Share

Bab 28 : Rachel Tersesat

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-11-15 08:19:36

Sementara itu tim Jonathan baru saja menyelesaikan tugas di pos ketiga. Melanjutkan menuju pos ke empat yang jaraknya cukup jauh.

Namun saat akan menyebrangi sungai, Jonathan melihat pada tim Rachel yang berada di seberang sungai. Dan mereka seperti tengah kebingungan.

Jonathan segera menyebrang bersama teman-temannya. Menghampiri tim Rachel yang masih berdiam diri tanpa meneruskan langkah mereka.

“Ada apa? Kenapa kalian tidak meneruskan jalan?” tanya Jonathan pada salah satu siswi.

“Jo, kami kehilangan satu tim kami,” jawab Alisha dengan wajah panik.

Wajah Jonathan terlihat mengerut.

“Siapa tim kalian yang hilang?” tanya Jonathan lagi.

“Rachel.”

Sontak membuat mata Jonathan melebar karena terkejut. Apa Rachel hilang? Kok bisa? Jonathan tak habis pikir dengan tim Rachel yang tidak kompak itu.

“Gimana bisa hilang sih? Emangnya kalian jalan sendiri-sendiri?”

“Gak Jo, tadinya gue lihat Rachel masih jalan di belakang gue. Eh baru mau nyebrang kok udah gak ada,” jawab Mila dengan raut waj
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 29 : Dewa Penolong

    Tubuh Rachel luruh, tangannya melepaskan genggaman Jonathan. Lalu memijat pada kakinya yang terasa sakit.“Kenapa? Lu jatuh tadi?” tanya Jonathan.Rachel mengangguk, “sepertinya kaki gue terkilir.”Jonathan merendahkan tubuhnya dan berjongkok di depan Rachel.“Lepas sepatu lu, biar gue lihat!” perintah Jonathan yang langsung dituruti oleh Rachel.Jonathan menarik kaki kiri Rachel ke arahnya, lalu memberikan pijatan ringan di mata kaki hingga betis.Jantung Rachel mendadak tidak aman, darahnya berdesir membuat wajahnya terasa panas. Baru kali ini dia berada begitu dekat dengan seorang laki-laki.Bahkan Jonathan yang biasanya mengejeknya ketika di sekolah, justru memberinya perhatian lebih. Pemuda di hadapannya layaknya superhero yang datang menolong. Sungguh di luar ekspektasi Rachel.Jonathan menekan tepat di titik dimana kaki Rachel sakit.“Auwhhh! Jangan keras-keras Jo, sakit tau!” ujar Rachel sembari menggigit bibir bawahnya.Terlihat Jonathan menghela nafas kasar. Tatapannya beral

    Last Updated : 2024-11-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 30 : Pos Kamling

    Jonathan berusaha mengejar Rachel. Entah apa dipikiran gadis itu sampai tak mengingat arah jalan. Beruntung langkah Rachel lambat, sehingga dengan cepat Jo bisa mendapatkan Rachel. “Cupu, berhenti!” sentak Jonathan sembari menarik kepangan Rachel. Membuat langkah Rachel terhenti. Posisinya masih membelakangi Jonathan, Rachel tidak ingin Jo melihat wajah sedihnya. “Gue mau pulang, Jo. Jangan tahan gue!” ucapnya lirih berharap Jo tidak menahannya. “Lu mau pulang kemana? Jalan lu salah, harusnya belok sana bukan ke sini!” tegas Jonathan. Sontak membuat Rachel terdiam dan menoleh ke belakang, “Sorry, gue lupa!” ucap Rachel dengan senyum kaku. “Makanya, jangan asal ngeloyor pergi kalau gak tahu jalan. Ayo ikutin gue!” perintah Jonathan. Mereka kembali melangkah beriringan. Kali ini Jonathan berusaha mengimbangi langkah Rachel yang lamban, agar gadis itu tidak tertinggal lagi. Tak lama mereka melangkah, langit terlihat semakin gelap dan tampak mendung. Entah jam berapa sekarang, t

    Last Updated : 2024-11-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 31 : Pasangan Serasi

    “Jonathan? Lu dah balik?” suara Jessi menyentak lamunan Jonathan.Dia menegakkan pandangan untuk menatap Jessi yang terlihat senang melihatnya.“Jo, lu kemana aja? Ray cerita kalau lu nyari si Cupu yang tersesat, benarkah?” tanya Jessi dengan tatapan menelisik.Jessi berharap Jonathan menjawab tidak, namun saat matanya menangkap sosok Rachel dari balik tubuh Jo, membuatnya kecewa. Ternyata benar apa yang dikatakan Ray.“Bukan tanggung jawab lu kali Jo kalau si Cupu tersesat. Bukankah masih ada guru yang bisa mencarinya?” ujar Jessi lagi, padahal Jo belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Namun Jessi tampak ribut sendiri.“Gue capek Jes, mau istirahat!” balas Jonathan sembari melangkah melewati Jessi.“Jo, tunggu! Gue ikut!” ujar Jessi sembari berjalan di samping Jonathan.Jo melangkah menuju tendanya, dan segera masuk untuk mengambil baju ganti. Saat dia keluar, Jessi masih berdiri di depan tendanya.“Lu mau ikut?” tanya Jonathan yang tampak heran dengan Jessi.Jessi pun mengangguk.“

    Last Updated : 2024-11-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 32 : Melihat Rachel Mandi?

    Setelah menyelesaikan permainan, guru pembina menyuruh para peserta untuk istirahat di tendanya masing-masing. Dan untungnya hujan tidak kembali turun. Sehingga mereka bisa lebih nyaman beristirahat.Rachel tengah duduk di depan tenda dengan teman-temannya.“Chel, lu kok bisa nyasar sih tadi? Apa benar tadi Jonathan yang gendong lu sampai sini?” tanya Mila yang sedari tadi penasaran. Dan hanya bisa mendengar desas desus dari teman-temannya.“Kaki gue terkilir, Mil. Kalau gak sakit sih mending gue jalan sendiri. Lagian gue terpaksa,” jawab Rachel.“Seriusan lu terpaksa? Gue kok ngerasa ada sesuatu antara lu dan si Jo,” ucap Mila lagi.Tepat setelah Mila berkata, Jonathan melintas di depan tenda mereka. Membuat Mila membungkam mulutnya dengan telapak tangan.Namun Rachel belum menyadari kehadiran Jonathan karena posisinya yang membelakangi.“Iyalah, gue gak ada hubungan dengan si Tengil itu! Sampai kapanpun gue gak bakal punya perasaan sama Jonathan!" tegas Rachel dengan penuh keyakinan

    Last Updated : 2024-11-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 33 : Jonathan Cemburu?

    “Keluar!!” hardik Rachel dengan tatapan tajam.“Sabar dong! Lagian salah siapa mandi tapi gak kunci pintu! Hah?” balas Jonathan tanpa rasa bersalah.“Toilet kan ada banyak, ngapain lu gak ke toilet lain? Hah!” sanggah Rachel tak kalah ketus.“Gue nyari yang paling deket, gak tahu gue kalau ternyata ada lu,” kilah Jonathan, tanpa sadar matanya menelisik tubuh Rachel. Meskipun tubuhnya sudah tertutup, ada gelegar aneh yang mengisi hati dan pikiran Jo. Rachel kembali mengambil pasta gigi dan melemparnya ke arah Jonathan yang masih tak mau pergi.“Jangan lihat-lihat! Pergi!” teriak Rachel ketus.“Lagian apa juga menariknya lu, gak ada!” Jonathan segera membalikkan badan dan membuka pintu untuk keluar.Dengan cepat Rachel segera melangkah menuju pintu dan menguncinya.Dia merasa kesal pada sikap Jonathan yang tak sopan. Bisa-bisanya pemuda itu masuk tiba-tiba tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tidak! Rachel serasa dipermalukan.Rachel mulai memungut botol sampo dan pasta gigi yang terjatuh d

    Last Updated : 2024-11-18
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 34 : Jebakan Jessi

    “Nolan? Kok lu di sini?” tanya Rachel saat menyadari sosok itu adalah temannya Nolan.Namun sebuah tangan mendorongnya hingga masuk ke dalam ruangan itu, dan orang itu dengan cepat menutup pintu lalu menguncinya. Membuat Nolan juga Rachel sama-sama terkejut. Mereka segera melangkah cepat menuju pintu.“Bukain dong!” teriak Rachel sembari menggedor-gedor pintu. Namun yang terdengar hanya suara langkah kaki yang bergerak menjauh.Rachel dan Nolan masih terus menggedor, berharap ada seseorang yang melintas di depan bangunan itu dan membukakan pintu untuk mereka.Namun hingga tangannya lelah menggedor, tak ada satupun yang membuka. Bahkan Rachel merasa jika di luar tidak ada seorang pun.Suasana di dalam terlihat gelap, hanya ada satu sumber penerangan di atap yang salah satu gentengnya berwarna transparan.“Siapa yang nyuruh lu kesini, Lan?” tanya Rachel menelisik. Kedua orang terkunci dalam satu ruangan, tentu bukanlah hal yang tak disengaja. Pasti ada satu orang yang sengaja menjebak m

    Last Updated : 2024-11-18
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 35 : Mencari Rachel

    Jonathan bahkan sampai keluar dari barisan, setelah mendengar kabar hilangnya Rachel. Lagi dan lagi gadis itu membuat hidupnya repot. Sore nanti mereka sudah pulang, bagaimana ceritanya jika dia pulang tanpa Rachel?Para guru pembina pun berpencar untuk mencari Rachel dan Nolan.Setelah mendesak Jessi, akhirnya gadis itu mengaku jika menyuruh Nolan ke gudang kayu untuk mengambil sapu.Beberapa guru segera melangkah menuju gudang kayu yang di maksud. Dimana posisinya berada di dalam hutan pinus berjarak beberapa puluh meter dari mushola.“Wah kayaknya bakal seru nih!” ucap salah satu siswa yang terdengar di telinga Jonathan.“Si Culun dan si Cupu terjebak di gudang, wah kayaknya kita harus lihat!” terdengar suara Rayjendra menjawab.“Yoi, jangan sampe kelewat!” seru yang lain.Hal itu tertangkap jelas di pendengaran Jonathan, hal itu membuatnya segera mengikuti langkah teman-temannya.Namun belum sempat Jo sampai ke lokasi, Jessi menghampiri.“Jo, kita ke tempat lain aja yuk! Lagian b

    Last Updated : 2024-11-19
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 36 : Jo sakit?

    Jacob mengisyaratkan agar pemuda itu mendekat. Sebelum menuruti perintah papa Rachel, Jonathan melihat ke sekelilingnya. Tatapan aneh dan penasaran dari teman-temannya.Jonathan menghela nafas berat, setelah akhirnya dia melangkah mendekati mobil Jacob.“Hay om Jacob, apa kabar?” tanya Jo sekedar basa-basi.“Om yang harusnya bertanya. Bagaimana kabarmu? Apa Rachel merepotkan mu?” ujar Jacob dengan senyum ramah.Jonathan melayangkan tatapan sinisnya ke arah Rachel yang terlihat panik. Hingga akhirnya dia menjawab, “tidak om, Rachel tidak pernah merepotkanku. Dia anak yang baik,” ucap Jonathan dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.Di pendengaran Rachel, tentu jawaban Jonathan terdengar seperti sebuah sindiran. Bagaimana tidak? Rachel merasa sangat merepotkan Jonathan. Bahkan membuat pemuda itu lelah karena harus menggendongnya.“Kamu mau langsung pulang? Atau mau mampir ke rumah dulu? Nenek sudah memasakkan makanan enak untukmu,” ujar Jacob menawarkan.“Hum, mungkin lain kali o

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 173 : Kondisi Jacob

    Bola mata Rachel membola sempurna. Perasaan tak percaya dan terkejut setelah mendengar jawaban dari nenek Maria, bercampur aduk di hatinya.Seperti ada beban berat yang menekan dadanya, membuatnya sulit untuk bernafas. Mata Rachel mulai terlihat memerah dan berair, tanpa terasa bulir bening pun jatuh dari pelupuk mata.Ketiga wanita beda usia itu saling berpelukan, mencurahkan rasa takut dan kekhawatiran yang teramat sangat. Tanpa kata, hanya isak tangis yang terdengar memenuhi seluruh penjuru ruangan.Jonathan yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, ikut mendengar berita buruk yang disampaikan nenek Maria. Diapun sama terkejutnya.“Papa dimana? Rachel mau temenin papa,” suara Rachel terdengar lirih dan serak. Namun keinginan untuk bertemu dengan papanya, tak bisa ditunda lagi.“Papamu masih ada di rumah sakit di Bali, Chel. Nenek sudah suruh asisten untuk memesankan tiket pesawat untuk hari ini, tapi sayangnya penerbangan untuk siang ini penuh. Nanti malam..”“Bolehkah Jo membantu,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 172 : Kabar Buruk

    Kini Rachel, Mila dan Jonathan berada dalam satu mobil. Mila memutuskan untuk pulang setelah tadi melihat kehadiran Bella. Gadis gila yang tak tahu malu. Mila segera beranjak dan menghampiri Rachel dan Jonathan. Dia sudah tak peduli dengan tanggapan Ray nantinya. Apakah pemuda itu akan menuruti permintaan Bella atau menolak? Toh, itu bukan urusannya lagi karena mereka sudah putus, begitu pikir Mila. Jonathan sudah menghubungi supir sedari tadi, ketika mereka baru saja sampai di pantai. Meminta supir untuk menunggunya di parkiran. Kini dia meminta supirnya untuk membawa motor Mila, sementara sang pemilik motor berada di dalam mobil. Tanpa diminta, Rachel pun berinisiatif untuk mengambil alih kemudi dengan Jonathan yang duduk di sisinya. Sesekali melihat pada spion di atas kepalanya untuk memantau keadaan Mila setelah tadi sempat melihat sahabatnya menangis. “Udah jangan terlalu dipikirin, Mil! Masih banyak cowok baik di luaran sana. Tapi kalau lu nyari yang kayak gue, udah

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 171 : Foto Prewed?

    Rachel yang mendengar pertanyaan Alisha terlihat gugup. Memilih untuk diam, dan menunggu Jonathan yang menjawab pertanyaan Alisha. “Udah lama kali, Lis. Lu aja yang gak sadar,” jawab Jonathan dengan santai. “Eh, apa iya gue yang gak sadar ya. Lagian Rachel juga jarang cerita sih,” balas Alisha seraya melirik ke arah Rachel. “Hum, buruan fotoin gue!” Jonathan pun kembali menyodorkan ponselnya ke Alisha, lalu beralih menghampiri Rachel. “Bae, kita foto ya! Anggap aja salah satu foto prewed.” Astaga, kenapa mulut Jonathan tak bisa dikontrol? Rachel menatap tajam pada pemuda jangkung itu. Namun justru Jonathan mengerlingkan satu mata ke arahnya. Menarik tangan Rachel sebelum gadis itu protes. Berdiri berdampingan dengan latar belakang pemandangan pantai. “Merapat dikit dong!” seru Alisha memberi aba-aba dengan tangan kirinya. Rachel tak berpindah dari posisinya. Berdiri dengan gaya kaku, dengan posisi kedua tangan saling bertaut di depan. Sedangkan Jonathan yang memutuskan untuk

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 170 : Aksi Konvoi

    Jonathan menarik Rachel menjauh dari perkumpulan teman-temannya. Membawa ke tempat yang lebih sepi.“Ada apa, Jo? Ada yang sakit?” tanya Rachel dengan dahi mengerut. Arah pandangnya tertuju pada tangan kanan Jonathan yang tertutup kain penyangga lengan. Kain hitam yang sudah terkena cat semprot warna-warni.Sama halnya dengan keadaan baju seragam Jonathan yang sudah dipenuhi oleh coretan spidol dan cat warna-warni di segala sisi.Jonathan mengulas senyum tipis, tak langsung menjawab pertanyaan Rachel. Pertanyaan singkat dari sang kekasih yang terdengar seperti sebuah perhatian.Tangan Jonathan terulur mengusap pipi Rachel. Tepatnya di bagian yang terkena cat semprot. Membuat gadis itu tertegun dan menegakkan pandangannya ke depan. Membalas tatapan Jonathan yang terlihat begitu lembut.Jonathan menarik tangannya kembali. Berusaha melepaskan tali penyangga lengan yang melekat di pundak kirinya.“Jo, ngapain? Kok dilepas?” tanya Rachel sedikit terkejut. Tangannya menahan tangan kiri Jo,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 169 : Euforia Kelulusan

    Rachel berjinjit seraya memanjangkan lehernya untuk berusaha melihat ke depan. Bukannya tak mempercayai ucapan Jonathan, namun dia belum lega jika tak melihatnya secara langsung. Saat tengah berusaha, tiba-tiba Jonathan menunduk dan tangan kirinya melingkari kedua paha Rachel dari belakang. Ketika hendak protes, pemuda itu justru mengangkat tubuh Rachel, menggendong dengan satu tangannya. Rachel yang sangat terkejut sontak melingkarkan lengan kanannya di pundak Jonathan. “J-jo turunin..” “Lu mau lihat langsung, kan? Gue cuma bantu lu biar bisa lihat!” “Ta-tapi.. malu kan dilihat yang lain,” ucap Rachel setengah berbisik dengan wajah yang mulai memerah. Melihat pada beberapa teman-teman sekelasnya yang begitu terkejut melihat ke arahnya. Memang di posisinya yang sekarang, Rachel bisa dengan jelas melihat ke arah mading. “Ciye, pasangan baru nih!” Terdengar salah satu suara siswa yang berdiri di samping mereka. “Ah.. sweet benget sih kalian! Bikin gue ngiri,” timpal Mila yang tam

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 168 : Pengumuman Kelulusan

    “Nanti pulang sekolah kita barengan ya. Please, jangan marah lagi!” Ucapan terakhir Jonathan saat di kantin tadi, begitu terngiang di dalam otak Rachel. Rasa kesal yang tersisa pun mulai terkikis. Ketika kembali ke kelas, Rachel tak melihat pemuda itu di bangku belakang. Mungkin saja Jonathan sudah kembali ke kelas 12A. Ada sedikit rasa kehilangan dalam hati Rachel karena tak bisa satu kelas lagi dengan Jonathan. Saat di kelas, acara perencanaan pun dilanjutkan kembali. Rio memilih beberapa temannya untuk menjadi pemeran dalam drama musikal. Rachel pun ikut terlibat. Jika Mila memilih untuk menunjukkan bakatnya menari, beda halnya dengan Rachel yang tak menyukai musik ataupun tarian. “Chel, mending lu aja yang jadi pemeran utamanya!” celetuk Alisha. “Hah? Kok gue? Gue gak bisa..” “Lagian pas kok karakter pemain utamanya sama elu. Ayolah Chel terima aja!” timpal Mila yang ikut mendukung. “Ta-tapi gue kan..” Rachel masih berpikir untuk mencari alasan yang tepat untuk menolak. “Ud

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 167 : Jejak Langkah Masa Depan

    Mila kini berada di antara sepasang kekasih yang tengah bersitegang. Dia pun bingung harus bagaimana. Kembali menatap Jonathan untuk meminta pendapat. “Hum, gak masalah. Gue bisa tunggu sampai nanti pulang sekolah aja,” ucap Jonathan seraya mengulas senyum pada Rachel dan Mila. Lalu segera melangkah menuju bangku belakang. Kini Mila tak tahan lagi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara sahabatnya dan si Kapten Basket itu. “Chel, ada apa sih? Apa yang sebenarnya terjadi? Cerita deh sama gue!” tanya Mila berbisik dengan raut penasaran. Padahal di depan kelas, ketua kelas tengah mengajak teman-temannya untuk berdiskusi tentang pertunjukan pentas seni. Rachel hanya melirik Mila sekilas, lalu kembali fokus ke depan. “Gak ada apa-apa, Mil. Lu yang harusnya cerita ke gue, kok bisa putus sih dari Ray?” Mila menoleh ke bangku belakang untuk mencari sosok Ray. Namun tak melihat keberadaan pemuda itu. Mila pun menghela nafas lega. Kembali menatap ke arah Rachel. “Ray seling

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 166 : Mengacuhkan Jonathan

    “Siang nanti, papa ada perjalanan keluar kota. Mungkin sepulang kamu sekolah nanti, kamu sudah gak lihat papa.” “Sendiri atau sama mama?” “Sendiri, nak. Biarkan mamamu istirahat di rumah. Kamu juga, tolong jaga diri baik-baik di rumah. Papa titip mama sama nenek ya. Kalau ada apa-apa bisa telepon papa. Dan jika papa sedang sibuk gak bisa terima panggilan, kamu bisa minta tolong Jonathan atau papanya.” “Berapa hari, Pa?” tanya Rachel lagi. “Kemungkinan tercepat tiga hari, dan paling lambat lima hari papa sudah kembali,” jelas Jacob sembari mengusap lembut puncak kepala Rachel penuh kasih sayang. Rachel mengangguk dan tersenyum. Perasaannya yang campur aduk dari semalam, kini mulai menghangat setelah mendapatkan perhatian ayahnya. “Bagaimana hubunganmu dan Jonathan, hum? Apa kalian sudah saling mencintai?” tanya Jacob sesekali menoleh ke arah putrinya untuk melihat respon Rachel. Terlihat Rachel menghela nafas panjang sebelum menjawab, “kami sudah lebih dekat dan saling mengenal.”

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 165 : Rasa Penyesalan

    Jonathan segera beranjak dan melangkah ke arah pintu.“Mami?” ucap Jonathan kala melihat sosok Debora di sana. Sebelumnya dia mengira jika yang datang adalah asisten rumah tangga.“Mami denger dari asisten, Rachel terkena minyak panas ya?” tanya Debora dengan raut wajah khawatir.“Mami baru datang?” Jonathan mengabaikan pertanyaan Debora, justru penasaran akan kehadiran maminya yang pulang lebih awal.“Iya, kenapa memangnya kalau mami baru datang?” Debora merangsek masuk ke dalam kamar, melewati putranya yang masih berdiri menghalangi pintu.Debora segera menghampiri calon menantunya untuk melihat langsung keadaan Rachel.“Gimana Rachel? Apa sudah diobati? Apa perlu ke rumah sakit?” tanya Debora memindai pandangannya pada tubuh gadis yang duduk dengan wajah memerah itu.Rachel menggeleng pelan, “gak usah Tante. Barusan sudah Jo yang obatin,” jawabnya dengan senyum yang terlihat kaku.Debora beralih menatap ke belakang, melihat pada putranya yang sudah berdiri di belakangnya.“Jo, lain

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status