Home / Romansa / Cinta Rahasia Sang Dokter / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta Rahasia Sang Dokter: Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

Bayi Besar yang Manja

Ruben makin tidak suka ketika Emery mengungkit apalagi menyebut nama Adrian, di saat mereka sedang bersama. Begitu rupanya, Emery coba memahami isi hati Ruben yang kini sedang dilanda api cemburu.“Tadi, katamu aku sudah bisa menempati rumah baru itu. Kalau begitu, aku akan tinggal di sana mulai malam ini. Bagaimana menurutmu?” tanya Emery meminta pendapat Ruben.“Itu bagus untukmu,” jawab Ruben.Emery melirik sambil tersenyum genit pada Ruben. “Apa kamu mau menemaniku malam ini di rumah baru itu?” tawarnya.Ruben menoleh. “Kamu ingin aku tinggal di sana semalaman?” Dia memastikannya dulu.“Kenapa tidak?” goda Emery. “Aku akan merasa kesepian di sana tanpamu.”“Tentu. Aku akan menginap di sana.” Ruben langsung setuju.Emery tersenyum agak sinis. Mudah sekali merayu Ruben di saat pria itu benar-benar jatuh ke pelukannya. Dia tidak perlu waktu lama untuk memastikannya. Ruben langsung menerima ajakan Emery tanpa alasan ini itu.Ruben yang sedang jatuh cinta berbeda sekali dengan dia keti
Read more

Curi-Curi Waktu

“Bukan. Kata siapa aku dokter? Aku adalah teman tantemu. Maukah kamu juga berteman denganku?” tawar Sean seraya membujuk anak kecil itu.Gadis kecil itu mengangguk perlahan-lahan. Dia melihat Sean seperti orang yang baik. Apalagi setelah diberitahu kalau Sean adalah teman tantenya, Sienna.“Kalau kamu mau jadi temanku, aku akan memberimu permen. Tapi, permennya ada di dalam mobil. Apa kamu mau pergi denganku untuk mengambilnya?” bujuk Sean lagi.Sean menggandeng tangan gadis kecil itu setelah keduanya bersepakat. Sienna mengikutinya dari belakang. Dia berharap semoga saja keponakannya itu mau dibujuk dan diperiksa oleh Sean.“Kudengar kamu sering mengeluh sakit perut. Apa itu benar?” tanya Sean perlahan-lahan. “Kalau boleh tahu, di mana kamu merasakan rasa sakitnya?”Gadis itu menunjuk ke arah perutnya. Sean pun segera mengetahuinya. Setelah keponakan Sienna memberitahukannya.“Kamu benar, dia mengalami usus buntu,” bisik Sean pada Sienna.“Anda yakin, Dokter Sean?” Sienna memastikann
Read more

Jangan Cari Masalah!

“Itu … tidak ada. Kami tidak saling berkomunikasi lagi,” sangkal Emery. Kedengarannya seperti kebohongan yang dibuat-buat. Tetapi, syukurlah profesor Rudiana tidak mencurigainya sama sekali.“Jangan membohongiku, Emery! Wanita licik sepertimu tidak bisa dipercaya,” tuduh profesor Rudiana.“Apa maksud Anda, Profesor?” Emery langsung gelagapan. Nada bicaranya berubah, jadi terbata-bata.‘Apa profesor tahu kalau hubunganku dengan putranya semakin dekat saat ini?’ pikir Emery.“Sebaiknya kamu berhati-hati saja denganku, Emery. Karena aku bisa saja menghancurkan karirmu dalam sekejap saja jika saya mau. Kamu paham maksud pembicaraan kita, kan?” Profesor Rudiana memperingatkan Emery.“Saya mengerti, Profesor.”Untuk sementara ini, Emery masih bisa mengelabui pria tua itu. Tapi, untuk selanjutnya dia tidak bisa memprediksikannya. Dia harus mencari cara lain agar profesor Rudiana tidak curiga kepadanya.***“Bagaimana keadaan pasienmu? Yang tadi kamu operasi?” tanya Ruben pada Sean di ruangan
Read more

Staycation Bersamamu

Pukul 6 pagi, Ruben tiba di rumah baru yang ditempatinya bersama Emery. Astaga! Dia membelalak kaget melihat seisi rumahnya sangat berantakan sekali. Ada banyak sekali sampah kemasan makanan ringan berserakan di ruang tengah.Tidak hanya itu, minuman kaleng, cangkir kopi juga memenuhi meja di ruang tengah. Lalu, ke mana Emery pergi? Kenapa dia tidak kelihatan sama sekali? Ruben merasa heran saja.“Sayang, di mana kamu?” teriak Ruben sambil berkacak pinggang.Kurang lebih, ada sekitar tiga panggilan yang sudah dilakukan oleh Ruben. Namun, Emery sama sekali tidak menyahutnya. Dia sudah berusaha menghubunginya via telepon, tetap saja Emery tidak ada jejak. Seperti hilang bagai ditelan bumi.“Emery ….” Ruben melihat-lihat di belakang sofa. Dia terkejut melihat kekasihnya berada di sana. Dia ingin ketawa sekaligus kesal.“Apa dari semalaman dia tidur di sana?” pikir Ruben.Ruben tidak habis pikir saja. Bisa-bisanya Emery ketiduran di belakang sofa. Lantas, dia mendekati Emery lalu menggend
Read more

Pasien Darurat

Emery tersenyum menanggapinya. Bukan dia tidak percaya pada Ruben. Tapi, dia ingin Ruben termotivasi mendapatkan ikan yang besar.Setelah beberapa menit, sungai di hadapan Ruben terlihat tenang sekali. Nyaris tidak ada pergerakan ikan yang berhasil menangkap umpan di kail Ruben.“Sayang, apa kamu sudah mendapatkan ikannya?” tanya Emery tak sabaran. Dia sudah siap-siap hendak memanggang ikan hasil tangkapan Ruben.“Aku belum mendapatkannya. Sabar sebentar, Sayang,” sahut Ruben.“Ya ampun! Sudah lama kamu duduk di sana dan kamu belum mendapatkan ikan satu pun?”“Sebentar lagi. Aku pasti akan mendapatkannya,” kata Ruben optimis sekali.“Kamu yakin bisa mendapatkannya?” Emery makin meragukannya.“Tentu. Masih banyak waktu sampai makan malam tiba nanti, kan?” Ruben meyakinkannya.Emery mengalah. Dia akan menunggu sampai Ruben berhasil memancing ikan di sungai. Sebenarnya dia agak lapar. Dia menyeduh mie instan dalam kemasan. Kemudian, dia duduk di samping Ruben sambil membagikan mie instan
Read more

Berbohong Lagi

“Biarkan Emery masuk. Dia hanya akan menemani pasien saja, bukan untuk melakukan operasi,” Ruben menengahi perdebatan Sienna dengan pasien.“Dokter Ruben, pihak rumah sakit tidak akan menyetujuinya,” kata Sienna mengingatkannya.“Saya yang akan bertanggung jawab atas masalah ini. Jadi, suruh Emery masuk ke ruang operasi,” perintah Ruben.“Kalau begitu, baiklah. Mohon tunggu sebentar, saya akan memanggilkan dokter Emery sesegera mungkin.” Sienna pun patuh. Dia berlarian mencari keberadaan Emery.“Di mana dia?” Sienna mengedarkan seluruh pandangannya mencari Emery. Aneh, Emery ditemukan di sekitar ruang operasi.Sienna mencari ke mana-mana. Dia lari tergopoh-gopoh karena harus menemukan Emery. Ketika dia melewati toilet, Emery baru saja keluar dari sana.“Emery! Syukurlah kamu masih ada di sini,” kata Sienna yang menghampirinya.“Ada apa, Sienna?” Raut wajah Emery langsung berubah seketika.“Pasien ingin kamu menemaninya selama operasi caesar. Dia meminta dokter Ruben untuk mengizinkanm
Read more

Ruben Dalam Masalah

Satu jam kemudian, Emery sudah tidur di kamarnya ketika Ruben tiba di rumah mereka. Ruben hanya melihatnya sekilas ketika membukakan pintu kamar Emery. Dia tidak ingin membangunkan kekasihnya itu. Hanya dengan melihatnya tertidur pulas, sudah cukup bagi Ruben. Dia juga sangat kelelahan sekali malam ini.Ruben menutup kembali pintu kamar Emery. Lalu, dia berjalan lunglai dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur sesampainya di kamar. Ada yang tengah dia pikirkan saat ini. Besok, dia harus bertanggung jawab pada pihak rumah sakit. Karena sudah mengizinkan Emery memasuki ruang operasi dan membantu persalinan pasien.Ruben termenung sendirian sambil menerawang ke langit-langit kamarnya. Dia memikirkan alasan untuk membela dan melindungi Emery dari ayahnya.***“Selamat pagi!” sapa Emery pada Ruben. Dia sedang di dapur, memasak dan menyiapkan sarapan pagi.Ruben berjalan cepat menghampiri Emery. Tiba-tiba, dia memeluk Emery dari belakang. Di saat Emery sedang memegang wajan panas.“Aku sanga
Read more

Seperti Wanita Simpanan

“Ayah, aku mohon! Tolong maafkan aku sekali ini saja,” mohon Ruben.“Semua karena ulahmu, Ben. Kamu yang berbuat, Ayah yang harus bertanggung jawab pada pihak rumah sakit. Apa kamu senang mempermainkan hidup Ayah yang sudah tua ini?” Profesor Rudiana menyalahkan Ruben.“Tidak Ayah. Aku tidak bermaksud mempermainkan Ayah. Tadinya, aku tidak akan mengizinkan Emery memasuki ruang operasi. Tapi, pasien itu terus memohon padaku. Ada banyak saksinya di ruang operasi itu. Jika Ayah butuh bukti, Ayah bisa menanyakan langsung pada mereka,” jelas Ruben panjang lebar. Dia sedang berusaha membela dirinya sendiri.“Kamu tetap bersalah, Ruben. Pihak rumah sakit tidak akan tinggal diam. Karena kamu memasukkan orang secara ilegal ke ruang operasi. Bahkan, wanita itu sudah membantu persalinan pasien tanpa izin.”“Aku mengerti Ayah.” Ruben pun menyadari kesalahannya. Percuma saja dia panjang lebar menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada profesor Rudiana. Hasilnya tetap dia yang disalahkan.“Pergilah!
Read more

Undangan Spesial Untuk Emery

“Apa?” Ruben membelalak kaget.Tidak hanya Ruben, profesor Rudiana, dan seluruh staf rumah sakit menyaksikannya. Tuan Milano dengan tegas mengumumkan pemberhentian profesor Rudiana secara mendadak, dengan lisannya langsung.Mau tidak mau, dokter Ruben yang akan mengambil alih tugas profesor Rudiana di rumah sakit. Selain menjadi dokter senior, dia juga akan menjabat posisi tertinggi di rumah sakit. Profesor Rudiana agak sedih mendengarnya. Namun, di sisi lain, dia juga begitu bangga pada putranya.Profesor Rudiana merasa tenang jika orang yang menggantikan posisinya adalah putranya sendiri. Dia tidak khawatir lagi sekarang. Memang sudah saatnya dia berhenti bekerja dan pekerjaannya diteruskan oleh Ruben.Antara senang dan cemas, perasaan itulah yang kini dirasakan oleh Ruben. Keputusan Tuan Milano yang memilihnya menjadi direktur utama sementara di rumah sakit sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Dalam beberapa hari ke depan mungkin akan ada peresmian pergantian direktur utama rumah
Read more

Kamu Milikku, Emery!

“Saya juga mendengar kalau kamu kemarin melakukan operasi caesar bersama dokter Ruben, tanpa sepengetahuan rumah sakit. Bukankah itu melanggar peraturan di rumah sakit?” Tuan Milano mengingatkan lagi kesalahan Emery beberapa hari yang lalu.“Maafkan saya, Tuan. Saya terpaksa melakukannya karena pasien ingin saya mendampinginya pada saat operasi itu berlangsung.” Emery sama sekali tidak menyangkalnya. Justru, dia memberikan penjelasan dan bisa dimaklumi oleh Tuan Milano.“Bukankah keselamatan pasien lebih penting dibandingkan status saya yang merupakan mantan pegawai di rumah sakit?” Emery membela dirinya sendiri.“Wow, berani sekali kamu berpendapat seperti itu di depan saya,” kagum Tuan Milano.“Ayah, maafkan temanku ini,” bela Adrian.“Tidak apa-apa. Justru Ayah butuh orang sepertimu, Emery. Jadi, maukah kamu kembali ke rumah sakit dan bekerja lagi di sana?” tawar Tuan Milano.“Tuan, benarkah Anda menerima saya kembali di sana?” Emery berkaca-kaca mendengarnya.“Tentu saja. Buktikan
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status