Share

29. Stalking 3

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 16:56:18

Bu Dewi menghela nafas panjang. Kalau tidak ada petunjuk sama sekali, bagaimana Puspa bisa ditemukan.

"Setelah Puspa ketemu, apa kamu akan mengembalikan kepada orang tuanya?"

"Tidak, Ma."

"Pak Lurah kecewa padamu, Bram."

"Iya, saya tahu."

"Apa kamu yakin, Puspa masih ingin bertahan setelah apa yang terjadi?"

Perasaan Bram tercubit. Puspa sekecewa itu terhadapnya.

"Kenapa kamu sampai nggak tahu dia hamil?"

"Puspa tidak memberitahu. Janin itu baru empat minggu, mana saya menyadarinya, Ma."

"Dia diam karena kamu bersikap nggak peduli. Bram, kalau kamu mencintainya. Perjuangkan dia. Yakinkan pada orang tuanya kalau kamu serius ingin memperbaiki hubungan. Puspa hanya korban. Dalam kasus seperti ini, korban memiliki alasan untuk diam. Karena malu, merasa itu aib yang hina, takut, dan ia memilih menanggung beban psikologis seorang diri.

"Kamu punya anak perempuan. Tentu kamu bisa merasakan bagaimana sakitnya seorang ayah jika putrinya mengalami peristiwa dan diperlakukan suaminya seperti kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Heri Wati
saya sgtb suka
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
pak lurah gak ada salah yg slah itu yg suka ma Puspa..
goodnovel comment avatar
Tini Mulyani
dari awal aku baca air mata tak henti,kasian sekali nasib puspa yg malang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   30. Dilema 1

    PERNIKAHAN - Dilema"Halo, Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam." Suara Bram di seberang. "Maaf, kalau mengganggu. Ibu sudah pulang?""Ini baru keluar dari kamar perawatan. Kami mengucapkan terima kasih banyak, Mas Bram sudah membayar biaya rumah sakit.""Tidak apa-apa, Mbak. Saya sekarang sudah di Surabaya. Saya di depan gerbang masuk Perumahan Wijaya Kusuma Regency, di Surabaya Utara. Mungkin Mbak Indah bisa mengingat tentang alamat rumah Dita?""Saya nggak tahu. Cuman yang saya ingat, Dita memang tinggal di Surabaya Utara.""Mbak, tahu siapa nama ayahnya. Biar saya tanya pada satpam di blok mana rumahnya.""Saya nggak tahu sama sekali, Mas.""Oh, ya sudah. Makasih. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Indah mengantongi ponselnya. Kemudian menggandeng sang ibu, sedangkan Pak Lurah membawa tas pakaian."Nak Bram sudah bertemu Puspa, In?" tanya wanita itu dengan suara serak. Ada harapan besar di dalam tatapannya. Semarah apapun hatinya pada sang menantu, dia berharap semoga Puspa seg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   31. Dilema 2

    "Sebenarnya Puspa sudah mewanti-wanti pada saya supaya nggak memberitahu siapapun. Mungkin dia butuh waktu untuk menyendiri, Mas.""Apa Puspa menceritakan permasalahannya pada, Mbak?"Dita mengangguk samar. Dia tidak bisa bersandiwara dihadapan lelaki ini. Terlihat jelas dia pria yang baik. Soal permasalahan dengan Puspa, karena memang tidak ada komunikasi yang terbangun. Bisa dianggap merupakan salah pengertian saja. "Saya tidak tahu apa yang menimpa Puspa. Andai saya tahu sebelumnya, mungkin saya tidak akan bersikap yang menyakitinya." Tatapan Bram menerawang. Dia berusaha tidak menceritakan pada Dita, tapi ternyata Puspa sudah memberitahu sahabatnya."Saya ingin bertemu dan membawa Puspa pulang," lanjutnya."Tapi saya nggak tahu di mana tempat kosnya, Mas? Puspa nggak mau ngasih tahu. Waktu dia datang ke rumah, saya terkejut karena Puspa terlihat pucat dan lebih kurus dari sebelumnya. Harusnya dia butuh istirahat. Jiwa dan raganya sedang sakit dan memerlukan support." Mata Dita be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   32. Dilema 3

    Ternyata nomernya memang tidak sama dengan nomer yang diberikan teman Puspa hari itu."Tolong kabari saya ya, Mbak!" ujar Bram melihat Dita terdiam."Insyaallah, Mas. Oh ya, saya mau pulang ya. Mama pasti nungguin saya." Dita menyimpan kartu nama Bram ke dalam tas, lantas menyalami lelaki itu. "Maaf, boleh saya tahu rumahnya, Mbak Dita."Setelah termangu sejenak, Dita mengangguk. Ketika berjalan menuju motornya, ponsel di saku celana berdering. Saat dilihat, Dita terkesiap. Itu nomer barunya Puspa. Dita mengembalikan ponsel ke saku celananya. Semoga Bram yang berjalan di sebelahnya tidak curiga.Akhirnya Bram mengikuti Dita hingga sampai depan rumah. Setelah memarkir motornya di garasi, Dita kembali ke depan. "Ini rumah saya, Mas.""Iya. Makasih banyak, Mbak. Tolong kalau Puspa datang ke sini lagi atau menghubungi, Mbak Dita, kabari saya ya. Saya benar-benar menunggu."Dita mengangguk. Bram pergi dan dia masuk ke rumah.Ponsel kembali berpendar. Puspa menelepon lagi. Dita termangu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   33. Pertemuan 1

    PERNIKAHAN - Pertemuan "Puspa!" Panggilan itu membuat Puspa yang berjalan di trotoar berhenti. Di sebelahnya sebuah mobil menepi. Teman di sebelah Puspa juga ikutan berhenti."Ray." Puspa kaget saat seorang laki-laki turun dari kendaraannya. Wajahnya pias. Kenapa ia bertemu Rayyan. Salah satu orang yang ingin dihindarinya."Kenapa kamu di sini?" Rayyan keheranan sekaligus bahagia. Puspa juga kebingungan dan teman kos Puspa hanya diam tidak mengerti. Sebab wanita yang lebih tua dari Puspa itu memang tidak tahu permasalahan teman barunya.Jalan itu memang biasa dilalui oleh Rayyan sepulang kerja sebagai jalan alternatif untuk menghindari kemacetan.Padahal Puspa memakai jilbab, tapi Rayyan bisa mengenalinya."Puspa, kenapa kamu ada di sini?" ulang Rayyan yang berdiri di depan Puspa. Lelaki itu memperhatikan Puspa berjilbab. Wajahnya yang pucat tersapu bedak tipis."Oh, aku ada urusan di Surabaya," jawab Puspa gugup."Kamu sendirian apa sama suamimu?""Sendiri. Aku baru beberapa hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   34. Pertemuan 2

    "Kalau baru nikah terus ada masalah itu wajar, Dek. Masih tahap menyesuaikan diri dengan pasangan. Aku nggak tahu permasalahanmu apa? Cuman seberat apapun itu, mestinya diselesaikan berdua."Wanita di sebelahnya ini berkata benar. Tapi dia tidak tahu serumit apa masalahnya. Sesuatu yang tidak bisa Puspa ceritakan pada sembarang orang. "Jadi janda tuh nggak enak banget. Apalagi kalau sudah ada anak. Seperti aku ini contohnya. Apa-apa sendiri, terlebih suami sudah sibuk dengan perempuan barunya, jadi aku yang ngurus anak tanpa nafkah darinya. Lelaki kalau sudah punya yang baru, bakalan lupa sama tanggungjawabnya."Belum lagi menghadapi cibiran tetangga karena statusku yang janda. Makanya aku nekat pergi merantau. Di sini nggak ada yang mengenaliku. Aku bisa tenang dan bekerja. Yang penting anak ada yang menjaga. "Dalam rumah tangga kalau suami nggak KDRT atau selingkuh, sebaiknya dipertahankan saja, Dek. Permasalahan bisa dibicarakan untuk mencari penyelesaian. Tapi kalau sudah seling

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   35. Pertemuan 3

    Kalau tadi dia ikut temannya masuk ke dalam minimarket, mungkin tidak akan bertemu Bram. Sayangnya dia memilih menunggu di luar, sedangkan temannya masuk ke dalam untuk bicara dengan kepala toko."Nggak usah mencariku. Sudah kubilang kalau aku akan pulang suatu hari nanti.""Maafkan Mas, Puspa. Duduklah, Mas ingin bicara. Atau kita mencari tempat lain untuk ngobrol."Puspa menggeleng. "Apa yang sudah kutulis waktu itu, sudah menceritakan semuanya. Mas, pulang saja. Suatu hari nanti aku pasti pulang pada orang tuaku. Katakan pada mereka kalau aku baik-baik saja."Jangan temui aku lagi, rasanya aku sudah nggak punya muka dan harga diri untuk berdiri dihadapanmu. Aku juga sudah siap untuk menghadapi perceraian kita."Dada Bram bagai dihantam gada. Sakitnya Puspa tembus ke dadanya. Begitu dalamnya rasa sakit yang ia berikan pada istrinya. Sungguh Bram tidak bermaksud begitu. Dia emosi ketika Puspa tidak mau jujur dan bilang itu hanya masa lalu."Puspa, Mas mengkhawatirkanmu. Semua keluarg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   36. Pulanglah, Nak 1

    PERNIKAHAN- Pulanglah, Nak.Mendengar kabar kalau ibunya sakit, membuat Puspa cemas sekaligus bimbang. Apalagi sampai mendapatkan perawatan di rumah sakit. Seingatnya baru kali ini ibunya opname. Pasti kondisinya lebih parah dari sakit biasanya.Sang ibu rajin minum jamu tradisional. Jamu herbal buatan sendiri untuk menunjang kesehatan. Makanya wanita itu jarang sekali sakit. Kalau pun sakit, sangat cepat sembuhnya.Bram mengambil ponsel dari saku jaket. Tidak menunggu lama, panggilannya dijawab oleh Indah. Sengaja ditekannya tombol loud speaker supaya Puspa mendengarnya."Mbak, Ibu ada? Saya ingin bicara dengan Ibu.""Ada, Mas. Sebentar."Tidak lama kemudian terdengar suara Bu Lurah. "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam, Bu. Saya sudah bertemu Puspa."Terdengar ucapan hamdalah beberapa kali dengan suara serak. Air mata Puspa sudah tidak bisa ditahan lagi. Berderai tanpa kompromi. Biasa tiap menghadapi kesulitan apapun, pada ibunya dia bercerita sambil tiduran di pangkuannya. Namun u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   37. Pulanglah, Nak 2

    "Ayahmu sudah pergi ke masjid. Kamu nggak usah khawatir, ayahmu nggak akan bertindak di luar batas. Kamu nggak usah takut. Ibu sudah bicara banyak dengan ayah. Pulang, Nduk. Kami menunggumu. Tiap malam ayahmu nggak bisa tidur memikirkanmu.""Maafkan aku, Bu. Hanya membuat ayah dan ibu susah saja.""Nggak, Nduk. Pulanglah bareng Nak Bram. Ibu khawatir kalau kamu pulang sendirian. Yang penting pulang dulu dan kita bisa membicarakan setelah kamu sampai di rumah. Malam ini kamu harus sudah di rumah. Ibu tunggu. Assalamu'alaikum." Tanpa memberi kesempatan Puspa menjawab lagi, wanita itu menyudahi panggilan.Azan Maghrib berkumandang. Si mbak menghampiri Puspa. "Dek, kita pulang salat maghrib dulu. Aku sudah bicara sama kepala toko dan memutuskan kalau kamu nggak jadi melamar kerja. Maaf, aku terpaksa mengambil keputusan tanpa tanya dulu ke kamu. Beliau minta jawaban segera, karena ada orang lain yang juga melamar pekerjaan di sini.""Iya, Mbak. Nggak apa-apa.""Kita pulang, ya," ajak si mb

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   208. Bidadari Kecil 3

    "Bagaimana, May?" teriak Dikri. Tidak sabar menyambut Maya yang keluar dari kamar mandi malam itu."Bentar!"Dikri mondar-mandir menunggu. Dia berharap ada kabar bahagia malam ini. Sudah membayangkan memiliki anak perempuan yang cantik. Biar terobati rindunya pada Denik.Maya keluar dari kamar mandi."Bagaimana?" "Aku hamil," ucap Maya dengan suara bergetar dan netra berkaca-kaca. Menunjukkan testpack dengan garis dua di tangannya.Mata Dikri membelalak dan langsung memeluk Maya dengan erat, hampir tak percaya dengan kabar bahagia itu meski harapannya begitu besar. "Alhamdulillah."Akhirnya setelah dua bulan menikah, Maya baru hamil. Biar menepis dugaan sebagian orang kalau mereka menikah diam-diam karena Maya hamil duluan.Tidak adanya resepsi dan nikah dadakan membuat beberapa orang berprasangka buruk. Apalagi Maya seorang janda."Besok kita cek ke dokter, Mas. Baru ngasih tahu orang tua kita.""Iya." Dikri masih speechless. Tak henti ia mengucap syukur. Masih diberikan kesempatan

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   207. Bidadari Kecil 2

    "Sampai sekarang Rayyan belum tahu kalau akulah yang menghancurkan harapannya. Semoga sampai kapanpun dia nggak akan pernah tahu, Ma.""Baiklah kalau gitu. Kita nggak usah ngadain resepsi saja." Bu Ira mengelus punggung putranya sambil tersenyum. Dalam hati berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja. Dikri dan Maya bahagia.***L***Dua bulan sudah Dikri dan Maya menjadi pasangan suami istri. Mereka tinggal di rumah orang tua Maya karena Bu Anang di Surabaya menunggui Mika yang hendak bersalin. Tiap akhir pekan mereka menginap di rumah orang tua Dikri atau berkunjung ke Surabaya.Maya membuka jendela dapur saat matahari pagi sudah menerobos masuk. Tiap selesai salat subuh, ia akan sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan. Selalu memastikan pagi mereka dimulai dengan sarapan bersama sebelum berangkat kerja. Meski sama-sama sibuk. Salah satu kebiasaan mereka adalah mengatur makan siang bersama setidaknya dua kali seminggu. Kalau Dikri ada acara di luar kantor, ia akan menjemput Maya untu

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   206. Bidadari Kecil 1

    PERNIKAHAN - Bidadari Kecil "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Di depan pintu ada Rayyan bersama Najiya yang tengah hamil besar."Hai, Ray. Ayo, masuk!" Dikri bangkit dan menyambut tamunya. Mereka jarang sekali bertemu dan berkomunikasi lewat telepon. Rayyan pasti lebih sibuk setelah menikah.Maya memperhatikan pasangan itu. Dia belum pernah melihatnya. Karena hampir kenal semua teman-teman Dikri."Nikah nggak ngabarin sih, Mas," protes Rayyan sambil bersalaman. Kemudian ia dan Najiya menyalami Maya, Pak Maksum, dan Bu Ira. Dikri mengenalkan Maya pada Rayyan dan Najiya."Mari silakan duduk," ujar Bu Ira."Maaf, rencananya kan mau tunangan dulu. Tapi kami langsung nikah siri atas saran keluarga. Baru nanti mendaftarkan pernikahan ke KUA. Kapan kalian datang?""Tadi pagi. Dan kami dikasih tahu sama Budhe. Alhamdulilah, saat berulang kali kutanyai Mas Dikri bilang nggak punya pacar. Eh tiba-tiba saja nikah. Rupanya main rahasia selama ini."Dikri tertawa. "Tanyakan ke Budhe, giman

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   205. Semalam di Telaga Sarangan 3

    "Apa dulu itu, kamu menyukai gadis lain, Dik? Makanya dengan berbagai alasan kamu menunda pernikahan kita?" Namun pertanyaan itu hanya terucap dalam dada. Dia tidak akan menanyakannya dan tidak usah tahu. Yang penting mereka sekarang berkomitmen untuk melangkah beriringan membina masa depan. Lupakan masa lalu. Sepahit apapun itu. Dirinya sudah menerima Dikri dan menerima seluruh kisahnya."Kita akan saling mencintai sampai kapanpun, May." Dikri mengecup puncak kepala istrinya. Ia menyadari betapa beruntungnya memiliki Maya. Dikri berjanji dalam hati untuk selalu menjaga Maya, melindunginya, dan menjadi suami yang setia.Maya mengeratkan pelukan. Keduanya terhanyut dalam perasaan dan tuntutan kebutuhan ragawi. Ternyata Maya sudah mengenakan gaun istimewa untuk suaminya. Membuat mereka tidak sabar untuk segera tenggelam menikmati malam pernikahan.Sarangan menjadi saksi keduanya untuk menyempurnakan hubungan. Maya tidak pernah tahu, bahwa dia bukan yang pertama bagi Dikri. "Dik, kita

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   204. Semalam di Telaga Sarangan 2

    "Setelah ini kamu dan Dikri harus mulai membahas mau tinggal di mana, May. Sebab Dikri pun sekarang menjadi anak tunggal. Jangan sampai hal begini akan jadi masalah. Kalau Mas, maunya kamu nemenin Mama," kata Bayu."Mas Bayu, nggak usah khawatir deh. Mama akan ikut aku ke Surabaya. Nungguin aku lahiran. Jangan khawatir, ada ART di rumah jadi Mama hanya duduk mengawasi saja saat kami tinggal kerja. Iya kan, Ma?" Si bungsu merangkul bahu mamanya.Sejak menikah, Mika memang mau mengajak mamanya tinggal bersama. Tapi Bu Anang menolak dengan alasan, kasihan Maya sendirian."Sekarang Mbak Maya kan sudah menikah, Ma. Ada suami yang jagain. Jadi Mama nggak perlu khawatir lagi."Bu Anang memandang Maya. Anak yang paling dekat dengannya. Dibanding dengan kedua saudaranya. Maya yang mungkin bisa dibilang kurang beruntung. Itu pun karena ada andil orang tua yang memaksakan kehendak."Nggak apa-apa Mama ikut ke Surabaya. Kalau pengen pulang ke Nganjuk kan bisa kami jemput. Pengen ke Surabaya bisa

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   203. Semalam di Telaga Sarangan 1

    PERNIKAHAN- Semalam di Telaga Sarangan "Mbak, dulu dia mengulur-ulur waktu nikahin aku. Sekarang dia maunya buru-buru. Kami nikah secepat kilat kayak habis di gropyok hansip saja.""Sssttt, jangan ngomong begitu. Memang takdir jodoh kalian baru sekarang," jawab sang kakak ipar seraya mengaplikasikan bedak di wajah Maya. "Apapun yang pernah terjadi, Mbak salut kalian bisa kembali bersama. Ini jodoh yang sempat belok arah namanya." Nafa, istrinya Bayu terkekeh. "Mbak aja kaget waktu dikabari mama.""Aku sendiri rasanya nggak percaya. Padahal aku sudah mengubur dalam-dalam harapan itu.""Kalian ini jodoh yang tertunda. Mbak doain kalian bahagia. Jangan tunda, segeralah punya momongan. Usiamu sudah tiga puluh tiga tahun, kan?"Maya mengangguk. Make up sudah selesai. Maya membuka lemarinya dan mengambil kebaya warna putih tulang. Itu baju yang ia pakai di hari pernikahan adik perempuannya. Mika. Baru setahun yang lalu, pasti masih muat. Modelnya simple, masih mewah kebaya pengantin saat

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   202. Mendadak Nikah 3

    "Sudah kubilang kalau itu bukan masalah bagiku. Kamu nggak harus berkata panjang lebar, May. Cukup bilang, ya atau tidak. Aku sudah mengerti." Dikri memandang Maya. Sedangkan Maya memandang gerimis di hadapannya. Pemandangan sore ini begitu indah. Wanita itu menoleh pada lelaki di sebelahnya. "Ya," ucapnya pasti.Senyum Dikri merekah,terlihat sangat lega. Kali ini sesuai seperti apa yang ia harapkan. "Aku akan membicarakannya dengan papa dan mama. Sudah pasti dalam waktu dekat ini, aku akan datang untuk melamarmu.""Aku ingin acara yang sederhana saja.""Aku setuju. Bagaimana kalau hari Minggu ini kami ke rumahmu.""Minggu ini?" Maya kaget. Dia pikir tidak akan secepat ini meski pun sudah mengiyakan."Iya.""Dik, aku belum ngabarin Mas Bayu. Belum tentu kalau dadakan gini dia bisa pulang. Dia yang sekarang menjadi waliku setelah papa tiada.""Ya, aku ngerti. Kalau gitu, kutunggu kabar darimu. Tapi nanti aku ingin ketemu mamamu sebentar saja.""Oke." Keduanya saling pandang. Kemudian

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   201. Mendadak Nikah 2

    "Kita bisa berjuang bersama-sama, May. Jangan lagi menyesali masa lalu. Kita buka lembaran baru.""Dik, kasih aku waktu untuk bicara dengan mamaku.""Apa aku perlu bicara langsung dengan beliau sekarang.""Jangan. Biar aku saja. Besok sepulang kerja kita bisa ketemuan. Aku sudah merasa lebih baik, jadi besok bisa masuk kerja."Dikri mengangguk. "Baiklah. Kalau gitu, aku pamit pulang. Aku mau pamitan sama mamamu." Dikri memandang pintu tengah yang menghubungkan dengan ruang belakang."Bentar." Maya bangkit dari duduknya dan mencari mamanya di belakang.Bu Anang muncul seraya tersenyum. "Mau balik, Nak Dikri?""Ya, Bu. Terima kasih untuk makan malamnya. Saya ke sini malah ngerepotin.""Nggak ngerepotin. Hati-hati ya! Salam buat Pak Maksum dan Bu Ira.""Iya, Bu." Dikri mencium tangan Bu Anang, kemudian melangkah keluar di antar oleh Maya hingga ke teras. "Besok pagi kujemput. Kuantar ke tempat kerjamu. Biar sorenya kita bisa ketemuan.""Nggak usah. Aku bisa berangkat bareng temanku.""Ok

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   200. Mendadak Nikah 1

    PERNIKAHAN - Mendadak NikahMaya spontan membeku dan bertambah pucat. Apa dia tidak salah dengar. Namun lelaki di hadapannya ini tampak sangat serius. Maya menghela nafas panjang untuk menghilangkan debaran dalam dada."Dik, kemarin dokter bilang aku hanya kecapekan, sekarang kamu ingin membuatku jantungan? Jangan bercanda, deh!""Aku nggak bercanda, May. Sumpah!"Suhu tubuh Maya yang mulai normal, kini rasanya kembali panas dingin. Sama sekali dia tidak kepikiran lagi bisa kembali bersama Dikri, meski hubungan mereka membaik belakangan ini."Aku serius, May."Maya serasa menggigil. Dia memang mencintai Dikri, tapi sejak putusnya pertunangan mereka dan Maya menikah dengan laki-laki lain, ia berusaha melupakan perasaan itu. Mengubur harapannya. Ada hal-hal yang tidak dipahami oleh Maya tentang Dikri. Di mana lelaki itu tidak begitu peduli dengan hubungan mereka disaat masih terikat pertunangan. Maya pun sebenarnya merasakan hal itu, meski tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengun

DMCA.com Protection Status