All Chapters of Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket: Chapter 51 - Chapter 60

133 Chapters

Bab 51 : Makan Berdua

"Rachel!!"Mata Rachel melebar kala melihat keberadaan Jonathan di sana.Jonathan masih berdiri di ambang pintu. Menatap tajam ke arah pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya.Rachel segera meraih tasnya dan beranjak dari tempat duduk. Melangkah terburu-buru menghampiri Jonathan.“Sejak kapan lu jadi cewek gak bener? Hah!” sentak Jonathan ketika Rachel sudah berdiri di hadapannya.Rachel terdiam dengan kepala menunduk. Jujur kehadiran Jonathan membuatnya senang. Berada di antara pemuda yang tak dia kenal, membuat Rachel merasa tidak nyaman dan bosan. Apalagi mulut-mulut dua pemuda yang bersama Bara, selalu menggoda dan berucap kata-kata kasar.“Ayo pulang! Papa lu udah nelfon gue!” Jonathan meraih tangan Rachel dan menariknya keluar dari ruangan.Rachel pun hanya bisa pasrah mengikuti langkah Jonathan yang tampak terburu-buru. Meskipun sedikit kerepotan mengimbangi langkah panjang Jonathan, hingga Rachel setengah berlari karena tangan Jonathan menggenggamnya erat.“Mau nambah pesanan k
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 52 : Merajuk Tanpa Sebab

“Kalau lu mau nunggu, kalau gak mau nunggu ya sudah pulang sendiri. Atau suruh kakak lu jemput,” jawab Jonathan kala Jessi memintanya untuk menjemput.“Gue tunggu lu aja, Jo. Gue tunggu di depan sekolah sampe lu datang. Gue gak mau tahu, pokoknya anter gue pulang sekarang,” perintah Jessi tak ingin dibantah. Panggilan pun diputus secara sepihak. Jonathan menghembuskan nafas kasar. Awalnya dia memang dekat dengan Jessi. Apapun permintaan gadis itu, Jo mencoba menurutinya. Namun semakin kesini, sikap Jessi yang memaksakan kehendak semakin membuatnya tak nyaman.Niatnya sekarang adalah mengantar Rachel pulang terlebih dulu, setelahnya baru menjemput Jessi.Jo mematikan layar ponselnya dan memutar tubuh. Namun dia terkejut ketika melihat bangku dalam keadaan kosong. Kemana perginya gadis Cupu itu? Mungkinkah dia kebelet pipis lalu mencari toilet? Tapi mengapa dia tak melihat tas Rachel di sana?Akhirnya Jo memutuskan untuk memutari taman, mencari keberadaan toilet umum. Kembali dia dibua
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 53 : Dipanggil Kepsek

Jam pertama adalah mata pelajaran bahasa Indonesia, namun Bu Lastri ijin tidak mengajar karena anaknya tengah sakit.Guru pengganti menyuruh para murid untuk mengerjakan tugas di buku LKS. Seperti biasa jika jam kosong, maka para siswa di bangku belakang tampak ribut. Sementara Rachel berusaha untuk berkonsentrasi mengerjakan soal-soal di LKS. Untungnya dia duduk bersama Mila.Saat tengah sibuk menulis jawaban, tiba-tiba Jonathan datang menghampirinya.“Cupu, lu udah selesai kerjain soalnya?”Rachel hanya melirik sekilas, lalu menjawab, “memang kenapa? Lu mau nyontek jawaban gue? Jangan harap gue kasih. Huh!” jawabnya ketus.“Pelit banget sih, lagian gue kan udah berjasa nganter jemput lu. Masak lu gak mau balas budi?” tanya Jonathan penuh harap.“Gue juga gak minta diantar jemput,” jawab Rachel dengan raut sinis. Lalu segera mengabaikan Jonathan dan kembali mengerjakan soal.“Sebenarnya sih gue ogah, tapi nenek sama bokap lu yang maksa,” cetus Jonathan. Mila yang sedari tadi mendeng
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 54 : Cincin Nikah?

“Masuk!” suara pak Jeremy terdengar dari dalam setelah Jonathan mengetuk pintu. Jonathan pun segera membuka pintu dan masuk ke ruangan pak Jeremy.“Duduk!” perintah Jeremy ketika melihat murid bandel itu datang ke ruangannya.Namun Jo bergeming, hanya berdiri tak mengindahkan perintah sang Kepala Sekolah.“Kenapa anda memanggilku?” tanya Jonathan sembari menatap pak Jeremy dengan wajah datar.“Kemana kau pergi kemarin? Apa benar kau bolos sekolah?” tanya pak Jeremy menatap siswanya di balik kacamata bulatnya yang melorot.“Apa putramu yang mengadu?” Bukannya menjawab, Jonathan justru bertanya. Sudah berkali-kali dia menghadapi situasi ini. Jadi Jonathan sudah terbiasa bahkan tak ada rasa takut sama sekali.Pria berusia lima puluh tahun itu menghela nafas panjang. Tentu menghadapi siswa yang memiliki pengaruh di sekolahan akan terasa sedikit sulit. Nicholas sudah menjadi donatur tetap selama dua tahun lebih, sehingga Jeremy merasa sulit untuk memberi peringatan pada anak bandel itu.“
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 55 : Melawan Jessi

Jonathan yang baru saja keluar dari ruang guru, hendak melangkah menuju kantin. Namun di tengah perjalanan, Jessi menghadang langkahnya.“Jo, tunggu!” cegah Jessi sembari merentangkan kedua tangannya di depan Jonathan.“Ada apa lagi sih Jes?” tanya Jonathan dengan raut wajah tidak suka.Bukannya menjawab, Jessi justru balik bertanya, “tadi lu kenapa sih? Gak mau buka jendela buat gue, Jo?”“Gue buru-buru,” jawab Jonathan singkat sembari melangkah memutari Jessi.“Tapi kan gue cuma minta bukain jendela aja. Lu gak ada masalah kan sama kak Bara?” tanya Jessi sambil mengikuti langkah Jonathan.“Menurut elu?”“Maafin kakak gue, Jo. Emang kadang kakak gue terlalu posesif.”“Nah itu elu tahu! Kakak lu minta gue buat gak deketin elu, Jes. Jadi lebih baik kita jaga jarak. Lagian, pasti bokap lu juga gak suka sama cowok bandel kayak gue!” Jo memacu langkahnya lebih cepat, berharap Jessi menyerah dan berhenti mengikutinya.“Tapi Jo, itu kan urusan Kak Bara. Gue maunya sama elu,” tegas Jessi den
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 56 : Tangisan Wanita di Gudang

“Mila, mana Rachel?” tanya Jonathan saat dia memasuki kelas karena waktu istirahat kedua sudah berakhir.“Gue juga dari tadi nyariin Jo. Gue gak tau kemana Rachel. Padahal gue udah beliin makanan pesanannya dia, eh malah dianya pergi,” jawab Mila dengan wajah penuh kekhawatiran.“Terakhir kali lu lihat kemana dia?” tanya Jo lagi.“Ya tadinya dia di kelas Jo, baca buku. Ni bukunya saja masih di sini,” ucap Mila sembari menunjukkan buku Rachel di atas meja.“Trus?”“Gue balik Rachel udah gak ada. Gue udah nanya sama anak-anak lain, tapi gak ada yang tahu Rachel kemana. Atau mungkin ke toilet kali ya?”Jonathan segera melangkah keluar kelas. Namun saat berada di ambang pintu, guru bahasa Inggris datang.“Mau kemana kamu? Ayo masuk!” perintah guru muda itu sembari mendorong tubuh Jonathan.“Tapi Bu, saya mau cari Rachel.”“Kemana Rachel?”“Itu dia Bu, kalau saya tahu ya gak mungkin saya cari,” jawab Jonathan, lalu kembali melangkah.“Jonathan, masuklah! Mungkin saja Rachel sedang ke toile
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 57 : Pelukan Rachel

Jonathan berdiri di depan pintu, mendekatkan daun telinganya di daun pintu. Suara tangisan itu semakin jelas terdengar.Bola matanya memutar seakan berpikir dan memastikan, jika itu adalah suara manusia, bukanlah suara makhluk halus.Namun mendadak suara itu berhenti. Angin bertiup menyentuh permukaan kulit Jonathan. Mendadak dia dibuat takut dan ragu.Apa memang benar apa yang sering dia dengar dari para murid lain, jika memang di gudang ini ada penunggunya?Mendadak tenggorokannya kering, Jo meneguk salivanya dengan berat. Mundur selangkah bersiap untuk pergi. Namun baru akan melangkah, terdengar pintu digedor dari dalam. Membuat langkahnya terhenti.“Bukain!! Siapapun di sana, tolong buka pintunya!!” teriak seorang wanita dari dalam.Jonathan yang baru melangkah beberapa meter sontak memutar tubuhnya kembali. Bukankah itu suara Rachel?Untuk meyakinkan dugaannya Jo kembali melangkah ke depan pintu gudang.“Chel, lu di dalam?” tanya Jonathan tepat di depan daun pintu.“Jo? Iya gue d
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 58 : Guru Les

Bukannya memulangkan Rachel ke rumah, Jonathan justru membawa Rachel menuju ke rumahnya.“Jo, kok ke rumahmu? Aku mau pulang!” ucap Rachel ketika baru menyadari keberadaan mereka.Jonathan tak menjawab, justru memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah. Mematikan mesin mobil, lalu menoleh ke arah Rachel.“Masuklah! Ntar lu juga tahu alasan gue,” jawab Jonathan sembari melepas sabuk pengaman.Tanpa menunggu jawaban Rachel, Jo keluar mendahului. Bahkan meninggalkan Rachel yang masih bengong di dalam mobil.Mau tidak mau, Rachel terpaksa mengikuti Jonathan. Padahal saat ini, dia sangat ingin beristirahat di kamarnya sendiri. Terkunci di dalam gudang membuat tenaganya habis karena lelah menggedor-gedor pintu. Bahkan suaranya pun ikut habis karena terus berteriak dan menangis.Rachel menghela nafas panjang sebelum melangkah memasuki rumah bak istana itu. Hingga saat memasuki rumah, nenek Maria dan Debora terlihat menyambutnya. Melangkah beriringan menghampiri Rachel yang berdiri mematun
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 59 : Mencuri Ciuman

Tepat saat wajah Jo semakin mendekat, Rachel justru membuang mukanya ke samping dengan dada berdebar hebat.‘Cup!’Bibir Jonathan mendarat tepat di pipi kanan Rachel. Membuat bola mata Rachel semakin melebar. “Kyaaaa!!! Jo, apa yang kamu lakukan? Dasar mesum!!” teriak Rachel sembari mendorong dada Jonathan agar menjauh. Bahkan kakinya bergerak menendang paha Jonathan, namun malah mengenai selangkangannya.“Argghh!!!” Jonathan meringis kesakitan, ketika bagian intinya ditendang oleh Rachel. Tangannya mencengkram bagian intinya, tubuhnya berguling-guling di atas permadani. Karena memang posisi mereka sedang duduk di bawah.“Gila lu ya, nyuri kesempatan dalam kesempitan! Dasar otak mesum!" hardik Rachel seraya mengusap pipinya berkali-kali, untuk menghapus jejak bibir Jonathan di sana.Jonathan mengabaikan omelan Rachel, rasa ngilu di miliknya justru lebih mendominasi. Rasa sakit akibat tendangan Rachel yang kuat hingga membuat kepalanya pusing.“Ada apa kalian? Kenapa kamu Jo?” tanya D
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 60 : Handuk terlepas

“Selamat pagi, Rachel. Apa kamu mencari Jonathan?” suara Debora terdengar dari belakangnya.Rachel pun segera memutar tubuhnya.“Pagi Tante,” balasnya singkat tanpa menjawab pertanyaan Debora.Namun sepertinya Debora mengetahui isi pikiran Rachel.“Jonathan masih mandi, tadi sudah mami bangunin. Kita tunggu di meja makan saja! Nanti juga Jo akan turun,” ucap Debora lalu meraih tangan Rachel dan membawanya ke meja makan.“Wangi sekali masakan nyonya Maria. Masakan nyonya sungguh enak! Pantas saja Jo suka,” puji Debora dengan mata berbinar, memandang pada meja makan yang sudah dipenuhi oleh masakan nenek Maria, yang begitu menggugah selera.“Makanan rumahan lebih bagus daripada makanan yang dibeli dari luar,” jawab nenek Maria. Bukan maksud hati untuk menyindir Debora, namun memang inilah prinsipnya.“Selama berumah tangga, papanya Jo gak pernah memaksa saya untuk memasak. Jadi kita beli dari restoran langganan. Tapi masakan nyonya sungguh enak, bahkan lebih enak dari masakan resto yang
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status