Share

Bab 29 : Dewa Penolong

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-11-16 09:48:31

Tubuh Rachel luruh, tangannya melepaskan genggaman Jonathan. Lalu memijat pada kakinya yang terasa sakit.

“Kenapa? Lu jatuh tadi?” tanya Jonathan.

Rachel mengangguk, “sepertinya kaki gue terkilir.”

Jonathan merendahkan tubuhnya dan berjongkok di depan Rachel.

“Lepas sepatu lu, biar gue lihat!” perintah Jonathan yang langsung dituruti oleh Rachel.

Jonathan menarik kaki kiri Rachel ke arahnya, lalu memberikan pijatan ringan di mata kaki hingga betis.

Jantung Rachel mendadak tidak aman, darahnya berdesir membuat wajahnya terasa panas. Baru kali ini dia berada begitu dekat dengan seorang laki-laki.

Bahkan Jonathan yang biasanya mengejeknya ketika di sekolah, justru memberinya perhatian lebih. Pemuda di hadapannya layaknya superhero yang datang menolong. Sungguh di luar ekspektasi Rachel.

Jonathan menekan tepat di titik dimana kaki Rachel sakit.

“Auwhhh! Jangan keras-keras Jo, sakit tau!” ujar Rachel sembari menggigit bibir bawahnya.

Terlihat Jonathan menghela nafas kasar. Tatapannya beral
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
jd cwek lebay banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 30 : Pos Kamling

    Jonathan berusaha mengejar Rachel. Entah apa dipikiran gadis itu sampai tak mengingat arah jalan. Beruntung langkah Rachel lambat, sehingga dengan cepat Jo bisa mendapatkan Rachel. “Cupu, berhenti!” sentak Jonathan sembari menarik kepangan Rachel. Membuat langkah Rachel terhenti. Posisinya masih membelakangi Jonathan, Rachel tidak ingin Jo melihat wajah sedihnya. “Gue mau pulang, Jo. Jangan tahan gue!” ucapnya lirih berharap Jo tidak menahannya. “Lu mau pulang kemana? Jalan lu salah, harusnya belok sana bukan ke sini!” tegas Jonathan. Sontak membuat Rachel terdiam dan menoleh ke belakang, “Sorry, gue lupa!” ucap Rachel dengan senyum kaku. “Makanya, jangan asal ngeloyor pergi kalau gak tahu jalan. Ayo ikutin gue!” perintah Jonathan. Mereka kembali melangkah beriringan. Kali ini Jonathan berusaha mengimbangi langkah Rachel yang lamban, agar gadis itu tidak tertinggal lagi. Tak lama mereka melangkah, langit terlihat semakin gelap dan tampak mendung. Entah jam berapa sekarang, t

    Last Updated : 2024-11-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 31 : Pasangan Serasi

    “Jonathan? Lu dah balik?” suara Jessi menyentak lamunan Jonathan.Dia menegakkan pandangan untuk menatap Jessi yang terlihat senang melihatnya.“Jo, lu kemana aja? Ray cerita kalau lu nyari si Cupu yang tersesat, benarkah?” tanya Jessi dengan tatapan menelisik.Jessi berharap Jonathan menjawab tidak, namun saat matanya menangkap sosok Rachel dari balik tubuh Jo, membuatnya kecewa. Ternyata benar apa yang dikatakan Ray.“Bukan tanggung jawab lu kali Jo kalau si Cupu tersesat. Bukankah masih ada guru yang bisa mencarinya?” ujar Jessi lagi, padahal Jo belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Namun Jessi tampak ribut sendiri.“Gue capek Jes, mau istirahat!” balas Jonathan sembari melangkah melewati Jessi.“Jo, tunggu! Gue ikut!” ujar Jessi sembari berjalan di samping Jonathan.Jo melangkah menuju tendanya, dan segera masuk untuk mengambil baju ganti. Saat dia keluar, Jessi masih berdiri di depan tendanya.“Lu mau ikut?” tanya Jonathan yang tampak heran dengan Jessi.Jessi pun mengangguk.“

    Last Updated : 2024-11-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 32 : Melihat Rachel Mandi?

    Setelah menyelesaikan permainan, guru pembina menyuruh para peserta untuk istirahat di tendanya masing-masing. Dan untungnya hujan tidak kembali turun. Sehingga mereka bisa lebih nyaman beristirahat.Rachel tengah duduk di depan tenda dengan teman-temannya.“Chel, lu kok bisa nyasar sih tadi? Apa benar tadi Jonathan yang gendong lu sampai sini?” tanya Mila yang sedari tadi penasaran. Dan hanya bisa mendengar desas desus dari teman-temannya.“Kaki gue terkilir, Mil. Kalau gak sakit sih mending gue jalan sendiri. Lagian gue terpaksa,” jawab Rachel.“Seriusan lu terpaksa? Gue kok ngerasa ada sesuatu antara lu dan si Jo,” ucap Mila lagi.Tepat setelah Mila berkata, Jonathan melintas di depan tenda mereka. Membuat Mila membungkam mulutnya dengan telapak tangan.Namun Rachel belum menyadari kehadiran Jonathan karena posisinya yang membelakangi.“Iyalah, gue gak ada hubungan dengan si Tengil itu! Sampai kapanpun gue gak bakal punya perasaan sama Jonathan!" tegas Rachel dengan penuh keyakinan

    Last Updated : 2024-11-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 33 : Jonathan Cemburu?

    “Keluar!!” hardik Rachel dengan tatapan tajam.“Sabar dong! Lagian salah siapa mandi tapi gak kunci pintu! Hah?” balas Jonathan tanpa rasa bersalah.“Toilet kan ada banyak, ngapain lu gak ke toilet lain? Hah!” sanggah Rachel tak kalah ketus.“Gue nyari yang paling deket, gak tahu gue kalau ternyata ada lu,” kilah Jonathan, tanpa sadar matanya menelisik tubuh Rachel. Meskipun tubuhnya sudah tertutup, ada gelegar aneh yang mengisi hati dan pikiran Jo. Rachel kembali mengambil pasta gigi dan melemparnya ke arah Jonathan yang masih tak mau pergi.“Jangan lihat-lihat! Pergi!” teriak Rachel ketus.“Lagian apa juga menariknya lu, gak ada!” Jonathan segera membalikkan badan dan membuka pintu untuk keluar.Dengan cepat Rachel segera melangkah menuju pintu dan menguncinya.Dia merasa kesal pada sikap Jonathan yang tak sopan. Bisa-bisanya pemuda itu masuk tiba-tiba tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tidak! Rachel serasa dipermalukan.Rachel mulai memungut botol sampo dan pasta gigi yang terjatuh d

    Last Updated : 2024-11-18
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 34 : Jebakan Jessi

    “Nolan? Kok lu di sini?” tanya Rachel saat menyadari sosok itu adalah temannya Nolan.Namun sebuah tangan mendorongnya hingga masuk ke dalam ruangan itu, dan orang itu dengan cepat menutup pintu lalu menguncinya. Membuat Nolan juga Rachel sama-sama terkejut. Mereka segera melangkah cepat menuju pintu.“Bukain dong!” teriak Rachel sembari menggedor-gedor pintu. Namun yang terdengar hanya suara langkah kaki yang bergerak menjauh.Rachel dan Nolan masih terus menggedor, berharap ada seseorang yang melintas di depan bangunan itu dan membukakan pintu untuk mereka.Namun hingga tangannya lelah menggedor, tak ada satupun yang membuka. Bahkan Rachel merasa jika di luar tidak ada seorang pun.Suasana di dalam terlihat gelap, hanya ada satu sumber penerangan di atap yang salah satu gentengnya berwarna transparan.“Siapa yang nyuruh lu kesini, Lan?” tanya Rachel menelisik. Kedua orang terkunci dalam satu ruangan, tentu bukanlah hal yang tak disengaja. Pasti ada satu orang yang sengaja menjebak m

    Last Updated : 2024-11-18
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 35 : Mencari Rachel

    Jonathan bahkan sampai keluar dari barisan, setelah mendengar kabar hilangnya Rachel. Lagi dan lagi gadis itu membuat hidupnya repot. Sore nanti mereka sudah pulang, bagaimana ceritanya jika dia pulang tanpa Rachel?Para guru pembina pun berpencar untuk mencari Rachel dan Nolan.Setelah mendesak Jessi, akhirnya gadis itu mengaku jika menyuruh Nolan ke gudang kayu untuk mengambil sapu.Beberapa guru segera melangkah menuju gudang kayu yang di maksud. Dimana posisinya berada di dalam hutan pinus berjarak beberapa puluh meter dari mushola.“Wah kayaknya bakal seru nih!” ucap salah satu siswa yang terdengar di telinga Jonathan.“Si Culun dan si Cupu terjebak di gudang, wah kayaknya kita harus lihat!” terdengar suara Rayjendra menjawab.“Yoi, jangan sampe kelewat!” seru yang lain.Hal itu tertangkap jelas di pendengaran Jonathan, hal itu membuatnya segera mengikuti langkah teman-temannya.Namun belum sempat Jo sampai ke lokasi, Jessi menghampiri.“Jo, kita ke tempat lain aja yuk! Lagian b

    Last Updated : 2024-11-19
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 36 : Jo sakit?

    Jacob mengisyaratkan agar pemuda itu mendekat. Sebelum menuruti perintah papa Rachel, Jonathan melihat ke sekelilingnya. Tatapan aneh dan penasaran dari teman-temannya.Jonathan menghela nafas berat, setelah akhirnya dia melangkah mendekati mobil Jacob.“Hay om Jacob, apa kabar?” tanya Jo sekedar basa-basi.“Om yang harusnya bertanya. Bagaimana kabarmu? Apa Rachel merepotkan mu?” ujar Jacob dengan senyum ramah.Jonathan melayangkan tatapan sinisnya ke arah Rachel yang terlihat panik. Hingga akhirnya dia menjawab, “tidak om, Rachel tidak pernah merepotkanku. Dia anak yang baik,” ucap Jonathan dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.Di pendengaran Rachel, tentu jawaban Jonathan terdengar seperti sebuah sindiran. Bagaimana tidak? Rachel merasa sangat merepotkan Jonathan. Bahkan membuat pemuda itu lelah karena harus menggendongnya.“Kamu mau langsung pulang? Atau mau mampir ke rumah dulu? Nenek sudah memasakkan makanan enak untukmu,” ujar Jacob menawarkan.“Hum, mungkin lain kali o

    Last Updated : 2024-11-19
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 37 : Membungkam Mulut Berisik Rachel

    “Jes, jalan pakai mata dong!” sentak Mila kesal sembari membantu Rachel.Namun Jessi mengabaikan ucapan Mila, menatap sinis tanpa rasa bersalah. Melanjutkan langkah memasuki kelas dan menghampiri meja Jonathan.“Gila ya, songong sekali Jessi! Pasti sengaja dia nabrak elu, mana gak mau minta maaf. Dasar ya tu orang, terus aja bikin masalah,” gerutu Mila dengan bibir mengerucut.Rachel terdiam mendengar gerutuan sahabatnya, namun sudut matanya mengikuti arah Jessi berjalan, dimana kini sudah berada di depan meja Jonathan.Entah apa yang tengah Jessi bicarakan pada pemuda tengil itu. Rachel tak menangkap pembicaraan mereka, karena posisinya yang cukup jauh.“Chel? Lu liat apa sih?” ucapan Mila sontak membuat Rachel membuang pandangannya.“Ayo ke kantin!” Rachel menarik tangan Mila, karena takut dicurigai. ***Saat pelajaran kedua, keadaan Jonathan semakin memburuk. Bahkan suhu tubuhnya meningkat. Sehingga guru memintanya untuk beristirahat di UKS.Meskipun Jonathan terus menyangkal jika

    Last Updated : 2024-11-20

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 161 : Menonjol

    “Ish.. gak usah kali Jo pake dijelasin segala kita mau nikah. Kan malu!” gerutu Rachel saat mereka keluar dari ruang terapi dan sedang berada di apotik, menunggu obat yang diresepkan. “Loh, harus dong Chel! Masak iya kamu nikah tapi calon suamimu cacat gini.” “Hush.. jangan bilang gitu! Kamu gak cacat, tapi sedang kurang baik. Dalam waktu dekat juga pasti sembuh tangannya,” balas Rachel dengan tatapan tak suka. Jonathan menghela nafas panjang. “Dengan kondisi tangan gue seperti ini, kira-kira masih bisa gak ya gue main basket?” gumam Jonathan dengan tatapan menerawang. Rachel berpaling menatap ke samping. Terlihat raut wajah Jonathan yang muram dengan pandangan kosong. Diraihnya tangan Jonathan, lalu menautkan dengan tangannya. “Gue yakin lu bisa sembuh, dan tangan lu akan kembali kayak dulu!” tegas Rachel untuk menyemangati. Mendadak suasana hening, Jo tak lagi berucap. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Rachel merasa iba melihat raut wajah Jo yang murung. Walau bagaimanapun

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 160 : Cabut Laporan?

    Rachel yang tak mendengar ocehan Jonathan lagi, sontak melihat ke arah pemuda di sisinya.“Jo, kenapa lu?” tanyanya, namun diabaikan oleh pemuda itu. Membuatnya tambah bertanya-tanya saat melihat wajah Jonathan yang berubah serius.Rachel penasaran dengan apa yang dilihat pemuda itu. Sehingga Rachel mengikuti arah pandang Jonathan.Terjawab sudah rasa penasaran Rachel, ketika pandangannya menangkap sosok Bara dan Jessi.Ketika dirasa genggaman tangan Jonathan yang semakin menguat di tangan kanannya, Rachel pun mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap lembut lengan pemuda itu.“Jo, kita tunggu di sana,” ucap Rachel sembari menuntun langkah mereka menjauh dari pintu masuk. Dia tahu Jessi, Bara dan Pak Jeremy akan melewati jalan itu nantinya.Jonathan mengikuti kemana Rachel membawanya. Duduk menjauh di depan pos sekuriti.Sementara itu Nicholas yang baru saja menyelesaikan panggilan, hendak menghampiri putranya untuk pamit kerja. Namun justru dirinya berpapasan dengan Jeremy. Pria yang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 159 : Kantor Polisi

    Setelah memastikan kekasihnya masuk ke dalam rumah serta berpamitan pada semua keluarga Rachel, Jonathan pun segera keluar dari gerbang. Menghampiri supir yang sudah berdiri menunggu di sisi mobil. Selama melangkah, mata Jonathan terus mengawasi keberadaan mobil Bara. Hingga akhirnya terlihat jendela mobil terbuka dan wajah Bara pun terlihat. Jonathan membalas tatapan sinis dari pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya selama ini. “Silahkan tuan Jonathan,” ucap supir yang telah membukakan pintu depan. “Tunggu dulu, pak! Saya masih ada sedikit urusan,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Bara. Terlihat pemuda itu membuka pintu mobil, lalu keluar dengan senyum misteriusnya. Melangkah menghampiri Jonathan yang sudah mengetahui keberadaannya. “Hay, kawan lama! Apa kabar?” sapa Bara seraya mengulurkan tangannya ke arah Jonathan. Namun Jo hanya memandang tangan Bara yang terulur. Tak ada niat untuk menyambutnya. Lalu kembali menatap wajah Bara. “Gak usah basa-basi! Ada keperlua

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 158 : Saling Mencintai?

    “Wah enak masakanmu, Rachel!” puji Nicholas saat tengah menikmati makan malam dengan sup ayam buatan Rachel. “Tuh kan, apa gue bilang. Masakan lu memang terbaik,” timpal Jonathan sembari menunjukkan jempol tangannya ke depan. Rachel tersenyum senang mendengar pujian dari calon mertuanya. “Syukurlah, kalau om menyukai masakan saya,” ucap Rachel seraya menundukkan pandangan. “Sering-seringlah main ke sini, biar hubungan kalian semakin dekat. Mulai bulan depan kita sudah harus mulai mempersiapkan rencana pernikahan untuk kalian,” tutur Debora yang ikut mencicipi sup ayam buatan Rachel. Rachel menelan ludah, tak menyangka jika pernikahannya dengan Jonathan sudah dekat. Hanya tinggal beberapa bulan lagi setelah pengumuman kelulusan. “Nanti bilang aja kalau mau sini, aku yang jemput kamu!” ujar Jonathan menimpali ucapan maminya. “Idih, tangan kamu aja masih sakit. Gimana mau jemput, Jo?” balas Rachel dengan suara setengah berbisik, agar orang tua Jonathan tak mendengar. “Bisalah! La

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 157 : Mengusir Aluna

    “Luna? Ngapain lu ke sini?” tanya Jonathan dengan raut wajah bingung. “Aku mau jenguk kamu. Tadinya sempet ketemu sama mami, dia bilang kamu sedang sakit di rumah.” Aluna melangkah semakin dekat. Tanpa basa-basi segera duduk di kursi samping Jonathan, kursi bekas Rachel duduk tadi. “Astaga, dasar mami!” gerutu Jonathan dengan suara kecil. Kehadiran Aluna yang tak diharapkan itu tentu mengganggu momen romantisnya dengan Rachel. Jonathan melirik ke arah Rachel, tepat saat gadis itu melihat ke arahnya. Namun tak lama Rachel pun melanjutkan langkahnya memasuki dapur. Jonathan menghela nafas kesal. Kesal pada Aluna yang selalu datang mengganggu. Padahal gadis itu tahu jika sekarang Jonathan sudah memiliki kekasih, calon istri. “Kok bisa sih Jo, sampai seperti ini? Kamu jatuh? Dimana jatuh?” Aluna mencecarnya dengan pertanyaan. Namun Jonathan sudah terlanjur malas menjawab, dan tak ingin membuat kekasihnya salah paham. “Lun, gue udah baikan kok. Ada pacar gue yang ngerawat. Jadi mendi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 156 : Sepiring Berdua

    Jonathan kembali duduk di tepi ranjang, meraih air dalam gelas yang masih tersisa setengah. Setelah menuntaskan dahaga, Jonathan berniat untuk menghubungi Rachel. Memastikan keberadaan kekasihnya itu. Namun kembali Jo dibuat bingung karena ponselnya masih terbawa oleh maminya. Jonathan melenguh frustasi. Tanpa ponsel dia tak bisa menghubungi Rachel, tetapi bukankah dia bisa menelpon lewat telepon rumah? Jonathan bergegas melangkah keluar kamar. Dengan langkah buru-buru menuruni anak tangga, menuju ruang keluarga dimana telepon rumah berada di sana. Setelah melihat pada buku telepon dan menekan nomor telepon rumah Rachel, Jonathan pun menunggu hingga panggilan terhubung. “Jonathan? Udah bangun?” Terdengar suara gadis yang sedari tadi dia cari. Sontak Jonathan menoleh ke belakang. Jo terkesiap, matanya melebar. Namun detik berikutnya senyum menghiasi bibirnya. “Halo, selamat sore!” Terdengar suara nenek Maria dari seberang telepon. “Halo nek, apa kabar?” jawab Jonathan tanpa menga

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 155 : Jangan Pergi, Temenin Gue!

    Bola mata Rachel melebar untuk beberapa saat. Otaknya menyuruh untuk menjauh, namun hatinya meminta untuk tak menjauh. Rachel memejamkan mata dan mulai menikmati kehangatan yang mulai menjalar di hatinya. Sebuah ciuman ringan, hanya pertemuan dua bibir namun begitu membekas dalam hati Jonathan. Baru kali ini dia tak melihat penolakan Rachel. Namun suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka. Secepatnya Rachel mendorong dada Jonathan menjauh. Nafasnya tampak terengah-engah, wajahnya merah padam. “M-mungkin mbak. Gue bukain pintu dulu,” ucap Rachel terbata, lalu segera beranjak melangkah ke arah pintu. Jonathan tersenyum penuh kemenangan. Menjilat bibir bawahnya, dimana rasa manis dengan aroma buah ceri tersisa di sana. Setelah menerima peralatan makan juga segelas air putih dari asisten yang mengantar, Rachel melangkah ke arah meja. Membuka satu persatu rantang, lalu memindahkan sebagian makanan ke atas piring. Debaran di dadanya tak kunjung berhenti, meskipun Rachel berusaha m

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 154 : Wangi Parfum Lelaki

    Perlahan Rachel memutar kepalanya ke belakang. “L-lu udah bangun? Tadinya gue mau nunggu di bawah,” jawab Rachel gugup. Jonathan beranjak dari posisinya, namun wajahnya tampak meringis. Mulutnya mendesis kesakitan. “Ssshhhh… duhhhh!” Rachel terkesiap, bergegas menghampiri Jonathan yang tampak kesakitan. “Masih sakit Jo? Pelan-pelan!” ucap Rachel sembari membantu Jonathan untuk duduk. Tangan kanannya melingkari pundak pemuda itu, sementara yang kiri menggenggam erat pergelangan tangan Jo yang tak tertutup gips. “Sakit banget, Chel! Shhhh…” balas Jonathan dengan wajah meringis. “Hati-hati! Lu duduk aja, biar gue bantu!” Rachel mengambil satu bantal dan meletakkannya di punggung Jo. Lalu membantu pemuda itu untuk duduk bersandar. “Thank you, udah mau datang ke sini. Lu udah makan?” tanya Jonathan dengan suara lembut. Wajahnya tampak berseri-seri. Padahal baru beberapa detik lalu terlihat kesakitan, namun sudah berubah dalam waktu cepat. “Udah. Tadi habis masak gue langsung makan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 153 : Bertemu Bara

    Rachel menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang pemuda berbadan tinggi yang menutupi tubuh juga kepalanya dengan jaket putih. “Kak Bara?” Mata Rachel membulat ketika mengenali pemuda yang tak lain adalah mantan kakak kelasnya dulu. Meski setengah wajah Bara tertutup masker, namun Rachel masih mengingat sorot mata dari pemuda itu. Bara tersenyum senang saat Rachel mengenalinya. Dia pun segera melepaskan penutup masker dari wajahnya. “Sudah selesai bayarnya?” tanya Bara ketika melihat kasir masih menunggu Rachel untuk memasukkan pin di mesin EDC. Segera Rachel kembali fokus melakukan transaksi pembayaran. Lalu meraih kantong belanjaan yang cukup berat itu. “Perlu gue bantu?” tanya Bara menawarkan bantuan. Padahal niatnya tadi hendak membeli minuman, namun urung dilakukan. Melihat wajah bening Rachel, tak mungkin Bara menyia-nyiakan kesempatan emas ini. “Gak perlu kak, aku..” Bara mengambil alih kantong belanjaan dari tangan Rachel. “Cewek secantik lu, jangan bawa yang berat-be

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status