Semua Bab Cinta Rahasia Sang Dokter: Bab 41 - Bab 50

164 Bab

Rencana Licik Ruben

Pandangan Emery dan Bonar tertuju pada Ruben. Mereka menatap Ruben curiga. Ruben jadi salah tingkah karena modusnya ketahuan mereka berdua.“Sial!” dengkus Ruben kesal.“Dokter Ruben, apa Anda sengaja melakukannya? Ini, kan, trik kuno yang biasa digunakan orang tahu 90-an. Norak banget.” Emery memastikannya. Dia baru menyadarinya.“Trik kuno? Menurutku tidak. Aku memang tidak punya pilihan lain waktu itu. Aku berusaha baik mau menjemputmu dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Aku tidak mau merepotkan Bonar yang sibuk di balai desa,” Ruben beralasan. Dia membela dirinya sendiri karena tidak mau dikatain norak.“Sibuk? Tidak juga, kok,” Bonar menimpali. Dia berhasil mematahkan asumsi Ruben.Bonar ketawa sinis mendengar alasan Ruben yang terlalu dibuat-buat. Ruben juga sok tahu sekali, mengira kalau Bonar sibuk dengan urusannya di balai desa. Sepagi itu Bonar belum berkegiatan. Urusan menjemput Emery, itu memang sudah menjadi tugas hariannya. Kekanak-kanakan sekali sikap Ruben, menurut Bo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

Pindah Ke Rumah Emery

Ruben tak sengaja memeluk Emery. Sebelum Emery menyadarinya dan menghindar secepatnya, Ruben menarik pinggang wanita cantik itu hingga menempel di tubuhnya. Suara desahan pelan terdengar dari bibir Emery.“Aaahhh ….” Emery berusaha melepaskan diri dari pelukan Ruben.Ruben ingin sekali mencium bibir Emery. Sayang sekali usahanya gagal. Karena Emery keburu lepas dari genggamannya.“Maaf,” ucap Ruben. “Aku tidak sengaja menyentuhmu,” sesalnya.“Aku yang harusnya meminta maaf. Tadi, aku takut sekali ketika tikus itu hampir menggigit kakiku,” Emery beralasan.Emery salah tingkah. Dia kikuk sekali di hadapan Ruben. Dia sampai bingung harus melakukan apa saat ini.“Emery, tolong bawakan goodiebag ini!” Ruben meminta tolong. Dia harus mencairkan suasana yang membingungkan itu sebelum seisi ruangan di sana terasa hening.“Ah, iya. Baiklah!” Emery patuh. Dia pun mengalihkan perhatiannya pada sebuah goodiebag.Setelah itu, keduanya pergi meninggalkan tenda. Sore ini mereka akan pulang bersama k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

Napas Buatan

Pagi-pagi sekali, Emery keluar dari kamarnya dan hendak masuk ke kamar mandi. Dia mau mandi dan bersiap-siap berangkat kerja.Ceklek!Penghuni kamar sebelah juga membuka pintu. Emery dan Ruben saling beradu pandang mengamati penampilan masing-masing. Tak lama kemudian, mereka tersadar.Astaga! Emery kikuk sekali di hadapan Ruben. Begitu pula sebaliknya. Lalu, siapa yang duluan masuk ke kamar mandi?“Emery, aku ingin kamu mengalah. Aku dulu yang masuk ke kamar mandinya, ya?” mohon Ruben sambil pasang muka meringis.“Hah? Kenapa?” Emery tidak mengerti. Padahal, kan, dia duluan yang membuka pintu kamar mandinya.“Aku ada urusan mendesak. Ini sangat darurat,” Ruben beralasan.“Urusan mendesak? Darurat?” gumam Emery bingung.“Kebelet,” jelas Ruben.“Oh, itu … iya udah. Silakan kalau begitu!” Emery yang baru saja menyadarinya pun mempersilakan Ruben duluan memasuki kamar mandinya.Ruben menerobos masuk ke kamar mandi. Dia sudah tidak tahan lagi. Perutnya sakit, melilit. Dia harus segera bua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

Jatuh Cinta Pada Orang yang Sama

“Lepaskan saya!” kata Emery berontak.Ruben melepasnya, sesuai dengan keinginan Emery. Lantas, Emery pun bergegas turun dari mobil. Dia pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Ruben yang masih senyum-senyum sendiri di dalam mobil.“Dia pasti malu sekali tadi,” pikir Ruben.“Aku yakin, Emery pasti masih menyukaiku,” kata Ruben sembari melihat wajahnya di pantulan kaca spion. Dia terlalu percaya diri sekali malam ini.Sementara itu, Emery makin mempercepat langkah kakinya. Dia canggung sekali.“Apa yang kulakukan tadi di hadapannya? Itu kan, sangat memalukan sekali,” ujar Emery. Wajahnya sudah sangat memerah dan dia tidak ingin berhadap-hadapan lagi dengan Ruben dalam waktu yang cukup lama. Bisa berbahaya sekali untuknya.Ruben baru beberapa hari saja tinggal di rumahnya sudah ada banyak kejadian yang menimpa Emery. Tidak hanya kesal dengan semua tingkah laku Ruben, seniornya itu sudah berhasil mengobrak-abrik isi hati Emery lagi. Yang semula ingin sekali dia kubur dalam-dalam perasaanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Emergency Couple

“Hentikan!”Emery tidak sanggup melakukannya lebih jauh lagi. Dia tidak ingin Ruben tahu tentang perasaannya yang sebenarnya. Bahwa dia masih mendamba sentuhan hangat dari pria yang sangat dicintainya itu.“Emery … kamu masih mencintaiku, kan?” terka Ruben. Dia harus memastikannya langsung pada orang yang bersangkutan.Emery segera menjaga jarak dengan Ruben. Dia tidak berani mengangkat wajahnya karena takut ketahuan. Ruben tahu betul kalau dia tidak pandai berbohong. Kedua matanya begitu sayu dan memancarkan kebenaran tentang isi hatinya.“Sudah malam, tidurlah! Besok pagi kita masih harus bekerja,” kata Emery yang buru-buru pergi.Emery mempercepat langkahnya menuju kamarnya. Dia malu sekali atas kejadian yang baru saja dialaminya.“Bodoh!” Emery menyalahkan dirinya sendiri. “Kenapa aku bisa seceroboh itu membalas ciuman Ruben?” sesalnya.Emery bersembunyi dibalik selimutnya. Dia memejamkan mata, pura-pura tidur saja.Sementara di ruangan lain, Ruben tersenyum puas mengingat-ingat k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Emery Mulai Goyah

“Maaf, apa saya mengganggu kalian?” Sienna agak canggung ketika memergoki Emery dan Ruben sedang bersama di tenda pemeriksaan.“Ah, tidak. Saya akan pergi sekarang. Permisi,” kata Emery buru-buru pergi. Dia diuntungkan dengan kedatangan Sienna ke tenda itu.Jantung Emery masih berdegup kencang saat bersama Ruben. Dia menghela napas panjang dan berusaha tetap tenang. Dia harus bersikap seperti seorang yang profesional. Dia tidak boleh mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.“Tapi, kenapa Ruben yang sekarang berbeda sekali dengan yang dulu? Dia terlihat lebih manis dibandingkan sebelumnya,” khayal Emery. Dia senyum-senyum sendiri memikirkannya.Emery berjalan menuju balai desa. Saat ini, dia membutuhkan ketenangan. Jadi, dia akan berjalan-jalan sebentar sambil memeriksa pasien yang berada di tenda darurat.Tak lama waktu berselang, telepon Emery berdering panjang. Ada panggilan masuk dari Sean.“Sayang, kamu dari mana saja? Kenapa tidak menjawab teleponku tadi pagi?” tanya S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Jadi Istri

“Apa kamu baik-baik saja sekarang?” Ruben khawatir setelah mendengar Emery tersedak.“Ya, aku tidak apa-apa,” balas Emery. Dia menenangkan diri terlebih dahulu. Sebelum melanjutkan kembali pembicaraannya dengan Ruben.“Kenapa kamu diam aja?” Ruben menunggu Emery bicara.Sempat hening beberapa saat. Setelah itu, Emery pun melanjutkan lagi pembicaraannya.“Aku heran aja sama kamu. Bukankah dulu kamu takut sekali untuk menikah denganku?” Emery mengungkit pembicaraan Ruben di masa lalu.“Itu dulu. Sekarang, aku berubah pikiran,” ungkap Ruben.Emery tersenyum agak dipaksakan. “Aku tidak akan pernah melupakan kejadian malam itu. Ketika kamu menelantarkanku sendirian di restoran itu hingga tengah malam,” kenangnya.“Aku minta maaf. Kamu sudah tahu alasanku waktu itu, kan?” sesal Ruben.Emery bangkit dari tempat duduknya. Lalu, dia beranjak pergi meninggalkan Ruben yang masih duduk di meja makan. Sialan! Selera makannya langsung hilang karena pembicaraan Ruben yang sangat tidak berfaedah.“Em
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Senior Penggoda

Emery tidak bisa fokus bekerja didekat Ruben. Padahal saat itu ada banyak sekali pasien yang sedang menunggu untuk diperiksa olehnya.“Emery, kenapa kamu melamun?” Ruben membuyarkan lamunannya. “Apa kamu sedang tidak enak badan?” tanyanya penuh perhatian.Sienna dan rekan dokter relawan lainnya menoleh ke arah Emery dan Ruben secara bersamaan. Gelagat mereka berdua sangat aneh. Ruben sudah mulai berani menunjukkan perhatiannya pada Emery.“Tidak apa-apa. Permisi,” ucap Emery yang terburu-buru pergi. Lebih baik dia memeriksa keadaan pasien lain.“Emery, kamu kenapa?” gumam Sienna. “Apa mereka saling jatuh cinta lagi?” terkanya.“Dokter Emery! Tolong kami! Pasien sudah mulai kontraksi,” kata seorang perawat melaporkannya pada Emery.“Baik. Kita ke sana sekarang!” Emery bergegas pergi memeriksanya.Pasien yang akan segera melahirkan itu sudah melewati pembukaan empat. Tidak lama lagi pasien akan melahirkan, sekitar dalam hitungan jam. Pasien sudah berada di tahapan pertama yaitu dilatasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Harus Kembali Ke Rumah Sakit

“Emery!” panggil Ruben di luar sana sambil mengetuk pintu rumahnya dengan tidak sabaran.“Ruben?” Emery mengerutkan keningnya. “Mau ngapain dia malam-malam begini ke rumahku?”Emery beranjak dari tempat duduknya. Lalu, dia membukakan pintu rumahnya dan Ruben menerobos masuk ke dalam.“Apa kamu punya garam? Boleh aku memintanya sedikit saja?” pinta Ruben.“Ada di dapur. Kamu bisa mengambilnya,” sahut Emery.“Baik. Aku akan ke dapur untuk mengambilnya.” Ruben bergegas pergi ke dapur. Tak lama kemudian, dia juga berteriak lagi.“Mer, sekalian sama gula dan mie instannya, ya?” pinta Ruben selanjutnya.“Iya, ambil saja!” Emery mempersilakannya. “Mer!” panggil Ruben lagi.“Astaga! Ada apa lagi sih?” Emery sampai kesal. Dia menghampiri Ruben di dapur.“Ah, kebetulan kamu datang. Di mana kamu menaruh garam dan gulanya? Aku tidak bisa menemukannya,” Ruben beralasan.Emery berdecak. Lalu, dia mulai mencari bumbu-bumbu dapur itu di lemari makanan. Beberapa detik, dia tertegun. Sepertinya dia lu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Pergi Untuk Kembali

"Dari mana kamu tahu? Aku belum mengatakan apa-apa lho sama kamu," Emery heran.Sienna membalikkan tubuh. Lalu, dia menunjukkan teleponnya."Pengumumannya sudah tersebar di grup kami," kata Sienna memberitahu."Oh begitu rupanya." Emery baru menyadarinya. Dia tidak terpikirkan ke arah sana tadi.Ternyata perintah dari profesor Rudiana sudah dipublikasikan di grup dokter relawan rumah sakit. Emery tidak tahu akan hal itu. Karena dia sudah bukan lagi bagian dari rumah sakit, tempatnya bekerja dulu."Aku akan berkemas sekarang. Aku pergi dulu ya, Mer," pamit Sienna.Sienna berjalan cepat meninggalkan Emery. Lantas, Emery pun bergegas menuju tenda darurat. Dia tidak ingin membuat pasien-pasiennya menunggu terlalu lama.Beberapa jam kemudian, Emery sudah selesai memeriksa pasien-pasiennya. Dia segera memenuhi panggilan dari kepala desa. Ada yang ingin disampaikan kepala desa pada Ruben dan para dokter relawan lainnya sebelum mereka kembali ke rumah sakit.Kepala desa memberikan sambutan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status