แชร์

Bab 273

ผู้เขียน: Patricia
Dengan tatapan sinis, Karen mengamati Lauren dari atas ke bawah. "Heh! Dari penampilanmu ini, kamu jelas bukan wanita baik-baik. Di luar terlihat bersih, tapi siapa tahu semalam kamu melayani berapa banyak pria!"

Lauren termangu untuk sesaat. Dia tidak menyangka akan dicaci sekejam ini. Semua kata-kata itu adalah penghinaan pada harga dirinya.

"Ka ... kamu ...." Tubuh Lauren gemetar karena marah. Namun, dia tidak bisa membalas Karen dengan kata-kata yang sama kotornya.

"Aku? Aku apa? Lidahmu pendek sampai nggak bisa bicara jelas ya? Pasti tarifmu murah. Seratus ribu? Atau 200 ribu? Nggak mungkin sampai 500 ribu, 'kan? Kamu nggak pantas untuk harga itu!"

Wajah Lauren memerah saking marahnya. "Aku nggak mau berdebat dengan wanita gila sepertimu. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu dan menjijikkan!"

"Oh, kamu mulai menggunakan kalimat berbelit-belit? Aku juga bisa! Dasar pelacur, jalang, wanita murahan!" balas Karen.

Lauren terdiam untuk sesaat. "Aku nggak mau berdebat denganmu. Aku tida
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 274

    Setelah sarapan, Nadine mulai membersihkan rumah. Sudah setengah bulan dia tidak beberes, jadi banyak debu yang menumpuk.Pagi berlalu begitu saja. Setelah istirahat, dia bersiap-siap keluar untuk membeli bahan makanan. Baru saja dia mengganti pakaiannya, tiba-tiba Kelly meneleponnya."Nad, kamu di rumah nggak?""Ya, ada apa?""Aku ... tiba-tiba kepikiran masakanmu."Karena sudah lama bersahabat, Nadine langsung tahu ada yang tidak beres dengan suasana hati Kelly."Ada apa? Ada masalah?""Nggak ... cuma sudah lama nggak ketemu, jadi kangen." Suara di ujung telepon terdengar agak lesuNadine terdiam sejenak dan tidak menanyakan lebih lanjut. Dia hanya berkata, "Kalau begitu, datang saja. Aku masak untukmu.""Siap! Aku akan sampai dalam 40 menit!"Nadine segera keluar untuk membeli bahan makanan. Tidak lama setelah dia pulang, Kelly pun sudah sampai.Begitu masuk, Kelly langsung bersandar di tubuh Nadine dan tidak mau melepaskannya. "Kamu memang yang terbaik. Semua yang kamu beli adalah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 275

    Nadine tidak bisa berkata-kata untuk sesaat. Kelly pasti sengaja, 'kan? Jika tidak, bagaimana mungkin teleponnya langsung tersambung ke Arnold? Kalau orang lain, mereka tidak mungkin datang secepat ini!Sepuluh menit kemudian, Nadine sudah menenangkan Kelly. Kemudian, dia keluar dari kamar dan menutup pintu dengan pelan.Begitu berbalik, Nadine melihat Arnold duduk di sofa ruang tamu. Matanya tertuju pada tumpukan kaleng bir yang belum sempat dibersihkan."Semua ini dia yang minum?" Suara Arnold tidak terdengar tegas, tetapi Nadine bisa merasakan tekanan yang ada.Nadine menjawab jujur, "Aku minum sedikit.""Cuma sedikit?" Arnold menatapnya dalam-dalam.Nadine menyerah. "Ehem! Dua kaleng ... seharusnya nggak banyak, 'kan? Tapi, aku benaran nggak mabuk."Kelly mabuk karena suasana hatinya buruk dan ingin melupakan masalah dengan alkohol. Selain itu, dia juga membuka anggur di lemari. Campuran dua jenis alkohol membuat efeknya semakin kuat.Arnold terlihat agak pusing. "Kamu duduk saja,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 276

    Arnold yang disebut Kelly jarang berhubungan dengannya dan menjadi asing setelah tumbuh dewasa, ternyata begitu peduli padanya.Sebenarnya tidak ada yang perlu diherankan. Arnold memang terlihat cuek, tetapi Nadine tahu itu cuma karena dia terlalu sibuk. Dia tidak punya waktu untuk memperlihatkan perhatiannya kepada orang lain. Sebenarnya, hatinya lebih lembut daripada siapa pun."Kalau kejadian seperti ini terulang lagi, kamu bisa menghubungiku kapan saja."Arnold berjeda, lalu melirik ke samping. "Alkohol bisa merangsang sistem saraf, menyebabkan gejala seperti mual atau pusing. Bahkan ada yang sampai pingsan. Sebaiknya jangan sering-sering minum. Gimana menurutmu?"Ketika menyadari bahwa Arnold sedang menasihatinya, wajah dan telinga Nadine sontak memerah. Dia berdeham, lalu membela diri, "Efek sampingnya memang banyak, tapi bisa membantu orang melupakan masalah. Sesekali melepaskan emosi bukan cara yang salah, 'kan?"Arnold tidak menyangka Nadine bukan hanya tidak membantah, tetapi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 277

    Dini hari, turun hujan deras. Reagan kembali ke vila dan memarkirkan mobilnya, tetapi dia tidak mau keluar.Reagan menatap rumah yang ada di depannya. Kini, tempat ini tidak bisa disebut rumah lagi karena tidak ada kehadiran Nadine.Reagan mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Karena pintu dan jendela tertutup rapat, asap rokok tidak bisa keluar.Cahaya merah terlihat membara di antara jari Reagan. Bersama dengan asap putih yang membubung, pandangan Reagan menjadi kabur. Reagan seolah-olah terperangkap dalam kegelapan.Setelah menghabiskan sebatang rokok, tatapan Reagan yang tadinya linglung menjadi jernih kembali. Dia tidak mungkin melepaskan Nadine!Dia memang telah kehilangan Nadine, tetapi bukan berarti tidak bis memilikinya lagi di masa depan. Asalkan bisa mendapatkan Nadine kembali, semua akan kembali seperti semula.Reagan membuka pintu mobil dan turun, lalu membuang puntung rokok dan memasuki vila. Eva berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis. Reagan melihat jam t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 278

    "Kak Reagan, aku bantu kamu ikat dasi.""Heh ... hari ini aku pakai kemeja hitam."Eva terdiam sejenak, tampak bingung. "Aku tahu kok."'Sudahlah.' Reagan menyerah. Dia hanya bisa bilang mereka tidak cocok.Kemeja hitam dipadukan dengan dasi warna campuran, heh .... Cuma Eva yang bisa membuat perpaduan seperti itu.Reagan menepis tangan Eva, "Kalau nggak bisa, mending nggak usah."Setelah itu, dia langsung pergi tanpa peduli pada ekspresi Eva.....Malam hari, Reagan meninggalkan kantor setelah selesai kerja. Dia masuk ke mobil, menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak langsung menyalakan mesin mobil.Setelah rokoknya habis, Reagan memadamkan apinya dan mengendarai mobilnya. Dia tidak ingin kembali ke vila, jadi memutari pinggir sungai beberapa kali.Di tengah perjalanan, Rebecca menelepon, tetapi Reagan tidak mengangkat. Dia terus menyetir, tanpa sadar tiba di ujung gang yang sudah sangat familier.Kali ini, Reagan lagi-lagi dimarahi karena parkir sembarangan."Dasar! Kamu kira nyetir

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 279

    "Ya, Teddy juga ada di sini.""Di bar mana?""Di tempat yang biasa kita datangi.""Aku segera ke sana."....Di bar, terdengar musik yang bising. Begitu pintu ruang privat ditutup, tempat ini seolah-olah terpisah dari dunia luar."Halo, Reagan." Teddy memeluk seorang wanita bertubuh montok dan berpakaian minim. Saat melihat Reagan membuka pintu, dia menyapanya dengan senyuman.Reagan langsung duduk di sofa. Teddy memberi isyarat mata pada wanita di sampingnya. Wanita itu langsung mendekati Reagan dengan senyuman menggoda."Jangan sentuh aku." Reagan menahan tangan wanita itu dengan lincah, lalu menjauhkannya dari pahanya.Senyuman wanita itu membeku. Kemudian, dia menatap Teddy dengan tatapan meminta tolong."Kenapa? Nggak suka ya?" Teddy mengangkat alisnya "Mau ganti yang lain?"Reagan menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. "Nggak tertarik.""Wow! Dulu kamu nggak begini. Setelah putus dari Nadine, bukannya kamu seharusnya bebas? Jangan-jangan ... istrimu yang hamil itu menga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 280

    Philip menyapa Nadine dan hendak keluar untuk mencari tempat yang tenang. Namun, Reagan dan Teddy langsung menahan bahunya secara serempak.Reagan memberi isyarat untuk diam, sementara Teddy langsung mematikan musik. Gerakan mereka sangat cepat. Sungguh kerja sama yang sempurna.Philip lantas menelan ludah karena merasa sangat tertekan!Di sisi lain, Nadine berpikir cukup lama sebelum akhirnya memutuskan untuk menelepon. Kontrak Irene sudah hampir kedaluwarsa. Jika tidak memperpanjang kontrak dengan Lauren, dia harus mencari editor baru.Editor baru ini tentu harus bisa dipercaya. Akan lebih baik lagi jika yang punya pengalaman dalam menerbitkan buku-buku bergenre misteri atau thriller. Tentunya, Nadine ingin mencari yang punya sumber daya promosi.Setelah berpikir panjang, orang yang bisa dihubungi di industri media dan penerbitan sepertinya hanya Philip. Yang membuat Nadine ragu bukan karena merasa tidak enak hati meminta bantuan Philip. Dia tahu Philip akan membantunya dengan senang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 281

    Philip langsung tahu apa yang ada di pikiran Nadine. Dia sadar Nadine tidak ingin merasa berutang budi pada Teddy, jadi Philip memutuskan untuk langsung mengambil keputusan sendiri. Lagi pula, dia tidak salah bicara. Dia hanya mengatakan akan bertanya, hasilnya belum tentu."Kalau begitu, Kak Nadine, kamu istirahat lebih awal saja. Aku tutup teleponnya, ya," kata Philip sambil mengakhiri panggilan."Hah, dasar kamu! Nadine kasih kamu apa, sih? Kok sampai panggil dia 'kakak' dengan nada segitu manisnya? Bikin geli!" Teddy mencibir sambil mengangkat alis.Philip meliriknya sekilas. "Kamu nggak ngerti. Kalau soal teman, aku selalu tulus. Nggak suka? Jangan lihat.""Teman?" Teddy menaikkan alis menatap Philip dengan penasaran. "Dia sudah putus sama Reagan. Dari mana datangnya kedekatanmu sama dia?"Mendengar hal itu, Reagan yang diam di pojok akhirnya ikut menatap Philip.Philip menghela napas panjang sebelum menjawab, "Kak Nadine pernah bantu aku dulu. Meskipun dia sudah nggak sama Kak Re

บทล่าสุด

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status