Semua Bab Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Bab 261 - Bab 270

322 Bab

Bab 261

Menyusuri tepian sungai, lampu-lampu neon dari kedua sisi kota berkilauan, sementara hiruk pikuk kota perlahan memudar. Suasana menjadi hening, membuat Nadine merasa seperti waktu melambat, seirama dengan langkah kaki mereka.Mereka berjalan berdampingan dalam diam. Namun, keheningan itu tidak canggung. Sebaliknya, justru terasa nyaman seperti ada pemahaman tak terucapkan di antara mereka.Seolah-olah, hanya berada di dekat orang ini sudah cukup untuk membuatnya merasa tenang."Gimana kalau kita ke atas jembatan untuk menikmati angin malam?" tanya Nadine tiba-tiba. Angin malam bertiup lembut mengusap rambutnya. Dengan santai, dia menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga.Arnold mengikuti arah pandangannya untuk menatap jembatan di kejauhan, lalu tersenyum tipis. "Boleh. Tapi jembatannya agak jauh, ya?"Nadine tersenyum kecil. "Kamu sudah capek? Jangan-jangan nggak sanggup jalan lagi?" candanya.Arnold mengangkat alis membalas tantangan itu. "Gimana kalau kita balapan? Lihat siapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 262

"Setiap kali kami gagal menyembunyikannya, aku dan Ayah selalu mengevaluasi kesalahan dan mencari tempat persembunyian yang lebih rumit. Tapi, nggak peduli seberapa pintar kami menyembunyikannya, Ibu selalu berhasil menemukan uang itu ... seolah-olah ada kamera tersembunyi di sekujur tubuhnya."Nadine berbicara sambil tersenyum kecil, lalu menoleh ke Arnold yang sudah lama tidak bersuara. "Pak, kamu dengar ceritaku nggak?" Dia menoleh, tetapi tanpa sengaja beradu pandang dengan tatapan dalam lelaki itu.Nadine tertegun.Rambut panjangnya tergerai hingga menyentuh bahu. Ikat rambutnya yang kendur sejak makan malam tadi membuat helaiannya mudah tertiup angin. Angin malam menyapu ringan, membuat helaian rambut itu berkibar. Dalam momen itu, dia terlihat sangat memesona."Ya, aku lagi dengarin," jawab Arnold. Suaranya agak serak dan hampir tak terdengar."Ibumu pintar, punya mata yang jeli," tambahnya sambil tersenyum tipis.Nadine buru-buru memalingkan wajah. Tenggorokannya terasa kering.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 263

Nadine berhenti sejenak di depan pintu."Kak Kamila, Kak Calvin, kenapa kalian melihatku begitu? Ada yang mau ditanyakan?"Kamila dan Calvin langsung bersemangat, seolah-olah sudah lama menunggu momen ini."Nadine, kami bisa minta bantuanmu nggak?""Bantuan apa?"Kamila menjelaskan, "Aku sekarang punya dua kelompok data yang sangat besar. Bukan cuma menghitung, bahkan menyusunnya saja sudah sulit. Kamu kan jago pemrograman. Bisa nggak bantu kami cari cara supaya lebih mudah?"Calvin menambahkan, "Kami nggak bisa buat program. Paling banter, kami cuma pakai metode kalkulasi tradisional. Tapi kali ini, datanya benar-benar terlalu banyak. Otak manusia nggak akan bisa menang melawan komputer. Jadi ... ehem, bisa nggak kamu bantu buatkan program sederhana untuk memproses data ini secara otomatis?"Setengah jam kemudian"Kak Kamila, coba lihat. Menurutmu, gimana alur perhitungan dan kecepatan prosesnya? Apa ada yang perlu disesuaikan lagi?"Nadine berdiri dan memberi ruang untuk Kamila yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 264

Guru itu langsung membangunkannya dan mulai bertanya. Eva sama sekali tidak memperhatikan materi, jadi tentu saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru.Para siswa lain yang hadir pun mulai melirik ke arahnya dengan tatapan mengejek. Beberapa di antaranya bahkan mentertawakan kebodohannya. Eva terlihat semakin kesal dan tidak sabar.Dia memang suka barang-barang mewah seperti pakaian dan tas bermerek. Namun, kesukaannya hanya sebatas memilikinya, bukan mempelajari bagaimana cara memadukannya agar terlihat lebih baik. Jadi, semua pembahasan tentang kombinasi warna, jenis kulit, atau gaya berpakaian tidak masuk ke otaknya.Begitu kelas selesai, Eva langsung berjalan keluar lebih cepat daripada siapa pun.Keluar dari ruang kelas, dia melihat dirinya sudah berada di dalam pusat perbelanjaan. Dia teringat pernah menggunakan kartu tambahan milik Reagan untuk balas dendam menghabiskan uangnya. Yang mengejutkan, Reagan bahkan tidak bereaksi sama sekali. Mungkin dia bahkan tidak tahu bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 265

Eva memang ingin menyenangkan hati Rebecca, tetapi dia juga ingat bahwa dirinya sedang mengandung bayi keluarga itu. Jadi, siapa takut? Pikiran itu membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Eva langsung balas membentak Rebecca."Aku cuma beli dua tas, kenapa? Nggak boleh? Aku cuma mau menyenangkan diriku sendiri! Apa itu salah? Kursus-kursus itu membosankan dan menjengkelkan. Kalau mau jujur, aku nggak mendengarkan satu kata pun! Bertahan sejauh ini saja sudah hebat bagiku!""Cuma beberapa tas saja, dan aku belum puas! Itu kartu tambahan dari anakmu. Kalau dia sendiri nggak protes, kenapa kamu yang repot memikirkannya?!"Rebecca begitu marah hingga darahnya naik. Dalam benaknya, dia langsung membandingkan Eva dengan Nadine.Saat Nadine masih bersama Reagan, dia hampir tidak pernah meminta tas atau pakaian bermerek. Bahkan jika membawa barang mewah, itu karena tuntutan acara atau permintaan Reagan sendiri. Nadine selalu berpakaian sederhana nan elegan, punya selera yang bagus, dan bisa mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 266

Rebecca sontak marah dan melemparkan handuk di dahinya. "Kamu kemari untuk menjengukku atau untuk membuatku marah? Kalau bukan karena dia hamil keturunan Keluarga Yudhistira, kamu kira aku akan peduli padanya?"Clarine mendengus. "Kalau begitu, kamu pantas mendapatkannya. Wanita seperti dia jelas punya niat jahat. Dia ingin menaikkan derajatnya dengan memanfaatkan anak di perutnya. Cuma kamu yang menganggapnya wanita polos."Sejak awal, Clarine tidak menyukai Eva. Sementara itu, Rebecca malah baru menyadarinya sekarang. Benar-benar lamban.Reagan mendengar kabar bahwa ibunya dirawat di rumah sakit. Dia langsung meninggalkan kantor dan pergi ke rumah sakit. Sebelum masuk, dia sudah mendengar suara perdebatan.Reagan mengernyit dan bertanya, "Apa yang sedang kalian ributkan?"Ketika melihat anaknya datang, Rebecca langsung duduk tegak dan berhenti mengeluh. Kemudian, dia mengadu, "Kamu datang tepat waktu! Pacarmu itu keterlaluan sekali! Aku berbaik hati menjemput dia pulang kuliah, dia m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 267

Amarah Eva akhirnya meledak setelah menahan diri sejak tadi. "Kamu nggak bisa melihat semua yang sudah kulakukan selama ini? Aku cuma ingin kita kembali seperti dulu. Hubungan yang dekat tanpa jarak di antara kita. Tapi, hatimu seperti batu. Kamu nggak memberiku kesempatan sedikit pun ....""Kenapa? Kenapa begitu? Karena di hatimu masih ada Nadine, 'kan? Kamu nggak bisa melupakan dia sampai sekarang!"Reagan mengucapkan setiap patah katanya dengan perlahan, "Ya. Terus, apa masalahnya?" Dia bahkan tidak ingin berpura-pura lagi."Aku tahu aku nggak sebanding dengan Nadine, tapi cintaku padamu nggak kalah darinya ...." Eva menangis sesenggukan. Dia mencoba meraih tangan Reagan, tetapi ditepis dengan kejam."Kamu nggak pantas menyebut namanya." Urat di dahi Reagan sampai menonjol, seolah-olah dia sudah menahan amarahnya sampai batas maksimal. "Wanita sesuci dia jadi terdengar hina kalau kamu yang menyebut namanya.""Aku beri kamu satu kesempatan. Pergi minta maaf kepada ibuku atau keluar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 268

Stendy merentangkan kedua tangannya, lalu mengaku dengan santai, "Akhir-akhir ini aku lagi fokus mengembangkan diri, jadi memang nggak berani minum."Ejekan Reagan tidak berhasil membuat Stendy merasa kesal. Karena pukulannya tidak menghasilkan efek yang diharapkan, Reagan hanya bisa terdiam."Stendy, kamu ini nggak punya nyali. Kamu pria bukan sih?""Minum alkohol nggak ada hubungannya dengan nyali. Kalau soal aku pria atau bukan, yang nggak buta pasti bisa melihat dengan jelas."Reagan terkekeh-kekeh dingin. "Jadi, begini caramu mengejar Nadine? Begini juga waktu kamu ngajak dia ngobrol?""Tentu saja nggak." Stendy mengangkat jari telunjuknya dan menggoyangkannya. "Dia sangat paham soal prinsip hidup, jadi nggak ada yang perlu dijelasin.""Heh! Terus, apa yang kamu bicarakan dengannya?""Pengalaman, cerita lucu, pengetahuan profesional, puisi, lagu, atau filosofi hidup, bahkan ... kata-kata manis. Banyak deh, susah kalau mau sebutin semuanya."Reagan sontak terdiam.Stendy malah mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 269

"Jadi, sekalipun Nadine mencintaimu, dia akhirnya tetap akan memilih untuk pergi. Cuma masalah waktu saja." Stendy menyimpulkan.Enam tahun .... Stendy merasa waktu itu terlalu lama. Terlalu lama sampai dia mengira gadis yang dulunya bersinar terang itu telah berubah menjadi boneka yang terikat oleh cinta. Terlalu lama sampai dia sempat ragu, bahkan hampir menyerah.Untungnya, Nadine akhirnya mengambil langkah dan memilih untuk menjadi diri sendiri kembali.Stendy berkata, "Selama 6 tahun, dia memberimu banyak kesempatan. Kasih sayang yang terang-terangan seperti itu ...." Benar-benar membuat orang iri hingga hampir menggila!"Sayangnya, kamu tetap mengecewakannya. Makanya, dia pergi dengan tegas tanpa memberimu kesempatan lagi."Ini baru Nadine yang dikenalnya! Ketika jatuh cinta, dia akan mempertaruhkan segalanya yang dia punya. Begitu cinta itu hilang, dia pun bisa melepaskan diri dan melanjutkan hidupnya.Dulu, Teddy sering mengejek Nadine terlalu terobsesi dengan cinta dan gila. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 270

Setelah meninggalkan bar, Reagan pulang ke vila. Eva sedang duduk di sofa ruang tamu. Ketika mendengar suara pintu terbuka, dia langsung menyambut.Reagan malah mengabaikannya. Dia berjalan melewati Eva dan langsung naik ke lantai atas. Eva hanya bisa menggigit bibirnya dengan kesal.Di kamar tidur utama, Reagan berbaring di ranjang besarnya. Ranjang ini pernah menjadi tempat tidurnya dengan Nadine. Kenangan mesra terputar di benaknya satu per satu.Tanpa Reagan sadari, tatapannya menjadi dipenuhi hasrat. Dia mengumpat dengan lirih, lalu segera masuk ke kamar mandi untuk mandi air dingin.Malam ini, Reagan hanya minum dua gelas sehingga pikirannya masih jernih. Kata-kata yang diucapkan Stendy terus bergema di telinganya."Kalau cinta, kenapa putus?""Kamu cuma memanfaatkan waktu 6 tahun untuk kehilangan dia.""Kamu bilang cinta, tapi setiap tindakanmu malah menyakitinya.""Sekalipun cinta, Nadine memilih untuk pergi. Itu cuma masalah waktu."Setiap kalimat seperti paku yang menusuk lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
33
DMCA.com Protection Status