PERNIKAHAN - Maaf, Bunda"Jangan, Pa. Resikonya terlalu besar. Nyawa taruhannya," cegah Dikri yang kaget dengan keputusan papanya."Kalau sampai adikmu melahirkan tanpa suami, mau di taruh mana muka kita. Resikonya juga besar, Dik. Banyak yang kita pertaruhkan," debat Pak Maksum.Dikri berdecak lirih. Papanya lebih mementingkan harta dan nama baik daripada nyawa anak perempuannya. "Tapi resikonya terlalu besar, Pa. Denik minum pil, minum jus, minum ini itu, melakukan persis seperti yang dikatakan Mama. Tapi apa hasilnya? Janin itu tetap bertahan kan. Jadi kalau memaksakan diri, hanya akan menyakiti Denik. Bahkan dia bisa kehilangan nyawanya.""Lalu kita membiarkan anak itu lahir? Dan semua orang tahu, terus hancur semuanya. Begitu." Pak Maksum terlihat sangat stres. Wajahnya merah padam, tubuhnya tegang mondar-mandir di hadapan anak dan istrinya."Kuliah Denik juga terancam. Adikmu juga terbebani dengan omongan teman-temannya nanti. Jadi papa pikir, aborsi lebih baik. Kita cari dokt
Terakhir Diperbarui : 2024-10-13 Baca selengkapnya