Beranda / Romansa / Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket / Bab 205 : Infinity Heart Dangle Charm

Share

Bab 205 : Infinity Heart Dangle Charm

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 23:41:20
Seperti janjinya tadi, Jonathan akan segera pergi setelah menyelesaikan misi. Memberi kejutan di hari ulang tahun Rachel dan menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun.

Dengan bantuan Prasetyo, Rachel membawa barang-barang pemberian Jonathan ke dalam kamarnya. Kini Rachel sudah berada di dalam kamar, memandangi hadiah yang begitu banyak. Berbagai macam boneka dari ukuran kecil hingga ukuran besar memenuhi ranjang.

Tatapan Rachel tertuju pada gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Kini sudah tersemat tiga charm di gelang Pandora itu. Jemarinya menyentuh salah satu charm terakhir pemberian Jonathan tadi.

Infinity heart dangle charm. Charm dengan bentuk hati berwarna merah muda, dengan lambang infinity di salah satu sisinya.

“Seperti janji gue dulu, gue akan penuhin gelang ini dengan charm sesuai dengan momen spesial kita.” Ucapan Jonathan tadi yang masih terngiang di pikiran Rachel. Bahkan tadi Jonathan sendiri yang memasangkan charm itu pada gelang Rach
Linda Malik

Ini nih yang kita tunggu-tunggu 🫣

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
sabar jo...sabar.... masih di gantung sma author ny ............
goodnovel comment avatar
Elis Sulistianty
semoga lancar pernikahan nya ya chel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 1 : Kabar Perjodohan

    Tok.. Tok.. Tok.. Pintu kamar diketuk, tak lama terdengar namanya dipanggil. “Rachel, apa papa bisa masuk?” Ya, itu suara Jacob, ayahnya. Rachel segera menutup buku LKS, dan beranjak dari meja belajarnya untuk membukakan pintu. “Apa kamu sedang sibuk, nak? Ada satu hal yang ingin papa bicarakan, ini sangat penting,” ujar Jacob, setelah melihat wajah putri kesayangan muncul dari balik pintu. Wajah Rachel terlihat mengerut, membuat kacamata tebalnya sedikit melorot dari batang hidung. “Ada hal penting apa, pa?” tangan Rachel bergerak untuk membenarkan posisi kacamatanya. Meskipun Rachel masih bingung, namun dia tetap membuka lebar pintu kamar agar Jacob bisa masuk. Jacob mengulas senyum, tak menjawab pertanyaan putrinya namun dia tahu kabar ini mungkin akan mengejutkan putrinya. Jacob menuntun Rachel untuk duduk di tepi ranjang. Kamar Rachel terlihat sangat bersih dengan warna putih yang mendominasi. Rachel masih menunggu kata-kata yang keluar dari mulut Jacob. “In

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 2 : Pertemuan Dua Keluarga

    “Rachel, gue pindah belakang. Lu baik-baik ya,” pamit Mila sembari menenteng tas, berlalu menuju bangku belakang. Digantikan Jonathan yang menempati bangku Mila, di sebelah Rachel. Meski niatnya ingin fokus pada buku di hadapannya, namun dengan kehadiran Jonathan, Rachel mendadak kehilangan fokus. Apalagi Jonathan sengaja mengetuk-ngetuk pulpen di atas meja. “Hay, bisa diam gak?” hardik Rachel, tentunya dengan berbisik. Dia tidak ingin ditegur pak Supri, namun tidak bisa mengabaikan tingkah Jonathan yang mengganggu konsentrasi. Bukannya berhenti, ucapan Rachel justru membuat Jonathan terpancing untuk berbuat lebih usil. Jonathan mengangkat satu kakinya dan diletakkan pada kaki yang lain, lalu mengayun-ayunkan kakinya hingga mengenai kaki Rachel. Hal itu memantik amarah Rachel yang sudah berada di ubun-ubun. Tangannya terkepal menahan amarah. Bibirnya sudah siap memaki pemuda tengil yang begitu mengganggu. Namun suara pak Supri membuyarkan niatnya. “Simpan buku LKS kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 3 : Tidak Terima, tapi Harus Menerima

    “Elo? Ngapain lo kesini?” ujar Jonathan yang tampak terkejut dengan kehadiran teman sekelasnya. Rachel terdiam tak menjawab, bukan karena dia tidak tahu jawaban atas pertanyaan Jonathan padanya, melainkan lidahnya terasa kelu untuk menjelaskan. Dengan cepat Rachel pun menduga jika Jonathan adalah cucu Anthoni yang dimaksud Jacob kemarin. Namun bukankah Jacob berkata jika cucu Anthoni adalah pemuda baik? Hal ini sungguh bertolak belakang dengan kenyataan yang dia tahu. Mungkin Jacob belum tahu bagaimana perilaku Jonathan selama di sekolah. Sang pembuat onar yang selalu mencari masalah. Andai Rachel tahu jika cucu Anthoni adalah Jonathan, maka Rachel tidak akan menyetujuinya. Sungguh Rachel ingin menarik kembali ucapannya, dia tidak ingin menerima perjodohan ini. Namun ketika akan membicarakannya pada Jacob, kehadiran seorang pria tua menarik atensi semua orang. “Selamat sore, maaf sudah membuat kalian menunggu,” sapa Lim, pengacara opa Anthoni. Lalu melangkah dan menyalami se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 4 : Acara Pertunangan

    Tak terasa hari Sabtu datang begitu cepat. Nicholas sudah mempersiapkan sebuah pesta kecil untuk melangsungkan pertunangan putra tunggalnya. Namun hingga sore tiba, Jonathan tak juga pulang ke rumah. “Dimana anak itu? Mami sudah menghubungi Jo? Bukankah seharusnya anak itu sudah pulang dari tadi?” ucap Nicholas pada istrinya. “Telepon mami tidak diangkat, Pi,” jawab Debora. “Benar-benar anak gak bisa diajak kerjasama," ujar Nicholas geram. Semakin bertambah umur, Jonathan semakin susah menurut. Hingga tak lama, yang dinanti-nanti akhirnya datang. Mobil Rubicon putih memasuki pekarangan rumah, Jonathan keluar dari balik kemudi. Lalu tanpa menyapa orangtuanya, dia berlalu menaiki anak tangga. “Jo, hari ini hari pertunanganmu dengan Rachel. Kau tidak lupa kan?” ucap Nicholas membuat langkah Jo terhenti. Jo menatap ke arah orang tuanya. “Memang Jo masih bisa menolak? Tidak kan?” jawab Jo ketus, lalu segera melanjutkan langkahnya. “Pakailah baju yang sudah dipersiapkan, Jo!

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 5 : Jo, Kembali Berulah

    “Rachel, ambil cincin dan sematkan di jari calon tunangan mu nak,” ucap Jacob selanjutnya yang langsung dituruti oleh anak gadisnya. Jo sudah menyodorkan tangan kirinya untuk menerima cincin itu. Kini jari manis Jo dan Rachel sudah tersemat cincin pertunangan. Yang masing-masing telah terukir nama calonnya. Cincin Jo dengan nama Rachel, cincin Rachel dengan nama Jonathan. Semenjak acara pertunangan itu, Rachel tak hentinya memikirkan Jonathan. Entah semenjak melihat Jo mode serius, hati Rachel tertarik namun dia selalu menepis perasaannya. Jonathan tidak pernah memandangi seserius itu, bahkan Rachel merasa senam jantung melihat tatapan Jo kala itu. Hari Senin, Rachel berangkat sekolah diantar oleh ayahnya. Memang sudah menjadi kebiasaan, pulang pergi, Jacob yang akan mengantar jemput Rachel. Di dalam kelas, entah mengapa Rachel merasa sedikit grogi, tidak seperti biasanya. Melihat pada bangku kosong di sebelahnya. Jonathan belum datang, tentu bocah tengil itu akan datang pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 6 : Rachel Pingsan

    Rachel memandang pada cincin emas putih yang terpasang di jari manisnya. Teringat kembali saat Jonathan memasangkan cincin itu di jarinya. Sungguh rasanya seperti mimpi, mengingat itu membuat wajah Rachel memanas. Hingga tepukan Mila membuyarkan lamunan. “Hai, Rachel yuk kita ke kantin," ajak Mila, yang merupakan sahabat satu-satunya Rachel. “Muka lo kok merah, Chel? Lo sakit?” tanya Mila lagi. “Hum, gak Mil, cuma pusing sedikit," jawab Rachel yang seratus persen bohong, sembari menyembunyikan jari manisnya agar cincin itu tak terlihat Mila. Rachel belum menyiapkan jawaban jika sahabatnya bertanya tentang cincin itu. Keduanya berjalan beriringan menuju kantin sekolah yang letaknya lumayan jauh. Harus melewati lapangan basket. Dimana Jonathan dan yang lain tengah bermain di sana. Rachel tampak gugup ketika melewati tepi lapangan basket. Jika ada jalan lain, mungkin dia akan melaluinya. Namun hanya ini jalan pintas menuju kantin. Rachel bisa melihat saat Jonathan memandang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 7 : Pulang Bersama

    "Lo baik-baik saja? Tu kan udah gue bilang, wajah lo merah. Lo pasti masih pusing,” ujar Jo, lalu memaksa Rachel untuk berbaring kembali. “Tapi gue baik-baik aja, Jo. Gue mau balik ke kelas," ujar Rachel masih bersikeras. Tak pernah seumur hidupnya melewati pelajaran di kelas. Bahkan dalam keadaan sakit, Rachel selalu memaksa dirinya untuk mengikuti pelajaran. Jo terlihat menghembuskan nafas pelan, lalu diraihnya kacamata dari wajah Rachel dan meletakkannya di atas nakas. “Istirahatlah, gue tunggu di sana jika lo merasa sungkan.” Jo mengambil selimut tipis lalu menutup tubuh Rachel hingga batas leher. Kemudian melangkah menuju ranjang lain, dan duduk di sana. Entah mengapa Jo merasa senang melihat Rachel tanpa kacamatanya. Setidaknya lebih enak dipandang mata. Jo mengambil ponselnya dan mulai bermain dengan benda pipih itu. Sementara Rachel berusaha untuk mengistirahatkan matanya. Memang kepalanya masih terasa pusing, namun dia tidak bisa tidur di tempat asing. Sungguh tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 8 : Rasa Bersalah Jo

    Jonathan panik, dan segera membungkam mulut berisik Rachel dengan telapak tangannya. “Apaan sih Lo, norak! Gue bukan nyulik Lo, gue cuma nganterin Lo. Lagian sebenarnya gak sudi juga gue nganter cewek aneh kayak Lo.” Jo menatap tajam ke arah Rachel, yang terdiam takut. Sementara tangan Jo masih membungkam mulutnya. Tak sadar Jonathan melepas kacamata dari wajah Rachel dan menyimpannya di saku seragam. ‘Nah kalau lihat Lo gini jauh lebih menarik.’ batin Jonathan. “Gue lepasin tapi Lo berhenti teriak. Ngerti? Atau kalau nggak—” wajah Jo terlihat memerah, entah mengapa melihat mata bulat Rachel membuat wajahnya memanas. Hingga tanpa melanjutkan ucapannya, Jo melepaskan tangannya dari mulut Rachel. Menghidupkan mesin mobil dan mulai memacunyas menuju rumah Rachel. Selama diperjalanan keduanya saling terdiam. Rachel ingin mengenakan kacamatanya, namun kacamata itu kini berada di saku seragam Jonathan. Rachel malu memintanya. “Dimana rumahmu?” Tanya Jonathan menghapus kesunyian. Rach

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 205 : Infinity Heart Dangle Charm

    Seperti janjinya tadi, Jonathan akan segera pergi setelah menyelesaikan misi. Memberi kejutan di hari ulang tahun Rachel dan menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun. Dengan bantuan Prasetyo, Rachel membawa barang-barang pemberian Jonathan ke dalam kamarnya. Kini Rachel sudah berada di dalam kamar, memandangi hadiah yang begitu banyak. Berbagai macam boneka dari ukuran kecil hingga ukuran besar memenuhi ranjang. Tatapan Rachel tertuju pada gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Kini sudah tersemat tiga charm di gelang Pandora itu. Jemarinya menyentuh salah satu charm terakhir pemberian Jonathan tadi. Infinity heart dangle charm. Charm dengan bentuk hati berwarna merah muda, dengan lambang infinity di salah satu sisinya. “Seperti janji gue dulu, gue akan penuhin gelang ini dengan charm sesuai dengan momen spesial kita.” Ucapan Jonathan tadi yang masih terngiang di pikiran Rachel. Bahkan tadi Jonathan sendiri yang memasangkan charm itu pada gelang Rach

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 204 : Kejutan

    Rachel berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar, setelah mendapat panggilan telepon dari Jonathan. Pemuda itu memintanya keluar, namun Rachel tampak ragu. Esok adalah hari pernikahan mereka. Apa gerangan yang membuat Jonathan ingin menemuinya malam ini? “Ngapain sih, Jo?! Ini udah malam, besok juga ketemu,” ujar Rachel tadi. “Pokoknya lu harus keluar, sekarang! Gue tunggu! Gue gak akan pergi sampai lu keluar!” Seperti biasa, keinginan Jonathan yang tak bisa dibantah, membuat Rachel mendesah kesal namun akhirnya mengiyakan perintah Jo. Kini haruskah dia keluar? Bagaimana kalau nenek Maria atau mamanya tahu? Bukankah seharian ini nenek Maria dan Natasya mewanti-wanti Rachel agar tidak keluar rumah? Rachel menghela nafas panjang. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk tetap di kamar, mengabaikan perintah Jonathan. Diraihnya kembali ponsel dari atas meja belajar, lalu segera mengetikkan pesan singkat pada Jonathan, meminta pemuda itu untuk segera pulang.

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 203 : Semua Pergi, Tak Tersisa!

    Mendengar ciri-ciri dari penjelasan suster tentang perempuan yang mengaku sebagai penolong putranya, tentu Jeremy membutuhkan waktu lama untuk menebak siapa sosok perempuan itu.Bara sudah berkali-kali membawa teman wanitanya main ke rumah. Bahkan dari sekian banyak wanita yang dikencani putranya itu, tak satupun Jeremy dekat dan mengenalnya.Jeremy mendesah panjang. Kini dia sudah kembali berada di ruang rawat, duduk di samping ranjang Bara.Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan. Jika perempuan itu bisa dikatakan mengenal putranya karena mengetahui kunci sandi dari layar ponsel Bara, lalu mengapa justru dia pergi meninggalkan putranya dalam keadaan seperti ini? Setidaknya menunggu hingga dirinya sampai di rumah sakit.“Pap..” Suara lirih Bara membuyarkan lamunan Jeremy. Segera dia beranjak dan mendekati putranya.“Bar, kamu sudah sadar? Syukurlah..” Jeremy merasa lega ketika melihat kedua mata putranya terbuka.Namun tak lama, wajah Bara tampak meringis kesakitan. Sontak membua

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 202 : Siapa Wanita Itu?

    Karena panik, Jonathan segera membungkam mulut Rachel agar tak memancing respon orang-orang di luar.“Mphhhh…” Teriakan Rachel terbungkam karena telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.“Please, jangan teriak Bae!” bisik Jonathan dengan raut memohon. Tak bisa dibayangkan jika tiba-tiba nenek Maria mengetahui keberadaannya di kamar cucu kesayangannya.Mata Rachel melotot, tangannya terulur hendak melepaskan tangan Jonathan dari mulutnya.“Keluar dulu, gue mau ganti baju!” perintah Rachel tatkala berhasil melepaskan tangannya Jonathan dari bibirnya. Segera mengeratkan lilitan handuk di depan dada, lalu melangkah cepat kembali ke kamar mandi.Blam!Pintu kamar mandi tertutup. Jonathan masih tertegun di posisinya. Berusaha menetralkan detak jantungnya yang terus bertalu sedari tadi melihat Rachel dalam balutan handuk. Terlihat sangat seksi!Bayangan akan kejadian lalu berputar kembali. Ketidaksengajaan saat dirinya melihat tubuh polos Rachel, ketika berada di toilet umum tempat berk

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 201 : Menghitung Waktu

    Selama di perjalanan pulang Rachel terdiam duduk di kursi penumpang samping Jonathan yang tengah menyetir. Jonathan ingin mencicipi nya? Apa maksud ucapan pemuda tengil itu? Rachel mencoba memahami arti dari ucapan Jonathan tadi. Apa mungkin saja maksud pemuda itu hanya ingin dirinya membuatkan masakan agar nantinya bisa mencicipi? Ya, mungkin saja itu maksudnya. Jika setelah menikah nanti Jonathan menuntutnya untuk memasak setiap hari, maka Rachel tak perlu merasa kesulitan melakukannya. Bukankah itu salah satu tugas istri, seperti yang pernah dia baca di buku pernikahan? “Ehm.. lagi mikirin apa?” tanya Jonathan seraya menoleh sekilas ke samping. Pemuda itu tampak penasaran dengan raut wajah kekasihnya yang tampak sedang memikirkan sesuatu. “Enggak ada, gue cuma lagi mikirin resep masakan yang bisa gue bikin biar lu bisa nyicipin,” ujar Rachel dengan polosnya. Sontak membuat Jonathan sangat terkejut, hingga menghentikan mobilnya mendadak di bahu jalan. “Astaga, ngapain malah mik

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 200 : Test Food

    Sirine ambulance mengiringi perjalanan Bara menuju rumah sakit terdekat. Salah satu orang yang ikut mengantar Bara, mulai mengecek ponsel milik pemuda malang itu. Hendak menghubungi salah satu keluarga untuk memberitahu kondisi Bara saat ini. Namun ponsel dalam keadaan terkunci, sang penolong mengalami kesulitan untuk menghubungi keluarga Bara. Saat hendak menaruh benda pipih itu, dering telepon terdengar. Dengan segera sang pria penolong menerima panggilan yang mungkin saja berasal dari salah satu keluarga korban. “Halo sayang, udah sampai mana?” Suara seorang wanita yang terdengar. “Halo mbak, ini pemilik ponselnya baru saja mengalami kecelakaan. Saya yang membantu tadi. Sekarang lagi perjalanan menuju rumah sakit.” “Apa??” Tanpa melihat langsung pun bisa dipastikan jika wanita yang menghubungi Bara begitu terkejut. Sang pria penolong menyebutkan salah satu alamat rumah sakit terdekat dari posisi, dan meminta wanita itu untuk datang mendampingi. Sesampainya di rumah sakit, par

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 199 : Takdir Jessi

    Tiba-tiba Jonathan merasa kesulitan untuk menelan ludah. Pandangannya tak teralihkan sedikitpun dari sosok gadis yang tak lama lagi akan menjadi istri masa depan. Model gaun yang terlihat lebih sederhana dari gaun pertama, namun tak kalah elegan dan berkelas. Model gaun mengikuti lekuk tubuh Rachel, sehingga membuatnya terlihat lebih dewasa. Raut wajah Rachel terlihat lebih percaya diri. Terlihat dari caranya berdiri dan menegakkan pandangan ke depan. Backless dress dengan berhias Payet Kristal, terlihat berkilau sehingga membuat wajah pemakai menjadi lebih bercahaya. “Wah, sepertinya pilihan Jo sangat tepat. Gaun ini terlihat sangat manis!” puji Debora seraya melangkah menghampiri Rachel. Sebuah pujian yang semakin meningkatkan rasa percaya diri dalam hati Rachel. “Bagaimana Jo menurutmu?” Debora beralih menatap ke belakang. Melihat pada putranya yang masih tak berpindah posisi. Duduk memperhatikan Rachel dengan mata tak berkedip. “Cantiiik.. eh, maksud Jo gaunnya bagus dan coc

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 198 : Gaun Pilihan Jo

    Siang itu, Rachel dan Jonathan sudah berada di sebuah butik yang menyediakan berbagai gaun pernikahan. Butik yang cukup terkenal di kalangan atas. Pemilik butik tak lain adalah rekan Debora yang juga berkecimpung dalam dunia fashion. Debora sudah lebih dulu berada di butik, sebelum putra dan calon menantunya itu datang. Jonathan dan Rachel disambut ramah oleh para pegawai butik, termasuk seorang pria pemilik butik yang hampir seluruh tubuhnya dihiasi oleh aksesoris wanita. “Han, tunjukin koleksi terbaikmu pada anak-anakku!” pinta Debora pada sang pemilik butik seraya meraih tangan Rachel. Membawanya menuju sofa melingkar yang berada di tengah ruangan dengan perpaduan warna putih dan silver itu. Rachel terlihat sangat gugup. Baru kali ini dia menginjakkan kakinya di ruangan mewah yang dipenuhi oleh koleksi gaun nikah. Tak menyangka di usianya yang masih terbilang muda, sudah berada di tempat ini. Lelaki yang dipanggil Han, meminta asistennya untuk mengambilkan tablet berisi katalog

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 197 : Mencintai dan Dicintai

    Rachel tampak resah, berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Setelah acara pertemuan itu usai, tak ada satu kalimat pun yang terucap dari bibirnya. Tak ada kemungkinan untuk menolak, selain hanya pasrah menjalani takdirnya. Perasaannya kini campur aduk. Antara takut, gelisah dan belum siap untuk menikah. Semenjak kepergian papa Jacob, tiada tempat nyaman untuk mengadu. Menurutnya waktu satu minggu terlalu cepat. Pernikahan yang akan membuatnya, menjalani kehidupan baru dengan pemuda tengil yang kini telah menjadi kekasih sekaligus tunangannya. Rachel melihat jari manisnya, dimana tersemat cincin emas putih bukti pengikat hubungan antara dirinya dan Jonathan. Sungguh rasanya seperti mimpi. Hal yang tak pernah dia pikirkan akan terjadi tak lama lagi. Rachel beralih memandang kotak-kotak hantaran yang tersusun rapi di atas meja belajar. Barang-barang pemberian keluarga Jonathan sebagai simbol acara lamaran tadi. Tangannya meraih salah satu kotak dengan ukuran paling kecil. Set perhia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status