Semua Bab PERNIKAHAN : Bab 21 - Bab 29

29 Bab

21. Di Mana Puspa? 1

PERNIKAHAN- Di Mana Puspa ?[Ayah, terima kasih banyak.] Balas Bram, tapi tidak ada respon apapun dari ayah mertuanya setelah tulisannya dibaca. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan lelaki itu padanya.Bram tahu daerah tempat kos Puspa setelah membaca alamatnya. Dulu dia juga kuliah di Surabaya dan pekerjaannya yang sekarang juga sering membuatnya bolak-balik ke kota itu. Jadi tidak asing lagi baginya. Besok usai salat subuh dia akan berangkat. Via tol tidak akan lama. Dia berharap akan menemukan Puspa di sana.Lelaki yang duduk di sofa memandangi ranjang yang masih rapi. Biasa Puspa akan meringkuk di tepi dan menghadap ke dinding. Semalaman dia betah dalam posisi itu, setelah hubungan mereka menjadi dingin. Sebenarnya bukan mereka berdua, tapi hanya Bram saja yang dingin. Sedangkan Puspa masih melayani urusannya, anak-anak, dan rumah dengan baik. Meski sejak malam itu, dia menghindari tatapan matanya.Dia tidak pernah mengeluh tentang sikap Vanya yang sinis. Pun tidak memuji perila
Baca selengkapnya

22. Di Mana Puspa? 2

"Waktu aku mencari-cari di rak buku dan lemari kamarnya, nggak ada satu pun benda atau tulisan yang memberikan petunjuk," lanjut Indah."Ke mana adikmu pergi, In. Ibu khawatir dia akan bertindak nekat." Bu Lurah menyeka air mata dengan ujung jilbabnya. Sementara Pak Lurah diam, menatap jauh ke luar pintu. Irwan juga diam."Kamu nggak punya nomer temannya?""Dulu punya, Bu. Tapi ada di hapeku yang rusak.""Gimana, Yah? Kita cari Puspa ke mana?" tanya Bu Lurah memandang sang suami. "Apa Ayah ikut Bram saja besok pagi ke kosan Puspa?" saran wanita itu."Kalau mau ke sana kita pergi sendiri saja, Bu. Nggak usah nebeng," jawab Pak Lurah datar. Tatap kecewa itu masih tampak di sorot matanya."Kapan rencana mau pergi? Saya bisa nganterin Ayah." Irwan yang sejak tadi diam saja, menawarkan diri."Boleh. Tapi besok ayah belum bisa. Ada rapat jam sembilan pagi di balai desa. Itu tanggungjawab ayah, Nak Irwan. Apa kata warga kalau ayah nggak datang dan diwakili oleh perangkat lain. Rapat ini sud
Baca selengkapnya

23. Di Mana Puspa? 3

Bram turun dari mobil dan melangkah menuju pintu pagar yang tertutup rapat. Tempat kos ini kelas menengah ke atas. Tentu peraturannya sangat ketat. Pak Lurah pasti memberikan pengamanan yang terbaik buat putrinya. Namun tetap saja kecolongan.Dia harus menemui siapa? Rumah pemiliknya yang mana?"Mas, nyari siapa?" Teguran itu membuat Bram membalikkan badan. Seorang laki-laki tua memegang gagang sapu telah berdiri di belakangnya."Maaf, saya ingin bertemu pemilik kosan ini. Rumahnya yang mana ya, Pak?""Bu Badriyah tinggal di rumah tingkat itu, Mas. Yang bercat biru," tunjuk lelaki itu pada bangunan dengan cat dinding warna berbeda dari dinding kosan, berada di pojok pekarangan. "Saya bisa lewat sini, Pak?" Bram menunjuk pintu pagar."Bisa. Mari saya antar."Betapa leganya Bram, saat lelaki itu bersedia mempertemukannya dengan pemilik kosan. Diikutinya langkah si bapak yang membuka pintu pagar dan langsung melangkah ke arah bangunan yang dimaksud tadi.Ternyata kosan ini lumayan luas.
Baca selengkapnya

24. Ceritakan Saja 1

PERNIKAHAN - Ceritakan Saja"Tidak bisa dihubungi." Bram berdecak lirih. Disesapnya kopi hitam yang dipesan. Bram memang berhenti di sebuah rumah makan sederhana pinggir jalan. Memesan sarapan dan kopi sambil menunggu balasan pesan dari teman-teman Puspa yang dihubungi.Dari sekian temannya yang dikirimi pesan, hanya satu orang yang sudi memberikan nomer ponselnya Dita. Tapi nomer itu pun tidak aktif. Apakah yang dikasih tadi nomer salah?Mustahil mereka tidak mempunyai nomer gadis itu. Di grup alumni pasti ada, apalagi baru wisuda enam bulan yang lalu.Dahlan juga belum mengabarinya. Pasti orang-orang yang disuruh belum sampai tujuan.Dita. Bram mencoba mengingat-ingat wajah teman-teman Puspa yang datang ke pernikahannya waktu itu. Mana satu yang bernama Dita. Oh, dia ingat seorang cowok yang terlihat sangat sedih, tanpa mengalihkan pandangan dari Puspa. Siapa namanya, Bram tidak ingat.Namun jelas dia tidak lupa dengan hal itu. Apa dia pelakunya? Tidak mungkin. Terlihat dia pria
Baca selengkapnya

25. Ceritakan Saja 2

"Papa, nggak pulang bareng Bunda?" tanya Sony menemui papanya di kamar.Bram yang baru selesai mandi, mengajak duduk putranya di sofa. "Bunda belum pulang.""Tapi tadi Papa nemui bunda, kan?""Iya," jawab Bram tidak memandang wajah Sony. Dia yang benci kebohongan, terpaksa harus berbohong agar Sony tidak banyak bertanya dan tidak tahu tentang permasalahannya."Kapan Bunda pulang?""Papa belum tahu, Sayang. Oh ya, Sony sudah makan?""Belum. Sony nungguin Papa pulang.""Ya sudah, yuk kita makan. Panggil Kak Vanya."Sony berlari keluar untuk memanggil kakaknya. Sedangkan Bram turun ke bawah. Sebenarnya dia tidak berselera makan, tapi dihadapan anak-anak harus terlihat baik-baik saja. Mereka bertiga bercanda, mendengarkan cerita Vanya. Gadis itu sesekali memandang kursi yang biasa di duduki oleh Puspa. Dia tidak bertanya pada sang papa di mana ibu tirinya, tapi bertanya pada Sony.Guru les privat anak-anak datang tepat setelah mereka selesai makan malam. Bram pergi ke gudang untuk menemu
Baca selengkapnya

26. Ceritakan Saja 3

Bram mengajak Bu Dewi langsung ke rumah sakit setelah dikabari ART Pak Lurah kalau Bu Lurah opname sejak siang tadi."Ibu shock karena membaca berita tentang perempuan yang b*nuh diri setelah ditinggalkan calon suaminya. Ibu takut Puspa melakukan hal itu." Irwan memberitahu Bram saat mereka duduk di bangku depan ruang perawatan. Sedangkan Bu Dewi berbincang di dalam. "Mas Irwan, nggak tahu sama sekali tentang teman dekatnya Puspa?""Seingat saya, Puspa beberapa kali mengajak pulang temannya yang bernama Dita. Waktu liburan dulu, dia beberapa hari nginap di sini.""Rumahnya di mana?""Surabaya Utara kalau nggak salah. Alamat pastinya di mana saya nggak tahu."Bram mendapatkan gambaran di mana harus mencari Puspa selanjutnya. Meski wilayah itu sangat luas. Sejak awal, Bram memang condong ke perempuan yang bernama Dita. Dia pasti tahu tentang Puspa."Maaf, aku mau pulang dulu. Sudah janji ketemuan sama Dikri." Irwan masuk untuk pamitan. Sedangkan Bram duduk di sofa bersebelahan dengan s
Baca selengkapnya

27. Stalking 1

PERNIKAHAN- Stalking"Hai, Dit. Ngapain kamu di sini?" teriak Rayyan dari dalam mobil. Dita terkejut, lantas memandang ke arah taksi yang bergerak menjauh. Hampir saja Puspa kepergok Rayyan. "Aku nganterin Mas Ilyas naik taksi," jawab Dita gugup."Cowokmu pulang?""Hu um," jawab Dita berbohong. Padahal kekasihnya baru berangkat kembali ke Bandung tiga hari yang lalu setelah cuti empat hari di Surabaya."Kamu lihatin apa?" Rayyan penasaran dan ikut memandang pada hiruk pikuknya kendaraan di depan sana."Liatin taksi yang membawa Mas Ilyas.""Kalau masih kangen, ngapain dibiarkan pulang."Dita mencebik. "Kamu baru pulang kerja?""Iya.""Biasanya naik motor.""Mobil papa pas nganggur. Nih, buat kamu." Rayyan mengulurkan sekotak lapis Surabaya lewat jendela mobil."Nggak kamu bawa pulang saja?""Masih ada satu kotak lagi. Dikasih sama klien tadi.""Makasih ya, Ray."Rayyan mengangguk. Kemudian membunyikan klakson dan melaju pergi. Dita memperhatikan mobil temannya yang menjauh. Bagaima
Baca selengkapnya

28. Stalking 2

Dahi Puspa mengernyit karena kaget. "Jangan bikin gara-gara. Aku nggak mau. Tolong, aku mau pulang.""Kamu punya pacar?""Ya," sahut Puspa cepat meski itu berbohong."Kamu menolakku.""Iya." Jawaban yang sama entah untuk yang ke berapa kali.Hening. Tubuh lelaki itu tidak bergeming meski Puspa sudah berusaha mendorongnya. Wajah Dikri sudah merah padam dengan gigi mengatup rapat.Puspa terkejut saat lelaki itu menariknya masuk ke sebuah kamar di lantai satu rumah megah mereka. "Mau ngapain kamu, Mas." Puspa panik."Memilikimu.""Jangan gila. Biarkan aku keluar." Puspa benar-benar ketakutan. Dia hendak ke pintu, tapi sayang sudah dikunci oleh Dikri. "Kamu nggak akan bisa pergi, Cantik. Teriak saja, nggak akan ada orang yang mendengarnya. Kamar ini kedap suara." Dikri menyeringai.Puspa menarik kasar handle pintu, tapi sia-sia. Teriakannya pun tak berguna. Sekalipun dia memohon-mohon, tapi Dikri makin kalap."Lihatlah, bagaimana aku akan memilikimu dengan caraku. Dan kamu akan menyesali
Baca selengkapnya

29. Stalking 3

Bu Dewi menghela nafas panjang. Kalau tidak ada petunjuk sama sekali, bagaimana Puspa bisa ditemukan."Setelah Puspa ketemu, apa kamu akan mengembalikan kepada orang tuanya?""Tidak, Ma.""Pak Lurah kecewa padamu, Bram.""Iya, saya tahu.""Apa kamu yakin, Puspa masih ingin bertahan setelah apa yang terjadi?"Perasaan Bram tercubit. Puspa sekecewa itu terhadapnya."Kenapa kamu sampai nggak tahu dia hamil?""Puspa tidak memberitahu. Janin itu baru empat minggu, mana saya menyadarinya, Ma.""Dia diam karena kamu bersikap nggak peduli. Bram, kalau kamu mencintainya. Perjuangkan dia. Yakinkan pada orang tuanya kalau kamu serius ingin memperbaiki hubungan. Puspa hanya korban. Dalam kasus seperti ini, korban memiliki alasan untuk diam. Karena malu, merasa itu aib yang hina, takut, dan ia memilih menanggung beban psikologis seorang diri."Kamu punya anak perempuan. Tentu kamu bisa merasakan bagaimana sakitnya seorang ayah jika putrinya mengalami peristiwa dan diperlakukan suaminya seperti kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status