Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 271 - Chapter 280

322 Chapters

Bab 271

Julia berkata, "Nona Eva, sop ayamnya belum matang. Apa yang kamu lakukan?""Diam saja, jangan banyak omong!" Siapa yang peduli kalau sop ayam ini belum matang? Lagi pula, Rebecca belum tentu mau meminumnya. Kalaupun dia minum, malah bagus! Biar dia sakit perut!Di bangsal, Eva tidak mengetuk pintu dan langsung mendorong pintu untuk masuk. "Bibi, aku bawakan sop ayam untukmu."Begitu melihatnya, sakit kepala Rebecca yang baru saja sembuh langsung kambuh lagi. Dia yang merasa pusing lantas marah. "Siapa yang suruh kamu datang? Aku nggak mau lihat kamu. Cepat keluar dari sini!"Eva berkata dengan wajah tulus, "Bibi, aku datang untuk minta maaf. Kemarin aku sudah keterlaluan. Aku nggak seharusnya bicara kasar sama kamu. Lihat, ini sop ayam yang kubuat tadi pagi. Aku bawa selagi masih panas. Ini sangat bernutrisi."Rebecca tersenyum dingin. "Minta maaf? Kamu pasti punya niat jahat! Aku sudah bersyukur kalau kamu nggak membuatku kesal! Mana mungkin aku berani minum sup buatanmu!"Rebecca cu
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 272

Laboratorium di bulan Juni tetap sibuk. Nadine bekerja tanpa henti selama dua minggu ini. Akhirnya, dia bisa beristirahat satu hari.Pagi-pagi, setelah memberi makan ikan, Jeremy meneleponnya. "Nadine, kamu sudah bangun?""Hm, sudah.""Kenapa nggak tidur sebentar lagi? Setahuku kamu nggak perlu ke laboratorium hari ini. Hari ini kamu istirahat, 'kan?""Aku sudah terbiasa. Ibu di mana?""Di ruang kerja.""Lagi nulis novel?""Ya. Kamu juga tahu, pagi-pagi dia paling banyak ide."Nadine teringat pada kontrak ibunya. Tatapannya menjadi serius. "Ayah, belakangan ini editor Ibu ada datang nggak?""Nggak ada, kenapa? Biasanya mereka lebih sering komunikasi online.""Oh, nggak apa-apa. Cuma tanya kok."Setelah selesai bertelepon, Nadine pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Di sisi lain, Jeremy pergi ke halaman belakang untuk merawat tanamannya.Irene masih duduk di depan komputer di ruang kerja. Dia fokus mengetik. Kata demi kata mengalir dengan lancar, sampai akhirnya membentuk satu per s
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 273

Dengan tatapan sinis, Karen mengamati Lauren dari atas ke bawah. "Heh! Dari penampilanmu ini, kamu jelas bukan wanita baik-baik. Di luar terlihat bersih, tapi siapa tahu semalam kamu melayani berapa banyak pria!"Lauren termangu untuk sesaat. Dia tidak menyangka akan dicaci sekejam ini. Semua kata-kata itu adalah penghinaan pada harga dirinya."Ka ... kamu ...." Tubuh Lauren gemetar karena marah. Namun, dia tidak bisa membalas Karen dengan kata-kata yang sama kotornya."Aku? Aku apa? Lidahmu pendek sampai nggak bisa bicara jelas ya? Pasti tarifmu murah. Seratus ribu? Atau 200 ribu? Nggak mungkin sampai 500 ribu, 'kan? Kamu nggak pantas untuk harga itu!"Wajah Lauren memerah saking marahnya. "Aku nggak mau berdebat dengan wanita gila sepertimu. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu dan menjijikkan!""Oh, kamu mulai menggunakan kalimat berbelit-belit? Aku juga bisa! Dasar pelacur, jalang, wanita murahan!" balas Karen.Lauren terdiam untuk sesaat. "Aku nggak mau berdebat denganmu. Aku tida
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 274

Setelah sarapan, Nadine mulai membersihkan rumah. Sudah setengah bulan dia tidak beberes, jadi banyak debu yang menumpuk.Pagi berlalu begitu saja. Setelah istirahat, dia bersiap-siap keluar untuk membeli bahan makanan. Baru saja dia mengganti pakaiannya, tiba-tiba Kelly meneleponnya."Nad, kamu di rumah nggak?""Ya, ada apa?""Aku ... tiba-tiba kepikiran masakanmu."Karena sudah lama bersahabat, Nadine langsung tahu ada yang tidak beres dengan suasana hati Kelly."Ada apa? Ada masalah?""Nggak ... cuma sudah lama nggak ketemu, jadi kangen." Suara di ujung telepon terdengar agak lesuNadine terdiam sejenak dan tidak menanyakan lebih lanjut. Dia hanya berkata, "Kalau begitu, datang saja. Aku masak untukmu.""Siap! Aku akan sampai dalam 40 menit!"Nadine segera keluar untuk membeli bahan makanan. Tidak lama setelah dia pulang, Kelly pun sudah sampai.Begitu masuk, Kelly langsung bersandar di tubuh Nadine dan tidak mau melepaskannya. "Kamu memang yang terbaik. Semua yang kamu beli adalah
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 275

Nadine tidak bisa berkata-kata untuk sesaat. Kelly pasti sengaja, 'kan? Jika tidak, bagaimana mungkin teleponnya langsung tersambung ke Arnold? Kalau orang lain, mereka tidak mungkin datang secepat ini!Sepuluh menit kemudian, Nadine sudah menenangkan Kelly. Kemudian, dia keluar dari kamar dan menutup pintu dengan pelan.Begitu berbalik, Nadine melihat Arnold duduk di sofa ruang tamu. Matanya tertuju pada tumpukan kaleng bir yang belum sempat dibersihkan."Semua ini dia yang minum?" Suara Arnold tidak terdengar tegas, tetapi Nadine bisa merasakan tekanan yang ada.Nadine menjawab jujur, "Aku minum sedikit.""Cuma sedikit?" Arnold menatapnya dalam-dalam.Nadine menyerah. "Ehem! Dua kaleng ... seharusnya nggak banyak, 'kan? Tapi, aku benaran nggak mabuk."Kelly mabuk karena suasana hatinya buruk dan ingin melupakan masalah dengan alkohol. Selain itu, dia juga membuka anggur di lemari. Campuran dua jenis alkohol membuat efeknya semakin kuat.Arnold terlihat agak pusing. "Kamu duduk saja,
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 276

Arnold yang disebut Kelly jarang berhubungan dengannya dan menjadi asing setelah tumbuh dewasa, ternyata begitu peduli padanya.Sebenarnya tidak ada yang perlu diherankan. Arnold memang terlihat cuek, tetapi Nadine tahu itu cuma karena dia terlalu sibuk. Dia tidak punya waktu untuk memperlihatkan perhatiannya kepada orang lain. Sebenarnya, hatinya lebih lembut daripada siapa pun."Kalau kejadian seperti ini terulang lagi, kamu bisa menghubungiku kapan saja."Arnold berjeda, lalu melirik ke samping. "Alkohol bisa merangsang sistem saraf, menyebabkan gejala seperti mual atau pusing. Bahkan ada yang sampai pingsan. Sebaiknya jangan sering-sering minum. Gimana menurutmu?"Ketika menyadari bahwa Arnold sedang menasihatinya, wajah dan telinga Nadine sontak memerah. Dia berdeham, lalu membela diri, "Efek sampingnya memang banyak, tapi bisa membantu orang melupakan masalah. Sesekali melepaskan emosi bukan cara yang salah, 'kan?"Arnold tidak menyangka Nadine bukan hanya tidak membantah, tetapi
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 277

Dini hari, turun hujan deras. Reagan kembali ke vila dan memarkirkan mobilnya, tetapi dia tidak mau keluar.Reagan menatap rumah yang ada di depannya. Kini, tempat ini tidak bisa disebut rumah lagi karena tidak ada kehadiran Nadine.Reagan mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Karena pintu dan jendela tertutup rapat, asap rokok tidak bisa keluar.Cahaya merah terlihat membara di antara jari Reagan. Bersama dengan asap putih yang membubung, pandangan Reagan menjadi kabur. Reagan seolah-olah terperangkap dalam kegelapan.Setelah menghabiskan sebatang rokok, tatapan Reagan yang tadinya linglung menjadi jernih kembali. Dia tidak mungkin melepaskan Nadine!Dia memang telah kehilangan Nadine, tetapi bukan berarti tidak bis memilikinya lagi di masa depan. Asalkan bisa mendapatkan Nadine kembali, semua akan kembali seperti semula.Reagan membuka pintu mobil dan turun, lalu membuang puntung rokok dan memasuki vila. Eva berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis. Reagan melihat jam t
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 278

"Kak Reagan, aku bantu kamu ikat dasi.""Heh ... hari ini aku pakai kemeja hitam."Eva terdiam sejenak, tampak bingung. "Aku tahu kok."'Sudahlah.' Reagan menyerah. Dia hanya bisa bilang mereka tidak cocok.Kemeja hitam dipadukan dengan dasi warna campuran, heh .... Cuma Eva yang bisa membuat perpaduan seperti itu.Reagan menepis tangan Eva, "Kalau nggak bisa, mending nggak usah."Setelah itu, dia langsung pergi tanpa peduli pada ekspresi Eva.....Malam hari, Reagan meninggalkan kantor setelah selesai kerja. Dia masuk ke mobil, menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak langsung menyalakan mesin mobil.Setelah rokoknya habis, Reagan memadamkan apinya dan mengendarai mobilnya. Dia tidak ingin kembali ke vila, jadi memutari pinggir sungai beberapa kali.Di tengah perjalanan, Rebecca menelepon, tetapi Reagan tidak mengangkat. Dia terus menyetir, tanpa sadar tiba di ujung gang yang sudah sangat familier.Kali ini, Reagan lagi-lagi dimarahi karena parkir sembarangan."Dasar! Kamu kira nyetir
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 279

"Ya, Teddy juga ada di sini.""Di bar mana?""Di tempat yang biasa kita datangi.""Aku segera ke sana."....Di bar, terdengar musik yang bising. Begitu pintu ruang privat ditutup, tempat ini seolah-olah terpisah dari dunia luar."Halo, Reagan." Teddy memeluk seorang wanita bertubuh montok dan berpakaian minim. Saat melihat Reagan membuka pintu, dia menyapanya dengan senyuman.Reagan langsung duduk di sofa. Teddy memberi isyarat mata pada wanita di sampingnya. Wanita itu langsung mendekati Reagan dengan senyuman menggoda."Jangan sentuh aku." Reagan menahan tangan wanita itu dengan lincah, lalu menjauhkannya dari pahanya.Senyuman wanita itu membeku. Kemudian, dia menatap Teddy dengan tatapan meminta tolong."Kenapa? Nggak suka ya?" Teddy mengangkat alisnya "Mau ganti yang lain?"Reagan menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. "Nggak tertarik.""Wow! Dulu kamu nggak begini. Setelah putus dari Nadine, bukannya kamu seharusnya bebas? Jangan-jangan ... istrimu yang hamil itu menga
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 280

Philip menyapa Nadine dan hendak keluar untuk mencari tempat yang tenang. Namun, Reagan dan Teddy langsung menahan bahunya secara serempak.Reagan memberi isyarat untuk diam, sementara Teddy langsung mematikan musik. Gerakan mereka sangat cepat. Sungguh kerja sama yang sempurna.Philip lantas menelan ludah karena merasa sangat tertekan!Di sisi lain, Nadine berpikir cukup lama sebelum akhirnya memutuskan untuk menelepon. Kontrak Irene sudah hampir kedaluwarsa. Jika tidak memperpanjang kontrak dengan Lauren, dia harus mencari editor baru.Editor baru ini tentu harus bisa dipercaya. Akan lebih baik lagi jika yang punya pengalaman dalam menerbitkan buku-buku bergenre misteri atau thriller. Tentunya, Nadine ingin mencari yang punya sumber daya promosi.Setelah berpikir panjang, orang yang bisa dihubungi di industri media dan penerbitan sepertinya hanya Philip. Yang membuat Nadine ragu bukan karena merasa tidak enak hati meminta bantuan Philip. Dia tahu Philip akan membantunya dengan senang
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
33
DMCA.com Protection Status