Share

Bab 76

Penulis: Patricia
Namun detik berikutnya, tangan Stendy malah ditahan oleh sebuah tangan lainnya. Stendy mengerutkan alisnya melihat orang yang datang itu. Dengan nada kesal, dia bertanya, "Kamu?"

Nadine bergumam dengan perlahan, "Pak Arnold, kenapa kamu ...." Pada saat itu, suara Nadine terdengar seperti hendak menangis.

Arnold menatap Nadine dengan penuh perhatian. "Kamu baik-baik saja?"

Nadine mengangguk dan menjawab, "Ya." Namun jelas sekali, dia tidak baik-baik saja.

"Kebetulan mobilku ada di sini. Kuantarkan kamu pulang?"

"Oke, terima kasih."

Arnold melingkarkan tangannya di sekitar Nadine dan bersiap untuk membawanya pergi. Di sisi lain, Nadine merasa seolah-olah menemukan penyelamatnya. Dengan kehadiran Arnold, dia kembali merasa aman.

"Pak Arnold, kenapa kamu bisa di sini?"

Di sebelah vila ini ada sebuah hotel mewah tempat diadakannya konferensi akademik yang dihadirinya. Saat istirahat, Arnold keluar untuk menghirup udara segar dan tanpa sengaja melihat kejadian ini.

"Kebetulan ada urusan," ja
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 77

    Stendy menatapnya dengan tenang. "Aku sudah pernah tanyakan padamu, 'kan? Bukannya kamu sendiri yang suruh aku mendekatinya? Lalu kenapa kamu keberatan sekarang?"Seketika, Reagan teringat dengan percakapan grup mereka beberapa waktu lalu dan wajahnya langsung memucat. Nadine yang sudah terguncang, semakin gemetar hebat dan hampir jatuh. Arnold menahannya dengan sigap."Kubawa kamu pulang sekarang."Stendy mengadangnya sambil memicingkan mata. "Kamu mau bawa dia ke mana? Jangan lupa, ini vilaku. Bukan tempat yang bisa kamu datangi dan pergi semaumu."Reagan yang mulai menyadari sesuatu, menatap mereka dengan tajam dan dipenuhi amarah yang mendidih.Arnold yang biasanya terlihat ramah dan kalem, kali ini menunjukkan tatapan berbahaya. "Tuan rumah konferensi di Hotel Malawi adalah Pak Arbana dari Kota Nova, yang kebetulan juga pemilik Grup Arbana.""Dia juga hadir dalam konferensi ini dan sekarang acaranya hampir selesai. Hanya dengan satu panggilan telepon dariku, dia akan tiba di sini

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 78

    "Benarkah?" tanya Nadine.Arnold mengangguk. "Ya."Nadine menarik napas dalam-dalam. "Terima kasih, aku jadi lebih lega sekarang."Melihat suasana hati Nadine yang mulai tenang, perasaan Arnold juga menjadi lebih rileks. "Kamu lapar nggak? Seingatku ada restoran yang enak di dekat sini."Setelah berpikir sejenak, Nadine tidak menolak ajakannya.Menu andalan restoran itu adalah hot pot kuah pedas. Namun karena Arnold tidak terlalu bisa makan pedas, mereka akhirnya memesan kuah dua rasa. Kuah pedas yang berwarna kemerahan itu mendidih dan mengepulkan uap panas. Penampilannya terlihat begitu menggugah selera.Meskipun suasana hati Nadine masih agak suram, energi dari suasana restoran yang ramai ini sedikit mengurangi perasaan sedih di hatinya. Daging iga sapi yang empuk dan lezat, serta sayuran yang segar, membangkitkan nafsu makannya yang semula telah hilang.Di luar masih hujan deras dan angin bertiup kencang. Namun di dalam restoran, suasananya hangat dan nyaman. Percakapan dari meja-m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 79

    Arnold melambaikan tangan, "Nggak usah buru-buru." Hanya sebuah jaket, dia masih punya banyak di lemari."Aku cuma pulang untuk ambil beberapa baju ganti. Setelah ini, aku harus kembali ke laboratorium." Suaranya terdengar berat dan bindeng. Dia juga mengenakan masker, pertanda bahwa dia sedang mengalami flu yang cukup parah."Tunggu." Nadine masuk ke apartemennya dan kembali dengan membawa termos. "Ini jahe yang aku rebus kemarin. Pastikan diminum saat masih hangat."Arnold mengernyitkan alis sejenak mendengar kata "jahe," tetapi Nadine tidak menyadarinya. Dia hanya menambahkan, "Di dalam tas juga ada obat flu yang sering kugunakan. Aku sudah tuliskan cara pemakaiannya di kotak."Arnold yang jarang sakit, sempat merasa ragu untuk menerima termos itu. Dia hampir saja mengembalikannya, tetapi kemudian mendengar Nadine berkata dengan nada penuh rasa bersalah, "Bagaimanapun juga, kamu jadi kena flu gara-gara aku semalam."Mendengar itu, Arnold membatalkan niatnya untuk menolak dan menarik

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 80

    Nadine bisa melihat kepercayaan diri yang terpancar dari Stendy. Dia mengerutkan kening dan bersiap untuk mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya, "Kak Nadine?!"Philip punya janji bisnis di sekitar sini. Saat melewati tempat ini, dia terkejut melihat Stendy dan Nadine yang duduk bersama dari balik jendela. Kafe ... memang tempat untuk kencan bagi para pasangan.Awalnya, Philip berpikir mungkin dia salah lihat. Namun setelah memastikannya, ternyata benar-benar mereka berdua!Sejujurnya saja, Philip memang terkejut melihat Stendy yang berengsek ini mendekati mantan pacar sahabatnya. Namun, bukan berarti dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Pasalnya, Stendy sudah pernah melakukan hal yang lebih tidak masuk akal daripada ini.Namun, yang membuat Philip tercengang adalah Nadine malah menyetujuinya. Pandangannya terus beralih di antara kedua orang itu dengan rumit. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus memulainya dari mana.Nadine tidak lagi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 81

    Namun, dalam hati Philip tetap merasa Stendy tidak bermoral. Kedua sahabat yang memperebutkan seorang wanita, ditambah lagi dengan Stendy yang menyatakan perasaannya duluan. Bukankah itu akan membuat situasi makin kacau!Namun, Stendy tampak tidak peduli. Dia mengangkat bahunya dengan santai dan berkata, "Kamu nggak perlu mencoba menasihatiku. Apakah hasilnya manis atau pahit, tetap harus dicoba dulu."....Setelah keluar dari kafe, Nadine berjalan ke pusat perbelanjaan untuk melihat-lihat. Dia membeli sehelai syal baru dan mantel wol yang lembut. Setelah itu, dia mampir ke supermarket untuk berbelanja. Ketika keluar, langit sudah gelap.Malam di musim dingin memang datang lebih cepat, Nadine mempercepat langkahnya untuk pulang. Saat tiba di bawah apartemen, langit sudah sepenuhnya gelap.Tiba-tiba, dari sudut gang yang gelap, muncul sosok yang berlari ke arahnya. Nadine terkejut, mengira itu mungkin gelandangan di sekitar sana. Punggungnya terasa dingin dan bulu kuduknya meremang.Nam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 82

    Malam itu, Nadine menggunakan alasan tidak enak badan dan memilih tidur sendiri di kamar tamu. Dia takut tidak akan bisa menahan rasa jijiknya jika harus berlama-lama di kamar utama bersama Reagan. Malam itu begitu gelap. Angin berembus sangat dingin dan air matanya tak berhenti mengalir.Keesokan harinya, dia langsung mendaftar di rumah sakit besar untuk menjalani pemeriksaan ginekologi secara menyeluruh. Syukurlah, hasilnya bersih, tidak ada masalah pada kesehatannya.Sejak saat itu, Nadine menjaga jarak dan tidak membiarkan Reagan mendekatinya lagi. Anehnya, Reagan sama sekali tidak menyadari perubahan ini. Wajar saja. Setelah puas "jajan" di luar, mana mungkin dia menyadari bahwa sudah lama mereka tidak berhubungan?"Jujur, aku merasa kamu sangat menjijikkan. Jadi, bisa nggak kamu menjauh dariku?"Napas Reagan tercekat, seolah-olah ada yang mencekik lehernya. Dalam sekejap, dia bahkan tidak berani menatap mata Nadine. Ternyata, Nadine sudah tahu segalanya ....Hujan rintik-rintik m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 83

    Akhirnya dia kembali juga!Nadine mengenakan piama seksi kesukaannya. Napasnya sangat lembut dan penampilannya begitu menggoda. Kali ini, Reagan tidak akan melepaskannya lagi!Dengan buru-buru, Reagan berbalik dan menindihnya. Dia terus menghujani wanita itu dengan ciuman dan bergumam memanggilnya, "Nadine ... Nadine ...." Akhirnya kamu sudah memaafkanku.....Malam itu penuh dengan kekacauan dan baru mereda di tengah malam. Reagan yang merasa puas, langsung tertidur lelap setelah semuanya berakhir.Keesokan paginya ketika Reagan terbangun, dia refleks memijat pelipisnya yang terasa nyeri bagaikan tertusuk jarum. Namun sedetik kemudian, siku tangannya menyentuh sesuatu yang hangat, membuat seluruh tubuhnya menegang.Ketika menoleh, dia melihat Eva berbaring di sampingnya. Mereka berdua sama-sama telanjang dengan ditutupi oleh selimut yang sama. Di leher Eva, terlihat jejak-jejak kemerahan dan pipinya yang merona semakin mempertegas betapa dia telah dipuaskan semalam.Reagan menggelengk

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 84

    Menjelang malam, Reagan baru saja menyelesaikan tumpukan pekerjaannya ketika Philip menelepon, "Kak Reagan, sudah lama kita nggak ngumpul, mau keluar untuk minum-minum?""Oke." Saat turun ke lantai bawah setelah mengganti pakaian, dia terkejut melihat Eva baru saja masuk dari pintu depan dan sedang mengganti sepatu di area pintu masuk. Keduanya sama-sama kaget saat mata mereka bertemu.Reagan langsung bertanya, "Kenapa kamu di sini?"Eva tampak sedikit gugup. "Sayang, kamu mau keluar?"Reagan mengangguk tanpa banyak bicara.Merasa canggung, Eva menggigit bibirnya sebelum berkata, "Aku ... datang setelah kuliah, bukan bolos, kok ... Tadi malam kamu terlalu kasar, jadi ... bagian bawahku sedikit meradang. Hari ini rasanya nggak enak sepanjang hari ....""Aku nggak berani beli obat di apotek sendirian karena takut akan ditertawakan orang. Lalu aku ingat ada salep pereda nyeri di kotak P3K di vila, jadi aku ke sini ...." Eva menjelaskan dengan gugup karena khawatir Reagan akan merasa dia m

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 509

    "Ibu, sadarlah, aku ini anakmu! Kelly itu siapa? Kenapa aku baru bilang satu dua kata tentang dia, kamu langsung mau patahin kakiku?"Phoebe menyahut, "Karena dia adalah menantuku yang sudah kutetapkan! Nggak boleh ada yang menyakitinya, termasuk kamu!"Teddy merasa mata dan hidungnya sedikit memanas. Menantu ....Dia membalikkan badan, menyilangkan tangan di dada, lalu bergumam dengan suara rendah, "Dia punya standar tinggi, barang-barang ini mungkin nggak menarik baginya ...." Sama seperti Teddy yang juga tidak menarik baginya!"Benar juga." Phoebe mengangguk santai. "Kelly punya standar tinggi, tapi dia juga punya modal untuk mencari yang lebih baik! Kamu kira semua orang sepertimu? Kerjaannya cuma bersenang-senang."Teddy langsung berbalik dan berteriak dengan kesal, "Aku ini anak kandungmu! Anak kandung!""Tahu kok, nggak perlu teriak.""?""Pokoknya, aku tinggalkan perhiasan ini di sini. Kamu cari kesempatan untuk memberikannya pada Kelly. Ngerti?"Teddy tidak merespons. Phoebe l

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 508

    Setelah pria itu pergi, Kelly menatap peralatan makan di meja dengan jijik. Seharusnya, tadi dia menyuruh Teddy merapikan semuanya dulu sebelum pergi."Halo, tolong panggilkan petugas kebersihan untuk dua jam .... Ya, bersih-bersih ... seluruh rumah. Semuanya harus bersih ... terutama sofa ...."Sementara itu, setelah Teddy membanting pintu dan pergi, dia langsung mengemudi pulang ke apartemennya. Kecepatannya hampir mencapai 150 km/jam, seakan-akan tak takut mati.Begitu masuk, Teddy langsung melepas baju dan masuk ke kamar mandi, mencoba menghilangkan aroma yang tertinggal karena kejadian semalam.Namun entah kenapa, setelah selesai mandi, aroma samar khas Kelly masih saja tercium olehnya."Sial ...." Dengan marah, Teddy menendang sofa.Namun akibatnya ... ingatan tentang kejadian semalam sontak menyeruak di kepalanya, dimulai di sofa, lalu berlanjut ke kamar .... Penuh gairah, penuh kegilaan.Teddy berpikir mati-matian, tetapi tetap tidak mengerti. Kenapa wanita yang semalam begitu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 507

    Senyuman Teddy langsung membeku. "Maksudmu?"Membereskan barang-barang dan pergi bukan masalah. Namun, apa maksudnya jangan datang lagi?Kelly menjawab dengan tenang, "Maksudnya seperti yang kamu dengar. Aku ingat aku pernah bilang, aku nggak akan terlibat dengan pria yang punya hubungan kerja sama denganku.""Setelah kejadian semalam, kita sudah jelas terlibat. Satu-satunya solusi adalah kita nggak bekerja sama lagi."Teddy perlahan duduk tegak, menatapnya dengan tatapan suram. "Aku nggak mabuk semalam. Dari caramu merespons, kamu juga nggak mabuk, 'kan?""Benar."Saat hubungan itu terjadi, mereka berdua sadar sepenuhnya. Jadi, ini bukan sekadar khilaf karena alkohol."Heh ...." Teddy tertawa dingin. "Kita baru saja tidur bersama dan aku bahkan belum pakai baju, tapi sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja?"Sudut bibir Kelly berkedut. "Kamu sendiri yang memilih nggak pakai baju, itu salah siapa? Aku sih nggak keberatan.""Aku keberatan, sialan!" Suara Teddy tiba-tiba meninggi. "

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 505

    Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 504

    Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 503

    Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status