia memandang, semakin dalam rasa terpesonanya. Ada sesuatu tentang Diandra—ketenangan, kelembutan, atau mungkin hanya kenyataan bahwa dia terlihat begitu damai dalam tidurnya. Bibirnya, dengan lekukan sempurna, menggoda pikirannya.Tanpa bisa mengendalikan dorongan hatinya, Samy mendekatkan wajahnya perlahan, seakan tertarik oleh magnet yang tak terlihat. Jarak antara mereka semakin tipis, napasnya tertahan ketika bibirnya hampir menyentuh bibir Diandra. Tapi tiba-tiba, Diandra membuka matanya dengan kaget, refleks menampar pipi Samy."Samy!" serunya, terkejut dan sedikit bingung. Namun, yang terjadi selanjutnya membuat Diandra tak kalah terkejut.Bukannya mundur atau marah, Samy justru semakin mendekat, memegang wajahnya dengan lembut dan, tanpa berkata apa-apa, mencium bibir Diandra. Ciuman itu penuh dengan intensitas, seakan ada hal yang terpendam lama dan baru s
Baca selengkapnya