Share

My Daughter's Teacher
My Daughter's Teacher
Author: Silvia Dhaka

Part 1

Author: Silvia Dhaka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pria bertubuh tinggi tegap berjalan dengan tergesa. Pria itu tampak sibuk mengobrol dengan ponsel yang ia tempelkan di telinganya. Ia mengambil sebuah paper bag dari kasir lalu membawanya pergi.

“Tuan, maaf.” Ucap seorang perempuan yang mengikuti langkah kaki pria itu. Merasa jika pria bertubuh tingi itu tak merespon ucapannya ia pun mencoba memanggilnya sekali lagi seraya memegang punggung pria itu. “Tuan, maaf, paper bag kita tertukar. Anda salah mengambil milik saya,” ucap perempuan itu.

Pria itu pun membalikkan tubuhnya dan menghentikan sambungan telponnya. “Iya, ada apa?”

Perempuan itu mengangkat unruk menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Paper bag kita tertukar, Tuan. Anda mengambil milik saya.”

“Ohh, maaf. Saya tidak sengaja.” Pria itu mengulurkan paper bag di tangannya kepada perempuan di hadapannya ini.

“Tidak masalah.” Perempuan itu tersenyum seraya menukar paper bag yang ia bawa.

“Pak Jagat, Anda di sini? Selamat datang di butik saya,” sapa seseorang yang mengaku sebagai pemilik dari butik yang saat ini tengah dikunjungi oleh pria bernama Jagat itu.

“Iya, saya sudah selesai belanja dan ini akan pulang,” ucap Jagat.

Merasa urusannya sudah selesai, perempuan itu pun langung pergi.

“Saya merasa senang orang besar seperti Anda mau menginjakan kaki ki butik saya.”

Jagat hanya tersenyum masam. Sejujurnya ia tak suka berbasa-basi seperti ini. “Maaf, saya harus segera pergi.” Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Jagat langsung berjalan menuju mobilnya.

“Ini semua gara-gara Joana dan Adrian. Mereka berdua sepakat mengerjaiku.” Gerutu Jagat seraya membanting paper bagnya itu saat ia sudah sampai di dalam mobil.

“Jalankan mobilnya. Kita harus segera kembali ke kantor,” ucap Jagat pada supirnya.

Tanpa harus diperintah dua kali, supir Jagat pun mulai menjalankan mobilnya apalagi saat ia mengetahui bahwa bosnya sedang marah.

“Ah, sial! Aku nggak bisa jemput Shagun sekarang.” Jagat merogoh ponselnya lalu mulai menghubungi seseorang.

“Halo, Ma,” sapa Jagat saat sambungan telponnya sudah terhubung.

“Iya halo, Jagat. Tumben kamu telpon Mama, kamu pasti lagi butuh bantuan Mama kan?!”

“Ma, kali ini tolong jemput Shagun dari sekolahnya ya.”

“Ya ... tentu saja. Bahkan nggak cuma kali ini aja Mama jemput Shagun. Makanya kamu cepetan cari istri biar ada yang ngurus anak kamu.”

“Ma, udahlah. Aku telpon Mama buat minta tolong sama Mama buat jemput Shagun bukan buat bertengkar,” ucap Jagat.

“Iya, Mama tahu.”                                   

“Ya sudah, aku tutup telponnya.” Jagat kembali menyimpan ponselnya di saku celananya setelah selesai menghubungi mamanya.

***                                                         

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun di usianya yang sudah tak lagi muda turun dari mobil, dengan langkah anggunnya ia berjalan memasuki gerbang sekolah taman kanak-kanak.

“Shagun!” seru wanita itu.

“Oma, kenapa Oma lagi yang jemput aku?” tanya bocah kecil itu.

“Ayo sekarang kita pulang. Kita akan pulang ke rumah Oma, biar nanti sore Papi kamu datang buat jemput kamu.” Wanita paruh baya itu berjalan seraya menggandeng tangan cucunya yang bernama Shagun itu.

“Selamat siang, Nyonya Monica.” Sapa seorang security saa sepasang oma dan cucu itu hendak keluar dari gerbang sekolahan.

“Selamat siang,” sahut wanita bernama Monica itu.           

Monica menggandeng Shagun masuk ke mobil. “Jalan, Pak,” ucap Monica pada supir.

Sampai rumah Shagun langsung berlari menuju dapur setelah ia mengeluh kehausan.

“Jangan lari-lari seperti itu, Sayang,” tegur Monica.

Shagun mengambil air minum dari dalam lemari es. Ia juga mencoba meraih gelas namun tak bisa.

“Nona kecil mau ambil apa?” tanya pelayan.

“Aku mau ambil gelas,” sahut Shagun.

Pelayan mengambilkan gelas untuk Shagun.

“Terima kasih.” Shagun meraih gelas yang ia inginkan dengan tak lupa mengucapkan terima kasih. Meski sejak lahir ia selalu dilimpahi banyak harta, namun keluarganya selalu mengajarkan sikap sopan meski kepada pelayan sekalipun.

Setelah minum, Shagun kembali ke ruang tengah. Ia membuka tasnya lalu mengeluarkan buku-bukunya.

“Oma, aku ada tugas dari sekolah.”

“Sayang, kamu ganti pakaian dulu baru setelah itu makan siang ya. Terus kamu baru kerjakan tugas kamu,” ucap Monica.

“Iya, Oma.” Shagun berlari menuju lantai dua di mana kamarnya berada.

“Anak itu ... padahal sudah kukatakan jangan berlari tapi dia tetap saja berlari,” gumam Monica dengan masih menatap Shagun yang kini semakin menjauh.

Tak lama kemudian Shagun sudah selesai dengan makan siangnya “Oma, aku sudah selsai makan. Ayo bantu aku membuat tugas dari Bu guru.”   

“Sayang, buat tugasnya nanti saja sama Papi kamu. Oma udah nggak ngerti sama pelajaran anak jaman sekarang.”

“Tapi ini mudah, Oma. Bu guru cuma minta aku buat bikin batik celup sama pohon keluarga.”

“Kalau pohon keluarga Oma masih bisa tapi kalau batik celup Oma nggak bisa,” ucap Monica.

“Kalau gitu bantu aku buat PR yang ini aja, Oma.” Ucap Shagun seraya menyodorkan satu buku pada Monica.

Monica membawa buku yang ditunjukkan oleh cucunya itu dengan seksama, namun sekali lagi ia tak mengerti dengan pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru cucunya ini.

“Ini bukan pelajaran anak TK, Sayang. Mengapa gurumu memberikan PR sesulit ini padamu?!” keluh Monica.

Shagun mendekap kedua tangannya di depan dada seraya mengerucutkan bibirnya. “Lalu aku harus bagaimana?”

“Hhhh ... seharusnya kau memiliki ibu yang bisa mengurusmu dan bisa membantu mengerjakan tugasmu,” gumam Monica.

“Oma, mengapa Oma malah berbicara sendiri?!” seru Shagun.

Monica menghenbuskan nafas jengahnya. “Sebentar, Oma akan cari akal buat selesaikan masalah kamu ini, Sayang.” Monica mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Halo, Joana. Apa kamu bisa mencari tahu bimbingan belajar atau guru les privat terbaik buat Shagun?”

“....”

“Baiklah, kalau begitu. Aku akan coba lihat dulu. Terima kasih ya.”

“....”

“Oh, iya. Tolong katakan pada putraku agar secepatnya pulang.”

“....”

Monica menutup sambungan telponnya lalu tersenyum memandang Shagun.

“Sayang, ayo ikut Oma. Kemasi juga barang-barang kamu.”

“Ke mana, Oma?”

“Kita cari tempat bimbingan belajar yang baik buat kamu.”

Monica mengajak Shagun menuju ke tempat yang sudah diinformasikan oleh Joana, sekertaris dari putranya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh kini sampailah Monica dan Shagun di depan sebuah gedung berlantai tiga dengan papan nama besar bertuliskan JM Smart tepat di atas pintu masuk.

“Tempatnya bagus,” gumam Manica.

“Ayo kita masuk, Sayang.” Monica menggandeng tangan Shagun.

“Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang perempuan yang berdiri di balik meja resepsionist.

“Saya mau mendaftarkan cucu saya untuk melakukan bimbingan belajar di sini.”

“Anda bisa mengisi formulirnya terlebih dahulu.” Perempuan itu mengulurkan sebuah kertas kepada Monica.

“Saya akan mengisinya sekarang. Tapi apakah bisa kalau cucu saya langsung belajar di dalam sekarang?” tanya Monica.

“Tidak bisa, Ibu. Anda harus mengisi formulir pendaftaran dulu baru besok cucu Anda bisa mulai belajar di sini.’

“Tapi tugas cucu saya ini banyak dan saya nggak bisa membantu mengerjakan tugasnya.”

“Maaf, Ibu. Tapi peraturannya memang seperti itu. Lagipula kelasnya juga sudah mulai. Kalau Ibu mau, di JM Smart ini juga ada guru les privat jadi gurunya nanti bisa datang ke rumah Anda untuk membantu cucu Anda belajar.”

“Iya, itu juga boleh. Kalau di rumah saya bisa mengawasi cucu saya. Bisa gurunya saya ajak pulang sekarang?” Lagi-lagi Monica mencoba memaksakan kehendaknya.

“Maaf, Ibu, tapi untuk saat ini gurunya sedang tugas ke luar semua. Jika Anda mau, besok kami akan mengirimkan guru les ke rumah Anda.”

“Kalau semuanya serba besok lalu bagaimana dengan tugas cucu sya hari ini, Mbak?!” seru Monica.

“Maaf, Ibu, saya hanya menginformasikan saja.”

“Mira, ada apa ini?” Tanya seorang perempuan yang baru saja masuk.

“Ibu Jasmine, Ibu ini memaksa agar cucunya bisa masuk kelas sekarang tapi kan kelas hari ini juga sudah dimulai lalu saya menyarankan agar Ibu ini memilih opsi privat saja tapi beliau ini juga menginginkan guru privat sekarang,” jelas perempuan bernama Mira itu.

“Masalahnya cucu saya banyak tugas dari guru di sekolahnya. Sedangkan sekarang ini saya nggak bisa bantu soalnya kan kalian tahu sendiri kalau pelajaran anak jaman sekarang beda dengan anak jaman dulu, iya kan?! Apalagi saya sudah setua ini.” Ucap Monica seraya tersenyum.

Perempuan bernama Jasmine itu mengulurkan tangannya pada Monica. “Perkenalkan nama saya Jasmine. Saya salah satu guru juga di sini dan kebetulan juga saya pemilik bimbel ini.”

“Wah, masih muda tapi udah punya bimbel beginian ya. Hebat kamu. Saya Monica Paraduta dan ini cucu saya Shagun Aakriti Paraduta,” ucap Monica seraya tersenyum.

“Hai, Shagun,” sapa Jasmine pada Shagun.

“Halo, Kakak cantik.”

Jasmine tersenyum tersipu mendengar pujian dari Shagun.

“Tapi ngomong-ngomong ini apa nggak bisa kalau cucu saya langsung dibimbing belajar gitu ya?” tanya Monica.

“Setelah hari ini daftar maka pelajaran baru bisa dimulai besok, Bu Monica,” ucap Jasmine.

“Tapi Bu Jasmine, kasihan cucu saya dong. Kalau gini terus gimana cucu saya bisa selesaikan tugas dari gurunya?”

Jasmine melihat ke arah anak perempuan bernama Shagun itu. Ia merasa kasihan jika anak perempuan di hadapannya ini tak bisa mengerjakan tugas. “Baiklah, kalau begitu Anda dan Shagun bisa ikut ke ruangan saya. Mari silakan,” ucap Jasmine.

“Terima kasih, Bu Jasmine. Ayo, Sayang, kita ikut ke ruangannya Bu Jasmine.” Seraya tersenyum, Monica mengajak Shagun berjalan mengikuti Jasmine.

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asep hendri
hadehhh... katanya gratis
goodnovel comment avatar
Kathy Karimun
baru part 2 uda mau bayar. huh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Daughter's Teacher   Part 2

    “Silakan duduk, Bu Monica.” Jasmine mempersilakan Monica untuk duduk saat mereka sudah berada di dalam ruang kerja Jasmine. Ruangan Jasmine tentu saja terpisah dari ruang para guru pengajar di bimbingan belajar ini. Ruangannya cukup luas, selain ada kursi kebesarannya dan meja serta dua tempat duduk di seberangnya, ruangan ini juga memiliki satu set sofa beserta mejanya. Di dalam ruangan ini juga memiliki kamar mandi.“Terima kasih, Bu Jasmine.” Monica duduk seraya mengamati ke sekeliling ruangan yang tertata rapi dan indah. “Ruangan Bu Jasmine rapi dan indah. Nyaman lagi,” ucap Monica.“Terima kasih pujiannya, Bu Monica,” ucap Jasmine.“Baik, sekarang Shagun ingin diajari tugas yang mana? Untuk hari ini Bu Jasmine sendiri yang membimbing Shagun belajar tapi untuk besok kamu mungkin bisa saja dibimbing oleh guru yang lain. Mengerti kan, Sayang?”“Mengerti, Kakak Jasmine,” sahut Shagun

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 3

    Pagi hari Jagat harus meluangkan waktunya untuk mengantar Shagun ke sekolah. Meskipun sudah ada pengasuh yang selalu ada untuk mengasuh dan membantu setiap apa yang Shagun butuhkan.Dengan supir, Jagat mengantarkan Shagun dan pengasuhnya ke sekolah. Setelah itu barulah ia menuju kantornya.Sampai di kantor, Jagat langsung berjalan masuk ke ruanga kerjanya. Sepanjang jalan semua karyawan di kantornya menyapanya dengan hormat dan ia pun membalas dengan sedikit senyuman.Selama ini Jagat sudah dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, tegas dan disiplin. Ia juga tak suka banyak berbasa-basi dan sulit senyum. Sebagai anak tunggal dan pewaris dari Paraduta Grup, sedari kecil ia sudah dikenalkan oleh orangtuanya jika ia adalah pearis dari segala bisnis yang dimiliki oleh Paraduta Grup. Mungkin inilah alasannya ia menjadi pria yang tangguh, pekerja keras, bertanggung jawab dan disiplin dalam segala hal.“Selamat pagi, Pak Jagat.” Joana berdiri d

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 4

    Jasmine memasuki tempat bimbingan belajar miliknya, saat di meja resepsionist Mira berdiri menyapa Jasmine seperti biasa.“Selamat soore, Bu Jasmine.”“Selamat sore, Mira.”“Ah, Bu Jasmine.” Ucap Mira sebelum Jasmine semakin jauh melangkah.“Ada apa, Mira?”“Anda sudah ditunggu sama Bu Anggun. Sepertinya Bu Anggun ingin mengeluhkan sesuatu pada Anda,” ucap Mira.“Mengeluh? Sekarang Bu Anggun ada di mana?” Dahi Jasmine mengerut mendengar ucapan Mira.“Masih mengajar di kelasnya.”“Kalau begitu setelah kelasnya selesai katakan padanya untuk segera menemui saya soalnya saya nggak akan lama di sini,” ucap Jasmine.“Baik, Bu.”Jasmine berjalan menuju ruangannya. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.“Masuk!” seru Jasmine. 

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 5

    “Shagun, kamu bisa kerjakan yang ini kan?”Shagun hanya melihat guru les privatnya itu dengan pandangan datarnya, tidak hanya itu tapi ia juga tidak menjawab satu patah katapun pertanyaan dari guru lesnya itu.“Shagun, kamu dengar ucapan Bu Clara kan?” tanya Clara dengan berupaya sesabar mungkin menghadapi anak lesnya ini.“Aku nggak mau belajar.”“Loh kenapa, Shagun?”“Bu Clara galak,” sahut Shagun.Clara mendesah lelah. Ia sudah tak tahan lagi menghadapi sikap Shagun padanya. Sudah tiga kali pertemuan ini ia diabaikan seperti ini. Bukan hanya diabaikan tapi Shagun juga mengatainya galak padahal ia tak merasa membent

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 6

    Makan siang romantis sudah terlaksana. Kini Jagat membawa Shagun menuju tempat bimbingan belajar Shagun.“Kamu tahu tempatnya di mana?”“Tahu, Pi,” sahut Shagun. Ia lalu menunjukkan arah jalan menuju JM Smart.“Ini tempatnya?” tanya Jagat saat ia menghentikan laju mobilnya di sebuah bangunan berlantai tiga.“Iya, itu JM Smart tempatnya Kak Jasmine. Ayo kita turun, Pi,” ajak Shagun antusias.“Iya pelan-pelan aja, Sayang. Jangan buru-buru. Biar Papi bukakan dulu pintu kamu” ucap Jagat.Jagat turun lebih dulu lalu mengitari mobil untuk membukakan pintu Shagun.Di dalam gedung JM Smart ada seorang perempuan yang tersenyum seraya berlari keluar dari gedung.“Bu Clara, ada apa Bu?” tanya Mira saat ia melihat Clara berlari melewati mejanya.Tak menjawab, Clara hanya terus berlari dengan susah payah karena ia menggunakan sepatu berhak tinggi.“P

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 7

    Sampai di rumah Jagat terus merasa gelisah, ia bingung dengan apa yang sedang ia rasakan saat ini. setelah bertemu dengan Jasmine ia merasa tak henti gelisah.“Tuan, makan malam sudah siap.” Seorang pelayan menghampiri Jagat yang sampai saat ini masih melamun di ruang tengah.“Ya. Aku akan segera ke sana. Panggilkan Shagun juga,” ucap Jagat.“Baik, Tuan.” Pelayan itu pun pergi meninggalkan Jagat.Jagat meraup wajahnya dengan satu telapak tangannya. Ia lalu berjalan menuju ruang makan. Ia melihat meja makannya yang teramat besar menurutnya. Bagaimana tidak, di rumah ini ia hanya hidup berdua dengan putrinya dan setiap hari ia dan putrinya harus makan di meja makan yang bisa mencangkup sepuluh orang. Itu berarti masih ada delapan kursi yang kosong.“Papi,” sapa Shagun.“Ayo kita mulai makan malam, Shagun,” ucap Jagat. Ia mendudukan putrinya itu ke kursi yang biasa putrinya itu tempati

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 8

    Jagat berjalan tergesa memasuki rumahnya setelah ia baru saja turun dari mobilnya. Bahkan sang asisten pribadinya pun juga merasa heran dengan tingkah Jagat.“Selamat sore, Tuan.” Sapa seorang pelayan saat ia sudah berada di dalam rumah.“Guru lesnya Shagun sudah datang?” tanya Jagat.“Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu, Tuan.”“Sudah diberikan minum?”“Sudah, Tuan.”“Baiklah. Buatkan aku kopi dan antarkan ke ruang kerjaku.” Jagat berjalan menuju ruang kerjanya.Saat akan membuka pintu ruang kerjanya entah mengapa tubuh Jagat menegang dan jantungnya pun mulai berdetak tak beraturan hingga keringat dingin mulai keluar di wajahnya.Jagat membuka pintunya perlahan. Tepat saat ia membuka pintunya, tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Jasm

    Last Updated : 2024-10-29
  • My Daughter's Teacher   Part 9

    Hari cepat sekali berlalu hingga tanpa terasa kini sudah saatnya Jasmine kembali mengunjungi rumah Shagun untuk memberinya bimbingan belajar. Kali ini ia sengaja datang lebih awal untuk menghindari Jagat. Ia pikir jika ia datang di sore hari maka Jagat sudah pulang dari kantor lalu jika ia datang di siang hari seperti ini ia akan aman dan tak akan bertemu dengan papi dari murudnya itu.Begitu mobil Jasmine terlihat, security di rumah Jagat langsung membukakan pintu gerbang tinggi itu hingga ia bisa langsung masuk tanpa harus membunyikan klakson mobil terlebih dahulu.Seperti biasa, sebelum Jasmine sempat memencel bel pintu rumah, sudah ada satu pelayan yang menyambut kedatangannya di depan pintu.“Selamat siang, Bu Guru. Kebetulan Nona Shagun baru saja pulang dari sekolah,” ucap pelayan itu.Jasmine hanya tersenyum menanggapinya lalu ia berjalan memasuki rumah bersama pelayan itu.“Mau langsung ke ruang kerja Tuan besa atau mau tu

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 6

    Kebahagiaan Jasmine semakin meningkat setiap harinya. Di kehamilannya yang kedua Jasmine melahirkan bayi perempuan lagi yang mereka beri nama Grizelle Clemira Jagat Paraduta. Sedikit rasa kecewa namun tak mengurangi rasa bahagianya. Dalam hatinya sebenarnya ia ingin memberikan cucu laki-laki untuk suami dan mertuanya, namun Tuhan berkehendak lain. Ia tak perlu berlarut memusingkan hal itu karena orangtuanya dan mertuanya menerima putri keduanya ini dengan penuh rasa bahagia.Dua tahun setelah Jasmine melahirkan Grizelle, ia kembali melahirkan buah hatinya. Kali ini Jasmine melahirkan seorang bayi laki-laki yang ia beri nama Aryan Gentala Jagat Paraduta. Lengkap sudah hidup Jasmine. Sekarang ini dirinya sudah memiliki tiga putri dan satu putra.Setiap hari Monica mengusahakan agar bisa berkunjung ke rumah Jagat agar ia bisa bermain dengan cucu-cucunya. Jika di akhir pekan, ia akan mengajak Barmal untuk menginap di rumah anaknya itu.Jagat memperhatikan Jasmine ya

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 5

    Ponsel Jasmine berdering membuat aktifitasnya melihat-lihat baju terhenti.“Bentar ya, Kak. Aku angkat telpon dulu, ini dari sekolahannya Shagun.”“Iya.” “Iya, halo. Apa? Iya, saya segera ke sana!” seru Jasmine dengan raut wajah yang panik.“Ada apa, Jasmine?” tanya Rosaline yang juga ikut panik.“Kak, aku harus ke sekolahan Shagun sekarang. Shagun brantem sama teman sekelasnya,” ucap Jasmine dengan raut wajah yang panik.“Ya Tuhan, kenapa bisa begitu?” tanya Rosaline yang sekarang ini juga ikut panik.“Nggak tahu. Kakak nggak pa-pa kan kalau aku tinggal pergi ke sekolahannya Shagun?”“Nggak pa-pa, kamu nggak

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 4

    “Hai, Sayang. Tumben rumah sepi, anak-anak di mana?” Tanya Jagat saat ia memasuki rumah.Jasmine tersenyum menyambut kepulangan Jagat dari kantor. “Anak-anak ada di kamar. Mau aku buatkan teh?”“Boleh, tapi minta pelayan saja yang membuatnya. Kita ke kamar saja,” ucap Jagat.Jasmine menoleh ke arah pelayan yang berdiri menunduk di belakangnya. “Tolong buatkan teh untuk Tuan lalu bawa ke kamar.”“Baik, Nyonya.” Pelayan itu segera masuk ke dapaur.Jasmine mengambil alih tas Jagat untuk ia bawa. Ia berjalan beriringan dengan Jagat menuju ke kamar mereka. Setelah sampai kamar Jasmine membantu Jagat melepas jasnya saat Jagat melepas dasinya.“Kamu mandi dulu sana,” ucap Jasmine. “Kita mandi bersama.”“Aku udah mandi, Sayang. Besok pagi saja kita mandi bersamany

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 3

    Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, namun mata Jagat masih saja terfokus dengan layar handphonenya.Keluar dari kamar mandi rupanya Jasmine sudah berganti pakaian dengan menggunakan lingerie sexy berwarna merah kesukaan Jagat. Ia berjalan lenggak-lenggok seperti seorang model menuju ke arah ranjang.Mengetahui ada sedikit hal yang tak beres, Jagat segera menarik pandangannya dari layar handphonenya menuju ke arah istrinya yang sedang berjalan ke arahnya itu. Sontak saja mulut Jagat menganga lebar dan kedua matanya melotot hingga biji matanya hampir keluar. Ia langsung meletakan handphonenya ke atas nakas. Pikiran dan matanya saat ini terfokus pada Jasmine yang sedang berjalan berlenggak-lenggok menuju ke ranjang.Jasmine pura-pura tak menyadari jika saat ini Jagat sedang memperhatikannya dan sudah meneteskan banyak air liurnya karena melihat keseksian tubuh Jasmine yang dibalut dengan pakaian mini. Ditambah lagi pakaian ini terasa lebih sesak dibandi

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 2

    Setiap hari Jasmine selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan Jagat dan Shagun. Semakin hari keahlian memasaknya semakin bertambah. Banyak kreasi menu masakan yang akan ia hidangkan untuk keluarganya di setiap harinya.Semenjak menikah Jasmine sudah jarang keluar rumah untuk hal yang tak perlu. Apalagi sekarng ini ia sudah memiliki Myesha. Hari-harinya akan disibukan dengan mengurus putrinya yang sudah berumur dua bulan itu.Masih dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kucel, Jagat turun dengan menggendong Myesha yang menangis. Ia berjalan menghampiri Jasmine yang masih asik berkutat di dapur.Mendengar tangisan putri kecilnya, membuat Jasmine menghentikan aktifitas dapurnya. Ia lalu mencuci tangannya sebelum ia menghampiri putrinya. “Hai, Sayang anaknya Mami. Kenapa nangis? Cari Mami ya?” Jasmine mengambil alih Myesha dari gendongan Jagat.“Sayang, sebaiknya kamu nggak usah masak dulu deh. Urusan dapur biar diselesaikan sama pelayan

  • My Daughter's Teacher   Ekstra Part 1

    Satu bulan semenjak Jasmine melahirkan bayinya, hari ini di rumahnya ia dan Jagat mengadakan acara satu bulanan sekaligus acara pemberian nama untuk bayi mereka. Jasmine dan Jagat sepakat untuk memberikan nama bayi mereka dengan nama Myesha Chalendra Jagat Paraduta.Jasmine dan Jagat mengundang banyak teman, keluarga dan relasi bisnis mereka. Tapi sayangnya Mardina dan Benjamin tak bisa hadir ke acara syukuran sekaligus acara pemberian nama bayi karena mereka harus menemani Rosaline yang saat ini memutuskan untuk sementara waktu tinggal di luar negri setelah masalah yang datang menimpanya.Jasmine sudah cantik mengenakan gaun indah berwarna merah muda, begitu pula dengan Jagat, Shagun dan Myesha. Mereka kompak menyambut para tamu dengan pakaian yang senada. Mereka juga menyeragamkan para tamu undangan untuk memakai pakaian yang berwarna putih.Rumah mewah mereka sudah sejak kemarin dihias dengan sedemikian rupa untuk mendukung acara hari ini.“Sayan

  • My Daughter's Teacher   Part 106

    Jasmine membuka tiga kancing pakaiannya agar dirinya bisa mengeluarkan payudaranya dan bisa menyusui bayinya. Ia tersenyum manakala bayinya langsung melahap ASInya.“Rasanya kayak gimana gitu ... nyusuin bayi.” Jasmine tersenyum seraya terus saja memperhatikan wajah bayinya yang imut dan cantik. Wajah bayinya ini di dominasi oleh wajah Jagat. Mulai dari hidungnya, matanya, bibirnya, semuanya milik Jagat.“Enakan mana nyusuin bayi sama nyusuin papinya bayi?” tanya Jagat.“Kamu ini ngomong apaan deh, Sayang?!” Ketus Jasmine membuat Jagat tertawa.Jagat duduk di pinggiran ranjang Jasmine menghadap ke arah Jasmine. Matanya fokus ke arah bayinya.“Aku sangat bersyukur kita bisa kembali berkumpul lagi seperti ini, Sayang. Waktu kamu masuk ruang persalinan tadi pikiran aku udah nggak karuan. Rasa takut itu kembali datang, entah mengapa hal-hal buruk bisa menguasai pikiranku. Padahal aku terus berdoa untuk keselama

  • My Daughter's Teacher   Part 105

    Orangtua Jasmine dan Jagat berkumpul di ruang inap Jasmine. Mereka tampak antusias menyambut anggota baru di keluarga mereka. Mardina yang menggendong bayi Jasmine terlebih dulu, ia merasa bahagia sekaligus terharu kala dirinya saat ini nyata menggendong cucu pertamanya yang lahir dari rahim putri bungsunya. Tak ia sangka jika cucunya akan terlahir sehat dan tanpa kekurangan sesuatu hal apapun, mengingat bagaimana rapatnya Jasmine menyembunyikan tentang kehamilannya dulu.Mardina dan Benjamin meneteskan air mata haru sekaligus bahagia. Mereka berdua merasa bahagia atas keberhasilan putri bungsunya melahirkan anak pertama, namun di lain sisi mereka juga merasa sedih merasakan derita putri sulungnya yang saat ini juga sedang mengandung dengan pria yang masih berstatus suami dari wanita lain. Terlebih keluarga dari pihak pria itu juga tak menginginkan putri sulung mereka untuk dijadikan bagian dari keluarga mereka.“Kalian sudah menyiapkan nama untuknya?” tany

  • My Daughter's Teacher   Part 104

    “Mama? Mama di sini?” tanya Jagat.“Ada apa? Siapa yang sakit?” tanya Mardina panik.“Jasmine akan melahirkan, Ma. Ini aku baru mau menghubungi Mama dan Papa,” sahut Jagat. Ia kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.“Jasmine mau melahirkan?!” seru Mardina panik.“Iya, baru saja dia masuk ke ruang persalinan,” sahut Jagat.“Ya Tuhan, berikan kelancaran untuk persalinan Jasmine. Mama akan menghubungi Papa kamu dulu.” Jasmine mengambil ponselnya dari dalam tasnya lalu menghubungi Benjamin.“Halo, Pa. Mama ada di bawah. Mama ketemu sama Jagat. Ternyata Jasmine sedang melahirkan.”“Apa?! Kalau begitu Papa ke sana sekarang.”“Tapi bagaimana dengan Rosaline?” “Ada apa, Pa?” Terdengar suara lemah Rosaline dari samb

DMCA.com Protection Status