Namun, dalam hati Philip tetap merasa Stendy tidak bermoral. Kedua sahabat yang memperebutkan seorang wanita, ditambah lagi dengan Stendy yang menyatakan perasaannya duluan. Bukankah itu akan membuat situasi makin kacau!Namun, Stendy tampak tidak peduli. Dia mengangkat bahunya dengan santai dan berkata, "Kamu nggak perlu mencoba menasihatiku. Apakah hasilnya manis atau pahit, tetap harus dicoba dulu."....Setelah keluar dari kafe, Nadine berjalan ke pusat perbelanjaan untuk melihat-lihat. Dia membeli sehelai syal baru dan mantel wol yang lembut. Setelah itu, dia mampir ke supermarket untuk berbelanja. Ketika keluar, langit sudah gelap.Malam di musim dingin memang datang lebih cepat, Nadine mempercepat langkahnya untuk pulang. Saat tiba di bawah apartemen, langit sudah sepenuhnya gelap.Tiba-tiba, dari sudut gang yang gelap, muncul sosok yang berlari ke arahnya. Nadine terkejut, mengira itu mungkin gelandangan di sekitar sana. Punggungnya terasa dingin dan bulu kuduknya meremang.Nam
Malam itu, Nadine menggunakan alasan tidak enak badan dan memilih tidur sendiri di kamar tamu. Dia takut tidak akan bisa menahan rasa jijiknya jika harus berlama-lama di kamar utama bersama Reagan. Malam itu begitu gelap. Angin berembus sangat dingin dan air matanya tak berhenti mengalir.Keesokan harinya, dia langsung mendaftar di rumah sakit besar untuk menjalani pemeriksaan ginekologi secara menyeluruh. Syukurlah, hasilnya bersih, tidak ada masalah pada kesehatannya.Sejak saat itu, Nadine menjaga jarak dan tidak membiarkan Reagan mendekatinya lagi. Anehnya, Reagan sama sekali tidak menyadari perubahan ini. Wajar saja. Setelah puas "jajan" di luar, mana mungkin dia menyadari bahwa sudah lama mereka tidak berhubungan?"Jujur, aku merasa kamu sangat menjijikkan. Jadi, bisa nggak kamu menjauh dariku?"Napas Reagan tercekat, seolah-olah ada yang mencekik lehernya. Dalam sekejap, dia bahkan tidak berani menatap mata Nadine. Ternyata, Nadine sudah tahu segalanya ....Hujan rintik-rintik m
Akhirnya dia kembali juga!Nadine mengenakan piama seksi kesukaannya. Napasnya sangat lembut dan penampilannya begitu menggoda. Kali ini, Reagan tidak akan melepaskannya lagi!Dengan buru-buru, Reagan berbalik dan menindihnya. Dia terus menghujani wanita itu dengan ciuman dan bergumam memanggilnya, "Nadine ... Nadine ...." Akhirnya kamu sudah memaafkanku.....Malam itu penuh dengan kekacauan dan baru mereda di tengah malam. Reagan yang merasa puas, langsung tertidur lelap setelah semuanya berakhir.Keesokan paginya ketika Reagan terbangun, dia refleks memijat pelipisnya yang terasa nyeri bagaikan tertusuk jarum. Namun sedetik kemudian, siku tangannya menyentuh sesuatu yang hangat, membuat seluruh tubuhnya menegang.Ketika menoleh, dia melihat Eva berbaring di sampingnya. Mereka berdua sama-sama telanjang dengan ditutupi oleh selimut yang sama. Di leher Eva, terlihat jejak-jejak kemerahan dan pipinya yang merona semakin mempertegas betapa dia telah dipuaskan semalam.Reagan menggelengk
Menjelang malam, Reagan baru saja menyelesaikan tumpukan pekerjaannya ketika Philip menelepon, "Kak Reagan, sudah lama kita nggak ngumpul, mau keluar untuk minum-minum?""Oke." Saat turun ke lantai bawah setelah mengganti pakaian, dia terkejut melihat Eva baru saja masuk dari pintu depan dan sedang mengganti sepatu di area pintu masuk. Keduanya sama-sama kaget saat mata mereka bertemu.Reagan langsung bertanya, "Kenapa kamu di sini?"Eva tampak sedikit gugup. "Sayang, kamu mau keluar?"Reagan mengangguk tanpa banyak bicara.Merasa canggung, Eva menggigit bibirnya sebelum berkata, "Aku ... datang setelah kuliah, bukan bolos, kok ... Tadi malam kamu terlalu kasar, jadi ... bagian bawahku sedikit meradang. Hari ini rasanya nggak enak sepanjang hari ....""Aku nggak berani beli obat di apotek sendirian karena takut akan ditertawakan orang. Lalu aku ingat ada salep pereda nyeri di kotak P3K di vila, jadi aku ke sini ...." Eva menjelaskan dengan gugup karena khawatir Reagan akan merasa dia m
Mendengar suara di luar, Philip bergegas menuju pintu untuk menyambut tamu. Namun, yang dilihatnya berikutnya membuatnya terkejut. Reagan masuk dengan menggandeng ... Eva?Tunggu! Philip terkesiap sejenak.Reagan menyapanya dengan tenang, "Philip.""Kak ... Reagan, ayo duduk sini ...." Philip segera menjamu Reagan dengan menuangkan minuman dan menyodorkan buah.Saat Eva pergi ke toilet, Philip akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kak, ada apa sebenarnya? Bukannya kamu sudah putus sama dia? Kenapa bawa dia datang lagi?"Setelah menenggak dua gelas alkohol, pandangan Reagan mulai kabur. "Dia masih muda, pelan-pelan saja. Mungkin dia belum bisa menerima semuanya dalam waktu singkat."Philip merasa geli. Sudah mahasiswi masih dibilang muda? Sepertinya Reagan mulai tidak bisa berpikir rasional."Lalu ... gimana dengan Kak Nadine? Kamu nggak berencana mau perbaiki hubungan dengannya?" tanya Philip. Jika memang demikian, bukankah Stendy akan melompat kegirangan?Mengungkit soal N
"Aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya. Kita bicara. Nadine! Kamu dengar aku nggak sih?""Hebat, hebat! Nadine, kamu nggak mau buka pintu, 'kan? Kamu kira aku nggak bisa masuk?"Dari merendahkan diri, tenang, hingga akhirnya marah. Kesabaran Reagan berangsur habis.Ketika Reagan akhirnya menyerah dan hendak pergi, dia tidak sengaja bertemu pandang dengan sepasang tatapan dingin dan tajam.Reagan termangu dan mengernyit. Di tangga yang sempit, di bawah sinar lampu yang remang, dia melihat Arnold berdiri di sana, seolah-olah baru tiba di lantai ini.Tanpa perlu dipikirkan, Reagan tahu kenapa Arnold ada di sini, apalagi sekarang sudah larut malam. Setelah kejadian hari itu dan kemunculan Arnold, Reagan akhirnya menyadari betapa berbahayanya para lalat di sekitar Nadine.Jadi, setelah tenang, Reagan menyuruh orang memeriksa latar belakang Arnold. Ternyata Arnold adalah putra ketiga Keluarga Arbana. Pantas saja, Stendy tidak berani macam-macam dengannya.Reagan bertanya, "Kamu mau cari Nadi
Usai berbicara, Kelly memakai kacamata hitamnya dan menyesap air kelapa. Kemudian, dia tersenyum puas.Nadine melipat kakinya, lalu berbalik dan bertanya, "Bukannya kamu pergi kencan?"Kelly mencebik dengan kesal. "Pria berambut pirang itu punya tubuh kekar, tapi lemah sekali. Pria simpananku lebih hebat."Nadine merasa lucu. "Maksudmu ... Keven ya?""Sudah kuganti. Sekarang pria simpananku sangat ceria, imut, dan wangi. Dia bisa masak juga. Kamu sendiri nggak berniat cari pacar lagi?" goda Kelly sambil menatap Nadine melalui kacamata hitamnya.Apa cinta Nadine sudah habis untuk Reagan? Tidak seru sekali! Pacaran dengan beberapa pria baru seru!Nadine menatap laut di depan. "Malas. Aku nggak punya waktu dan energi. Nggak usah dulu untuk sekarang.""Benar juga." Kelly mencebik. "Pria cuma akan mengganggu konsentrasimu dalam belajar, lalu nilaimu akan menurun."Kelly meregangkan pinggangnya, lalu memandang ke kejauhan. "Tadi aku lihat pria tampan bermata biru. Aku mau ajak dia ngobrol du
Pagi-pagi, di bandara, Reagan duduk di ruang tunggu VIP sambil bermain ponsel. Masih ada setengah jam sebelum pesawat terbang. Dia merasa waktu sangat lambat. Dia ingin sekali terbang ke Madagar sekarang juga.Tiba-tiba, Reagan termangu dan duduk tegak. Di unggahan Stendy kemarin, terlihat foto pantai dan matahari yang bersinar terik.[ Cuaca di Madagar sangat bagus. Apalagi, aku bisa bertemu orang yang ingin kutemui. ][ A: Kamu berlibur untuk berburu wanita? ][ Stendy: Berburu butuh jaring besar. Aku cuma ingin menangkap secara akurat. ][ B: Oops, ada apa ini? ]Stendy memberi emotikon menggertakkan gigi.....Makin dilihat, ekspresi Reagan menjadi makin masam. Dia menggulir layar ponsel sejak tadi, tetapi komentarnya masih belum habis. Semua orang sibuk berspekulasi tentang kisah cinta Stendy.Stendy memang berengsek. Dia memberi informasi palsu kepada Reagan, lalu dirinya ke Madagar mencari Nadine.Saat ini, terdengar pengumuman keberangkatan. Reagan menyimpan ponselnya, lalu men