Share

Bab 23 : Jo, Terpesona?

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 08:38:01

“Hey mau kemana kamu? Ayo kita pulang sekarang!” ucap Jonathan lalu segera menaiki motornya kembali.

Namun Rachel justru berjalan melewatinya, membuat Jo semakin gemas dibuatnya.

Kembali dia turun dari motor dan mengejar Rachel.

“Hey, hey Rachel! Ayo kita pulang! Jangan menambah kerjaan gue!” sentak Jonathan sembari meraih tangan Rachel.

“Aku bisa pulang sendiri,” suara Rachel terdengar lirih. Saat ini dia tengah menangis, namun Jo tidak menyadarinya karena air mata Rachel yang ikut larut dalam guyuran hujan.

Jonathan tak kunjung menuruti Rachel, karena menurutnya jika terjadi sesuatu pada gadis ini, tentu dirinya yang akan terlebih dulu disalahkan.

Rachel masih berusaha untuk membebaskan tangannya dari cengkraman Jonathan. Namun sepertinya genggaman Jonathan begitu erat.

“Lepasin Jo, sakit!” sentak Rachel.

Jo masih tak menggubris ucapan Rachel, tangannya terulur melepas kacamata Rachel yang sangat basah dan menyimpannya dalam saku seragam.

“Ayo pulang, gue anter pulang sekarang!” teg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
gak sabar nunggu mereka bucin ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 24 : Telat Lagi!

    Namun karena mereka menaiki kendaraan roda empat justru membuat perjalanan memakan waktu lebih lama. Karena Jonathan kesulitan untuk menyalip, apalagi keadaan jalanan yang cukup padat. Wajah Rachel terlihat panik, melihat pada jalanan di depannya. “Duh bisa cepetin dikit Jo? Ini kita bakal telat loh!” ucapnya lagi. “Santai saja, jam pertama kan olahraga. Jadi kita masih punya waktu,” jawab Jo santai. Astaga meskipun jam pertama pelajaran olahraga, tapi Rachel juga tidak ingin terlambat hadir. Tentu nantinya dia takut jika menjadi tontonan teman-temannya. Apalagi telatnya berdua dengan si Biang Kerok. Dan benar dugaan Rachel, mereka terlambat sepuluh menit. Pintu gerbang pun sudah ditutup. Namun yang membuat Rachel merasa panik, justru Jo melewatkan gerbang sekolah. “Jo, mau kemana kita? Pintu gerbangnya udah lewat,” beritahu Rachel. Apa mungkin Jo mengantuk sehingga dia kebablasan? Jonathan bergeming, tak menjawab. Dia sudah terbiasa melakukan ini. Tentu jika pintu gerbang sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 25 : Rachel Terpesona?

    “Dari mana saja kamu Jonathan?” tanya pak Agus.“Saya habis dari toilet pak. Buang hajat,” jawab Jonathan dengan ekspresi santai.Pak Agus menghela nafas, tidak cuma sekali Jonathan terlambat mengikuti pelajarannya. Ini bahkan sudah tak terhitung berapa kali.“Tetap berdiri di samping bapak, dan kamu yang menjadi contoh teman-temanmu untuk senam pemanasan,” perintah pak Agus.Jonathan melaksanakan perintah sang guru. Memberi contoh gerakan pemanasan pada teman-temannya.Setelah selesai melakukan pemanasan, pak Agus membagi siswa menjadi beberapa grup. Masing-masing grup terdiri dari lima orang.Grup Jonathan mengawali permainan, melawan salah satu grup anak laki-laki yang lain. Sementara murid lain yang belum bermain, menunggu di sisi lapangan.Rachel duduk melihat pada teman-temannya yang sedang bermain basket. Namun mengapa fokusnya justru pada Jonathan?Tubuh Jonathan memang terlihat lebih menonjol dari yang lain. Tubuhnya yang jangkung serta wajahnya yang tampak bersinar. Membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 26 : Berkemah

    Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah hari Sabtu. Sedari subuh Rachel sudah bersiap-siap. Menyiapkan beberapa baju ganti, juga perlengkapan yang lain dalam satu tas ransel besar. Natasya juga sudah menyiapkan beberapa makanan instan agar putri kesayangannya tidak kelaparan selama berada di perkemahan. Saat ini mereka tengah berada di depan meja makan untuk melakukan sarapan bersama. “Apa kamu sudah siap nak? Kalau misal kamu merasa tidak siap, biar mama yang bilang langsung ke gurumu. Mama kok khawatir,” ujar Natasya menyampaikan perasaannya. “Kan ada Jonathan, tentu calon suami Rachel akan menjaga putrimu. Tidak perlu terlalu khawatir, Natasya!” jawab nenek Maria mencoba menghapus kekhawatiran menantunya. “Nanti papa yang akan menitipkan Rachel pada Jonathan. Mama tenang saja, tidak perlu khawatir,” timpal Jacob sembari menepuk bahu istrinya. Rachel hanya diam mendengar obrolan orang tuanya. Di tengah-tengah menghabiskan sarapan, ketukan pintu dari luar mengejutkan mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 27 : Salah Arah

    Rachel hanya menatap pada tangan yang terulur di depannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rachel meraih tangan yang akan membantunya berdiri.“Terima kasih, Nolan,” ucap Rachel mengulas senyum tipis.Siswa berprestasi yang selalu bersikap baik padanya. Bahkan di antara teman-temannya yang lain, hanya Nolan yang tidak pernah mengejek Rachel.Di sudut lain, Jonathan melihat pemandangan itu. Meskipun suara Rachel terdengar kecil, namun mampu mengalihkan atensi Jonathan untuk melihat pada Rachel yang terjatuh.Tadinya Jonathan hendak menghampiri Rachel untuk membantunya, mengetahui bawaan Rachel yang begitu banyak juga tasnya yang sangat berat. Namun langkahnya terhenti, ketika siswa lain justru menolong Rachel lebih dulu.Jonathan membuang pandangannya, tak ingin melihat pemandangan yang membuat dirinya tidak menyukai. Rachel terlihat akrab mengobrol dengan Nolan. Hal itu membuat dada Jonathan sedikit memanas.“Aku bantuin Chel, kayaknya bawaanmu berat,” ujar Nolan menawarkan bantuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 28 : Rachel Tersesat

    Sementara itu tim Jonathan baru saja menyelesaikan tugas di pos ketiga. Melanjutkan menuju pos ke empat yang jaraknya cukup jauh.Namun saat akan menyebrangi sungai, Jonathan melihat pada tim Rachel yang berada di seberang sungai. Dan mereka seperti tengah kebingungan.Jonathan segera menyebrang bersama teman-temannya. Menghampiri tim Rachel yang masih berdiam diri tanpa meneruskan langkah mereka.“Ada apa? Kenapa kalian tidak meneruskan jalan?” tanya Jonathan pada salah satu siswi.“Jo, kami kehilangan satu tim kami,” jawab Alisha dengan wajah panik.Wajah Jonathan terlihat mengerut.“Siapa tim kalian yang hilang?” tanya Jonathan lagi.“Rachel.”Sontak membuat mata Jonathan melebar karena terkejut. Apa Rachel hilang? Kok bisa? Jonathan tak habis pikir dengan tim Rachel yang tidak kompak itu.“Gimana bisa hilang sih? Emangnya kalian jalan sendiri-sendiri?” “Gak Jo, tadinya gue lihat Rachel masih jalan di belakang gue. Eh baru mau nyebrang kok udah gak ada,” jawab Mila dengan raut waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 29 : Dewa Penolong

    Tubuh Rachel luruh, tangannya melepaskan genggaman Jonathan. Lalu memijat pada kakinya yang terasa sakit.“Kenapa? Lu jatuh tadi?” tanya Jonathan.Rachel mengangguk, “sepertinya kaki gue terkilir.”Jonathan merendahkan tubuhnya dan berjongkok di depan Rachel.“Lepas sepatu lu, biar gue lihat!” perintah Jonathan yang langsung dituruti oleh Rachel.Jonathan menarik kaki kiri Rachel ke arahnya, lalu memberikan pijatan ringan di mata kaki hingga betis.Jantung Rachel mendadak tidak aman, darahnya berdesir membuat wajahnya terasa panas. Baru kali ini dia berada begitu dekat dengan seorang laki-laki.Bahkan Jonathan yang biasanya mengejeknya ketika di sekolah, justru memberinya perhatian lebih. Pemuda di hadapannya layaknya superhero yang datang menolong. Sungguh di luar ekspektasi Rachel.Jonathan menekan tepat di titik dimana kaki Rachel sakit.“Auwhhh! Jangan keras-keras Jo, sakit tau!” ujar Rachel sembari menggigit bibir bawahnya.Terlihat Jonathan menghela nafas kasar. Tatapannya beral

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 30 : Pos Kamling

    Jonathan berusaha mengejar Rachel. Entah apa dipikiran gadis itu sampai tak mengingat arah jalan. Beruntung langkah Rachel lambat, sehingga dengan cepat Jo bisa mendapatkan Rachel. “Cupu, berhenti!” sentak Jonathan sembari menarik kepangan Rachel. Membuat langkah Rachel terhenti. Posisinya masih membelakangi Jonathan, Rachel tidak ingin Jo melihat wajah sedihnya. “Gue mau pulang, Jo. Jangan tahan gue!” ucapnya lirih berharap Jo tidak menahannya. “Lu mau pulang kemana? Jalan lu salah, harusnya belok sana bukan ke sini!” tegas Jonathan. Sontak membuat Rachel terdiam dan menoleh ke belakang, “Sorry, gue lupa!” ucap Rachel dengan senyum kaku. “Makanya, jangan asal ngeloyor pergi kalau gak tahu jalan. Ayo ikutin gue!” perintah Jonathan. Mereka kembali melangkah beriringan. Kali ini Jonathan berusaha mengimbangi langkah Rachel yang lamban, agar gadis itu tidak tertinggal lagi. Tak lama mereka melangkah, langit terlihat semakin gelap dan tampak mendung. Entah jam berapa sekarang, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 31 : Pasangan Serasi

    “Jonathan? Lu dah balik?” suara Jessi menyentak lamunan Jonathan.Dia menegakkan pandangan untuk menatap Jessi yang terlihat senang melihatnya.“Jo, lu kemana aja? Ray cerita kalau lu nyari si Cupu yang tersesat, benarkah?” tanya Jessi dengan tatapan menelisik.Jessi berharap Jonathan menjawab tidak, namun saat matanya menangkap sosok Rachel dari balik tubuh Jo, membuatnya kecewa. Ternyata benar apa yang dikatakan Ray.“Bukan tanggung jawab lu kali Jo kalau si Cupu tersesat. Bukankah masih ada guru yang bisa mencarinya?” ujar Jessi lagi, padahal Jo belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Namun Jessi tampak ribut sendiri.“Gue capek Jes, mau istirahat!” balas Jonathan sembari melangkah melewati Jessi.“Jo, tunggu! Gue ikut!” ujar Jessi sembari berjalan di samping Jonathan.Jo melangkah menuju tendanya, dan segera masuk untuk mengambil baju ganti. Saat dia keluar, Jessi masih berdiri di depan tendanya.“Lu mau ikut?” tanya Jonathan yang tampak heran dengan Jessi.Jessi pun mengangguk.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 173 : Kondisi Jacob

    Bola mata Rachel membola sempurna. Perasaan tak percaya dan terkejut setelah mendengar jawaban dari nenek Maria, bercampur aduk di hatinya.Seperti ada beban berat yang menekan dadanya, membuatnya sulit untuk bernafas. Mata Rachel mulai terlihat memerah dan berair, tanpa terasa bulir bening pun jatuh dari pelupuk mata.Ketiga wanita beda usia itu saling berpelukan, mencurahkan rasa takut dan kekhawatiran yang teramat sangat. Tanpa kata, hanya isak tangis yang terdengar memenuhi seluruh penjuru ruangan.Jonathan yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, ikut mendengar berita buruk yang disampaikan nenek Maria. Diapun sama terkejutnya.“Papa dimana? Rachel mau temenin papa,” suara Rachel terdengar lirih dan serak. Namun keinginan untuk bertemu dengan papanya, tak bisa ditunda lagi.“Papamu masih ada di rumah sakit di Bali, Chel. Nenek sudah suruh asisten untuk memesankan tiket pesawat untuk hari ini, tapi sayangnya penerbangan untuk siang ini penuh. Nanti malam..”“Bolehkah Jo membantu,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 172 : Kabar Buruk

    Kini Rachel, Mila dan Jonathan berada dalam satu mobil. Mila memutuskan untuk pulang setelah tadi melihat kehadiran Bella. Gadis gila yang tak tahu malu. Mila segera beranjak dan menghampiri Rachel dan Jonathan. Dia sudah tak peduli dengan tanggapan Ray nantinya. Apakah pemuda itu akan menuruti permintaan Bella atau menolak? Toh, itu bukan urusannya lagi karena mereka sudah putus, begitu pikir Mila. Jonathan sudah menghubungi supir sedari tadi, ketika mereka baru saja sampai di pantai. Meminta supir untuk menunggunya di parkiran. Kini dia meminta supirnya untuk membawa motor Mila, sementara sang pemilik motor berada di dalam mobil. Tanpa diminta, Rachel pun berinisiatif untuk mengambil alih kemudi dengan Jonathan yang duduk di sisinya. Sesekali melihat pada spion di atas kepalanya untuk memantau keadaan Mila setelah tadi sempat melihat sahabatnya menangis. “Udah jangan terlalu dipikirin, Mil! Masih banyak cowok baik di luaran sana. Tapi kalau lu nyari yang kayak gue, udah

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 171 : Foto Prewed?

    Rachel yang mendengar pertanyaan Alisha terlihat gugup. Memilih untuk diam, dan menunggu Jonathan yang menjawab pertanyaan Alisha. “Udah lama kali, Lis. Lu aja yang gak sadar,” jawab Jonathan dengan santai. “Eh, apa iya gue yang gak sadar ya. Lagian Rachel juga jarang cerita sih,” balas Alisha seraya melirik ke arah Rachel. “Hum, buruan fotoin gue!” Jonathan pun kembali menyodorkan ponselnya ke Alisha, lalu beralih menghampiri Rachel. “Bae, kita foto ya! Anggap aja salah satu foto prewed.” Astaga, kenapa mulut Jonathan tak bisa dikontrol? Rachel menatap tajam pada pemuda jangkung itu. Namun justru Jonathan mengerlingkan satu mata ke arahnya. Menarik tangan Rachel sebelum gadis itu protes. Berdiri berdampingan dengan latar belakang pemandangan pantai. “Merapat dikit dong!” seru Alisha memberi aba-aba dengan tangan kirinya. Rachel tak berpindah dari posisinya. Berdiri dengan gaya kaku, dengan posisi kedua tangan saling bertaut di depan. Sedangkan Jonathan yang memutuskan untuk

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 170 : Aksi Konvoi

    Jonathan menarik Rachel menjauh dari perkumpulan teman-temannya. Membawa ke tempat yang lebih sepi.“Ada apa, Jo? Ada yang sakit?” tanya Rachel dengan dahi mengerut. Arah pandangnya tertuju pada tangan kanan Jonathan yang tertutup kain penyangga lengan. Kain hitam yang sudah terkena cat semprot warna-warni.Sama halnya dengan keadaan baju seragam Jonathan yang sudah dipenuhi oleh coretan spidol dan cat warna-warni di segala sisi.Jonathan mengulas senyum tipis, tak langsung menjawab pertanyaan Rachel. Pertanyaan singkat dari sang kekasih yang terdengar seperti sebuah perhatian.Tangan Jonathan terulur mengusap pipi Rachel. Tepatnya di bagian yang terkena cat semprot. Membuat gadis itu tertegun dan menegakkan pandangannya ke depan. Membalas tatapan Jonathan yang terlihat begitu lembut.Jonathan menarik tangannya kembali. Berusaha melepaskan tali penyangga lengan yang melekat di pundak kirinya.“Jo, ngapain? Kok dilepas?” tanya Rachel sedikit terkejut. Tangannya menahan tangan kiri Jo,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 169 : Euforia Kelulusan

    Rachel berjinjit seraya memanjangkan lehernya untuk berusaha melihat ke depan. Bukannya tak mempercayai ucapan Jonathan, namun dia belum lega jika tak melihatnya secara langsung. Saat tengah berusaha, tiba-tiba Jonathan menunduk dan tangan kirinya melingkari kedua paha Rachel dari belakang. Ketika hendak protes, pemuda itu justru mengangkat tubuh Rachel, menggendong dengan satu tangannya. Rachel yang sangat terkejut sontak melingkarkan lengan kanannya di pundak Jonathan. “J-jo turunin..” “Lu mau lihat langsung, kan? Gue cuma bantu lu biar bisa lihat!” “Ta-tapi.. malu kan dilihat yang lain,” ucap Rachel setengah berbisik dengan wajah yang mulai memerah. Melihat pada beberapa teman-teman sekelasnya yang begitu terkejut melihat ke arahnya. Memang di posisinya yang sekarang, Rachel bisa dengan jelas melihat ke arah mading. “Ciye, pasangan baru nih!” Terdengar salah satu suara siswa yang berdiri di samping mereka. “Ah.. sweet benget sih kalian! Bikin gue ngiri,” timpal Mila yang tam

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 168 : Pengumuman Kelulusan

    “Nanti pulang sekolah kita barengan ya. Please, jangan marah lagi!” Ucapan terakhir Jonathan saat di kantin tadi, begitu terngiang di dalam otak Rachel. Rasa kesal yang tersisa pun mulai terkikis. Ketika kembali ke kelas, Rachel tak melihat pemuda itu di bangku belakang. Mungkin saja Jonathan sudah kembali ke kelas 12A. Ada sedikit rasa kehilangan dalam hati Rachel karena tak bisa satu kelas lagi dengan Jonathan. Saat di kelas, acara perencanaan pun dilanjutkan kembali. Rio memilih beberapa temannya untuk menjadi pemeran dalam drama musikal. Rachel pun ikut terlibat. Jika Mila memilih untuk menunjukkan bakatnya menari, beda halnya dengan Rachel yang tak menyukai musik ataupun tarian. “Chel, mending lu aja yang jadi pemeran utamanya!” celetuk Alisha. “Hah? Kok gue? Gue gak bisa..” “Lagian pas kok karakter pemain utamanya sama elu. Ayolah Chel terima aja!” timpal Mila yang ikut mendukung. “Ta-tapi gue kan..” Rachel masih berpikir untuk mencari alasan yang tepat untuk menolak. “Ud

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 167 : Jejak Langkah Masa Depan

    Mila kini berada di antara sepasang kekasih yang tengah bersitegang. Dia pun bingung harus bagaimana. Kembali menatap Jonathan untuk meminta pendapat. “Hum, gak masalah. Gue bisa tunggu sampai nanti pulang sekolah aja,” ucap Jonathan seraya mengulas senyum pada Rachel dan Mila. Lalu segera melangkah menuju bangku belakang. Kini Mila tak tahan lagi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara sahabatnya dan si Kapten Basket itu. “Chel, ada apa sih? Apa yang sebenarnya terjadi? Cerita deh sama gue!” tanya Mila berbisik dengan raut penasaran. Padahal di depan kelas, ketua kelas tengah mengajak teman-temannya untuk berdiskusi tentang pertunjukan pentas seni. Rachel hanya melirik Mila sekilas, lalu kembali fokus ke depan. “Gak ada apa-apa, Mil. Lu yang harusnya cerita ke gue, kok bisa putus sih dari Ray?” Mila menoleh ke bangku belakang untuk mencari sosok Ray. Namun tak melihat keberadaan pemuda itu. Mila pun menghela nafas lega. Kembali menatap ke arah Rachel. “Ray seling

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 166 : Mengacuhkan Jonathan

    “Siang nanti, papa ada perjalanan keluar kota. Mungkin sepulang kamu sekolah nanti, kamu sudah gak lihat papa.” “Sendiri atau sama mama?” “Sendiri, nak. Biarkan mamamu istirahat di rumah. Kamu juga, tolong jaga diri baik-baik di rumah. Papa titip mama sama nenek ya. Kalau ada apa-apa bisa telepon papa. Dan jika papa sedang sibuk gak bisa terima panggilan, kamu bisa minta tolong Jonathan atau papanya.” “Berapa hari, Pa?” tanya Rachel lagi. “Kemungkinan tercepat tiga hari, dan paling lambat lima hari papa sudah kembali,” jelas Jacob sembari mengusap lembut puncak kepala Rachel penuh kasih sayang. Rachel mengangguk dan tersenyum. Perasaannya yang campur aduk dari semalam, kini mulai menghangat setelah mendapatkan perhatian ayahnya. “Bagaimana hubunganmu dan Jonathan, hum? Apa kalian sudah saling mencintai?” tanya Jacob sesekali menoleh ke arah putrinya untuk melihat respon Rachel. Terlihat Rachel menghela nafas panjang sebelum menjawab, “kami sudah lebih dekat dan saling mengenal.”

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 165 : Rasa Penyesalan

    Jonathan segera beranjak dan melangkah ke arah pintu.“Mami?” ucap Jonathan kala melihat sosok Debora di sana. Sebelumnya dia mengira jika yang datang adalah asisten rumah tangga.“Mami denger dari asisten, Rachel terkena minyak panas ya?” tanya Debora dengan raut wajah khawatir.“Mami baru datang?” Jonathan mengabaikan pertanyaan Debora, justru penasaran akan kehadiran maminya yang pulang lebih awal.“Iya, kenapa memangnya kalau mami baru datang?” Debora merangsek masuk ke dalam kamar, melewati putranya yang masih berdiri menghalangi pintu.Debora segera menghampiri calon menantunya untuk melihat langsung keadaan Rachel.“Gimana Rachel? Apa sudah diobati? Apa perlu ke rumah sakit?” tanya Debora memindai pandangannya pada tubuh gadis yang duduk dengan wajah memerah itu.Rachel menggeleng pelan, “gak usah Tante. Barusan sudah Jo yang obatin,” jawabnya dengan senyum yang terlihat kaku.Debora beralih menatap ke belakang, melihat pada putranya yang sudah berdiri di belakangnya.“Jo, lain

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status