"Seperti kamu tampan sekali, aku terpesona padamu. Ayo kita coba pacaran, jadi pacarku ... atau semacamnya.""Wow, ini sangat nggak masuk akal," balas Nadine sambil tersenyum."Aku ini orang yang berani bermimpi dan bertindak," jelas Stendy."Kalau begitu, lebih baik kamu cuma bermimpi saja dulu."Stendy seperti tidak mengerti penolakan halus Nadine. Dia tertawa, "Bermimpi dulu, baru lakukan.""Belum pasti bisa dilakukan," kata Nadine sengaja meredam semangatnya."Nggak masalah, yang penting berusaha dulu supaya nggak ada penyesalan. Mungkin saja bisa tercapai, 'kan?"Nadine tidak menanggapi lagi.Stendy mengantar Nadine sampai ke pintu tangga. "Sudah ya.""Terima kasih.""Kalau ada apa-apa, telepon saja aku. Aku pasti akan datang secepatnya.""Hm.""Lihat, kamu mengabaikanku lagi. Pasti kamu pikir, ya sudah, jawab saja dulu. Nanti kalau benaran ada masalah, aku nggak bakal telepon dia.'"Nadine menyunggingkan bibirnya."Aku tahu kamu sangat mandiri dan sudah terbiasa hidup sendiri. Ta
Terakhir Diperbarui : 2025-01-02 Baca selengkapnya