Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 251 - Chapter 260

326 Chapters

Bab 251

Dengan penuh amarah, dia kembali ke kamar dan membanting pintu keras-keras.Keesokan paginya, Julia baru saja bangun tidur. Bahkan sebelum mengenakan seragam kerjanya, tiba-tiba dia mendengar suara Eva berteriak dari lantai atas, "Hei, tolong! Cepat antar aku ke rumah sakit!"Sudut bibir Julia berkedut. Kalau sebelumnya dia masih kelabakan dan benar-benar khawatir, kali ini .... Bisa dibilang sudah terbiasa, semakin lama semakin mahir. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon sopir, "Halo, Pak Haryo? Itu ... dia lagi-lagi bilang perutnya sakit."Haryo menjawab, "Baik, saya segera ke sana dengan mobil."Setelah itu, Julia menelepon Rebecca, "Nyonya, begini ...."Seluruh prosedur sudah dia kuasai dengan baik, begitu lancar hingga tak perlu pikir panjang.Di rumah sakit.Rebecca berdiri di koridor luar ruang perawatan dengan wajah dingin. Dokter masih mengulangi pernyataan yang sama seperti kemarin, "Nggak ada yang serius, cukup banyak istirahat saja."Rebecca benar-benar sudah tidak tah
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 252

Bagaimanapun, Reagan sendiri juga tidak menginginkannya. Selain itu ... Robert bahkan belum mengetahui soal ini dan Rebecca juga tidak berani sembarangan membicarakannya di hadapannya.Tanpa sadar, dia merasa bahwa Robert pasti tidak akan mendukungnya.Ayah dan anak ini, keduanya sama-sama berhati dingin.Kini situasinya sudah berkembang sejauh ini, menyuruh Eva menggugurkan kandungan tentu saja tidak realistis. Jadi, dia hanya bisa menerima kenyataan sambil mengelus dada."Eh, Bu Lia, katanya menantumu hamil? Kembar ya?""Iya nih, aku juga baru tahu. Mereka berdua rahasiain dari aku. Setelah janinnya stabil tiga bulan, baru kasih tahu aku. Katanya sih mau ngasih kejutan? Yah ... memang mengejutkan sih. Hahaha ....""Selamat ya! Anakku bahkan nggak punya pacar. Entah kapan aku baru bisa jadi nenek. Putra Bu Rebecca sebaya sama anakku, 'kan? Sudah punya pacar belum?"Rebecca tertawa. "Belum nih. Dia terus-terusan sibuk sama perusahaan kecilnya itu. Padahal kembali pulang dan mewarisi bi
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 253

Eva memegang sepotong jeruk dan memasukkannya ke mulut. Mendengar perkataan Rebecca, dia langsung menolak tanpa berpikir panjang. "Bibi, akhir-akhir ini aku nggak enak badan. Bibi tahu sendiri, hampir setiap hari aku ke rumah sakit. Aku benar-benar nggak bisa ikut kelas apa pun ...."Kenangan pahit dari pesta minum teh sebelumnya masih membekas di ingatannya. Begitu mendengar Rebecca menyuruhnya ikut kelas sambil merangkai bunga dan mencicipi teh, tubuhnya langsung menolak secara naluriah.Rebecca merasa sangat marah hingga dadanya sesak. Ini sudah terang-terangan ... dia bahkan tidak mau pura-pura lagi?!"Nggak ada tawar-menawar! Kamu harus pergi!" Sebelum dia selesai bicara, terdengar suara panggilan terputus dari ujung sana. Eva menutup teleponnya!Rebecca memandang ponselnya dengan tidak percaya. 'Perempuan kurang ajar ini! Beraninya dia memutuskan telepon dariku?!' makinya dalam hati.Anaknya bahkan belum lahir, tapi dia sudah begitu sombong. Kalau sampai dia melahirkan seorang an
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 254

Dengan keluar dari kuliah, Eva mengira dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus menjaga kandungannya. Di sisi lain, dia juga bisa lebih berkonsentrasi pada Reagan.Yang paling penting, sebentar lagi dia akan menjadi istri orang kaya berkat anak ini. Kuliah atau tidak, apa bedanya? Jadi, pada hari Senin, Eva mengajukan surat pengunduran diri dari kampus.Dia menggunakan alasan sakit. Proses persetujuan biasanya tidak akan memakan waktu lama. Berhubung sudah sampai di kampus, Eva berpikir sekalian saja dia mampir ke asrama untuk berkemas.Sore itu kebetulan tidak ada kelas. Saat dia membuka pintu asrama, beberapa teman sekamarnya sedang ada di dalam.Eva sudah lama pindah dari asrama. Walaupun sebagian barangnya masih ada di sana, dia hampir tidak pernah kembali. Kemunculannya yang mendadak ini membuat teman-temannya cukup kaget."Eva, kok tiba-tiba balik? Bukannya kamu tinggal di rumah pacarmu sekarang?""Kalau cuma mau ngambil barang, bilang saja lewat chat. Kami bisa suruh kur
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 255

Eva sekarang berbeda. Barang-barang lamanya tentu sudah tidak selevel lagi dengan dirinya saat ini."Semua ini ... kalian lihat saja kalau ada yang masih bisa dipakai. Kalau mau, ambil saja. Sisanya, tolong buang untukku.""Hah? Kamu nggak mau semuanya?""Ya."Teman-temannya hanya bisa saling pandang tanpa berkata apa-apa.Eva keluar dari asrama tanpa membawa apa pun. Begitu sampai di gerbang kampus, dia langsung menelepon sopir agar mobil segera menjemputnya. Di bawah tatapan terkejut, iri, dan penuh tanda tanya dari orang-orang di sekitar, Eva melangkah santai masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang dengan elegan. Dia pun pergi dengan bangga.Malam harinya, Eva mendapati Reagan pulang lebih awal untuk pertama kalinya.Dengan wajah ceria, Eva menyambutnya. "Reagan, aku punya kabar baik! Hari ini aku sudah mengajukan pengunduran diri dari kampus. Mulai sekarang, aku bisa fokus menjaga kandungan dan merawatmu di rumah."Reagan baru saja selesai urusan pekerjaan yang penuh tekanan. Pr
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 256

"Kak Kamila, mertuamu asam urat ya?""Kamu tahu?""Ya. Dulu Bu Freya juga punya penyakit itu. Aku punya resep obat herbal. Memang nggak bisa menyembuhkan sepenuhnya, tapi cukup efektif meredakan rasa sakit, dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat barat."Mata Kamila langsung berbinar-binar, penuh harapan. "Bagus sekali! Tolong bagikan resepnya nanti, ya. Aku langsung ke apotek setelah pulang kerja. Terima kasih banyak, Nadine.""Kamu nggak tahu betapa menderitanya ibu mertuaku. Rasa sakitnya begitu parah sampai nggak bisa tidur semalaman dan obat pereda nyeri pun nggak berpengaruh. Kalau resep ini berhasil, aku pasti traktir kamu makan!"Nadine tersenyum kecil. "Ah, nggak perlu traktiran, cuma hal kecil saja."Calvin ikut menimpali dengan nada bercanda, "Kalian sadar nggak sih? Sejak Nadine ada di sini, setiap kali ada masalah, pasti bisa diselesaikan. Benar-benar seperti dewi keberuntungan di laboratorium kita!"Wilfred yang baru saja masuk ruangan, hanya mendengar bagian ak
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 257

Wilfred sempat menatap dengan ragu, tetapi akhirnya memilih diam.Melihat semua orang membela Nadine, Olive semakin kesal. Namun, dia masih berusaha menahan ekspresinya dan berkata, "Orang itu bisa terlihat baik di luar, tapi siapa yang tahu sifat aslinya? Gimana kalau semua itu cuma pura-pura?""Kemarin pagi, waktu aku mengecek dataku, semuanya masih baik-baik saja. Tapi hari ini semuanya sudah hilang. Kemarin sore, aku ingat Kak Kamila dan Calvin pulang lebih dulu, lalu aku dan Wilfred menyusul. Cuma Nadine dan Pak Arnold yang masih ada di laboratorium.""Pak Arnold jelas nggak mungkin melakukannya, jadi satu-satunya kemungkinan adalah Nadine!"Logika Olive terdengar cukup masuk akal sekilas, tetapi Nadine dengan cepat menemukan celahnya. Dia memandang Olive dengan tenang dan berkata, "Kamu bilang datamu masih ada waktu terakhir kali kamu cek kemarin pagi. Tapi waktu kamu pulang kemarin, apa kamu mengeceknya lagi?""Tentu saja! Semuanya masih ada!""Kamu yakin?"Olive menjawab tegas,
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 258

Calvin bertanya dengan heran, "Kamu punya cara?"Nadine mengangguk ringan. "Kita bisa langsung pulihkan data yang terhapus dan memeriksa log penghapusan untuk mengetahui waktu pasti kapan data dihapus. Setelah itu, kita bisa mencocokkan siapa saja yang berada di laboratorium pada waktu tersebut."Calvin ragu. "Secara teori benar sih, tapi siapa yang bisa memulihkan datanya? Aku lihat recycle bin di komputernya juga sudah dikosongkan. Pasti susah untuk mengembalikan data itu, 'kan?"Nadine menjawab tenang, "Biar aku coba."Awalnya dia tidak menyarankan itu karena memulihkan data membutuhkan waktu. Memeriksa rekaman CCTV adalah cara yang lebih cepat dan efisien. Namun, sekarang jelas CCTV tidak akan membantu menyelesaikan masalah ini.Saat Nadine duduk di depan komputer dan mulai menyentuh keyboard, Arnold tiba-tiba menghentikan gerakannya. Semua orang menatap Arnold dengan bingung, termasuk Nadine.Arnold berkata dengan suara tenang dan penuh kewibawaan, "Pertama-tama, kita nggak punya
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 259

Arnold melihat jelas apa yang Nadine katakan lewat gerakan bibirnya ... "Terima kasih."....Pukul delapan malam, Arnold mengundang semua orang untuk makan malam bersama."Kedai sate ini murah tapi rasanya enak sekali! Nadine, kamu harus coba sate sapi pedas andalan di sini. Biar kupesan lebih banyak untukmu," ujar Kamila penuh semangat begitu mereka duduk.Calvin yang duduk di sebelah kiri Nadine, menuangkan secangkir teh untuknya. "Cuacanya panas, bisa bikin tubuh gampang panas dalam. Minum teh dulu. Di sana juga ada acar timun yang segar, enak banget. Mau aku ambilkan?"Nadine terkejut dengan perhatian mendadak dari keduanya. Dia menebak mereka mungkin merasa bersalah karena sempat meragukannya dan sekarang ingin menebusnya. Hal itu membuatnya merasa lucu sekaligus tak tahu harus bagaimana bereaksi.Olive hanya diam menyaksikan adegan itu. Bibirnya semakin menipis dan kaku.Dulu, Olive yang selalu jadi pusat perhatian. Sejak Nadine datang, dia melihat semua orang perlahan-lahan berp
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 260

"Walaupun perhatian Kak Kamila, Calvin, dan Pak Arnold sekarang tertuju pada Nadine, tapi aku nggak. Di mataku cuma ada kamu. Aku akan selalu berdiri di sisimu dan menganggapmu sebagai orang yang paling penting dalam hidupku.""Aku sungguh-sungguh menyukaimu. Berikan aku kesempatan untuk melindungimu dan berdiri di sisimu dengan cara yang terang-terangan, ya?"Sejak pertama kali Olive masuk ke laboratorium, Wilfred sudah menyukainya. Dia begitu ceria, penuh semangat, berbakat, dan berasal dari keluarga yang baik. Berbeda jauh dari Wilfred sendiri.Namun, justru itulah yang membuatnya tertarik. Rasa sukanya pada Olive terasa begitu wajar dan alami. Dia sudah lama mendekati Olive, tetapi gadis itu tidak pernah memberikan jawaban yang pasti. Sekarang, Wilfred memutuskan untuk mencoba satu kali lagi untuk memperjuangkan perasaannya.Namun, Olive tidak melihat sorot mata tulus yang dipenuhi cinta dari Wilfred. Sebaliknya, pikirannya dipenuhi rasa curiga.Mengapa Wilfred menyatakan perasaann
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
33
DMCA.com Protection Status