All Chapters of Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket: Chapter 21 - Chapter 30

133 Chapters

Bab 21 : Makan Siang Berdua

“Apa hubungan antara lu dan Rachel? Mengapa kalian bisa barengan ke sekolah?” tanya Jessi saat mereka sudah berada di taman berdua.Suasana sangat sepi, karena letak taman sekolah berada di samping perpustakaan. Sehingga tak ada satu siswa pun yang melintas di sana, kecuali tujuan mereka yang langsung memasuki perpustakaan.Wajah Jonathan yang tadinya serius mendadak tertawa lebar.“Apaan sih Jo, kok malah ketawa? Gue kan nanya serius!” tegas Jessi dengan muka sebal.“Lagian ngapain lu nanya tentang si cupu? Aneh, memang kalau gue nganterin si cupu ke sekolah, lu ngira gue ada hubungan sama dia?” ujar Jo dengan senyum manisnya. Mampu menghipnotis Jessi, yang selama setahun ini menaruh perasaan lebih pada pemuda tampan ini.“Ya, enggak. Setidaknya gue ngerasa aneh aja. Gue kira lu musuhan sama si cupu. Tiba-tiba tadi gue lihat lu boncengin dia,” Jessi memalingkan muka dengan wajah memerah.Sungguh dia merasa malu telah menanyakan hal yang aneh pada Jonathan. Harusnya Jessi tahu, jika t
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 22 : Hujan Turun

Saat pelajaran sekolah telah usai, kali ini Jonathan yang berinisiatif untuk mengantar Rachel pulang bersama. “Hey Cupu, tunggu gue di warung depan sekolah. Gue mau ke parkiran dulu, buat ambil motor,” ucap Jonathan sebelum dia keluar dari kelas. Rachel tak menjawab, meski mendengar dengan jelas. Jonathan pun keluar dari kelas, menuju ke parkiran. Segera menaiki motor dan menyalakan mesin. Teguran seseorang, membuat Jo menahan langkah. “Jo, lu pulang sendiri? Atau sama si cupu?” ucap Ray dengan tatapan mengejek. Sudah dua hari ini, dia memergoki temannya mengantar jemput Rachel. Namun Jo hanya terdiam, tak menggubris ucapan Rayjendra. Justru dia melajukan motor melewati temannya itu. Sesampainya di pintu gerbang, kembali Jessi menghadangnya. Sehingga Jo mengerem mendadak. “Astaga Jes, apa sih lu berdiri di situ?” teriak Jonathan yang merasa jantungnya hampir copot. Untung saja dia bisa cepat mengerem, sehingga tidak menabrak Jessi. Jessi justru tersenyum tanpa rasa bersalah. Be
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 23 : Jo, Terpesona?

“Hey mau kemana kamu? Ayo kita pulang sekarang!” ucap Jonathan lalu segera menaiki motornya kembali.Namun Rachel justru berjalan melewatinya, membuat Jo semakin gemas dibuatnya.Kembali dia turun dari motor dan mengejar Rachel.“Hey, hey Rachel! Ayo kita pulang! Jangan menambah kerjaan gue!” sentak Jonathan sembari meraih tangan Rachel.“Aku bisa pulang sendiri,” suara Rachel terdengar lirih. Saat ini dia tengah menangis, namun Jo tidak menyadarinya karena air mata Rachel yang ikut larut dalam guyuran hujan.Jonathan tak kunjung menuruti Rachel, karena menurutnya jika terjadi sesuatu pada gadis ini, tentu dirinya yang akan terlebih dulu disalahkan.Rachel masih berusaha untuk membebaskan tangannya dari cengkraman Jonathan. Namun sepertinya genggaman Jonathan begitu erat.“Lepasin Jo, sakit!” sentak Rachel.Jo masih tak menggubris ucapan Rachel, tangannya terulur melepas kacamata Rachel yang sangat basah dan menyimpannya dalam saku seragam.“Ayo pulang, gue anter pulang sekarang!” teg
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 24 : Telat Lagi!

Namun karena mereka menaiki kendaraan roda empat justru membuat perjalanan memakan waktu lebih lama. Karena Jonathan kesulitan untuk menyalip, apalagi keadaan jalanan yang cukup padat. Wajah Rachel terlihat panik, melihat pada jalanan di depannya. “Duh bisa cepetin dikit Jo? Ini kita bakal telat loh!” ucapnya lagi. “Santai saja, jam pertama kan olahraga. Jadi kita masih punya waktu,” jawab Jo santai. Astaga meskipun jam pertama pelajaran olahraga, tapi Rachel juga tidak ingin terlambat hadir. Tentu nantinya dia takut jika menjadi tontonan teman-temannya. Apalagi telatnya berdua dengan si Biang Kerok. Dan benar dugaan Rachel, mereka terlambat sepuluh menit. Pintu gerbang pun sudah ditutup. Namun yang membuat Rachel merasa panik, justru Jo melewatkan gerbang sekolah. “Jo, mau kemana kita? Pintu gerbangnya udah lewat,” beritahu Rachel. Apa mungkin Jo mengantuk sehingga dia kebablasan? Jonathan bergeming, tak menjawab. Dia sudah terbiasa melakukan ini. Tentu jika pintu gerbang sud
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 25 : Rachel Terpesona?

“Dari mana saja kamu Jonathan?” tanya pak Agus.“Saya habis dari toilet pak. Buang hajat,” jawab Jonathan dengan ekspresi santai.Pak Agus menghela nafas, tidak cuma sekali Jonathan terlambat mengikuti pelajarannya. Ini bahkan sudah tak terhitung berapa kali.“Tetap berdiri di samping bapak, dan kamu yang menjadi contoh teman-temanmu untuk senam pemanasan,” perintah pak Agus.Jonathan melaksanakan perintah sang guru. Memberi contoh gerakan pemanasan pada teman-temannya.Setelah selesai melakukan pemanasan, pak Agus membagi siswa menjadi beberapa grup. Masing-masing grup terdiri dari lima orang.Grup Jonathan mengawali permainan, melawan salah satu grup anak laki-laki yang lain. Sementara murid lain yang belum bermain, menunggu di sisi lapangan.Rachel duduk melihat pada teman-temannya yang sedang bermain basket. Namun mengapa fokusnya justru pada Jonathan?Tubuh Jonathan memang terlihat lebih menonjol dari yang lain. Tubuhnya yang jangkung serta wajahnya yang tampak bersinar. Membuat
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 26 : Berkemah

Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah hari Sabtu. Sedari subuh Rachel sudah bersiap-siap. Menyiapkan beberapa baju ganti, juga perlengkapan yang lain dalam satu tas ransel besar. Natasya juga sudah menyiapkan beberapa makanan instan agar putri kesayangannya tidak kelaparan selama berada di perkemahan. Saat ini mereka tengah berada di depan meja makan untuk melakukan sarapan bersama. “Apa kamu sudah siap nak? Kalau misal kamu merasa tidak siap, biar mama yang bilang langsung ke gurumu. Mama kok khawatir,” ujar Natasya menyampaikan perasaannya. “Kan ada Jonathan, tentu calon suami Rachel akan menjaga putrimu. Tidak perlu terlalu khawatir, Natasya!” jawab nenek Maria mencoba menghapus kekhawatiran menantunya. “Nanti papa yang akan menitipkan Rachel pada Jonathan. Mama tenang saja, tidak perlu khawatir,” timpal Jacob sembari menepuk bahu istrinya. Rachel hanya diam mendengar obrolan orang tuanya. Di tengah-tengah menghabiskan sarapan, ketukan pintu dari luar mengejutkan mere
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 27 : Salah Arah

Rachel hanya menatap pada tangan yang terulur di depannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rachel meraih tangan yang akan membantunya berdiri.“Terima kasih, Nolan,” ucap Rachel mengulas senyum tipis.Siswa berprestasi yang selalu bersikap baik padanya. Bahkan di antara teman-temannya yang lain, hanya Nolan yang tidak pernah mengejek Rachel.Di sudut lain, Jonathan melihat pemandangan itu. Meskipun suara Rachel terdengar kecil, namun mampu mengalihkan atensi Jonathan untuk melihat pada Rachel yang terjatuh.Tadinya Jonathan hendak menghampiri Rachel untuk membantunya, mengetahui bawaan Rachel yang begitu banyak juga tasnya yang sangat berat. Namun langkahnya terhenti, ketika siswa lain justru menolong Rachel lebih dulu.Jonathan membuang pandangannya, tak ingin melihat pemandangan yang membuat dirinya tidak menyukai. Rachel terlihat akrab mengobrol dengan Nolan. Hal itu membuat dada Jonathan sedikit memanas.“Aku bantuin Chel, kayaknya bawaanmu berat,” ujar Nolan menawarkan bantuan
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 28 : Rachel Tersesat

Sementara itu tim Jonathan baru saja menyelesaikan tugas di pos ketiga. Melanjutkan menuju pos ke empat yang jaraknya cukup jauh.Namun saat akan menyebrangi sungai, Jonathan melihat pada tim Rachel yang berada di seberang sungai. Dan mereka seperti tengah kebingungan.Jonathan segera menyebrang bersama teman-temannya. Menghampiri tim Rachel yang masih berdiam diri tanpa meneruskan langkah mereka.“Ada apa? Kenapa kalian tidak meneruskan jalan?” tanya Jonathan pada salah satu siswi.“Jo, kami kehilangan satu tim kami,” jawab Alisha dengan wajah panik.Wajah Jonathan terlihat mengerut.“Siapa tim kalian yang hilang?” tanya Jonathan lagi.“Rachel.”Sontak membuat mata Jonathan melebar karena terkejut. Apa Rachel hilang? Kok bisa? Jonathan tak habis pikir dengan tim Rachel yang tidak kompak itu.“Gimana bisa hilang sih? Emangnya kalian jalan sendiri-sendiri?” “Gak Jo, tadinya gue lihat Rachel masih jalan di belakang gue. Eh baru mau nyebrang kok udah gak ada,” jawab Mila dengan raut waj
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 29 : Dewa Penolong

Tubuh Rachel luruh, tangannya melepaskan genggaman Jonathan. Lalu memijat pada kakinya yang terasa sakit.“Kenapa? Lu jatuh tadi?” tanya Jonathan.Rachel mengangguk, “sepertinya kaki gue terkilir.”Jonathan merendahkan tubuhnya dan berjongkok di depan Rachel.“Lepas sepatu lu, biar gue lihat!” perintah Jonathan yang langsung dituruti oleh Rachel.Jonathan menarik kaki kiri Rachel ke arahnya, lalu memberikan pijatan ringan di mata kaki hingga betis.Jantung Rachel mendadak tidak aman, darahnya berdesir membuat wajahnya terasa panas. Baru kali ini dia berada begitu dekat dengan seorang laki-laki.Bahkan Jonathan yang biasanya mengejeknya ketika di sekolah, justru memberinya perhatian lebih. Pemuda di hadapannya layaknya superhero yang datang menolong. Sungguh di luar ekspektasi Rachel.Jonathan menekan tepat di titik dimana kaki Rachel sakit.“Auwhhh! Jangan keras-keras Jo, sakit tau!” ujar Rachel sembari menggigit bibir bawahnya.Terlihat Jonathan menghela nafas kasar. Tatapannya beral
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 30 : Pos Kamling

Jonathan berusaha mengejar Rachel. Entah apa dipikiran gadis itu sampai tak mengingat arah jalan. Beruntung langkah Rachel lambat, sehingga dengan cepat Jo bisa mendapatkan Rachel. “Cupu, berhenti!” sentak Jonathan sembari menarik kepangan Rachel. Membuat langkah Rachel terhenti. Posisinya masih membelakangi Jonathan, Rachel tidak ingin Jo melihat wajah sedihnya. “Gue mau pulang, Jo. Jangan tahan gue!” ucapnya lirih berharap Jo tidak menahannya. “Lu mau pulang kemana? Jalan lu salah, harusnya belok sana bukan ke sini!” tegas Jonathan. Sontak membuat Rachel terdiam dan menoleh ke belakang, “Sorry, gue lupa!” ucap Rachel dengan senyum kaku. “Makanya, jangan asal ngeloyor pergi kalau gak tahu jalan. Ayo ikutin gue!” perintah Jonathan. Mereka kembali melangkah beriringan. Kali ini Jonathan berusaha mengimbangi langkah Rachel yang lamban, agar gadis itu tidak tertinggal lagi. Tak lama mereka melangkah, langit terlihat semakin gelap dan tampak mendung. Entah jam berapa sekarang, t
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status