All Chapters of PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri): Chapter 41 - Chapter 50

197 Chapters

41. Menunggu 3

"Mama khawatir, Vanya dipengaruhi oleh mereka untuk membenci Puspa. Santi tahu kalau Puspa nggak ada di rumah hampir dua minggu. Mungkin dia nanya ke Vanya. Mama khawatir mereka menyebarkan gosip yang bukan-bukan.""Mama, tidak perlu memikirkan itu. Biar saya yang menanganinya nanti. Mama, harus jaga kesehatan. Pokoknya jangan sampai sakit, Ma.""Iya.""Kalau gitu, saya mau ngecek ke gudang. Setelah itu tiduran sebentar. Jam sembilan nanti kita ke rumah sakit, Ma.""Iya. Mama mau pulang ke rumah dulu. Biar Siti bikinin puding waluh buat Puspa." Bu Dewi beranjak pergi. Jam besuk rumah sakit dibuka jam sepuluh pagi. Masih banyak waktu untuk membuatkan Puspa makanan.***L***Surabaya ....Dita kaget saat menerima pesan dari Bram pagi itu yang mengabari kalau Puspa masuk rumah sakit. [Pokoknya kabari saya bagaimana perkembangan kondisi Puspa, Mas. Saya nggak mungkin chat untuk menanyakannya. Saya khawatir dia akan tahu kalau Mas Bram menemui saya di Surabaya.][Setelah tahu apa yang meni
Read more

42. Gadis Kecil Itu 1

PERNIKAHAN - Gadis Kecil Itu"Bagaimana keadaan Mbak Puspa, Bos?" tanya Dahlan."Sudah mendingan setelah mendapatkan penanganan dokter. Mungkin dalam beberapa hari ini saya kurang bisa fokus di gudang. Kamu handle semuanya, kalau ada masalah telepon saya.""Siap. Alhamdulillah dalam minggu ini ter-cover semuanya, Bos. Hari ini nanti kalau sesuai jadwal, banyak barang masuk.""Oke.""Mengenai Mbak Puspa yang pergi dari rumah, sebenarnya karyawan kita nggak banyak yang tahu. Mereka malah mengira, Mbak Puspa pergi sama Bos ke luar kota. Hanya orang-orang yang saya suruh mencari saja yang tahu, tapi saya jamin mereka semua bisa dipercaya. Nggak mungkin bocor ke orang luar. Saya bisa mastikan kalau warga tahu bukan dari orang-orang kita, Bos.""Tidak apa-apa. Abaikan saja. Mengenai pergunjingan mereka itu, tidak penting bagi saya.""Hanya beberapa orang saja, Bos. Sedangkan yang lain setengah nggak percaya Mbak Puspa pergi."Bram tidak menanggapi. Dia melangkah ke luar gudang. Berdiri men
Read more

43. Gadis Kecil Itu 2

Tak sengaja sejak dari Puspa lahir, mereka sudah dipertemukan. Bahkan saat ia dan Sandra menikah, Puspa diajak kedua orang tuanya untuk menghadiri pernikahannya. Gadis kecil itu sangat cantik memakai rok tutu dan digandeng Bu Rukayah. Rambutnya yang hitam tebal di kucir dua.Entahlah, Bram masih ingat semuanya. Ternyata hal yang dianggap biasa di masa lalu, terasa sangat manis sekarang. Namun kemanisan itu diselipi oleh ujian. Kalaulah dia tahu sejak awal tentang keadaan Puspa, tidak mungkin ia sampai murka. Dia yang selalu menjaga kejujuran dalam hal apapun, merasa dikelabuhi dengan jawaban sang istri "hanya masa lalu."Namun sekarang Bram menyadari dan menyesalinya. Semoga saja usahanya untuk memulihkan Puspa, bisa membuat hubungan mereka kembali menghangat."Mas Bram, sudah ditunggu Ibu di rumah." Seorang karyawan perempuan tergopoh untuk memberitahunya."Iya. Terima kasih." Bram kembali menemui Dahlan, kemudian melangkah lebar kembali ke rumah."Kita berangkat sekarang saja, Bram
Read more

44. Gadis Kecil Itu 3

Bu Dewi memberikan barang bawaannya pada Bu Lurah. Setelah menyalami besannya, wanita memeluk sang menantu. Air matanya tidak bisa ditahan. Puspa pun berkaca-kaca. "Maafkan saya, Ma," ucap Puspa lirih."Nggak, Nduk. Kamu nggak salah." Bu Dewi menyeka air matanya. "Mama bawain kamu puding waluh sama ayam bakar. Siti yang masak tadi. Nyuruh orang di gudang untuk nyembelih ayam.""Makasih, Ma."Bu Rukayah mempersilakan besannya untuk duduk. Bram duduk di kursi sebelah tempat tidurnya Puspa setelah meletakkan tas berisi baju ganti untuk istrinya yang tadi baru dibelinya.Disaat mereka tengah berbincang, seorang perawat masuk mendorong kursi roda hendak mengajak Puspa ke ruang USG untuk pemeriksaan. Dokter sudah menunggunya.Dengan cekatan, Bu Lurah memakaikan jilbab. Bram berdiri untuk membantunya pindah ke kursi roda, tapi dengan halus Puspa menolak. Justru Puspa berpegangan pada ayahnya.Perawat yang mendorong Puspa keluar paviliun, sedangkan Bu Lurah dan Bram mengikuti di belakang. Pak
Read more

45. Titik Terang 1

PERNIKAHAN - Titik Terang "Untuk, Bunda." Sony memberikan buket pada Puspa sambil berkata lirih setelah melihat Bu Lurah tidur. "Ada coklatnya, Bun.""Makasih, ya." Puspa mencium serangkaian bunga yang beraroma wangi. Ada bunga Peony kegemarannya.Sony duduk di kursi sebelah brankar dan Bram meletakkan roti bolen di atas meja, kemudian duduk di sebelah sang anak."Bunda, sakit apa?" "Bunda hanya kecapekan.""Oh. Habis Bunda perginya lama. Sony telepon juga nggak bisa. Ponsel Bunda rusak, ya?""Hmm, i-iya," jawab Puspa gagap setelah melihat isyarat mata yang ditunjukkan suaminya. "Sony, salim dulu sama Uti Rukayah." Bram menyuruh putranya untuk bersalaman dengan Bu Lurah yang terbangun.Bocah itu turun dan menghampiri ibunya Puspa. Bu Lurah mengusap lembut rambut Sony sambil tersenyum. Anak lelaki ini sangat sopan. Berbeda dengan kakaknya yang pendiam tapi terlihat judes. Namun begitu, Puspa tidak pernah cerita padanya tentang bagaimana perlakuan Vanya terhadapnya."Maaf, ibu tingg
Read more

46. Titik Terang 2

Dua hari dirawat di rumah sakit, Puspa sudah terlihat segar. Tidak pucat lagi seperti kemarin. Dia juga tidak tiduran saja di hospital bed, kalau bosan ia mondar-mandir duduk di kursi dekat jendela kamar. Ini hari ketiga dan berharap bisa pulang. Tapi pulang ke mana? Kemantapannya pulang ke rumah orang tua mulai goyah oleh sikap Sony. Bocah itu selalu membesuknya setelah pulang sekolah. Sedangkan Vanya hanya sekali saja datang sehabis salat maghrib. Itu pun tidak lama terus pamitan pulang. "Bu, hari ini aku sudah bisa pulang, kan?" tanya Puspa pada sang ibu yang menemani siang itu."Besok, Nduk. Hari ini kamu masih ada jadwal konsultasi dengan psikiater. Jadwalmu jam satu siang ini. Kamu bisa meluapkan apa yang kamu rasakan pada dokter. Jangan ditutup-tutupi. Mengobati itu harus tahu apa penyakitnya. Kamu harus jujur juga. Ibu pengen kamu kembali seperti dulu. Anak ibu yang manis dan ceria.""Konsultasi ini sangat penting buatmu, Pus," tambah sang ayah. "Masa depanmu masih panjang.
Read more

47. Titik Terang 3

Puspa menelan saliva. Nyeri menusuk relung hati mendengar kalimat terakhir suaminya. Mata Bram yang selalu menyorot tajam penuh ketegasan, kini terlihat tenang. Bram mengetuk pintu. Puspa masuk sedangkan dia menunggu di luar.Dokter Anggi sangat ramah, tenang, dan sabar. Khas sikap seorang psikiater. Di mulai dari perkenalan, ngobrol ringan, kemudian menanyakan tentang kondisi kesehatannya, lalu mendengarkan Puspa bercerita tentang apa yang dialaminya.Wanita setengah baya yang memakai hijab putih itu mendengarkan dengan seksama. Mencatat di buku tentang poin yang dianggap penting."Saya sangat memahami perasaan Mbak Puspa. Anda masih muda. Perjalanan masih panjang. Dari pribadi yang ceria, kemudian berubah drastis oleh peristiwa yang merenggut kesucian. Sekarang apa yang harus Mbak Puspa pulihkan? Pertama, rasa percaya diri."Self love. Dengan kembali mencintai diri sendiri apa adanya setelah apa yang Anda alami. Ini akan membantu Anda menjaga kesehatan mental. Mengobati rasa sesal.
Read more

48. Bunga untuk Puspa 1

PERNIKAHAN- Bunga untuk PuspaSebelum ke rumah sakit, Bram mampir dulu di florist. Kali ini dia tidak membeli buket bunga. Tapi memilih bunga primrose yang ada di pot kecil. Kebetulan sudah ada tiga kelopak bunganya yang mekar. Sengaja memilih bunga itu supaya awet. Puspa bisa menyimpan dan merawatnya. Kalau buket, setelah layu pasti di buang. Primrose di pot, bisa hidup jika terus dirawat. Sekalipun mungkin, Puspa tidak kembali ke rumahnya."Kenapa papa pilih bunga ini? Nggak kayak yang kemarin?" tanya Sony heran."Biar lebih awet. Bunga ini akan terus hidup jika bunda merawatnya."Bocah lelaki itu manggut-manggut."Ini ada pot yang lebih besar, Mas." Pemilik florist menunjuk pot warna putih. Dengan rimbunan bunga yang lebih banyak."Saya pilih yang ini saja, Mbak," jawab Bram. Sesuai dengan orang yang hendak diberi. Puspa yang mungil dan cantik. Katanya primrose melambangkan bunga cinta yang tulus dan sempurna. Puspa bisa melihatnya setiap hari jika menyiraminya nanti."Kalau pot
Read more

49. Bunga untuk Puspa 2

Puspa mengangguk. Bram segera bangkit untuk membawakan tasnya Puspa. Pak Lurah dan Bu Lurah membawa barang-barang lainnya, sedangkan Sony menggandeng bundanya.Bram meletakkan semua barang-barang di bagasi, kemudian membuka pintu mobil untuk istri dan anaknya. Setelah itu dia menghampiri dan bicara dengan mertua. "Yah, saya izin membawa Puspa kembali ke rumah. Saya janji akan menjaganya dengan baik."Pak Lurah memandang putrinya yang sudah duduk di dalam mobil. Antara tega dan tidak. Puspa itu anak yang paling dekat dengannya semenjak kecil daripada sang kakak. Indah lebih dekat ke ibunya."Saya titip Puspa, Nak Bram. Kalau sampai dia membuat Nak Bram kecewa, pulangkan saja secara baik-baik pada kami. Sebagaimana Nak Bram mengambilnya secara baik-baik dari kami dulu." Ucapan dengan intonasi tenang dari Pak Lurah, membuat Bram serba salah."Saya paham, Yah. Maafkan saya atas permasalahan kemarin. Saya janji akan menjaga dan melindungi Puspa setelah ini."Pak Lurah menepuk bahu sang men
Read more

50. Bunga untuk Puspa 3

Namun Dahlan juga heran. Di tahun-tahun sebelumnya, Bram menolak berkecimpung dalam dunia politik. Dia tidak pernah menunjukkan siapa calon yang didukungnya saat pemilihan lurah, bupati, gubernur, presiden, dan para caleg begini. Bram juga menolak tegas saat ada calon yang datang melobinya."Ini butuh info secepatnya, Bos?" tanya Dahlan."Lebih cepat lebih baik.""Oke." Dahlan beranjak keluar dari kantor Bram saat mendengar suara truk memasuki halaman.Bram meraih ponsel untuk menelepon dokter Anggi."Ya, Mas Bram. Pasti udah nggak sabar mau mendengar hasil konsultasi kemarin.""Maaf, kalau saya mengganggu dokter siang-siang begini.""Nggak apa-apa. Tapi hari ini Mbak Puspa sudah boleh pulang, kan?""Alhamdulillah, kami sekarang sudah di rumah, Dok.""Oh, syukurlah. Dua hari lagi jadwal konsultasi untuk Mbak Puspa. Jam delapan pagi ya, Mas Bram.""Iya, Dok. Bagaimana dengan konsultasi kemarin?""Mbak Puspa menceritakan semuanya. Yang jelas istri Anda sangat insecure saat berhadapan de
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status