Share

Bab 257

Penulis: Patricia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 18:00:01
Wilfred sempat menatap dengan ragu, tetapi akhirnya memilih diam.

Melihat semua orang membela Nadine, Olive semakin kesal. Namun, dia masih berusaha menahan ekspresinya dan berkata, "Orang itu bisa terlihat baik di luar, tapi siapa yang tahu sifat aslinya? Gimana kalau semua itu cuma pura-pura?"

"Kemarin pagi, waktu aku mengecek dataku, semuanya masih baik-baik saja. Tapi hari ini semuanya sudah hilang. Kemarin sore, aku ingat Kak Kamila dan Calvin pulang lebih dulu, lalu aku dan Wilfred menyusul. Cuma Nadine dan Pak Arnold yang masih ada di laboratorium."

"Pak Arnold jelas nggak mungkin melakukannya, jadi satu-satunya kemungkinan adalah Nadine!"

Logika Olive terdengar cukup masuk akal sekilas, tetapi Nadine dengan cepat menemukan celahnya. Dia memandang Olive dengan tenang dan berkata, "Kamu bilang datamu masih ada waktu terakhir kali kamu cek kemarin pagi. Tapi waktu kamu pulang kemarin, apa kamu mengeceknya lagi?"

"Tentu saja! Semuanya masih ada!"

"Kamu yakin?"

Olive menjawab tegas,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 258

    Calvin bertanya dengan heran, "Kamu punya cara?"Nadine mengangguk ringan. "Kita bisa langsung pulihkan data yang terhapus dan memeriksa log penghapusan untuk mengetahui waktu pasti kapan data dihapus. Setelah itu, kita bisa mencocokkan siapa saja yang berada di laboratorium pada waktu tersebut."Calvin ragu. "Secara teori benar sih, tapi siapa yang bisa memulihkan datanya? Aku lihat recycle bin di komputernya juga sudah dikosongkan. Pasti susah untuk mengembalikan data itu, 'kan?"Nadine menjawab tenang, "Biar aku coba."Awalnya dia tidak menyarankan itu karena memulihkan data membutuhkan waktu. Memeriksa rekaman CCTV adalah cara yang lebih cepat dan efisien. Namun, sekarang jelas CCTV tidak akan membantu menyelesaikan masalah ini.Saat Nadine duduk di depan komputer dan mulai menyentuh keyboard, Arnold tiba-tiba menghentikan gerakannya. Semua orang menatap Arnold dengan bingung, termasuk Nadine.Arnold berkata dengan suara tenang dan penuh kewibawaan, "Pertama-tama, kita nggak punya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 259

    Arnold melihat jelas apa yang Nadine katakan lewat gerakan bibirnya ... "Terima kasih."....Pukul delapan malam, Arnold mengundang semua orang untuk makan malam bersama."Kedai sate ini murah tapi rasanya enak sekali! Nadine, kamu harus coba sate sapi pedas andalan di sini. Biar kupesan lebih banyak untukmu," ujar Kamila penuh semangat begitu mereka duduk.Calvin yang duduk di sebelah kiri Nadine, menuangkan secangkir teh untuknya. "Cuacanya panas, bisa bikin tubuh gampang panas dalam. Minum teh dulu. Di sana juga ada acar timun yang segar, enak banget. Mau aku ambilkan?"Nadine terkejut dengan perhatian mendadak dari keduanya. Dia menebak mereka mungkin merasa bersalah karena sempat meragukannya dan sekarang ingin menebusnya. Hal itu membuatnya merasa lucu sekaligus tak tahu harus bagaimana bereaksi.Olive hanya diam menyaksikan adegan itu. Bibirnya semakin menipis dan kaku.Dulu, Olive yang selalu jadi pusat perhatian. Sejak Nadine datang, dia melihat semua orang perlahan-lahan berp

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 260

    "Walaupun perhatian Kak Kamila, Calvin, dan Pak Arnold sekarang tertuju pada Nadine, tapi aku nggak. Di mataku cuma ada kamu. Aku akan selalu berdiri di sisimu dan menganggapmu sebagai orang yang paling penting dalam hidupku.""Aku sungguh-sungguh menyukaimu. Berikan aku kesempatan untuk melindungimu dan berdiri di sisimu dengan cara yang terang-terangan, ya?"Sejak pertama kali Olive masuk ke laboratorium, Wilfred sudah menyukainya. Dia begitu ceria, penuh semangat, berbakat, dan berasal dari keluarga yang baik. Berbeda jauh dari Wilfred sendiri.Namun, justru itulah yang membuatnya tertarik. Rasa sukanya pada Olive terasa begitu wajar dan alami. Dia sudah lama mendekati Olive, tetapi gadis itu tidak pernah memberikan jawaban yang pasti. Sekarang, Wilfred memutuskan untuk mencoba satu kali lagi untuk memperjuangkan perasaannya.Namun, Olive tidak melihat sorot mata tulus yang dipenuhi cinta dari Wilfred. Sebaliknya, pikirannya dipenuhi rasa curiga.Mengapa Wilfred menyatakan perasaann

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 261

    Menyusuri tepian sungai, lampu-lampu neon dari kedua sisi kota berkilauan, sementara hiruk pikuk kota perlahan memudar. Suasana menjadi hening, membuat Nadine merasa seperti waktu melambat, seirama dengan langkah kaki mereka.Mereka berjalan berdampingan dalam diam. Namun, keheningan itu tidak canggung. Sebaliknya, justru terasa nyaman seperti ada pemahaman tak terucapkan di antara mereka.Seolah-olah, hanya berada di dekat orang ini sudah cukup untuk membuatnya merasa tenang."Gimana kalau kita ke atas jembatan untuk menikmati angin malam?" tanya Nadine tiba-tiba. Angin malam bertiup lembut mengusap rambutnya. Dengan santai, dia menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga.Arnold mengikuti arah pandangannya untuk menatap jembatan di kejauhan, lalu tersenyum tipis. "Boleh. Tapi jembatannya agak jauh, ya?"Nadine tersenyum kecil. "Kamu sudah capek? Jangan-jangan nggak sanggup jalan lagi?" candanya.Arnold mengangkat alis membalas tantangan itu. "Gimana kalau kita balapan? Lihat siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 262

    "Setiap kali kami gagal menyembunyikannya, aku dan Ayah selalu mengevaluasi kesalahan dan mencari tempat persembunyian yang lebih rumit. Tapi, nggak peduli seberapa pintar kami menyembunyikannya, Ibu selalu berhasil menemukan uang itu ... seolah-olah ada kamera tersembunyi di sekujur tubuhnya."Nadine berbicara sambil tersenyum kecil, lalu menoleh ke Arnold yang sudah lama tidak bersuara. "Pak, kamu dengar ceritaku nggak?" Dia menoleh, tetapi tanpa sengaja beradu pandang dengan tatapan dalam lelaki itu.Nadine tertegun.Rambut panjangnya tergerai hingga menyentuh bahu. Ikat rambutnya yang kendur sejak makan malam tadi membuat helaiannya mudah tertiup angin. Angin malam menyapu ringan, membuat helaian rambut itu berkibar. Dalam momen itu, dia terlihat sangat memesona."Ya, aku lagi dengarin," jawab Arnold. Suaranya agak serak dan hampir tak terdengar."Ibumu pintar, punya mata yang jeli," tambahnya sambil tersenyum tipis.Nadine buru-buru memalingkan wajah. Tenggorokannya terasa kering.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 263

    Nadine berhenti sejenak di depan pintu."Kak Kamila, Kak Calvin, kenapa kalian melihatku begitu? Ada yang mau ditanyakan?"Kamila dan Calvin langsung bersemangat, seolah-olah sudah lama menunggu momen ini."Nadine, kami bisa minta bantuanmu nggak?""Bantuan apa?"Kamila menjelaskan, "Aku sekarang punya dua kelompok data yang sangat besar. Bukan cuma menghitung, bahkan menyusunnya saja sudah sulit. Kamu kan jago pemrograman. Bisa nggak bantu kami cari cara supaya lebih mudah?"Calvin menambahkan, "Kami nggak bisa buat program. Paling banter, kami cuma pakai metode kalkulasi tradisional. Tapi kali ini, datanya benar-benar terlalu banyak. Otak manusia nggak akan bisa menang melawan komputer. Jadi ... ehem, bisa nggak kamu bantu buatkan program sederhana untuk memproses data ini secara otomatis?"Setengah jam kemudian"Kak Kamila, coba lihat. Menurutmu, gimana alur perhitungan dan kecepatan prosesnya? Apa ada yang perlu disesuaikan lagi?"Nadine berdiri dan memberi ruang untuk Kamila yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 264

    Guru itu langsung membangunkannya dan mulai bertanya. Eva sama sekali tidak memperhatikan materi, jadi tentu saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru.Para siswa lain yang hadir pun mulai melirik ke arahnya dengan tatapan mengejek. Beberapa di antaranya bahkan mentertawakan kebodohannya. Eva terlihat semakin kesal dan tidak sabar.Dia memang suka barang-barang mewah seperti pakaian dan tas bermerek. Namun, kesukaannya hanya sebatas memilikinya, bukan mempelajari bagaimana cara memadukannya agar terlihat lebih baik. Jadi, semua pembahasan tentang kombinasi warna, jenis kulit, atau gaya berpakaian tidak masuk ke otaknya.Begitu kelas selesai, Eva langsung berjalan keluar lebih cepat daripada siapa pun.Keluar dari ruang kelas, dia melihat dirinya sudah berada di dalam pusat perbelanjaan. Dia teringat pernah menggunakan kartu tambahan milik Reagan untuk balas dendam menghabiskan uangnya. Yang mengejutkan, Reagan bahkan tidak bereaksi sama sekali. Mungkin dia bahkan tidak tahu bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 265

    Eva memang ingin menyenangkan hati Rebecca, tetapi dia juga ingat bahwa dirinya sedang mengandung bayi keluarga itu. Jadi, siapa takut? Pikiran itu membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Eva langsung balas membentak Rebecca."Aku cuma beli dua tas, kenapa? Nggak boleh? Aku cuma mau menyenangkan diriku sendiri! Apa itu salah? Kursus-kursus itu membosankan dan menjengkelkan. Kalau mau jujur, aku nggak mendengarkan satu kata pun! Bertahan sejauh ini saja sudah hebat bagiku!""Cuma beberapa tas saja, dan aku belum puas! Itu kartu tambahan dari anakmu. Kalau dia sendiri nggak protes, kenapa kamu yang repot memikirkannya?!"Rebecca begitu marah hingga darahnya naik. Dalam benaknya, dia langsung membandingkan Eva dengan Nadine.Saat Nadine masih bersama Reagan, dia hampir tidak pernah meminta tas atau pakaian bermerek. Bahkan jika membawa barang mewah, itu karena tuntutan acara atau permintaan Reagan sendiri. Nadine selalu berpakaian sederhana nan elegan, punya selera yang bagus, dan bisa mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 330

    Karen yang begitu galak tidak mungkin menerima kerugian seperti itu. Hari itu juga, dia langsung pergi ke kantor agen properti itu, menuntut agar agen muda itu keluar.Namun, penanggung jawab memberitahukan bahwa agen itu sudah mengundurkan diri tiga hari yang lalu.Karena tidak punya cara lain, Karen datang ke kantor dan membuat keributan setiap hari, bahkan mengajak kerabat dan teman-temannya membawa spanduk di luar. Dengar-dengar, kejadian ini sangat heboh.Manajer tidak bisa berbuat apa-apa, jadi akhirnya memberi tahu Karen alamat tempat tinggal Devin. Karen mengikuti petunjuk itu dan datang ke rumahnya.Namun, Devin sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata dengan percaya diri, "Ngapain kamu ribut? Lagian, rumahmu sudah kubeli. Uangnya sudah kubayar dan sekarang namaku yang tertera di sertifikat kepemilikan. Ribut juga nggak ada gunanya."Karen duduk di depan pintu rumahnya dan menangis kencang, menggunakan semua trik yang dia kuasai.Devin juga orang yang keras kepala. Ketika

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 329

    Nadine lantas mengangkat ujung terusannya dan lebih berhati-hati kali ini.Orang-orang tidak menganggap serius insiden kecil tadi. Perhatian mereka lebih terfokus pada Nadine terluka atau tidak.Calvin langsung mengulurkan tangannya. "Nadine, kupinjamkan tanganku. Ada ototnya lho! Aku jamin kamu nggak akan jatuh."Hanya Olive yang memandang pinggang Nadine, seolah-olah ingin menembusnya dengan tatapannya.Saat makan, Wilfred memperhatikan bahwa Olive hanya makan sedikit. Dia khawatir Olive merasa tidak enak badan, jadi bertanya, "Kenapa hari ini makan sedikit sekali? Maagmu kambuh lagi?"Olive sering melewatkan waktu makan dan Wilfred sudah terbiasa mengingatkannya."Makanan hari ini nggak pedas atau berminyak kok. Bagus untuk pencernaan. Nah, ini makanan favoritmu ....""Bisa diam nggak sih?" Olive mendorong tangan Wilfred. "Aku cuma nggak mau makan saja. Kenapa kamu cerewet sekali? Apa aku nggak boleh memutuskan sendiri mau makan atau nggak?"Tangan Wilfred yang sedang mengambil maka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 328

    "Duduklah. Jangan terlalu sungkan, aku nggak terbiasa," ucap Arnold.Nadine pun tertawa dan akhirnya duduk.Arnold berkata, "Aku suka masakanmu, traktiranmu ini adalah ucapan terima kasih terbaik."Setelah itu, Arnold mengangkat mangkuk sup dan membenturkannya dengan ringan ke mangkuk Nadine.Kemudian, Arnold mengambil sepotong sayap ayam yang digoreng hingga keemasan. Kulitnya renyah dengan tepi yang sedikit terbakar dan bagian dalamnya yang berair. Perpaduan ini begitu seimbang dan rasanya sangat kaya."Di luar sana, belum tentu ada sayap ayam seenak ini."Nadine tertawa karena merasa lucu. "Kalau begitu, kamu habiskan saja semua sayap ayamnya."Arnold mengangkat alis dan senyumannya semakin lebar. "Bukan masalah."Makan siang selesai. Sekarang sudah pukul 2 siang. Mereka sama-sama membereskan dapur dan keluar.Arnold akan pergi ke laboratorium, sementara Nadine pergi ke perpustakaan. Karena sejalan, mereka pun berangkat bersama.Sesampainya di persimpangan jalan, Arnold berbelok ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 327

    Nadine tertawa sambil bercanda, "Jangan, jangan. Masa tamu disuruh kerja?""Tamu bilang dia sangat senang bisa membantu."Berkat bantuan Arnold, pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.Setelah semua beres, Nadine mengangkat ikan kakap dari air jahe daun bawang, lalu meletakkannya di piring dan mengeringkannya dengan tisu dapur. Kemudian, dia mengoleskan minyak goreng di permukaannya untuk mengunci kesegaran.Pekerjaan Arnold sudah beres Dia hanya bisa berdiri di samping dan menonton. "Perlu bantuan?""Bisa tolong ambilkan kukusan di atas sana?""Oke."Arnold bertubuh tinggi, jadi bisa meraihnya dengan mudah. Hanya saja, kukusan digantung agak tinggi tepat di atas kepala Nadine. Artinya, jika Arnold ingin mengambilnya, dia harus berdiri di belakang Nadine.Begitu Arnold menjulurkan tangan, dia merasa dirinya seperti memeluk Nadine. Untungnya, prosesnya sangat cepat sehingga tidak ada rasa canggung meskipun jarak mereka sangat dekat."Kemarikan kukusannya." Nadine mengulurkan tangannya.A

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 326

    Nadine yang sekarang sangat tenang, tidak seperti saat baru-baru putus. Dulu dia sering teringat pada Reagan dan mudah terbawa emosi olehnya.Waktu adalah obat yang ampuh. Luka yang dalam sekalipun bisa sembuh. Kini, Nadine sudah melepaskan semuanya.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang disebabkan oleh Reagan pun perlahan-lahan memudar hingga akhirnya terlupakan."Ada urusan apa?" tanya Nadine."Apa kita bisa ngobrol di tempat lain?""Aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.""Nad ....""Apa yang kubilang salah?"Reagan merasa agak frustrasi. Dia melirik Arnold. Orang-orang yang peka pasti tahu mereka harus menjauh untuk sekarang. Namun, Arnold tetap diam di tempatnya tanpa peduli dengan tatapan Reagan yang memberinya isyarat.Mengingat Reagan yang selalu berbuat nekat, Nadine sama sekali tidak berani berduaan dengannya."Kalau nggak ada yang penting, kami pergi dulu," ucap Nadine menatap Arnold. Arnold mengangguk ringan."Kalian berdua? Lalu gimana denganku?" Wa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 325

    Keesokan paginya, Nadine keluar untuk jogging pagi. Setelah punya lebih banyak waktu luang, dia kembali pada kebiasaan lari pagi. Setiap kali selesai lari dan mandi, dia merasa segar dan bertenaga sepanjang hari."Pagi, Pak Arnold.""Pagi."Arnold baru saja selesai berlari dan bersiap pulang. Namun, melihat Nadine, dia berbalik arah. "Ayo, kutemani kamu lari sebentar.""Nggak mengganggu jadwalmu di laboratorium?""Proyek baru sekarang ditangani sama Calvin, jadi aku nggak terlalu sibuk belakangan ini.""Wah, Pak Calvin pasti punya banyak keluhan," canda Nadine."Keluhan nggak akan berguna, tetap saja dia harus bekerja," jawab Arnold dengan wajah serius. Kalau Calvin mendengar itu, dia mungkin akan langsung frustasi.Keduanya berlari mengelilingi taman dua putaran. Ketika Nadine mulai terlihat kelelahan, Arnold menyadari hal itu."Atur napas, perhatikan ritme. Ikuti aku ... tarik, hembus, tarik, hembus ...."Nadine mengikuti instruksinya dan merasa lebih baik. "Wah, jadi lebih ringan!"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 324

    "Astaga!" Kelly langsung menepis tangan Teddy dari pundaknya, berdiri tegak, sambil diam-diam bersyukur karena sudah membuang puntung rokok lebih awal.Nadine butuh usaha besar untuk menutup mulutnya yang ternganga. "Ehm .... Kel, kamu lupa tasmu tadi."Dia sebenarnya cuma mau mengembalikan tas, tapi malah menyaksikan apa ini? Kelly terlihat bersandar mesra dengan seorang pria? Punggung pria itu ... kenapa rasanya tidak asing?Saat keduanya berbalik, teka-teki itu terjawab.Itu Teddy?!Jadi ... ini yang disebut Kelly sebagai "mitra kerja samanya"?Kelly berjalan mendekat dan mengambil tas dari tangan Nadine. "Makasih ya, Nadine! Malam-malam begini masih repot-repot ngantarin tasku. Cepat naik ke atas, sudah malam, bahaya di luar. Aku tunggu di sini sampai kamu di balkon, ya. Kalau sudah sampai, lambaikan tangan biar aku yakin.""Oke."Nadine berbalik dan pulang ke apartemennya. Dia tahu betul siapa Kelly. Meskipun temannya terlihat santai dan tanpa beban, dia selalu punya rencana matan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 323

    "Kalau nggak mau nunggu, ya pergi saja. Siapa juga yang mau ketemu kamu?" Kelly mendengus sambil memutar bola matanya. "Lihat sikapmu itu. Kamu yang butuh bantuan, 'kan?"Teddy menarik napas dalam-dalam, menahan diri. Wanita ini bisa bela diri. Kalau dia sampai membuat wanita ini marah, yang rugi adalah dirinya sendiri."Jangan marah dong," Teddy langsung mengganti wajahnya dengan senyuman, "Aku sudah bilang ini kasus darurat. Kamu santai begini, gimana aku nggak curiga?""Ada apa, langsung bilang." Kelly melirik ke dalam mobilnya. "Eh, itu ... ada rokok nggak?""Buat apa?""Kasih aku satu."Teddy terdiam. Dengan pasrah, dia kembali ke mobil, mengambil rokok dan korek api, lalu menyerahkannya. Namun, Kelly tidak langsung menerima. Dia menyilangkan tangan di depan dada dan menatapnya dengan senyum mengejek."Oke," Teddy mengangguk dan memasang ekspresi sabar. "Aku ini bukan cari pacar, aku malah cari majikan." Dia lalu menyalakan rokok untuk Kelly.Ini pertama kalinya Teddy menyalakan r

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 322

    "Di mana kamu? Kenapa selama beberapa hari ini teleponku nggak kamu angkat?! Apa sekarang kamu bahkan nggak peduli lagi sama ibumu?"Tiga pertanyaan berturut-turut. Nada bicaranya semakin tajam di setiap kalimat.Reagan menjawab dengan tenang, "Aku lagi dinas. Sibuk, jadi nggak sempat angkat telepon.""Kamu sekarang juga harus pulang! Sekarang! Kalau kamu nggak pulang, jangan pernah anggap aku sebagai ibumu lagi!"Mendengar nada bicara ibunya yang tidak seperti biasanya, Reagan tahu ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa banyak bertanya, dia menutup telepon dan langsung menuju rumah lama keluarganya.Begitu sampai di depan pintu, dia mendengar suara pecahan vas bunga. Reagan berhenti sejenak, lalu masuk ke dalam rumah. "Ibu, aku sudah pulang."Mendengar suaranya, Rebecca muncul dari dalam. Tanpa menunggu, dia langsung memarahi Reagan habis-habisan."Orang macam apa yang kamu pilih?! Kalau Eva itu memang murahan, aku masih bisa terima, tapi keluarganya juga seperti preman pasar! Terutama i

DMCA.com Protection Status