Namun detik berikutnya, tangan Stendy malah ditahan oleh sebuah tangan lainnya. Stendy mengerutkan alisnya melihat orang yang datang itu. Dengan nada kesal, dia bertanya, "Kamu?"Nadine bergumam dengan perlahan, "Pak Arnold, kenapa kamu ...." Pada saat itu, suara Nadine terdengar seperti hendak menangis.Arnold menatap Nadine dengan penuh perhatian. "Kamu baik-baik saja?"Nadine mengangguk dan menjawab, "Ya." Namun jelas sekali, dia tidak baik-baik saja."Kebetulan mobilku ada di sini. Kuantarkan kamu pulang?""Oke, terima kasih."Arnold melingkarkan tangannya di sekitar Nadine dan bersiap untuk membawanya pergi. Di sisi lain, Nadine merasa seolah-olah menemukan penyelamatnya. Dengan kehadiran Arnold, dia kembali merasa aman."Pak Arnold, kenapa kamu bisa di sini?"Di sebelah vila ini ada sebuah hotel mewah tempat diadakannya konferensi akademik yang dihadirinya. Saat istirahat, Arnold keluar untuk menghirup udara segar dan tanpa sengaja melihat kejadian ini."Kebetulan ada urusan," ja
Read more