My Daughter's Teacher

My Daughter's Teacher

last updateLast Updated : 2022-03-19
By:  Silvia Dhaka  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings. 5 reviews
112Chapters
20.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kematian sang istri di saat melahirkan sang buah hati membuat Jagat Paraduta terpuruk. Hatinya telah mati rasa karena sampai kapanpun hanya Aakriti-lah yang ia cintai. Hingga pada suatu hari hati Jagat kembali bergejolak dan jantungnya kembali berdegub kencang saat ia melihat sosok perempuan cantik yang terlihat ceria yang ternyata adalah guru les dari putrinya yang diketahui bernama Jasmine. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata perempuan itu juga mengirimkan sinyal kecintaan pada Jagat. Hingga akhirnya Jagat kembali membuka hati dan menjalin hubungan dengan Jasmine. Namun ternyata status Jagat yang seorang duda beranak satu telah membuat Jasmine malu dan meminta Jagat agar menyembunyikan hubungan mereka. Sudah lelah menyembunyikan hubungan, saat mereka memutuskan untuk menikah malah ada saja rintangan yang membuat rencana pernikahan mereka berkali-kali harus diurungkan. Bagaimana kisah cinta Pak Duda tampan dan Bu Guru cantik? Akankah kisah mereka berakhir di pelaminan ataukah di tengah jalan, ikuti terus kisahnya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Part 1

Pria bertubuh tinggi tegap berjalan dengan tergesa. Pria itu tampak sibuk mengobrol dengan ponsel yang ia tempelkan di telinganya. Ia mengambil sebuah paper bag dari kasir lalu membawanya pergi.“Tuan, maaf.” Ucap seorang perempuan yang mengikuti langkah kaki pria itu. Merasa jika pria bertubuh tingi itu tak merespon ucapannya ia pun mencoba memanggilnya sekali lagi seraya memegang punggung pria itu. “Tuan, maaf, paper bag kita tertukar. Anda salah mengambil milik saya,” ucap perempuan itu.Pria itu pun membalikkan tubuhnya dan menghentikan sambungan telponnya. “Iya, ada apa?”Perempuan itu mengangkat unruk menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Paper bag kita tertukar, Tuan. Anda mengambil milik saya.”“Ohh, maaf. Saya tidak sengaja.” Pria itu mengulurkan paper bag di tangannya kepada perempuan di hadapannya ini.“Tidak masalah.” Perempuan itu tersenyum seraya menukar paper bag

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Indri saputra
ceritanya baguusss bgt ......
2023-07-26 14:19:27
0
user avatar
Sukmawati Dewi
Ceritanya bagus,tapi bab terkunci mulai part 2? Sedangkan cerita lain biasanya mulai part 8 ke atas.
2022-05-13 20:30:01
1
user avatar
Mahen Mahen
menarik ........
2022-03-17 13:01:56
0
user avatar
matriik rose
aku tunggu kelanjutannya
2022-03-17 12:56:02
0
user avatar
matriik rose
lanjut kakkkk............
2022-03-17 09:40:00
0
112 Chapters

Part 1

Pria bertubuh tinggi tegap berjalan dengan tergesa. Pria itu tampak sibuk mengobrol dengan ponsel yang ia tempelkan di telinganya. Ia mengambil sebuah paper bag dari kasir lalu membawanya pergi.“Tuan, maaf.” Ucap seorang perempuan yang mengikuti langkah kaki pria itu. Merasa jika pria bertubuh tingi itu tak merespon ucapannya ia pun mencoba memanggilnya sekali lagi seraya memegang punggung pria itu. “Tuan, maaf, paper bag kita tertukar. Anda salah mengambil milik saya,” ucap perempuan itu.Pria itu pun membalikkan tubuhnya dan menghentikan sambungan telponnya. “Iya, ada apa?”Perempuan itu mengangkat unruk menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Paper bag kita tertukar, Tuan. Anda mengambil milik saya.”“Ohh, maaf. Saya tidak sengaja.” Pria itu mengulurkan paper bag di tangannya kepada perempuan di hadapannya ini.“Tidak masalah.” Perempuan itu tersenyum seraya menukar paper bag
Read more

Part 2

“Silakan duduk, Bu Monica.” Jasmine mempersilakan Monica untuk duduk saat mereka sudah berada di dalam ruang kerja Jasmine. Ruangan Jasmine tentu saja terpisah dari ruang para guru pengajar di bimbingan belajar ini. Ruangannya cukup luas, selain ada kursi kebesarannya dan meja serta dua tempat duduk di seberangnya, ruangan ini juga memiliki satu set sofa beserta mejanya. Di dalam ruangan ini juga memiliki kamar mandi.“Terima kasih, Bu Jasmine.” Monica duduk seraya mengamati ke sekeliling ruangan yang tertata rapi dan indah. “Ruangan Bu Jasmine rapi dan indah. Nyaman lagi,” ucap Monica.“Terima kasih pujiannya, Bu Monica,” ucap Jasmine.“Baik, sekarang Shagun ingin diajari tugas yang mana? Untuk hari ini Bu Jasmine sendiri yang membimbing Shagun belajar tapi untuk besok kamu mungkin bisa saja dibimbing oleh guru yang lain. Mengerti kan, Sayang?”“Mengerti, Kakak Jasmine,” sahut Shagun
Read more

Part 3

Pagi hari Jagat harus meluangkan waktunya untuk mengantar Shagun ke sekolah. Meskipun sudah ada pengasuh yang selalu ada untuk mengasuh dan membantu setiap apa yang Shagun butuhkan.Dengan supir, Jagat mengantarkan Shagun dan pengasuhnya ke sekolah. Setelah itu barulah ia menuju kantornya.Sampai di kantor, Jagat langsung berjalan masuk ke ruanga kerjanya. Sepanjang jalan semua karyawan di kantornya menyapanya dengan hormat dan ia pun membalas dengan sedikit senyuman.Selama ini Jagat sudah dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, tegas dan disiplin. Ia juga tak suka banyak berbasa-basi dan  sulit senyum. Sebagai anak tunggal dan pewaris dari Paraduta Grup, sedari kecil ia sudah dikenalkan oleh orangtuanya jika ia adalah pearis dari segala bisnis yang dimiliki oleh Paraduta Grup. Mungkin inilah alasannya ia menjadi pria yang tangguh, pekerja keras, bertanggung jawab dan disiplin dalam segala hal.“Selamat pagi, Pak Jagat.” Joana berdiri d
Read more

Part 4

Jasmine memasuki tempat bimbingan belajar miliknya, saat di meja resepsionist Mira berdiri menyapa Jasmine seperti biasa.“Selamat soore, Bu Jasmine.”“Selamat sore, Mira.”“Ah, Bu Jasmine.” Ucap Mira sebelum Jasmine semakin jauh melangkah.“Ada apa, Mira?”“Anda sudah ditunggu sama Bu Anggun. Sepertinya Bu Anggun ingin mengeluhkan sesuatu pada Anda,” ucap Mira.“Mengeluh? Sekarang Bu Anggun ada di mana?” Dahi Jasmine mengerut mendengar ucapan Mira.“Masih mengajar di kelasnya.”“Kalau begitu setelah kelasnya selesai katakan padanya untuk segera menemui saya soalnya saya nggak akan lama di sini,” ucap Jasmine.“Baik, Bu.”Jasmine berjalan menuju ruangannya. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.“Masuk!” seru Jasmine.         
Read more

Part 5

“Shagun, kamu bisa kerjakan yang ini kan?”Shagun hanya melihat guru les privatnya itu dengan pandangan datarnya, tidak hanya itu tapi ia juga tidak menjawab satu patah katapun pertanyaan dari guru lesnya itu.“Shagun, kamu dengar ucapan Bu Clara kan?” tanya Clara dengan berupaya sesabar mungkin menghadapi anak lesnya ini.“Aku nggak mau belajar.”                                 “Loh kenapa, Shagun?”            “Bu Clara galak,” sahut Shagun.Clara mendesah lelah. Ia sudah tak tahan lagi menghadapi sikap Shagun padanya. Sudah tiga kali pertemuan ini ia diabaikan seperti ini. Bukan hanya diabaikan tapi Shagun juga mengatainya galak padahal ia tak merasa membent
Read more

Part 6

Makan siang romantis sudah terlaksana. Kini Jagat membawa Shagun menuju tempat bimbingan belajar Shagun.“Kamu tahu tempatnya di mana?”“Tahu, Pi,” sahut Shagun. Ia lalu menunjukkan arah jalan menuju JM Smart.“Ini tempatnya?” tanya Jagat saat ia menghentikan laju mobilnya di sebuah bangunan berlantai tiga.“Iya, itu JM Smart tempatnya Kak Jasmine. Ayo kita turun, Pi,” ajak Shagun antusias.“Iya pelan-pelan aja, Sayang. Jangan buru-buru. Biar Papi bukakan dulu pintu kamu” ucap Jagat.Jagat turun lebih dulu lalu mengitari mobil untuk membukakan pintu Shagun.Di dalam gedung JM Smart ada seorang perempuan yang tersenyum seraya berlari keluar dari gedung.“Bu Clara, ada apa Bu?” tanya Mira saat ia melihat Clara berlari melewati mejanya.Tak menjawab, Clara hanya terus berlari dengan susah payah karena ia menggunakan sepatu berhak tinggi.“P
Read more

Part 7

Sampai di rumah Jagat terus merasa gelisah, ia bingung dengan apa yang sedang ia rasakan saat ini. setelah bertemu dengan Jasmine ia merasa tak henti gelisah.“Tuan, makan malam sudah siap.” Seorang pelayan menghampiri Jagat yang sampai saat ini masih melamun di ruang tengah.“Ya. Aku akan segera ke sana. Panggilkan Shagun juga,” ucap Jagat.“Baik, Tuan.” Pelayan itu pun pergi meninggalkan Jagat.Jagat meraup wajahnya dengan satu telapak tangannya. Ia lalu berjalan menuju ruang makan. Ia melihat meja makannya yang teramat besar menurutnya. Bagaimana tidak, di rumah ini ia hanya hidup berdua dengan putrinya dan setiap hari ia dan putrinya harus makan di meja makan yang bisa mencangkup sepuluh orang. Itu berarti masih ada delapan kursi yang kosong.“Papi,” sapa Shagun.“Ayo kita mulai makan malam, Shagun,” ucap Jagat. Ia mendudukan putrinya itu ke kursi yang biasa putrinya itu tempati
Read more

Part 8

Jagat berjalan tergesa memasuki rumahnya setelah ia baru saja turun dari mobilnya. Bahkan sang asisten pribadinya pun juga merasa heran dengan tingkah Jagat.“Selamat sore, Tuan.” Sapa seorang pelayan saat ia sudah berada di dalam rumah.“Guru lesnya Shagun sudah datang?” tanya Jagat.“Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu, Tuan.”“Sudah diberikan minum?”                   “Sudah, Tuan.”“Baiklah. Buatkan aku kopi dan antarkan ke ruang kerjaku.” Jagat berjalan menuju ruang kerjanya.Saat akan membuka pintu ruang kerjanya entah mengapa tubuh Jagat menegang dan jantungnya pun mulai berdetak tak beraturan hingga keringat dingin mulai keluar di wajahnya.Jagat membuka pintunya perlahan. Tepat saat ia membuka pintunya, tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Jasm
Read more

Part 9

Hari cepat sekali berlalu hingga tanpa terasa kini sudah saatnya Jasmine kembali mengunjungi rumah Shagun untuk memberinya bimbingan belajar. Kali ini ia sengaja datang lebih awal untuk menghindari Jagat. Ia pikir jika ia datang di sore hari maka Jagat sudah pulang dari kantor lalu jika ia datang di siang hari seperti ini ia akan aman dan tak akan bertemu dengan papi dari murudnya itu.Begitu mobil Jasmine terlihat, security di rumah Jagat langsung membukakan pintu gerbang tinggi itu hingga ia bisa langsung masuk tanpa harus membunyikan klakson mobil terlebih dahulu.Seperti biasa, sebelum Jasmine sempat memencel bel pintu rumah, sudah ada satu pelayan yang menyambut kedatangannya di depan pintu.“Selamat siang, Bu Guru. Kebetulan Nona Shagun baru saja pulang dari sekolah,” ucap pelayan itu.Jasmine hanya tersenyum menanggapinya lalu ia berjalan memasuki rumah bersama pelayan itu.“Mau langsung ke ruang kerja Tuan besa atau mau tu
Read more

Part 10

Jasmine duduk canggung bersama Jagat dan Shagun di ruang makan. Hanya ada mereka bertiga di ruang makan yang besar ini hingga ia merasa sangat cemas dan gelisah.“Silakan dimakan, Bu Jasmine.”Ucapan Jagat telah mengalihkan Jasmine dari pikiran buruknya.“I-iya,” sahut Jasmine.         “Kak Jasmine nggak suka sama makanannya ya? Emang Kak Jasmine mau dimasakin lagi sama koki?” tanya Shagun.“Enggak, Sayang. Kak Jasmine suka kok,” sahut Jasmine dengan senyum masamnya.“Kalau gitu ayo dimakan. Makanku aja udah mau habis, punya Kak Jasmine kok masih utuh aja,” ucap Shagun.“Iya, ini juga mau dimakan kok.” Jasmine menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Dengan suyah payah ia menelan makanannya karena ia merasa risih dengan situasi ini. Entah apa yang ada di dalam pikirannya sebelumnya sehingga ia bisa menyetujui ajakan makan s
Read more
DMCA.com Protection Status