My Daughter's Teacher

My Daughter's Teacher

last updateLast Updated : 2022-03-19
By:  Silvia DhakaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings. 5 reviews
112Chapters
21.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kematian sang istri di saat melahirkan sang buah hati membuat Jagat Paraduta terpuruk. Hatinya telah mati rasa karena sampai kapanpun hanya Aakriti-lah yang ia cintai. Hingga pada suatu hari hati Jagat kembali bergejolak dan jantungnya kembali berdegub kencang saat ia melihat sosok perempuan cantik yang terlihat ceria yang ternyata adalah guru les dari putrinya yang diketahui bernama Jasmine. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata perempuan itu juga mengirimkan sinyal kecintaan pada Jagat. Hingga akhirnya Jagat kembali membuka hati dan menjalin hubungan dengan Jasmine. Namun ternyata status Jagat yang seorang duda beranak satu telah membuat Jasmine malu dan meminta Jagat agar menyembunyikan hubungan mereka. Sudah lelah menyembunyikan hubungan, saat mereka memutuskan untuk menikah malah ada saja rintangan yang membuat rencana pernikahan mereka berkali-kali harus diurungkan. Bagaimana kisah cinta Pak Duda tampan dan Bu Guru cantik? Akankah kisah mereka berakhir di pelaminan ataukah di tengah jalan, ikuti terus kisahnya.

View More

Chapter 1

Part 1

Pria bertubuh tinggi tegap berjalan dengan tergesa. Pria itu tampak sibuk mengobrol dengan ponsel yang ia tempelkan di telinganya. Ia mengambil sebuah paper bag dari kasir lalu membawanya pergi.

“Tuan, maaf.” Ucap seorang perempuan yang mengikuti langkah kaki pria itu. Merasa jika pria bertubuh tingi itu tak merespon ucapannya ia pun mencoba memanggilnya sekali lagi seraya memegang punggung pria itu. “Tuan, maaf, paper bag kita tertukar. Anda salah mengambil milik saya,” ucap perempuan itu.

Pria itu pun membalikkan tubuhnya dan menghentikan sambungan telponnya. “Iya, ada apa?”

Perempuan itu mengangkat unruk menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Paper bag kita tertukar, Tuan. Anda mengambil milik saya.”

“Ohh, maaf. Saya tidak sengaja.” Pria itu mengulurkan paper bag di tangannya kepada perempuan di hadapannya ini.

“Tidak masalah.” Perempuan itu tersenyum seraya menukar paper bag yang ia bawa.

“Pak Jagat, Anda di sini? Selamat datang di butik saya,” sapa seseorang yang mengaku sebagai pemilik dari butik yang saat ini tengah dikunjungi oleh pria bernama Jagat itu.

“Iya, saya sudah selesai belanja dan ini akan pulang,” ucap Jagat.

Merasa urusannya sudah selesai, perempuan itu pun langung pergi.

“Saya merasa senang orang besar seperti Anda mau menginjakan kaki ki butik saya.”

Jagat hanya tersenyum masam. Sejujurnya ia tak suka berbasa-basi seperti ini. “Maaf, saya harus segera pergi.” Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Jagat langsung berjalan menuju mobilnya.

“Ini semua gara-gara Joana dan Adrian. Mereka berdua sepakat mengerjaiku.” Gerutu Jagat seraya membanting paper bagnya itu saat ia sudah sampai di dalam mobil.

“Jalankan mobilnya. Kita harus segera kembali ke kantor,” ucap Jagat pada supirnya.

Tanpa harus diperintah dua kali, supir Jagat pun mulai menjalankan mobilnya apalagi saat ia mengetahui bahwa bosnya sedang marah.

“Ah, sial! Aku nggak bisa jemput Shagun sekarang.” Jagat merogoh ponselnya lalu mulai menghubungi seseorang.

“Halo, Ma,” sapa Jagat saat sambungan telponnya sudah terhubung.

“Iya halo, Jagat. Tumben kamu telpon Mama, kamu pasti lagi butuh bantuan Mama kan?!”

“Ma, kali ini tolong jemput Shagun dari sekolahnya ya.”

“Ya ... tentu saja. Bahkan nggak cuma kali ini aja Mama jemput Shagun. Makanya kamu cepetan cari istri biar ada yang ngurus anak kamu.”

“Ma, udahlah. Aku telpon Mama buat minta tolong sama Mama buat jemput Shagun bukan buat bertengkar,” ucap Jagat.

“Iya, Mama tahu.”                                   

“Ya sudah, aku tutup telponnya.” Jagat kembali menyimpan ponselnya di saku celananya setelah selesai menghubungi mamanya.

***                                                         

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun di usianya yang sudah tak lagi muda turun dari mobil, dengan langkah anggunnya ia berjalan memasuki gerbang sekolah taman kanak-kanak.

“Shagun!” seru wanita itu.

“Oma, kenapa Oma lagi yang jemput aku?” tanya bocah kecil itu.

“Ayo sekarang kita pulang. Kita akan pulang ke rumah Oma, biar nanti sore Papi kamu datang buat jemput kamu.” Wanita paruh baya itu berjalan seraya menggandeng tangan cucunya yang bernama Shagun itu.

“Selamat siang, Nyonya Monica.” Sapa seorang security saa sepasang oma dan cucu itu hendak keluar dari gerbang sekolahan.

“Selamat siang,” sahut wanita bernama Monica itu.           

Monica menggandeng Shagun masuk ke mobil. “Jalan, Pak,” ucap Monica pada supir.

Sampai rumah Shagun langsung berlari menuju dapur setelah ia mengeluh kehausan.

“Jangan lari-lari seperti itu, Sayang,” tegur Monica.

Shagun mengambil air minum dari dalam lemari es. Ia juga mencoba meraih gelas namun tak bisa.

“Nona kecil mau ambil apa?” tanya pelayan.

“Aku mau ambil gelas,” sahut Shagun.

Pelayan mengambilkan gelas untuk Shagun.

“Terima kasih.” Shagun meraih gelas yang ia inginkan dengan tak lupa mengucapkan terima kasih. Meski sejak lahir ia selalu dilimpahi banyak harta, namun keluarganya selalu mengajarkan sikap sopan meski kepada pelayan sekalipun.

Setelah minum, Shagun kembali ke ruang tengah. Ia membuka tasnya lalu mengeluarkan buku-bukunya.

“Oma, aku ada tugas dari sekolah.”

“Sayang, kamu ganti pakaian dulu baru setelah itu makan siang ya. Terus kamu baru kerjakan tugas kamu,” ucap Monica.

“Iya, Oma.” Shagun berlari menuju lantai dua di mana kamarnya berada.

“Anak itu ... padahal sudah kukatakan jangan berlari tapi dia tetap saja berlari,” gumam Monica dengan masih menatap Shagun yang kini semakin menjauh.

Tak lama kemudian Shagun sudah selesai dengan makan siangnya “Oma, aku sudah selsai makan. Ayo bantu aku membuat tugas dari Bu guru.”   

“Sayang, buat tugasnya nanti saja sama Papi kamu. Oma udah nggak ngerti sama pelajaran anak jaman sekarang.”

“Tapi ini mudah, Oma. Bu guru cuma minta aku buat bikin batik celup sama pohon keluarga.”

“Kalau pohon keluarga Oma masih bisa tapi kalau batik celup Oma nggak bisa,” ucap Monica.

“Kalau gitu bantu aku buat PR yang ini aja, Oma.” Ucap Shagun seraya menyodorkan satu buku pada Monica.

Monica membawa buku yang ditunjukkan oleh cucunya itu dengan seksama, namun sekali lagi ia tak mengerti dengan pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru cucunya ini.

“Ini bukan pelajaran anak TK, Sayang. Mengapa gurumu memberikan PR sesulit ini padamu?!” keluh Monica.

Shagun mendekap kedua tangannya di depan dada seraya mengerucutkan bibirnya. “Lalu aku harus bagaimana?”

“Hhhh ... seharusnya kau memiliki ibu yang bisa mengurusmu dan bisa membantu mengerjakan tugasmu,” gumam Monica.

“Oma, mengapa Oma malah berbicara sendiri?!” seru Shagun.

Monica menghenbuskan nafas jengahnya. “Sebentar, Oma akan cari akal buat selesaikan masalah kamu ini, Sayang.” Monica mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Halo, Joana. Apa kamu bisa mencari tahu bimbingan belajar atau guru les privat terbaik buat Shagun?”

“....”

“Baiklah, kalau begitu. Aku akan coba lihat dulu. Terima kasih ya.”

“....”

“Oh, iya. Tolong katakan pada putraku agar secepatnya pulang.”

“....”

Monica menutup sambungan telponnya lalu tersenyum memandang Shagun.

“Sayang, ayo ikut Oma. Kemasi juga barang-barang kamu.”

“Ke mana, Oma?”

“Kita cari tempat bimbingan belajar yang baik buat kamu.”

Monica mengajak Shagun menuju ke tempat yang sudah diinformasikan oleh Joana, sekertaris dari putranya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh kini sampailah Monica dan Shagun di depan sebuah gedung berlantai tiga dengan papan nama besar bertuliskan JM Smart tepat di atas pintu masuk.

“Tempatnya bagus,” gumam Manica.

“Ayo kita masuk, Sayang.” Monica menggandeng tangan Shagun.

“Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang perempuan yang berdiri di balik meja resepsionist.

“Saya mau mendaftarkan cucu saya untuk melakukan bimbingan belajar di sini.”

“Anda bisa mengisi formulirnya terlebih dahulu.” Perempuan itu mengulurkan sebuah kertas kepada Monica.

“Saya akan mengisinya sekarang. Tapi apakah bisa kalau cucu saya langsung belajar di dalam sekarang?” tanya Monica.

“Tidak bisa, Ibu. Anda harus mengisi formulir pendaftaran dulu baru besok cucu Anda bisa mulai belajar di sini.’

“Tapi tugas cucu saya ini banyak dan saya nggak bisa membantu mengerjakan tugasnya.”

“Maaf, Ibu. Tapi peraturannya memang seperti itu. Lagipula kelasnya juga sudah mulai. Kalau Ibu mau, di JM Smart ini juga ada guru les privat jadi gurunya nanti bisa datang ke rumah Anda untuk membantu cucu Anda belajar.”

“Iya, itu juga boleh. Kalau di rumah saya bisa mengawasi cucu saya. Bisa gurunya saya ajak pulang sekarang?” Lagi-lagi Monica mencoba memaksakan kehendaknya.

“Maaf, Ibu, tapi untuk saat ini gurunya sedang tugas ke luar semua. Jika Anda mau, besok kami akan mengirimkan guru les ke rumah Anda.”

“Kalau semuanya serba besok lalu bagaimana dengan tugas cucu sya hari ini, Mbak?!” seru Monica.

“Maaf, Ibu, saya hanya menginformasikan saja.”

“Mira, ada apa ini?” Tanya seorang perempuan yang baru saja masuk.

“Ibu Jasmine, Ibu ini memaksa agar cucunya bisa masuk kelas sekarang tapi kan kelas hari ini juga sudah dimulai lalu saya menyarankan agar Ibu ini memilih opsi privat saja tapi beliau ini juga menginginkan guru privat sekarang,” jelas perempuan bernama Mira itu.

“Masalahnya cucu saya banyak tugas dari guru di sekolahnya. Sedangkan sekarang ini saya nggak bisa bantu soalnya kan kalian tahu sendiri kalau pelajaran anak jaman sekarang beda dengan anak jaman dulu, iya kan?! Apalagi saya sudah setua ini.” Ucap Monica seraya tersenyum.

Perempuan bernama Jasmine itu mengulurkan tangannya pada Monica. “Perkenalkan nama saya Jasmine. Saya salah satu guru juga di sini dan kebetulan juga saya pemilik bimbel ini.”

“Wah, masih muda tapi udah punya bimbel beginian ya. Hebat kamu. Saya Monica Paraduta dan ini cucu saya Shagun Aakriti Paraduta,” ucap Monica seraya tersenyum.

“Hai, Shagun,” sapa Jasmine pada Shagun.

“Halo, Kakak cantik.”

Jasmine tersenyum tersipu mendengar pujian dari Shagun.

“Tapi ngomong-ngomong ini apa nggak bisa kalau cucu saya langsung dibimbing belajar gitu ya?” tanya Monica.

“Setelah hari ini daftar maka pelajaran baru bisa dimulai besok, Bu Monica,” ucap Jasmine.

“Tapi Bu Jasmine, kasihan cucu saya dong. Kalau gini terus gimana cucu saya bisa selesaikan tugas dari gurunya?”

Jasmine melihat ke arah anak perempuan bernama Shagun itu. Ia merasa kasihan jika anak perempuan di hadapannya ini tak bisa mengerjakan tugas. “Baiklah, kalau begitu Anda dan Shagun bisa ikut ke ruangan saya. Mari silakan,” ucap Jasmine.

“Terima kasih, Bu Jasmine. Ayo, Sayang, kita ikut ke ruangannya Bu Jasmine.” Seraya tersenyum, Monica mengajak Shagun berjalan mengikuti Jasmine.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Indri saputra
ceritanya baguusss bgt ......
2023-07-26 14:19:27
0
user avatar
Sukmawati Dewi
Ceritanya bagus,tapi bab terkunci mulai part 2? Sedangkan cerita lain biasanya mulai part 8 ke atas.
2022-05-13 20:30:01
1
user avatar
Mahen Mahen
menarik ........
2022-03-17 13:01:56
0
user avatar
matriik rose
aku tunggu kelanjutannya
2022-03-17 12:56:02
0
user avatar
matriik rose
lanjut kakkkk............
2022-03-17 09:40:00
0
112 Chapters
Part 1
Pria bertubuh tinggi tegap berjalan dengan tergesa. Pria itu tampak sibuk mengobrol dengan ponsel yang ia tempelkan di telinganya. Ia mengambil sebuah paper bag dari kasir lalu membawanya pergi.“Tuan, maaf.” Ucap seorang perempuan yang mengikuti langkah kaki pria itu. Merasa jika pria bertubuh tingi itu tak merespon ucapannya ia pun mencoba memanggilnya sekali lagi seraya memegang punggung pria itu. “Tuan, maaf, paper bag kita tertukar. Anda salah mengambil milik saya,” ucap perempuan itu.Pria itu pun membalikkan tubuhnya dan menghentikan sambungan telponnya. “Iya, ada apa?”Perempuan itu mengangkat unruk menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Paper bag kita tertukar, Tuan. Anda mengambil milik saya.”“Ohh, maaf. Saya tidak sengaja.” Pria itu mengulurkan paper bag di tangannya kepada perempuan di hadapannya ini.“Tidak masalah.” Perempuan itu tersenyum seraya menukar paper bag
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
Part 2
“Silakan duduk, Bu Monica.” Jasmine mempersilakan Monica untuk duduk saat mereka sudah berada di dalam ruang kerja Jasmine. Ruangan Jasmine tentu saja terpisah dari ruang para guru pengajar di bimbingan belajar ini. Ruangannya cukup luas, selain ada kursi kebesarannya dan meja serta dua tempat duduk di seberangnya, ruangan ini juga memiliki satu set sofa beserta mejanya. Di dalam ruangan ini juga memiliki kamar mandi.“Terima kasih, Bu Jasmine.” Monica duduk seraya mengamati ke sekeliling ruangan yang tertata rapi dan indah. “Ruangan Bu Jasmine rapi dan indah. Nyaman lagi,” ucap Monica.“Terima kasih pujiannya, Bu Monica,” ucap Jasmine.“Baik, sekarang Shagun ingin diajari tugas yang mana? Untuk hari ini Bu Jasmine sendiri yang membimbing Shagun belajar tapi untuk besok kamu mungkin bisa saja dibimbing oleh guru yang lain. Mengerti kan, Sayang?”“Mengerti, Kakak Jasmine,” sahut Shagun
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
Part 3
Pagi hari Jagat harus meluangkan waktunya untuk mengantar Shagun ke sekolah. Meskipun sudah ada pengasuh yang selalu ada untuk mengasuh dan membantu setiap apa yang Shagun butuhkan.Dengan supir, Jagat mengantarkan Shagun dan pengasuhnya ke sekolah. Setelah itu barulah ia menuju kantornya.Sampai di kantor, Jagat langsung berjalan masuk ke ruanga kerjanya. Sepanjang jalan semua karyawan di kantornya menyapanya dengan hormat dan ia pun membalas dengan sedikit senyuman.Selama ini Jagat sudah dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, tegas dan disiplin. Ia juga tak suka banyak berbasa-basi dan  sulit senyum. Sebagai anak tunggal dan pewaris dari Paraduta Grup, sedari kecil ia sudah dikenalkan oleh orangtuanya jika ia adalah pearis dari segala bisnis yang dimiliki oleh Paraduta Grup. Mungkin inilah alasannya ia menjadi pria yang tangguh, pekerja keras, bertanggung jawab dan disiplin dalam segala hal.“Selamat pagi, Pak Jagat.” Joana berdiri d
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
Part 4
Jasmine memasuki tempat bimbingan belajar miliknya, saat di meja resepsionist Mira berdiri menyapa Jasmine seperti biasa.“Selamat soore, Bu Jasmine.”“Selamat sore, Mira.”“Ah, Bu Jasmine.” Ucap Mira sebelum Jasmine semakin jauh melangkah.“Ada apa, Mira?”“Anda sudah ditunggu sama Bu Anggun. Sepertinya Bu Anggun ingin mengeluhkan sesuatu pada Anda,” ucap Mira.“Mengeluh? Sekarang Bu Anggun ada di mana?” Dahi Jasmine mengerut mendengar ucapan Mira.“Masih mengajar di kelasnya.”“Kalau begitu setelah kelasnya selesai katakan padanya untuk segera menemui saya soalnya saya nggak akan lama di sini,” ucap Jasmine.“Baik, Bu.”Jasmine berjalan menuju ruangannya. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.“Masuk!” seru Jasmine.         
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
Part 5
“Shagun, kamu bisa kerjakan yang ini kan?”Shagun hanya melihat guru les privatnya itu dengan pandangan datarnya, tidak hanya itu tapi ia juga tidak menjawab satu patah katapun pertanyaan dari guru lesnya itu.“Shagun, kamu dengar ucapan Bu Clara kan?” tanya Clara dengan berupaya sesabar mungkin menghadapi anak lesnya ini.“Aku nggak mau belajar.”                                 “Loh kenapa, Shagun?”            “Bu Clara galak,” sahut Shagun.Clara mendesah lelah. Ia sudah tak tahan lagi menghadapi sikap Shagun padanya. Sudah tiga kali pertemuan ini ia diabaikan seperti ini. Bukan hanya diabaikan tapi Shagun juga mengatainya galak padahal ia tak merasa membent
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
Part 6
Makan siang romantis sudah terlaksana. Kini Jagat membawa Shagun menuju tempat bimbingan belajar Shagun.“Kamu tahu tempatnya di mana?”“Tahu, Pi,” sahut Shagun. Ia lalu menunjukkan arah jalan menuju JM Smart.“Ini tempatnya?” tanya Jagat saat ia menghentikan laju mobilnya di sebuah bangunan berlantai tiga.“Iya, itu JM Smart tempatnya Kak Jasmine. Ayo kita turun, Pi,” ajak Shagun antusias.“Iya pelan-pelan aja, Sayang. Jangan buru-buru. Biar Papi bukakan dulu pintu kamu” ucap Jagat.Jagat turun lebih dulu lalu mengitari mobil untuk membukakan pintu Shagun.Di dalam gedung JM Smart ada seorang perempuan yang tersenyum seraya berlari keluar dari gedung.“Bu Clara, ada apa Bu?” tanya Mira saat ia melihat Clara berlari melewati mejanya.Tak menjawab, Clara hanya terus berlari dengan susah payah karena ia menggunakan sepatu berhak tinggi.“P
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
Part 7
Sampai di rumah Jagat terus merasa gelisah, ia bingung dengan apa yang sedang ia rasakan saat ini. setelah bertemu dengan Jasmine ia merasa tak henti gelisah.“Tuan, makan malam sudah siap.” Seorang pelayan menghampiri Jagat yang sampai saat ini masih melamun di ruang tengah.“Ya. Aku akan segera ke sana. Panggilkan Shagun juga,” ucap Jagat.“Baik, Tuan.” Pelayan itu pun pergi meninggalkan Jagat.Jagat meraup wajahnya dengan satu telapak tangannya. Ia lalu berjalan menuju ruang makan. Ia melihat meja makannya yang teramat besar menurutnya. Bagaimana tidak, di rumah ini ia hanya hidup berdua dengan putrinya dan setiap hari ia dan putrinya harus makan di meja makan yang bisa mencangkup sepuluh orang. Itu berarti masih ada delapan kursi yang kosong.“Papi,” sapa Shagun.“Ayo kita mulai makan malam, Shagun,” ucap Jagat. Ia mendudukan putrinya itu ke kursi yang biasa putrinya itu tempati
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
Part 8
Jagat berjalan tergesa memasuki rumahnya setelah ia baru saja turun dari mobilnya. Bahkan sang asisten pribadinya pun juga merasa heran dengan tingkah Jagat.“Selamat sore, Tuan.” Sapa seorang pelayan saat ia sudah berada di dalam rumah.“Guru lesnya Shagun sudah datang?” tanya Jagat.“Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu, Tuan.”“Sudah diberikan minum?”                   “Sudah, Tuan.”“Baiklah. Buatkan aku kopi dan antarkan ke ruang kerjaku.” Jagat berjalan menuju ruang kerjanya.Saat akan membuka pintu ruang kerjanya entah mengapa tubuh Jagat menegang dan jantungnya pun mulai berdetak tak beraturan hingga keringat dingin mulai keluar di wajahnya.Jagat membuka pintunya perlahan. Tepat saat ia membuka pintunya, tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Jasm
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
Part 9
Hari cepat sekali berlalu hingga tanpa terasa kini sudah saatnya Jasmine kembali mengunjungi rumah Shagun untuk memberinya bimbingan belajar. Kali ini ia sengaja datang lebih awal untuk menghindari Jagat. Ia pikir jika ia datang di sore hari maka Jagat sudah pulang dari kantor lalu jika ia datang di siang hari seperti ini ia akan aman dan tak akan bertemu dengan papi dari murudnya itu.Begitu mobil Jasmine terlihat, security di rumah Jagat langsung membukakan pintu gerbang tinggi itu hingga ia bisa langsung masuk tanpa harus membunyikan klakson mobil terlebih dahulu.Seperti biasa, sebelum Jasmine sempat memencel bel pintu rumah, sudah ada satu pelayan yang menyambut kedatangannya di depan pintu.“Selamat siang, Bu Guru. Kebetulan Nona Shagun baru saja pulang dari sekolah,” ucap pelayan itu.Jasmine hanya tersenyum menanggapinya lalu ia berjalan memasuki rumah bersama pelayan itu.“Mau langsung ke ruang kerja Tuan besa atau mau tu
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
Part 10
Jasmine duduk canggung bersama Jagat dan Shagun di ruang makan. Hanya ada mereka bertiga di ruang makan yang besar ini hingga ia merasa sangat cemas dan gelisah.“Silakan dimakan, Bu Jasmine.”Ucapan Jagat telah mengalihkan Jasmine dari pikiran buruknya.“I-iya,” sahut Jasmine.         “Kak Jasmine nggak suka sama makanannya ya? Emang Kak Jasmine mau dimasakin lagi sama koki?” tanya Shagun.“Enggak, Sayang. Kak Jasmine suka kok,” sahut Jasmine dengan senyum masamnya.“Kalau gitu ayo dimakan. Makanku aja udah mau habis, punya Kak Jasmine kok masih utuh aja,” ucap Shagun.“Iya, ini juga mau dimakan kok.” Jasmine menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Dengan suyah payah ia menelan makanannya karena ia merasa risih dengan situasi ini. Entah apa yang ada di dalam pikirannya sebelumnya sehingga ia bisa menyetujui ajakan makan s
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status