Ternyata nomernya memang tidak sama dengan nomer yang diberikan teman Puspa hari itu."Tolong kabari saya ya, Mbak!" ujar Bram melihat Dita terdiam."Insyaallah, Mas. Oh ya, saya mau pulang ya. Mama pasti nungguin saya." Dita menyimpan kartu nama Bram ke dalam tas, lantas menyalami lelaki itu. "Maaf, boleh saya tahu rumahnya, Mbak Dita."Setelah termangu sejenak, Dita mengangguk. Ketika berjalan menuju motornya, ponsel di saku celana berdering. Saat dilihat, Dita terkesiap. Itu nomer barunya Puspa. Dita mengembalikan ponsel ke saku celananya. Semoga Bram yang berjalan di sebelahnya tidak curiga.Akhirnya Bram mengikuti Dita hingga sampai depan rumah. Setelah memarkir motornya di garasi, Dita kembali ke depan. "Ini rumah saya, Mas.""Iya. Makasih banyak, Mbak. Tolong kalau Puspa datang ke sini lagi atau menghubungi, Mbak Dita, kabari saya ya. Saya benar-benar menunggu."Dita mengangguk. Bram pergi dan dia masuk ke rumah.Ponsel kembali berpendar. Puspa menelepon lagi. Dita termangu d
Read more