แชร์

Bab 265

ผู้เขียน: Patricia
Eva memang ingin menyenangkan hati Rebecca, tetapi dia juga ingat bahwa dirinya sedang mengandung bayi keluarga itu. Jadi, siapa takut? Pikiran itu membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Eva langsung balas membentak Rebecca.

"Aku cuma beli dua tas, kenapa? Nggak boleh? Aku cuma mau menyenangkan diriku sendiri! Apa itu salah? Kursus-kursus itu membosankan dan menjengkelkan. Kalau mau jujur, aku nggak mendengarkan satu kata pun! Bertahan sejauh ini saja sudah hebat bagiku!"

"Cuma beberapa tas saja, dan aku belum puas! Itu kartu tambahan dari anakmu. Kalau dia sendiri nggak protes, kenapa kamu yang repot memikirkannya?!"

Rebecca begitu marah hingga darahnya naik. Dalam benaknya, dia langsung membandingkan Eva dengan Nadine.

Saat Nadine masih bersama Reagan, dia hampir tidak pernah meminta tas atau pakaian bermerek. Bahkan jika membawa barang mewah, itu karena tuntutan acara atau permintaan Reagan sendiri. Nadine selalu berpakaian sederhana nan elegan, punya selera yang bagus, dan bisa mem
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
kwonnyonya
Rebecca bodoh kali, si Eva baru hamil aja sdh bertingkah bagaimana klo sdh punya anak!? pasti tu anak di jadikan alat untuk memeras keluarga pariwisata.........tapi thor semoga Eva gak sampe melahirkan yaa soalnya kesal juga liat tingkahnya...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 266

    Rebecca sontak marah dan melemparkan handuk di dahinya. "Kamu kemari untuk menjengukku atau untuk membuatku marah? Kalau bukan karena dia hamil keturunan Keluarga Yudhistira, kamu kira aku akan peduli padanya?"Clarine mendengus. "Kalau begitu, kamu pantas mendapatkannya. Wanita seperti dia jelas punya niat jahat. Dia ingin menaikkan derajatnya dengan memanfaatkan anak di perutnya. Cuma kamu yang menganggapnya wanita polos."Sejak awal, Clarine tidak menyukai Eva. Sementara itu, Rebecca malah baru menyadarinya sekarang. Benar-benar lamban.Reagan mendengar kabar bahwa ibunya dirawat di rumah sakit. Dia langsung meninggalkan kantor dan pergi ke rumah sakit. Sebelum masuk, dia sudah mendengar suara perdebatan.Reagan mengernyit dan bertanya, "Apa yang sedang kalian ributkan?"Ketika melihat anaknya datang, Rebecca langsung duduk tegak dan berhenti mengeluh. Kemudian, dia mengadu, "Kamu datang tepat waktu! Pacarmu itu keterlaluan sekali! Aku berbaik hati menjemput dia pulang kuliah, dia m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 267

    Amarah Eva akhirnya meledak setelah menahan diri sejak tadi. "Kamu nggak bisa melihat semua yang sudah kulakukan selama ini? Aku cuma ingin kita kembali seperti dulu. Hubungan yang dekat tanpa jarak di antara kita. Tapi, hatimu seperti batu. Kamu nggak memberiku kesempatan sedikit pun ....""Kenapa? Kenapa begitu? Karena di hatimu masih ada Nadine, 'kan? Kamu nggak bisa melupakan dia sampai sekarang!"Reagan mengucapkan setiap patah katanya dengan perlahan, "Ya. Terus, apa masalahnya?" Dia bahkan tidak ingin berpura-pura lagi."Aku tahu aku nggak sebanding dengan Nadine, tapi cintaku padamu nggak kalah darinya ...." Eva menangis sesenggukan. Dia mencoba meraih tangan Reagan, tetapi ditepis dengan kejam."Kamu nggak pantas menyebut namanya." Urat di dahi Reagan sampai menonjol, seolah-olah dia sudah menahan amarahnya sampai batas maksimal. "Wanita sesuci dia jadi terdengar hina kalau kamu yang menyebut namanya.""Aku beri kamu satu kesempatan. Pergi minta maaf kepada ibuku atau keluar d

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 268

    Stendy merentangkan kedua tangannya, lalu mengaku dengan santai, "Akhir-akhir ini aku lagi fokus mengembangkan diri, jadi memang nggak berani minum."Ejekan Reagan tidak berhasil membuat Stendy merasa kesal. Karena pukulannya tidak menghasilkan efek yang diharapkan, Reagan hanya bisa terdiam."Stendy, kamu ini nggak punya nyali. Kamu pria bukan sih?""Minum alkohol nggak ada hubungannya dengan nyali. Kalau soal aku pria atau bukan, yang nggak buta pasti bisa melihat dengan jelas."Reagan terkekeh-kekeh dingin. "Jadi, begini caramu mengejar Nadine? Begini juga waktu kamu ngajak dia ngobrol?""Tentu saja nggak." Stendy mengangkat jari telunjuknya dan menggoyangkannya. "Dia sangat paham soal prinsip hidup, jadi nggak ada yang perlu dijelasin.""Heh! Terus, apa yang kamu bicarakan dengannya?""Pengalaman, cerita lucu, pengetahuan profesional, puisi, lagu, atau filosofi hidup, bahkan ... kata-kata manis. Banyak deh, susah kalau mau sebutin semuanya."Reagan sontak terdiam.Stendy malah mena

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 269

    "Jadi, sekalipun Nadine mencintaimu, dia akhirnya tetap akan memilih untuk pergi. Cuma masalah waktu saja." Stendy menyimpulkan.Enam tahun .... Stendy merasa waktu itu terlalu lama. Terlalu lama sampai dia mengira gadis yang dulunya bersinar terang itu telah berubah menjadi boneka yang terikat oleh cinta. Terlalu lama sampai dia sempat ragu, bahkan hampir menyerah.Untungnya, Nadine akhirnya mengambil langkah dan memilih untuk menjadi diri sendiri kembali.Stendy berkata, "Selama 6 tahun, dia memberimu banyak kesempatan. Kasih sayang yang terang-terangan seperti itu ...." Benar-benar membuat orang iri hingga hampir menggila!"Sayangnya, kamu tetap mengecewakannya. Makanya, dia pergi dengan tegas tanpa memberimu kesempatan lagi."Ini baru Nadine yang dikenalnya! Ketika jatuh cinta, dia akan mempertaruhkan segalanya yang dia punya. Begitu cinta itu hilang, dia pun bisa melepaskan diri dan melanjutkan hidupnya.Dulu, Teddy sering mengejek Nadine terlalu terobsesi dengan cinta dan gila. N

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 270

    Setelah meninggalkan bar, Reagan pulang ke vila. Eva sedang duduk di sofa ruang tamu. Ketika mendengar suara pintu terbuka, dia langsung menyambut.Reagan malah mengabaikannya. Dia berjalan melewati Eva dan langsung naik ke lantai atas. Eva hanya bisa menggigit bibirnya dengan kesal.Di kamar tidur utama, Reagan berbaring di ranjang besarnya. Ranjang ini pernah menjadi tempat tidurnya dengan Nadine. Kenangan mesra terputar di benaknya satu per satu.Tanpa Reagan sadari, tatapannya menjadi dipenuhi hasrat. Dia mengumpat dengan lirih, lalu segera masuk ke kamar mandi untuk mandi air dingin.Malam ini, Reagan hanya minum dua gelas sehingga pikirannya masih jernih. Kata-kata yang diucapkan Stendy terus bergema di telinganya."Kalau cinta, kenapa putus?""Kamu cuma memanfaatkan waktu 6 tahun untuk kehilangan dia.""Kamu bilang cinta, tapi setiap tindakanmu malah menyakitinya.""Sekalipun cinta, Nadine memilih untuk pergi. Itu cuma masalah waktu."Setiap kalimat seperti paku yang menusuk lan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 271

    Julia berkata, "Nona Eva, sop ayamnya belum matang. Apa yang kamu lakukan?""Diam saja, jangan banyak omong!" Siapa yang peduli kalau sop ayam ini belum matang? Lagi pula, Rebecca belum tentu mau meminumnya. Kalaupun dia minum, malah bagus! Biar dia sakit perut!Di bangsal, Eva tidak mengetuk pintu dan langsung mendorong pintu untuk masuk. "Bibi, aku bawakan sop ayam untukmu."Begitu melihatnya, sakit kepala Rebecca yang baru saja sembuh langsung kambuh lagi. Dia yang merasa pusing lantas marah. "Siapa yang suruh kamu datang? Aku nggak mau lihat kamu. Cepat keluar dari sini!"Eva berkata dengan wajah tulus, "Bibi, aku datang untuk minta maaf. Kemarin aku sudah keterlaluan. Aku nggak seharusnya bicara kasar sama kamu. Lihat, ini sop ayam yang kubuat tadi pagi. Aku bawa selagi masih panas. Ini sangat bernutrisi."Rebecca tersenyum dingin. "Minta maaf? Kamu pasti punya niat jahat! Aku sudah bersyukur kalau kamu nggak membuatku kesal! Mana mungkin aku berani minum sup buatanmu!"Rebecca cu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 272

    Laboratorium di bulan Juni tetap sibuk. Nadine bekerja tanpa henti selama dua minggu ini. Akhirnya, dia bisa beristirahat satu hari.Pagi-pagi, setelah memberi makan ikan, Jeremy meneleponnya. "Nadine, kamu sudah bangun?""Hm, sudah.""Kenapa nggak tidur sebentar lagi? Setahuku kamu nggak perlu ke laboratorium hari ini. Hari ini kamu istirahat, 'kan?""Aku sudah terbiasa. Ibu di mana?""Di ruang kerja.""Lagi nulis novel?""Ya. Kamu juga tahu, pagi-pagi dia paling banyak ide."Nadine teringat pada kontrak ibunya. Tatapannya menjadi serius. "Ayah, belakangan ini editor Ibu ada datang nggak?""Nggak ada, kenapa? Biasanya mereka lebih sering komunikasi online.""Oh, nggak apa-apa. Cuma tanya kok."Setelah selesai bertelepon, Nadine pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Di sisi lain, Jeremy pergi ke halaman belakang untuk merawat tanamannya.Irene masih duduk di depan komputer di ruang kerja. Dia fokus mengetik. Kata demi kata mengalir dengan lancar, sampai akhirnya membentuk satu per s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 273

    Dengan tatapan sinis, Karen mengamati Lauren dari atas ke bawah. "Heh! Dari penampilanmu ini, kamu jelas bukan wanita baik-baik. Di luar terlihat bersih, tapi siapa tahu semalam kamu melayani berapa banyak pria!"Lauren termangu untuk sesaat. Dia tidak menyangka akan dicaci sekejam ini. Semua kata-kata itu adalah penghinaan pada harga dirinya."Ka ... kamu ...." Tubuh Lauren gemetar karena marah. Namun, dia tidak bisa membalas Karen dengan kata-kata yang sama kotornya."Aku? Aku apa? Lidahmu pendek sampai nggak bisa bicara jelas ya? Pasti tarifmu murah. Seratus ribu? Atau 200 ribu? Nggak mungkin sampai 500 ribu, 'kan? Kamu nggak pantas untuk harga itu!"Wajah Lauren memerah saking marahnya. "Aku nggak mau berdebat dengan wanita gila sepertimu. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu dan menjijikkan!""Oh, kamu mulai menggunakan kalimat berbelit-belit? Aku juga bisa! Dasar pelacur, jalang, wanita murahan!" balas Karen.Lauren terdiam untuk sesaat. "Aku nggak mau berdebat denganmu. Aku tida

บทล่าสุด

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status