Share

Bab 200 : Test Food

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-04 23:22:42
Sirine ambulance mengiringi perjalanan Bara menuju rumah sakit terdekat. Salah satu orang yang ikut mengantar Bara, mulai mengecek ponsel milik pemuda malang itu. Hendak menghubungi salah satu keluarga untuk memberitahu kondisi Bara saat ini.

Namun ponsel dalam keadaan terkunci, sang penolong mengalami kesulitan untuk menghubungi keluarga Bara. Saat hendak menaruh benda pipih itu, dering telepon terdengar. Dengan segera sang pria penolong menerima panggilan yang mungkin saja berasal dari salah satu keluarga korban.

“Halo sayang, udah sampai mana?” Suara seorang wanita yang terdengar.

“Halo mbak, ini pemilik ponselnya baru saja mengalami kecelakaan. Saya yang membantu tadi. Sekarang lagi perjalanan menuju rumah sakit.”

“Apa??”

Tanpa melihat langsung pun bisa dipastikan jika wanita yang menghubungi Bara begitu terkejut.

Sang pria penolong menyebutkan salah satu alamat rumah sakit terdekat dari posisi, dan meminta wanita itu untuk datang mendampingi.

Sesampainya di rumah sakit, par
Linda Malik

Dicicipi? Hum..😑 Apa coba maksud Jo mau nyicipin Rachel 😆

| 11
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isma Bintang
otw kondangan nih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 201 : Menghitung Waktu

    Selama di perjalanan pulang Rachel terdiam duduk di kursi penumpang samping Jonathan yang tengah menyetir. Jonathan ingin mencicipi nya? Apa maksud ucapan pemuda tengil itu? Rachel mencoba memahami arti dari ucapan Jonathan tadi. Apa mungkin saja maksud pemuda itu hanya ingin dirinya membuatkan masakan agar nantinya bisa mencicipi? Ya, mungkin saja itu maksudnya. Jika setelah menikah nanti Jonathan menuntutnya untuk memasak setiap hari, maka Rachel tak perlu merasa kesulitan melakukannya. Bukankah itu salah satu tugas istri, seperti yang pernah dia baca di buku pernikahan? “Ehm.. lagi mikirin apa?” tanya Jonathan seraya menoleh sekilas ke samping. Pemuda itu tampak penasaran dengan raut wajah kekasihnya yang tampak sedang memikirkan sesuatu. “Enggak ada, gue cuma lagi mikirin resep masakan yang bisa gue bikin biar lu bisa nyicipin,” ujar Rachel dengan polosnya. Sontak membuat Jonathan sangat terkejut, hingga menghentikan mobilnya mendadak di bahu jalan. “Astaga, ngapain malah mik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 202 : Siapa Wanita Itu?

    Karena panik, Jonathan segera membungkam mulut Rachel agar tak memancing respon orang-orang di luar.“Mphhhh…” Teriakan Rachel terbungkam karena telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.“Please, jangan teriak Bae!” bisik Jonathan dengan raut memohon. Tak bisa dibayangkan jika tiba-tiba nenek Maria mengetahui keberadaannya di kamar cucu kesayangannya.Mata Rachel melotot, tangannya terulur hendak melepaskan tangan Jonathan dari mulutnya.“Keluar dulu, gue mau ganti baju!” perintah Rachel tatkala berhasil melepaskan tangannya Jonathan dari bibirnya. Segera mengeratkan lilitan handuk di depan dada, lalu melangkah cepat kembali ke kamar mandi.Blam!Pintu kamar mandi tertutup. Jonathan masih tertegun di posisinya. Berusaha menetralkan detak jantungnya yang terus bertalu sedari tadi melihat Rachel dalam balutan handuk. Terlihat sangat seksi!Bayangan akan kejadian lalu berputar kembali. Ketidaksengajaan saat dirinya melihat tubuh polos Rachel, ketika berada di toilet umum tempat berk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 203 : Semua Pergi, Tak Tersisa!

    Mendengar ciri-ciri dari penjelasan suster tentang perempuan yang mengaku sebagai penolong putranya, tentu Jeremy membutuhkan waktu lama untuk menebak siapa sosok perempuan itu.Bara sudah berkali-kali membawa teman wanitanya main ke rumah. Bahkan dari sekian banyak wanita yang dikencani putranya itu, tak satupun Jeremy dekat dan mengenalnya.Jeremy mendesah panjang. Kini dia sudah kembali berada di ruang rawat, duduk di samping ranjang Bara.Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan. Jika perempuan itu bisa dikatakan mengenal putranya karena mengetahui kunci sandi dari layar ponsel Bara, lalu mengapa justru dia pergi meninggalkan putranya dalam keadaan seperti ini? Setidaknya menunggu hingga dirinya sampai di rumah sakit.“Pap..” Suara lirih Bara membuyarkan lamunan Jeremy. Segera dia beranjak dan mendekati putranya.“Bar, kamu sudah sadar? Syukurlah..” Jeremy merasa lega ketika melihat kedua mata putranya terbuka.Namun tak lama, wajah Bara tampak meringis kesakitan. Sontak membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 204 : Kejutan

    Rachel berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar, setelah mendapat panggilan telepon dari Jonathan. Pemuda itu memintanya keluar, namun Rachel tampak ragu. Esok adalah hari pernikahan mereka. Apa gerangan yang membuat Jonathan ingin menemuinya malam ini? “Ngapain sih, Jo?! Ini udah malam, besok juga ketemu,” ujar Rachel tadi. “Pokoknya lu harus keluar, sekarang! Gue tunggu! Gue gak akan pergi sampai lu keluar!” Seperti biasa, keinginan Jonathan yang tak bisa dibantah, membuat Rachel mendesah kesal namun akhirnya mengiyakan perintah Jo. Kini haruskah dia keluar? Bagaimana kalau nenek Maria atau mamanya tahu? Bukankah seharian ini nenek Maria dan Natasya mewanti-wanti Rachel agar tidak keluar rumah? Rachel menghela nafas panjang. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk tetap di kamar, mengabaikan perintah Jonathan. Diraihnya kembali ponsel dari atas meja belajar, lalu segera mengetikkan pesan singkat pada Jonathan, meminta pemuda itu untuk segera pulang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 205 : Infinity Heart Dangle Charm

    Seperti janjinya tadi, Jonathan akan segera pergi setelah menyelesaikan misi. Memberi kejutan di hari ulang tahun Rachel dan menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun. Dengan bantuan Prasetyo, Rachel membawa barang-barang pemberian Jonathan ke dalam kamarnya. Kini Rachel sudah berada di dalam kamar, memandangi hadiah yang begitu banyak. Berbagai macam boneka dari ukuran kecil hingga ukuran besar memenuhi ranjang. Tatapan Rachel tertuju pada gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Kini sudah tersemat tiga charm di gelang Pandora itu. Jemarinya menyentuh salah satu charm terakhir pemberian Jonathan tadi. Infinity heart dangle charm. Charm dengan bentuk hati berwarna merah muda, dengan lambang infinity di salah satu sisinya. “Seperti janji gue dulu, gue akan penuhin gelang ini dengan charm sesuai dengan momen spesial kita.” Ucapan Jonathan tadi yang masih terngiang di pikiran Rachel. Bahkan tadi Jonathan sendiri yang memasangkan charm itu pada gelang Rach

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 206 : Hari Pernikahan

    Jonathan berusaha melihat ke layar ponsel milik maminya, namun secepat kilat wanita itu mematikan panggilan video, mengalihkannya ke panggilan suara. “Nat, kalau menurutmu ada yang kurang atau perlu ditambah, kamu tinggal bilang ke tukang riasnya. Aku percayakan penampilan Rachel padamu. Sampai jumpa nanti!” Debora segera mematikan panggilan setelah mendengar jawaban dari calon besannya. Jonathan yang sedari tadi penasaran ingin melihat penampilan calon istri, semakin dibuat kesal oleh sikap maminya. “Kok dimatiin sih, Mi?! Jo kan juga mau lihat, huh!” gerutu Jonathan dengan bibirnya yang mengerucut. “Sabarlah, Jo. Nanti juga kamu bisa lihat Rachel sepuasnya. Sekarang fokuslah sama penampilanmu!” jawab Debora sengaja mengabaikan keinginan putranya. Bukan tanpa sebab, melainkan agar menjadi sebuah kejutan. Jonathan terdiam, namun raut wajahnya masih terlihat kesal. Debora terkikik dalam hati karena merasa telah berhasil mengerjai putra semata wayangnya itu. “Yang jelas, calon istr

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 207 : Janji Setia Jonathan Rachel

    Rachel merasakan ada getaran hebat ketika pandangannya beradu dengan mata Jonathan. Rasa gugup dan takut semakin bertambah, sama persis dengan apa yang diucapkan nenek Maria tadi. Alunan musik lembut mengiringi langkah pengantin wanita. Kini Rachel menjadi pusat perhatian para tamu undangan yang tampak terkagum dengan pesona calon menantu keluarga Lesham. Nicholas menuntun langkah Rachel hingga di depan altar pernikahan. Senyum penuh kharisma yang jarang sekali diperlihatkan, kini Nicholas tunjukan di depan umum. Rasa bangga akan memiliki calon menantu sesuai dengan keinginan dan harapan. Langkah Nicholas terhenti tepat di depan putranya. Dengan penuh keyakinan dia meraih tangan kanan Rachel, lalu menyerahkannya pada Jonathan. “Lakukan tugasmu! Jadilah suami yang baik untuknya! Jaga dan lindungi istrimu!” Wejangan Nicholas pada putranya, sebelum kembali duduk di bangku jemaat, di samping istri dan keluarganya. Jonathan terkesima melihat betapa cantik dan mempesonanya Rachel saat i

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 208 : Langsung Ke Kamar?

    Malam ini? Apa itu artinya malam ini Rachel harus melakukan malam pertama? Oh, tidak! Rachel terus saja memikirkan ucapan Jonathan saat di mobil tadi. Berusaha mencari cara serta alasan untuk menolak ajakan Jonathan. Memiliki suami seperti Jonathan adalah sebuah keberuntungan. Selain karena keinginan mendiang Jacob, Rachel mengakui jika Jonathan merupakan pemuda baik dan bertanggung jawab. Memiliki wajah tampan dan juga pewaris tunggal keluarga Lesham. Namun ada satu hal yang kurang, otak Jonathan yang sebagian besar diisi dengan pikiran-pikiran mesum. Melakukan malam pertama setelah resmi menikah, tentu adalah sebuah keharusan. Namun membayangkan apa yang akan suaminya lakukan nanti, membuat Rachel dilanda rasa takut dan gelisah. Saat Jonathan menciumnya di mobil saja sudah membuat jantungnya berdebar hebat, apalagi jika nantinya Jo melakukan sentuhan fisik yang lebih lagi. Bisa-bisa membuat Rachel sesak nafas! “Bae, kok ngelamun? Mikirin sesuatu?” Suara Jonathan menyentak kesa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 220 : Pengen Punya Bayi

    Jonathan mengendap-endap berjalan menuju lemari pendingin yang berada di dalam dapur. Pandangannya merotasi ke seluruh penjuru ruangan guna memastikan keadaan di sekitar sepi.Hari sudah lewat tengah malam, namun demi mengambilkan air minum untuk istrinya, dia pun rela keluar kamar.Selama setahun sering mengunjungi rumah ini, Jonathan sudah mengenal tata letak ruangan juga tempat penyimpanan.Hingga langkahnya tiba di depan lemari pendingin, tangannya sudah siap membuka pintu lemari. Namun sebuah suara mengejutkannya.“Ehm.. ehm..” Suara deheman dari seseorang yang membuat jantung Jonathan hampir saja melompat keluar.Segera dia mengalihkan pandangannya ke belakang untuk melihat ke sumber suara.“Nenek? Kok udah bangun? Bukannya masih malam?”Wanita paruh baya itu melangkah mendekati pemuda yang sudah dianggap seperti cucunya sendiri.“Nenek haus, memang gak boleh ambil minum?” Tanpa membalas tatapan Jonathan, nenek Maria melangkah ke arah dispenser air. Mengambil satu gelas kosong d

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 219 : Round 2?

    Takut jika istrinya akan berteriak histeris, Jonathan semakin memperdalam ciuman seiring pergerakannya menekan pinggulnya ke bawah untuk membenamkan seluruh miliknya dalam tubuh sang istri. Tidak sama seperti malam pertama, meski rasa perih itu masih tersisa namun jujur Rachel mulai merasa enak. Mungkin benar apa yang diucapkan neneknya tadi, jika melakukannya yang kedua akan jauh lebih nikmat.Didorong oleh keinginan yang tiba-tiba muncul, kedua tangan Rachel bergerak memeluk leher Jonathan. Wanita itu pun tak malu-malu lagi membalas ciuman panas suaminya.Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa mencium bibir Jonathan yang sudah menjadi candu baginya.Seulas senyum tersungging di bibir Jonathan, hatinya pun terasa menghangat ketika menyadari sikap istrinya yang sudah tak lagi menolak.Perlahan Jonathan menggerakkan pinggulnya dan mulai memompa liang kewanitaan sang istri, tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Suara ranjang berdecit, erangan Rachel ketika mencapai pelepasan, m

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 218 : Istri Paling Bahagia

    “Auwwwhh.. sakit, Bae!” ucap Jonathan dengan wajah meringis sembari menatap lengannya yang terdapat bekas gigitan Rachel.“Jangan ngomong yang enggak-enggak deh, Jo! Mana ada nenek bilang gitu?” elak Rachel seraya membuang pandangannya agar Jonathan tak melihat wajahnya yang sudah memerah itu.“Masak sih nenek gak bilang gitu? Apa gue salah denger ya?”‘Astaga, nenek! Kenapa sih pakai acara ngomong yang enggak-enggak?’ gerutu Rachel dalam hati.“Jangan mikir yang enggak-enggak deh. Buruan ganti baju!” perintah Rachel seraya mendorong punggung Jonathan menuju kamar mandi.Blam!Rachel sendiri yang menutup pintu kamar mandi. Mengalihkan perhatian Jonathan agar tak lagi membicarakan sesuatu yang bisa memancing hal yang mengancam ketenangannya.Selama Jonathan berada di kamar mandi, Rachel segera menyelesaikan rutinitasnya. Membersihkan wajah dan mengoleskan skincare di wajahnya. Lalu segera berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.Rasa was-was masih menggan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 217 : Mencoba Yang Kedua?

    “Uhuukkk.. uhuukkk..!” Jonathan bergegas mengambil air mineral dan memberikannya pada Rachel. Merasa bersalah telah membuat istrinya itu tersedak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya. Suara bel pintu terdengar menyentak perhatian Rachel dan Jonathan. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pintu. “Ck, siapa sih?! Ganggu aja!” gerutu Jonathan sebelum akhirnya melangkah ke arah pintu. Membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Salah satu staf hotel membawakan koper milik Rachel. “Maaf mengganggu, tuan Jonathan. Kami hanya mengantarkan barang milik nona Rachel,” ucap staf hotel seraya menyerahkan koper itu. Setelah staf hotel pamit pergi, Jonathan segera menutup kembali pintu kamar. Menarik koper ke lemari penyimpanan. Lalu kembali melangkah menuju meja makan. Rachel beranjak dari kursi. Meskipun makanan di piringnya masih tersisa setengah, namun perutnya sudah terasa kenyang. “Mau kemana, Bae? Kok gak dihabisin makanannya?” tanya Jonathan dengan raut bingung. “Gue mau gant

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 216 : Mandi Bareng?

    Rachel melangkah mundur kala menyadari langkah Jonathan semakin mendekat. Namun baru beberapa langkah ke belakang, punggungnya sudah membentur dinding membuat langkahnya terhenti di tempat. Pengaruh alkohol itu sudah hilang sejak Rachel bangun tidur tadi. Jadi dalam keadaan sadar seperti ini, akal sehat Rachel kembali bekerja. Rachel menyilangkan kedua tangan di depan dada, sebagai isyarat agar Jonathan jangan mendekat. Namun sepertinya suaminya itu tak memahami maksudnya. Langkah Jonathan semakin mendekat, mengunci tubuh mungil istrinya di antara kedua tangannya yang diletakkan di sisi tubuh Rachel. Lagi dan lagi Rachel dibuat diam tak berkutik. Wajah tampan sang kapten basket yang telah berstatus menjadi suaminya, begitu membuat gadis cupu itu terpesona. Dalam jarak sedekat ini, Rachel bisa merasakan hembusan nafas Jonathan yang beraroma mint. Tatapan Jonathan yang begitu tajam namun ada kelembutan di dalamnya, membuat Rachel semakin hanyut dalam rasa nyaman. Bibir merah Jonath

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 215 : Panjang dan Keras seperti Terong

    “Mohon maaf tuan Jonathan, mengganggu waktu istirahat anda. Saya diminta nyonya Debora untuk membawakan sarapan ini,” ucap seorang wanita yang merupakan staf hotel. “Astaga mami! Ngapain sih pakai suruh orang buat bawa sarapan segala. Mengganggu aja!” gerutu Jonathan dengan suara kecil, namun masih bisa didengar oleh staf wanita yang masih berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi sarapan. “Maaf tuan Jonathan, bolehkah saya masuk untuk menaruh makanan ini?” “Gak perlu, biar aku sendiri yang menaruhnya!” Jonathan meraih paksa nampan itu. “Sekarang pergilah!” perintah Jonathan lalu kembali masuk. Menutup pintu dengan kakinya. Meletakkan nampan di atas meja, kemudian melangkah menuju kamar. Berdiri di sisi ranjang dengan pandangan tertuju pada wanita yang masih tertidur lelap. Jonathan sedikit membungkukkan badan. Tangannya terulur memindahkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rachel. Garis bibir Jonathan melengkung, membentuk sebuah senyuman. Pagi pertama yang menj

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 214 : Can I come in?

    Jonathan kembali memagut bibir manis sang istri. Tangannya bergerak mengusap lembut dada Rachel sebelum memulai permainan inti. Rasa takut yang sempat bersarang di hati Rachel saat melihat milik Jonathan yang panjang dan keras itu, kini perlahan memudar. Desahan tertahan dari bibir Rachel, kembali terdengar. Mengiringi permainan yang akan Jonathan mulai, sesaat lagi. Jonathan mengusap lembut ujung miliknya sebelum mempertemukannya pada milik sang istri. Mata Rachel terpejam, bibirnya terus mengeluarkan suara yang semakin memancing hasrat sang suami. “Can I come in?” Suara Jonathan menyentak kesadaran Rachel. Perlahan mata lentik itu terbuka. Sorot mata Rachel terlihat sayu. Ada rasa ingin, penasaran, juga rasa takut yang bercampur aduk dalam hatinya. Namun sudah kepalang tanggung. Pengaruh alkohol masih menguasai tubuh Rachel dan keinginan Jonathan pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa mendengar dahulu jawaban dari mulut sang istri, Jonathan memasukkan miliknya ke dalam liang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 213 : Malam Pertama

    Posisi Rachel kini berada di atas tubuh Jonathan. Kedua kakinya diletakkan di kedua sisi pinggang Jonathan. Posisi yang sama seperti sedang naik kuda. Jonathan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari ciuman Rachel. Karena dia tahu, jika istrinya itu sedang mabuk. “Astaga, Bae.. mphhhh..” Posisi Jonathan yang terjepit, membuatnya sulit untuk menghindar. Apalagi kedua tangan Rachel kini mencengkeram erat pipinya, hingga membuat Jo tak bisa menghindar lagi. Ciuman yang tak pernah Jonathan rasakan sebelumnya. Jika dalam keadaan sadar, istrinya itu sangatlah pasif. Beda halnya dalam keadaan mabuk, ciuman Rachel terasa begitu liar dan panas. Jo bisa merasakan lidah basah Rachel yang mulai membasahi permukaan bibirnya yang tertutup. Dengan mata terpejam, Jo berusaha mempertahankan diri agar tidak tergoda. Sungguh istrinya ini benar-benar menguji pertahanannya. Haruskah Jo meladeni Rachel dalam keadaannya yang setengah sadar? Jonathan tak ingin dianggap sengaja mema

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 212 : Sebuah Godaan

    Jonathan meraih cardlock dari dalam dompet. Membuka pintu kamar dengan perasaan campur aduk. Mengingat kondisi Rachel terakhir kali ditinggal dalam keadaan takut. Mana mungkin dia bisa melakukan keinginan papi untuk membuatkan cucu? “Bae, udah tidur?” Jonathan menutup kembali pintu. Ruangan masih dalam keadaan setengah redup, sama persis dengan yang terakhir kali dia lihat. Dia tak menyadari akan keberadaan Rachel di ruang tamu, hingga melewatinya menuju kamar tidur. Kondisi ranjang yang masih rapi, namun selimut terlihat sedikit berantakan. Jonathan tak menemukan keberadaan istrinya di dalam kamar. Menduga jika istrinya masih mandi atau mungkin melanjutkan acara berendam. Tetapi, bukankah ini sudah terlalu lama? Jonathan menghitung sudah sejam lebih dia meninggalkan Rachel. Mendadak rasa takut bersarang dalam pikiran Jonathan. Takut akan hal buruk terjadi pada istrinya ketika berada di kamar mandi. Bergegas Jonathan melangkah ke kamar mandi guna memastikan. Namun di sana, juga t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status