Share

Bab 84

Author: Patricia
Menjelang malam, Reagan baru saja menyelesaikan tumpukan pekerjaannya ketika Philip menelepon, "Kak Reagan, sudah lama kita nggak ngumpul, mau keluar untuk minum-minum?"

"Oke." Saat turun ke lantai bawah setelah mengganti pakaian, dia terkejut melihat Eva baru saja masuk dari pintu depan dan sedang mengganti sepatu di area pintu masuk. Keduanya sama-sama kaget saat mata mereka bertemu.

Reagan langsung bertanya, "Kenapa kamu di sini?"

Eva tampak sedikit gugup. "Sayang, kamu mau keluar?"

Reagan mengangguk tanpa banyak bicara.

Merasa canggung, Eva menggigit bibirnya sebelum berkata, "Aku ... datang setelah kuliah, bukan bolos, kok ... Tadi malam kamu terlalu kasar, jadi ... bagian bawahku sedikit meradang. Hari ini rasanya nggak enak sepanjang hari ...."

"Aku nggak berani beli obat di apotek sendirian karena takut akan ditertawakan orang. Lalu aku ingat ada salep pereda nyeri di kotak P3K di vila, jadi aku ke sini ...." Eva menjelaskan dengan gugup karena khawatir Reagan akan merasa dia m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 85

    Mendengar suara di luar, Philip bergegas menuju pintu untuk menyambut tamu. Namun, yang dilihatnya berikutnya membuatnya terkejut. Reagan masuk dengan menggandeng ... Eva?Tunggu! Philip terkesiap sejenak.Reagan menyapanya dengan tenang, "Philip.""Kak ... Reagan, ayo duduk sini ...." Philip segera menjamu Reagan dengan menuangkan minuman dan menyodorkan buah.Saat Eva pergi ke toilet, Philip akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kak, ada apa sebenarnya? Bukannya kamu sudah putus sama dia? Kenapa bawa dia datang lagi?"Setelah menenggak dua gelas alkohol, pandangan Reagan mulai kabur. "Dia masih muda, pelan-pelan saja. Mungkin dia belum bisa menerima semuanya dalam waktu singkat."Philip merasa geli. Sudah mahasiswi masih dibilang muda? Sepertinya Reagan mulai tidak bisa berpikir rasional."Lalu ... gimana dengan Kak Nadine? Kamu nggak berencana mau perbaiki hubungan dengannya?" tanya Philip. Jika memang demikian, bukankah Stendy akan melompat kegirangan?Mengungkit soal N

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 86

    "Aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya. Kita bicara. Nadine! Kamu dengar aku nggak sih?""Hebat, hebat! Nadine, kamu nggak mau buka pintu, 'kan? Kamu kira aku nggak bisa masuk?"Dari merendahkan diri, tenang, hingga akhirnya marah. Kesabaran Reagan berangsur habis.Ketika Reagan akhirnya menyerah dan hendak pergi, dia tidak sengaja bertemu pandang dengan sepasang tatapan dingin dan tajam.Reagan termangu dan mengernyit. Di tangga yang sempit, di bawah sinar lampu yang remang, dia melihat Arnold berdiri di sana, seolah-olah baru tiba di lantai ini.Tanpa perlu dipikirkan, Reagan tahu kenapa Arnold ada di sini, apalagi sekarang sudah larut malam. Setelah kejadian hari itu dan kemunculan Arnold, Reagan akhirnya menyadari betapa berbahayanya para lalat di sekitar Nadine.Jadi, setelah tenang, Reagan menyuruh orang memeriksa latar belakang Arnold. Ternyata Arnold adalah putra ketiga Keluarga Arbana. Pantas saja, Stendy tidak berani macam-macam dengannya.Reagan bertanya, "Kamu mau cari Nadi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 87

    Usai berbicara, Kelly memakai kacamata hitamnya dan menyesap air kelapa. Kemudian, dia tersenyum puas.Nadine melipat kakinya, lalu berbalik dan bertanya, "Bukannya kamu pergi kencan?"Kelly mencebik dengan kesal. "Pria berambut pirang itu punya tubuh kekar, tapi lemah sekali. Pria simpananku lebih hebat."Nadine merasa lucu. "Maksudmu ... Keven ya?""Sudah kuganti. Sekarang pria simpananku sangat ceria, imut, dan wangi. Dia bisa masak juga. Kamu sendiri nggak berniat cari pacar lagi?" goda Kelly sambil menatap Nadine melalui kacamata hitamnya.Apa cinta Nadine sudah habis untuk Reagan? Tidak seru sekali! Pacaran dengan beberapa pria baru seru!Nadine menatap laut di depan. "Malas. Aku nggak punya waktu dan energi. Nggak usah dulu untuk sekarang.""Benar juga." Kelly mencebik. "Pria cuma akan mengganggu konsentrasimu dalam belajar, lalu nilaimu akan menurun."Kelly meregangkan pinggangnya, lalu memandang ke kejauhan. "Tadi aku lihat pria tampan bermata biru. Aku mau ajak dia ngobrol du

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 88

    Pagi-pagi, di bandara, Reagan duduk di ruang tunggu VIP sambil bermain ponsel. Masih ada setengah jam sebelum pesawat terbang. Dia merasa waktu sangat lambat. Dia ingin sekali terbang ke Madagar sekarang juga.Tiba-tiba, Reagan termangu dan duduk tegak. Di unggahan Stendy kemarin, terlihat foto pantai dan matahari yang bersinar terik.[ Cuaca di Madagar sangat bagus. Apalagi, aku bisa bertemu orang yang ingin kutemui. ][ A: Kamu berlibur untuk berburu wanita? ][ Stendy: Berburu butuh jaring besar. Aku cuma ingin menangkap secara akurat. ][ B: Oops, ada apa ini? ]Stendy memberi emotikon menggertakkan gigi.....Makin dilihat, ekspresi Reagan menjadi makin masam. Dia menggulir layar ponsel sejak tadi, tetapi komentarnya masih belum habis. Semua orang sibuk berspekulasi tentang kisah cinta Stendy.Stendy memang berengsek. Dia memberi informasi palsu kepada Reagan, lalu dirinya ke Madagar mencari Nadine.Saat ini, terdengar pengumuman keberangkatan. Reagan menyimpan ponselnya, lalu men

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 89

    Reagan kesulitan tidur semalam, jadi merasa agak kantuk. Dia menguap dan mendongak. Ketika tidak sengaja melihat Eva memotretnya, Reagan langsung menghalangi wajahnya yang murung.Eva pun termangu. "Sayang, ini pertama kalinya kita tamasya bersama. Nggak boleh foto bersama?""Aku nggak suka foto," timpal Reagan dengan tidak acuh, lalu memejamkan matanya.Eva pun merasa kesal. Semangatnya yang berkobar-kobar seketika menjadi padam.Setelah turun dari helikopter, staf menyambut mereka. Keduanya mengurus prosedur check-in. Staf membantu mendorong koper. Reagan berjalan ke lift dengan lelah. Ketika mendongak, dia melihat Stendy.Kebetulan, Stendy keluar dari lift. Dia memakai kemeja berlengan pendek dan bermotif bunga serta celana pantai. Mungkin karena tubuh Stendy sangat proporsional dan parasnya sangat tampan, dia tidak terlihat aneh, malah terlihat elegan.Stendy awalnya termangu melihat Reagan. Kemudian, dia segera tersenyum dan menghampiri. Tangannya memegang kacamata hitam, membuatn

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 90

    "Pesta topeng?""Ya, itu tradisi hotel. Setengah tahun diadakan sekali. Temanya selalu berbeda. Sebelumnya pesta kostum, sebelumnya lagi pesta rumah hantu. Tema kali ini lebih normal, jadi lebih bisa diterima oleh publik. Malam ini pasti ramai."Karena sudah dekat dengan Natal, ada pohon natal dan banyak lampu di hotel. Suasana sungguh meriah."Waktu keluar tadi, kulihat para staf sudah pakai topeng. Sepertinya menarik sekali!" seru Kelly. Dia memilih topeng rubah untuk Nadine, memilih topeng singa untuk diri sendiri. Dia ingin menjadi ratu hutan."Kenapa nggak pilih harimau?""Kenapa harus pilih harimau?""Bukannya harimau betina lebih ganas?""Kamu minta dihajar ya?""Cepat sedikit, nanti kita terlambat." Nadine berlari sambil memakai topengnya."Hei! Berhenti! Dasar harimau betina!"....Di aula pesta lantai 23. Begitu keluar dari lift, Nadine langsung merasakan tatapan dari berbagai arah. Sebenarnya dia tidak menyukai acara seperti ini. Namun, karena wajahnya tak terlihat, dia mera

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 91

    Pria itu memakai jas hitam dan manset biru yang mencolok. Patek Phillipe berwarna terang yang dipakainya terkesan unik, tetapi cocok dengan tema hari ini.Ketika melihat senyuman pada mata pria itu, Nadine langsung tahu siapa dia. Pria ini adalah Stendy!"Maaf, aku nggak bisa dansa.""Aku pernah melihatmu menari di belakang panggung kampus."Karena ketahuan berbohong, Nadine terdiam. Yang dimaksud Stendy seharusnya adalah acara kelulusan empat tahun lalu. Nadine berlatih dua bulan, tetapi kakinya terluka sehingga tidak bisa menari. Nadine saja sudah hampir lupa, tetapi Stendy malah masih ingat.Saat ini, entah apa yang dikatakan pembawa acara, lampu sorot tiba-tiba menyinari semua orang. Sorakan pun terdengar makin keras. Pada akhirnya, Nadine dan Stendy yang tersorot.Stendy tersenyum sambil menjelaskan, "Aturannya adalah yang tersorot harus berdansa. Tuhan saja nggak tega melihatku ditolak. Masa kamu tega?"Usai berbicara, Stendy membungkuk dan menjulurkan tangan untuk mempersilakan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 92

    "Tentu saja.""Bukannya bagian keuangan sangat sibuk di akhir tahun?""Nggak juga." Stendy menjawab dengan misterius, "Tergantung. Kalau orangnya penting, pasti selalu ada waktu. Kalau nggak penting, aku juga malas meladeni sekalipun punya waktu."Sebelum Nadine sempat memahami maksud ucapan Stendy, cahaya lampu berkedip. Ini waktunya berganti pasangan.Ketika pergantian, Nadine melihat jelas keterkejutan dan ketidakpercayaan pada ekspresi Eva. Detik berikutnya, pergelangan tangannya dipegang erat oleh seorang pria, begitu juga pinggangnya.Reagan tersenyum memprovokasi sambil melirik Stendy. Kemudian, ketika menatap Nadine, sorot matanya menjadi lembut. "Nad, masih marah? Aku ke rumahmu beberapa hari lalu, tapi nggak ada yang buka pintu."Nada bicara Reagan terdengar agak sedih. "Kalau Stendy nggak menukar informasi penerbanganmu, aku pasti sudah sampai kemarin."Nadine hanya menunduk, sama sekali tidak tersentuh. Reagan menunduk menatapnya dan bertanya dengan lembut, "Kamu marah kare

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 719

    Nadine menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan Stendy yang dalam dan penuh perasaan. Jantung Nadine seketika berdegup lebih kencang dan tanpa sadar, dia ingin menghindar.Malam ketika sesuatu terjadi pada Nadine, Stendy mengantarnya pulang dan melihat dirinya berjalan berdampingan dengan Arnold menaiki tangga. Saat itulah, Stendy merasa tidak bisa lagi menahan diri.Stendy tahu dirinya bukan orang yang sabar.Namun demi Nadine, dia sudah menunggu selama enam tahun. Enam tahun untuk melihatnya berpisah dari Reagan, lalu satu tahun tambahan hanya untuk membuat hubungan mereka bertahan di titik "teman biasa".Akan tetapi dia tahu, hubungan itu tidak bisa selamanya berhenti di situ.Malam itu, Stendy menyadari bahwa jika terus menunggu, semuanya hanya akan berakhir seperti dulu. Jadi, kenapa tidak ... pertaruhkan semuanya kali ini?Demi hari ini, demi pengakuan yang ingin dia sampaikan, Stendy telah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tidak mau lagi menjadi sosok yang hanya menunggu dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 718

    "Benar. Memang nggak ada mawar biru alami di alam liar, jadi bunga ini baru melambangkan harapan yang nggak bisa terwujud atau misi yang nggak terselesaikan. Tapi, coba kamu lihat bunga di tanganmu itu dengan teliti," kata Stendy sambil menatap Nadine."Hah? Ini alami? Bukan pakai pewarna?" tanya Nadine yang terkejut, lalu menatap Stendy untuk mencari jawaban dari ekspresi Stendy. Saat melihat Stendy tersenyum, dia langsung tahu dugaannya memang benar.Nadine kembali bertanya dengan kaget, "Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?""Belakangan ini ada artikel di jurnal biologi sintetis tentang kloning dan Ekspresi Nonribosomal Peptida Sintetis untuk memproduksi mawar biru. Penulis utamanya adalah seorang doktoral internasional dari Fakultas Farmasi Universitas Tobas, Ankanahari Nangawa. Langkah awalnya buat plasmid ganda yang berisi dua gen bakteri untuk sintetis indigo dan masukkan plasmidnya ke dalam agrobakterium, lalu ...."Stendy tertegun sejenak setelah mengatakan itu, seolah-olah sed

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan MantanĀ Ā Ā Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status