Aku (Bukan) Jodohnya

Aku (Bukan) Jodohnya

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-06
Oleh:  Herlina Teddy  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 Peringkat. 18 Ulasan-ulasan
138Bab
11.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Andaikan saja dulu kalau kita jadi dan sudah menikah, mungkin kita juga akan mempunyai seorang anak seusia Gita, " ucapnya dengan senyuman cinta yang bisa kurasakan. "Key, apa kamu bahagia selama ini tanpa aku?"  Tuhan, kenapa Engkau mempertemukan kami lagi? Sudah lama aku belajar mengikhlaskan dan melupakan dia. Apa ini ujian-Mu yang harus aku hadapi? Bahkan dia datang saat yang tak tepat. Saat aku sudah mempunyai Mas Ikbal dan Gita. "Maafkan aku, Key. Tapi jujur, aku masih belum bisa melupakanmu. Aku masih mencintaimu sama seperti dulu, bahkan cintaku kini semakin besar untukmu." "Kamu adalah alasan aku bertahan hidup sampai sekarang," sambungnya sambil mengelus dan mengecup pucuk kepalaku. "Kamu tak mencintai suamimu, kan? Katakan, tidak, Key." Dia seolah mengetahui isi hatiku. Bukan, aku bukan tidak mencintainya, tetapi rasa cintaku lebih besar untukmu, Bas. Namun, bagaimana aku bisa berkata jujur kepadamu? Aku tidak bisa menghianati suami yang sudah baik dan bersikap lembut saat kamu meninggalkanku. Bagaimana kisah selanjutnya? Ada baper, sedih pilu, senang seperti merasakan jatuh cinta lagi. Ada yang terluka, ada yang tersaingi, ada yang merasa dirinya paling benar. Semuanya dikupas, dicampur aduk menjadi satu paket.  Apa alasan Bastian meninggalkan Keysha? Apakah Keysha akan memilih baikan dengan Bastian dan menggugat cerai suaminya? Ataukah Keysha akan tetap mempertahankan pernikahannya dengan Ikbal yang sudah membantu membalut luka lama selama Bastian menghilang entah ke mana.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Key, lo jadi datang, kan?" tanya Ayu via telepon saat Keysha sudah berada di taksi online bersama Gita."Iya, ini lagi otw. Bentar lagi nyampe, kok," jawab Keysha dengan santai seraya bola mata mengedarkan ke luar jendela."Oke, aku tunggu lo. Aku baru nyampe juga, nih. Hati -hati, ya. Bye."Keysha terpaksa menggunakan jasa taksi tersebut, lantaran Ikbal yang tadi pagi janji akan mengantarnya sedang dalam perjalanan pulang tetapi macet. Sang suami pun menyuruhnya berangkat tanpa menunggunya sampai di rumah."Ya, nanti kalo pulang, aku yang jemput. Soalnya acara juga pasti selesainya malam banget, aku nggak tega lihat kamu dan Gita pulang sendirian." Itu jawaban Ikbal tadi sore, yang masih fokus dengan jalan di depannya.Selang beberapa menit, tiba di acara reunian, Keysha memegang tangan Gita sembari berjalan bersisian. Wajah gadis kecil berusia tiga tahun itu tampak riang dan antusias karena diajak jalan-jalan."Bun, ada balon." Gita menunjuk balon warna-warni yang terpajang di pi

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Agus Irawan
hai kak numpang promosi mampir ke Novelku. judul" Terapis Muda Sang Nyonya" pena" Agus Irawan hayuu mampir seru ceritanya
2023-10-13 10:45:10
0
user avatar
Herlina Teddy
Thanks sudah baca buku ini
2023-01-11 20:11:01
0
user avatar
Shofie Widdianto
kisah yang manis ...
2022-11-04 15:13:39
0
user avatar
Najat Agustin
ini gak dilanjutkah kak
2022-10-29 14:23:20
3
user avatar
Mblee Duos
Hadir kak. Semangat terus nulisnya ya kak! kak saling support juga yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI. Terimakasih......
2022-10-29 07:21:40
0
user avatar
Jingga Rinjani
Terus semangat, Kak. Lanjutt
2022-10-27 06:08:10
0
default avatar
NH. Soetardjo
suka jalan ceritanya
2022-10-11 04:21:25
0
user avatar
Fida Yaumil Fitri
suka dengan ceritanya. lanjut Thor
2022-10-11 02:26:24
0
user avatar
cut ika
Cinta tidak pernah salah memilih. Hanya terkadang kita terlalu mengartikan secara berlebih ketika kenyamanan dirasa cinta, padahal cinta sebenarnya tumbuh di hati yang bersyukur dengan yang dimilikinya saat ini. Semangat Thor, ceritanya menarik...
2022-10-10 22:11:36
0
user avatar
HannaH Ell3
suka banget.........
2022-10-10 11:33:34
0
user avatar
ER_IN
ceritanya bagus
2022-10-09 19:11:06
0
user avatar
Anquin Dienna
harus jodoh dong biar happy
2022-10-09 18:41:29
0
user avatar
Mumtaza wafa
Semangat ya
2022-10-09 18:30:27
0
user avatar
ET. Widyastuti
Ceritanya recommended. Seru.
2022-10-08 19:52:06
0
user avatar
Asda Witah busrin
next, Thor, semangat UP
2022-10-08 17:07:25
0
  • 1
  • 2
138 Bab

Bab 1

"Key, lo jadi datang, kan?" tanya Ayu via telepon saat Keysha sudah berada di taksi online bersama Gita."Iya, ini lagi otw. Bentar lagi nyampe, kok," jawab Keysha dengan santai seraya bola mata mengedarkan ke luar jendela."Oke, aku tunggu lo. Aku baru nyampe juga, nih. Hati -hati, ya. Bye."Keysha terpaksa menggunakan jasa taksi tersebut, lantaran Ikbal yang tadi pagi janji akan mengantarnya sedang dalam perjalanan pulang tetapi macet. Sang suami pun menyuruhnya berangkat tanpa menunggunya sampai di rumah."Ya, nanti kalo pulang, aku yang jemput. Soalnya acara juga pasti selesainya malam banget, aku nggak tega lihat kamu dan Gita pulang sendirian." Itu jawaban Ikbal tadi sore, yang masih fokus dengan jalan di depannya.Selang beberapa menit, tiba di acara reunian, Keysha memegang tangan Gita sembari berjalan bersisian. Wajah gadis kecil berusia tiga tahun itu tampak riang dan antusias karena diajak jalan-jalan."Bun, ada balon." Gita menunjuk balon warna-warni yang terpajang di pi
Baca selengkapnya

Bab 2

"Kenapa ada dia?" Keysha berucap pelan tanpa sadar.Ayu mendengar apa yang diucapkan Keysha walaupun suaranya tadi terdengar lirih. Rupanya wanita berkaos hitam itu masih bersama dan menemaninya sejak masuk sampai ke meja prasmanan."Dia? Maksud kamu siapa?" Ayu mengikuti arah mata Keysha menatap dan segera tahu siapa orang yang dimaksud."Kenapa ada kakak senior dalam acara reuni ini? Bukannya ini khusus fakultas se-angkatan kita?" Keysha merasa heran kenapa undangan beda dengan realita. Jelas di sana tertulis, khusus se-angkatan saja. Ini salah satu alasan Keysha mengiyakan bujukan Ayu waktu itu untuk menghadiri reuni. Iya, karena undangan reuni khusus se-angkatan, bukan berbaur dengan kakak senior. Lantaran Keysha memang sedang menghindari pertemuan kembali dengan kakak senior, eh, lebih tepatnya menghindari pertemuan dengan Mr. mantan, Bastian."Tadinya memang khusus untuk se-angkatan, tapi pas seminggu sebelum hari-H, ternyata banyak yang nggak bisa hadir. Panitia bingung, maka
Baca selengkapnya

Bab 3

"Hai, ikut gabung, ya. Akhirnya kita ketemu dan kumpul lagi di sini. Apa kabar kalian semua?" sapa Ayu saat meletakkan piring ke meja dan duduk di samping Kevin."Baik." Terdengar jawaban dari salah satu teman mereka, Abas.Keysha mengambil posisi duduk di samping Ayu dan memangku Gita. Dia hanya melemparkan senyuman kepada teman yang menyapanya saja, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Bastian.Sementara Bastian terlihat sungguh mempesona dengan kemeja pendek dongker, tengah mencuri pandang dari tadi sejak melihat mereka menuju ke meja. Dia juga memindai Gita yang berjalan bersisian dengan balon di tangannya. Ternyata Gita dari tadi main dengan mainan tersebut yang diberikan Ayu, pantas saja tidak terdengar rengekan darinya.Bastian, Kevin, Roni, dan Abas memang satu geng zaman kuliah dulu. Mereka mengambil jurusan manajemen bisnis yang merupakan kakak senior beda dua tahun dari Keysha dan Ayu. Sementara Keysha dan Ayu jurusan akutansi di fakultas yang sama, Ekonomi.Zaman kuliah dulu,
Baca selengkapnya

Bab 4

POV KeyshaSetelah masuk ke mobil Mas Ikbal, aku dan Gita mencium punggung tangannya. Kulihat suamiku memamerkan deretan gigi putih bak model iklan pasta gigi meski kutahu dia sedang menyimpan lelah di wajah."Sorry, apa aku telat?" "Enggak kok, Mas. Kamu kelihatan kecapean sekali, kamu udah makan?" Rasa khawatir tak bisa kubendung, aku tak mau dia sakit. Kemacetan di jalan benar-benar sudah menguras sepenuhnya pikiran dan tenaganya. Namun, mau bagaimana lagi? Aku terpaksa merepotkan dia yang harus menjemput karena aku sendiri belum berani naik taksi malam hari. Begitupun Mas Ikbal, ia pasti akan melarangku."Udah tadi di rest area. Ini kita langsung pulang, ya." Aku menggangguk menanggapinya.Mobil melaju meninggalkan tempat acara. Dalam perjalanan, diam menemani kami. Mungkin Mas Ikbal terlalu lelah menempuh kemacetan tadi, sedangkan Gita sudah tertidur pulas dalam dekapanku. Aku? Aku masih sedikit kaget dengan pertemuan yang tak kurencanakan dengan Bastian barusan.Raga memang ad
Baca selengkapnya

Bab 5

Ikbal Hardisuryo, lelaki yang sudah menikah denganku. Dia lelaki yang sudah menjadi imam dalam hidupku. Lelaki yang sudah menjadi ayah untuk anakku, Gita dan menjadi tulang punggung untuk keluarga kecilku. Lelaki lembut yang sabar menunggu aku membuka hati untuknya. Pernikahan kita berdasarkan perjodohan yang tidak saling kenal. Mama terpaksa melakukan perjodohan ini karena beliau tidak mau aku terpuruk kesedihan mendalam akibat perlakuan Bastian yang pergi tanpa pamit."Jika ada satu pintu kebahagiaan tertutup, maka bersabarlah, akan ada pintu kebahagiaan lainnya yang terbuka lebar menantimu. Mungkin orang itu Nak Ikbal. Kenapa kamu tidak mencoba membuka hati untuknya?"Itulah kalimat yang membuatku sadar dan bangkit dari keterpurukan yang selama ini aku alami. Menanti kabar yang tak pasti padahal di depan ada sosok lelaki yang sudah tulus dan siap membahagiakan aku."Mama yakin, beriringan dengan waktu, cinta bisa tumbuh dengan sendirinya karena terbiasa hidup bersama." Itulah kata
Baca selengkapnya

Bab 6

Seperti melihat sosok maling, spontan aku menutup kembali pintu dengan sekuat tenaga yang tersisa setelah mengetahui tamu yang tak kuundang berdiri di depan rumah. Namun sayang, pintu tak sempat tertutup karena dia refleks mendorong pintu dengan kuat dan cepat. Serasa sia-sia, tenaga yang kukeluarkan tak sebanding dengan tenaganya, sehingga pintu terbuka kembali."Key, tolong jangan usir aku. Biarkan aku menjelaskan semuanya." Tamu itu tak lain adalah Bastian."Beraninya kamu menginjak rumahku, kamu nggak takut ketahuan suamiku kalau kamu datang menemuiku." Kupasang wajah jutek dan tatapan tak suka, berharap dia segera pergi dari sini. Aku khawatir Mas Ikbal tiba-tiba pulang dan melihat kedatangannya di sini. Apa yang akan aku jelaskan tentangnya? Apa aku akan mengaku, Bastian adalah mantanku?"Suamimu nggak ada di rumah, kan?" Dengan enteng dia mengatakan hal benar itu.Bagaimana dia tahu kalau suamiku sedang keluar dan tidak di rumah? Apa dia sudah memata-mataiku di sekitar rumahku
Baca selengkapnya

Bab 7

Bisa kurasakan tatapan Bastian masih penuh harap agar kita masih bisa bersatu kembali. Tatapan itu seakan memberikan celah untuk memulai harapan baru bersamanya. Mengapa harapan kita bisa sama?Bahkan, senyuman menawan yang mengulas sangat indah di bibirnya mengingatku kembali ke masa-masa indah dulu. Tak sadar, aku membalas menyunggingkan bibir seolah mengiyakan apa yang barusan di-andai-kannya."Key, apa kamu bahagia selama ini tanpa aku?" Genggaman itu masih nyaman kurasakan, tetapi tidak dengan hatiku setelah mendengar ucapannya barusan. Tak bisa kubendung lagi airmata menetes begitu saja. Mengapa aku jadi lemah dan cengeng? Aku terbawa suasana."Hey, kamu kenapa?" Dia mengusap air mata di pipi. "Are you ok?"Bukannya semakin tenang, rasa sakit yang tersisa selama ini sudah aku pendam, kuluapkan dengan isakkan tangis di depannya. Bahu terasa berguncang karena tangisan yang tercurahkan.Bahagia? Arti bahagia itu sangat luas. Bahagia dalam arti yang bagaimana maksudnya? Jika ditany
Baca selengkapnya

Bab 8

"Mama kenapa, Lin? Ngomong yang jelas." Aku pun ikut panik dibuatnya."Mama pingsan, Kak."Astaga, ternyata apa yang kutakutkan terjadi. Kenapa dan bagaimana ini bisa terjadi? Pertanyaan itu berputar di benakku."Aku ke sana sekarang, Lin. Kamu jagain Mama dulu." Aku mengakhiri panggilan secara sepihak. Meski tidak paham persis apa yang terjadi, aku tahu penyakit yang diderita Mama, beliau pasti kelelahan. Aku harus segera melihat keadaannya."Kenapa, Key?" Raut wajah Bastian pun tampak panik ketika mendengar kata Mama kusebut."Mama pingsan, aku harus ke sana." Suaraku bergetar."Ayo, aku anter." Bergegas dia beranjak bangkit dari sofa.Aku mengiyakan karena aku tidak ada alasan menolaknya, dalam pikiranku segera mengetahui kondisi dan memberikan pertolongan kepada Mama.Aku menggendong Gita dan melangkah masuk ke dalam mobil sedan hitam. Bastian melajukan mobil sedangkan aku menunjukkan jalan ke rumah Mama. Pria tersebut belum tahu alamat rumah dihuni Mama sekarang. Dia hanya perna
Baca selengkapnya

Bab 9

Hatiku kacau ketika tahu Mama pingsan tadi. Lebih kacau lagi saat aku menyadari penyebabnya karena kelelahan mencari rupiah untuk melangsungkan hidupnya. Iya, dulu sebelum Papa meninggal, hidup kami serba berkecukupan bahkan bisa dikatakan hidup di atas rata-rata. Rumah megah dilengkapi dengan beberapa pelayan, mobil mewah dengan supir siap antar. Kapan dan di mana pun kita mau berlibur, tinggal pilih saja, tidak ada masalah sama sekali.Papa, seorang pengusaha kontraktor di mana mempunyai puluhan karyawan yang mengabdi untuk perusahaanya. Kerjaan Mama di rumah hanyalah mengurus kami dan mengikuti beberapa arisan di lingkungan tetangga dan teman sosialitanya.Namun malang, perusahaan Papa akhirnya mencapai titik terendah, salah satu karyawan melarikan uang perusahaan milyaran rupiah. Ditambah dengan tindakan korupsi yang dilakukan karyawan lainnya, dengan menggantikan bahan bangunan oplosan sehingga menyebabkan bangunan klien yang dikelola Papa mengalami keruntuhan dan menjatuhkan ba
Baca selengkapnya

Bab 10A

Ibu Naila dipindahkan ke kamar perawatan tipe VVIP yang dipesan Bastian. Terlalu mewah, ingin rasanya Keysha melayangkan protes kepadanya. Namun, pemilik mata bundar itu tidak tahu bagaimana cara menghubunginya. Ia lupa menanyakan nomor ponsel pria itu. Mau bertanya kepada Ayu, tetapi ada rasa gengsi yang masih menggerogoti hati. Akhirnya dia mengurungkan niat.Entah karena kenyamanan kamar atau efek obat yang sudah diminum, akhirnya Naila bisa tertidur pulas. Gita juga ikut lelap di sofa empuk yang ada di ruang beraroma desinfektan.Melihat kondisi sudah terasa kondusif, Elina pun mendekati sang kakak untuk mendapatkan jawaban dari sejuta pertanyaan yang sudah menghantuinya sejak pagi tadi."Kak, kenapa pesan kamar ini, sih?"Elina menarik tangannya dan bertanya setengah berbisik agar mama tak mendengar percakapan mereka."Mana kutahu, Bastian yang pesan kamar ini." Keysha menaikkan kedua bahu bersamaan."Kakak tahu, kan, biaya rumah sakit nggak murah, asuransi Mama udah nunggak, ngg
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status