Home / Romansa / Cinta Rahasia Sang Dokter / Pergi Untuk Kembali

Share

Pergi Untuk Kembali

last update Last Updated: 2024-09-26 13:49:27

"Dari mana kamu tahu? Aku belum mengatakan apa-apa lho sama kamu," Emery heran.

Sienna membalikkan tubuh. Lalu, dia menunjukkan teleponnya.

"Pengumumannya sudah tersebar di grup kami," kata Sienna memberitahu.

"Oh begitu rupanya." Emery baru menyadarinya. Dia tidak terpikirkan ke arah sana tadi.

Ternyata perintah dari profesor Rudiana sudah dipublikasikan di grup dokter relawan rumah sakit. Emery tidak tahu akan hal itu. Karena dia sudah bukan lagi bagian dari rumah sakit, tempatnya bekerja dulu.

"Aku akan berkemas sekarang. Aku pergi dulu ya, Mer," pamit Sienna.

Sienna berjalan cepat meninggalkan Emery. Lantas, Emery pun bergegas menuju tenda darurat. Dia tidak ingin membuat pasien-pasiennya menunggu terlalu lama.

Beberapa jam kemudian, Emery sudah selesai memeriksa pasien-pasiennya. Dia segera memenuhi panggilan dari kepala desa. Ada yang ingin disampaikan kepala desa pada Ruben dan para dokter relawan lainnya sebelum mereka kembali ke rumah sakit.

Kepala desa memberikan sambutan da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kalung Berlian itu Hilang

    “Ruben!” panggil Sean. Dia melihat Ruben keluar dari ruangan profesor Rudiana.Ruben menoleh. Raut wajahnya masih kelihatan kesal sekali setelah berdebat hebat dengan ayahnya.“Kapan kamu datang?” tanya Sean sekadar basa-basi.“Barusan,” sahut Ruben agak ketus.“Kamu ada waktu sekarang? Aku mau ngomong sama kamu,” kata Sean. Sepertinya pembicaraan mereka akan sangat serius sekali kali ini.“Soal apa?” Ruben ingin tahu.“Emery,” balas Sean.Ruben manggut-manggut. “Oke. Kita ke kafetaria aja,” sarannya.Ruben dan Sean pergi bersama-sama ke kafetaria. Tak lama waktu berselang, mereka tiba di kafetaria sembari memesan kopi favoritnya masing-masing.“Mau ngomong apaan?” tanya Ruben tak sabaran.Sean memperlihatkan foto-foto mesra Ruben dengan Emery di galeri teleponnya. Ruben tersontak kaget. Dia tidak mengira kalau Sean memiliki foto-fotonya kemarin selama dia menjadi dokter relawan di Pulau Borneo."Apa kamu bisa jelasin apa maksud dari semua ini?" desak Sean."Itu ...." Ruben terbata-ba

    Last Updated : 2024-09-27
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Apa yang Sedang Dipikirkan Ruben?

    “Di mana kalung berlian itu?” Emery masih sibuk mencari kalung berlian yang dilempar Sean ke kolam ikan.Emery turun ke dasar kolam. Dia berusaha menemukan kalung berlian itu. Dia takut sekali saat memasuki kolam ikan yang tingginya hampir setengah dari badannya. Bagaimana jika kalung berlian itu benar-benar hilang, tidak bisa ditemukannya? Dia panik sekali waktu itu.“Nona, apa yang Anda lakukan di sana?” Seorang pelayan datang menghampirinya. Dia terkejut melihat Emery turun ke kolam.“Maafkan saya. Saya sedang mencari barang saya yang hilang di sini,” Emery beralasan.“Barang seperti apa itu, Nona? Saya akan membantu Anda,” kata pelayan itu menawarkan diri.“Kalung saya,” jelas Emery sambil terisak. Dia mengatakan pada pemuda itu sambil berurai air mata.“Baik. Saya akan membantu Anda mencarinya.” Pemuda itu turun ke kolam ikan untuk membantu Emery mencari kalungnya yang hilang.Selang satu jam kemudian, kalung itu akhirnya bisa ditemukan. Emery menghela napas lega setelah nyaris f

    Last Updated : 2024-09-27
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Cinta Sendiri

    “Apa? Kamu ingin apa?” Emery memotong pembicaraan. Ruben belum selesai mengatakan keinginannya pada Emery.“Ah, sudahlah! Lupakan saja.” Ruben tidak melanjutkan pembicaraan.Ruben tahu, saat ini bukan waktu yang tepat. Meskipun dalam hatinya dia sedang ingin bercinta. Emery belum siap menerima itu.“Kausnya sudah kering. Sebaiknya, aku siap-siap untuk pulang sekarang,” kata Emery.“Pulang? Secepat itu?” Ruben mengernyitkan dahi.“Iya. Aku harus segera pulang. Aku tidak ingin orang tuaku khawatir dan menungguku di rumah,” Emery beralasan.“Baiklah, aku akan mengantarmu. Tunggu sebentar, ya!” Ruben bergegas mengambil sweater, dompet, dan kunci mobilnya.Emery menghela napas panjang. “Hampir saja.”“Hampir apa?” sela Ruben. Dia mendengar celetukan Emery.Emery menggelengkan kepalanya. Lalu, dia segera mengambil pakaian dan tasnya. Kemudian, keduanya pergi meninggalkan rumah.***Emery baru saja tiba di rumah orang tuanya. Ruben mengantarnya sampai depan rumah. Namun, dia belum diperboleh

    Last Updated : 2024-09-28
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Hanya Modal Nekad dan Cinta

    Emery merenung sendirian di kamarnya, memikirkan semua perkataan Ruben tempo hari sebelum mereka berpisah di bandara. Tidak hanya kemarin, beberapa waktu lalu pun dia masih mempertimbangkan ucapan Ruben.“Apa dia sungguh-sungguh mengatakannya? Atau dia hanya mengumbar janji-janji manis saja supaya aku percaya lagi kepadanya?” Emery gundah. Dia sampai bolak-balik di dekat tempat tidurnya.Telepon Emery berdering lagi. Saat itu ada panggilan masuk, bersamaan, dari Sean dan Ruben. Emery sampai bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu.“Kenapa mereka meneleponku di waktu yang sama?” keluh Emery.Emery memejamkan kedua matanya lalu dia menekan tombol untuk menjawab salah satunya. Dan jarinya menekan ke tombol Ruben.“Halo?” sapa Emery. Dia masih belum membukakan mata.“Sayang, gimana kabarmu di sana?” sahut Ruben.Emery lekas membuka matanya. Rupanya itu suara Ruben. Dia merasa lega karena pilihannya jatuh pada Ruben.“Aku baik-baik saja di sini,” kata Emery.“Kamu sudah makan mala

    Last Updated : 2024-09-28
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Rebut Hatinya Lalu Tinggalkan Dia

    Emery menyunggingkan senyum licik di hadapan profesor Rudiana. Ucapannya begitu meyakinkan sehingga membuat profesor Rudiana percaya kepadanya. Tanpa pikir panjang, profesor pun menerima tawaran Emery. Karena Emery sudah berjanji kepadanya tidak akan melakukan sesuatu yang merugikannya, termasuk berhubungan lagi dengan Ruben, putranya.“Baiklah. Saya akan menerimamu lagi di sini. Tapi, untuk sementara, kamu belum bisa masuk ke rumah sakit dan bekerja di sana. Saya ingin melihat buktinya terlebih dahulu. Kalau kamu benar-benar tidak mengganggu putra saya lagi,” kata profesor Rudiana.“Saya mengerti, Profesor,” balas Emery sambil menganggukkan kepalanya.“Jika kinerjamu bagus dan kamu mendapatkan nilai sempurna di setiap mata kuliah yang diberikan di kampus, saya akan mempertimbangkan lagi posisimu di rumah sakit,” janji profesor Rudiana.“Terima kasih, Profesor. Saya janji, saya akan belajar lebih rajin lagi,” ucap Emery.“Bagus. Saya tidak akan pernah menerimamu lagi di rumah sakit ap

    Last Updated : 2024-09-29
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Rumah Baru

    Emery tiba di kampus tepat pukul 8 pagi. Dia memasuki ruang kelasnya dan duduk rapi sambil menunggu perkuliahan dimulai. Seorang teman pria duduk di sampingnya. Lalu, pria itu tersenyum kepadanya.“Hai, boleh aku duduk di sini?” tanya pria itu seraya meminta izin pada Emery.“Tentu. Silakan saja!” sahut Emery sambil balas tersenyum.“Namaku Adrian. Kalau kamu?” Pria itu memperkenalkan diri.“Emery,” balas Emery.“Nama yang bagus dan kamu juga sangat cantik,” puji Adrian.“Terima kasih,” ucap Emery. Dia mulai risih karena teman sebelahnya banyak bicara kepadanya.“Apa kamu sudah punya pacar?” tanya Adrian secara terang-terangan.Emery terlonjak kaget mendengar pertanyaan Adrian. Tidak hanya dia, teman-teman sekelas yang lain pun menoleh ke arahnya secara bersamaan.“Aku ….” Emery bingung menjawabnya. Apa yang harus dia katakan pada Adrian di hadapan teman-teman sekelasnya yang lain juga? Semua mata sedang tertuju kepadanya. Seolah-olah mereka sedang menantikan jawaban Emery. Dia meras

    Last Updated : 2024-09-29
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Teman Sekelas Emery

    Emery tersenyum menanggapinya. Dia berusaha menenangkan perasaan Ruben yang kalut dan mencemaskannya. Ruben takut sekali jika ada ucapan ayahnya yang tidak berkenan di hati kekasihnya itu."Percaya sama aku aja, aku tidak menyembunyikan apa pun darimu," kata Emery yang terus meyakinkannya.“Baiklah. Aku percaya sama kamu, Sayang,” balas Ruben.‘Apa dia mencurigaiku karena aku kelihatan sedang berbohong kepadanya?’ pikir Emery. Dia takut sekali jika rencananya berantakan karena Ruben mencium kebohongannya.“Aku cuma mau bilang sama kamu. Untuk saat ini, kamu harus baik pada ayahku. Give in so that no one can defeat you. Humble yourself so that no one can humble you,” pesan Jhon.“Aku mengerti,” Emery patuh.“Bagus. Itu yang kusuka darimu, Sayang. Kamu selalu patuh dan tidak pernah membantah. Itu salah satu alasanku mencintaimu,” ungkap Ruben.“Tapi, dulu kamu selalu memarahiku,” keluh Emery. Ketika dia mengingat-ingat kejadian di masa lalu.“Itu karena aku masih menjadi seniormu. Aku m

    Last Updated : 2024-09-29
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kedatangan Tamu Tak Diundang

    Emery mendekati pintu rumah dan melihat keadaan di luar. Ada seorang kurir makanan di depan rumahnya. Lantas, dia membukakan pintu rumahnya.“Permisi, apa Anda Nona Emery?” tanya kurir pengantar makanan itu pada Emery. “Iya, benar. Maaf, siapa yang memesan makanan itu?” Emery balik bertanya.“Tuan Ruben yang telah memesankannya untuk Anda. Mohon diterima, Nona,” kata kurir itu memberitahu.“Oh, begitu rupanya.” Emery senyum-senyum sendiri menerima paket makanan itu.‘Dia memesan dan mengantarkan makanan sebanyak ini?’ Emery membelalak kaget melihat isi goodiebag dari kurir pengantar makanan itu.Emery jadi teringat pada kebaikan Sean. Pria itu pernah melakukan hal yang sama di masa lalu kepadanya. Jika teringat lagi tentang semua kebaikan Sean kepadanya, dia jadi makin merasa bersalah karena menolak cinta dari pria baik itu.“Apa kabar dia sekarang?” Emery ingin tahu kabarnya. Sudah lama dia tidak bertemu dengan Sean lagi, kenangnya.Emery membuka isi goodiebag itu. Kiriman makanan d

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Resolusi dan Pilihan Emery

    “Iya, aku tahu itu. Kamu nggak usah ngegas gitu, Ruben,” balas Sean. “Tidak diberitahu pun aku sudah tahu.”“Aku hanya mengingatkanmu aja, Sean. Barangkali kamu sudah lupa. Kalau Emery hanya milikku seorang,” kata Ruben dengan bangga.“Cuih! Seenaknya saja ngaku-ngaku dia milikmu. Jika dia milikmu lantas kenapa kamu melepasnya pergi. Bodoh!” ejek Sean.“Aku tidak melepasnya. Dianya aja yang banyak pertimbangan,” Ruben membela diri.“Terang aja dia banyak pertimbangan. Sikapmu aja kayak bunglon, sering berubah-ubah nggak karuan.”“Sudah hentikan! Aku nggak mau kita bertengkar.”“Lalu, kamu menelponku hanya untuk menanyakan hal ini aja?”“Sean, aku mohon sama kamu. Bantu aku untuk mengawasinya. Cuma kamu satu-satunya keluargaku yang bisa kuandalkan di sana. Kamu mau, kan, membantuku?” pinta Ruben dengan nada memelas.&ldquo

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Dinamika Hubungan Emery Dengan Kedua Pria

    “Sean?” Emery membuka kaca mobil dan berbincang sebentar dengan Sean.“Apa kamu sedang terburu-buru? Aku ingin mentraktirmu minum kopi. Gimana?” tawar Sean.“Aku minta maaf, Sean. Aku harus segera menjemput Ben di daycare. Lain kali saja, oke?” tolak Emery dengan ramah.“Oh, oke. Tidak apa-apa. Hati-hati saat berkendara!” Sean menasihati. Emery mengangguk mantap.Tak lama setelah berpamitan dengan Sean, Emery melajukan mobilnya meninggalkan gedung rumah sakit.***“Kamu yakin tidak ingin ikut denganku?” Ruben memastikannya kembali. Siapa tahu Emery berubah pikiran di saat-saat terakhir mereka berpisah di bandara.“Aku akan menunggumu,” kata Emery.“Kamu yakin bisa menungguku?” Ruben takut sekali. “Kamu tidak akan berpaling dan jalan sama pria lain, kan?”“Pria lain, siapa maksudmu?” Emery tersinggung dengan ucapan

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Persimpangan Hati Emery

    Emery mulai menyadari perhatian dari kedua pria tersebut, yang masing-masing menunjukkan rasa cinta dengan cara yang berbeda. Ruben adalah sosok romantis yang penuh tekad. Meski terkadang, dia sangat menyebalkan dengan sikap plin-plannya yang seperti bunglon, sering berubah-ubah.Sementara, Adrian adalah pribadi yang tenang dan suportif. Seperti katanya, dia selalu ada setiap kali Emery membutuhkan pertolongan atau teman untuk bercerita. Kali ini, Emery benar-benar mengalami dilema. Dia berada diposisi sulit karena harus memilih antara dua pilihan. Impian masaa depan bersama Ruben atau kenyamanan emosional yang ditawarkan oleh Adrian.“Nak, kamu akan memilih yang mana seandainya kamu menjadi Ibu?” tanya Emery saat dia memerhatikan bayi Ben yang sedang menyusui.Bayi Ben hanya tersenyum menanggapi cerita Emery. Seolah-olah balita mungil itu mengerti bahwa yang bisa menjawab pertanyaan itu adalah ibunya sendiri.“Sekarang, kamu juga membua

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Persaingan Sportif Antara Ruben dan Adrian

    “Beri aku waktu!” pinta Emery.“Apa? Waktu?” Ruben membelalak.Emery mengangguk mantap. “Aku masih mempertimbangkannya. Jika aku menikah sekarang, lalu bagaimana dengan Ben Joshua, anak kita?”“Memangnya kenapa dengan dia?” Ruben agak heran. “Bukankah itu bagus untuk perkembangan dia? Dia memiliki keluarga yang lengkap ada orang tua yang akan merawat dia.”“Maksudku, jika Ben dibawa ke luar negeri, aku khawatir dia belum bisa beradaptasi,” kata Emery beralasan.“Dia anak yang pintar. Aku tahu itu. Dia akan lebih cepat beradaptasi di sana. Aku yakin itu,” Ruben berpendapat.Emery kehabisan ide. Bagaimana caranya dia harus menjawab pertanyaan Ruben soal lamaran itu?“Emery ….” Ruben meraih tangan Emery dan coba membujuknya kembali.“Aku ingin melihatmu membuktikan lagi cintamu. Kamu tahu, kan, sejak kamu meragukan kehamilanku hatiku sangat sakit. Saat itu aku berpikir, aku tidak bisa lagi bersama orang yang selalu berprasangka buruk padaku. Apalagi menuduhku yang tidak-tidak,” jelas Eme

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tamu Istimewa

    “Jangan menggangguku! Aku mau tidur,” balas Emery yang tidak mau berbalik ke arah Ruben.“Sayang, kamu mengabaikan aku?” Ruben protes. Dia tidak terima Emery bersikap tidak peduli lagi kepadanya.“Ayolah!” bujuk Ruben.Emery tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya kelelahan setelah seharian mengurus bayi Ben. Dia butuh banyak istirahat.“Sudah kubilang, jika kamu terus menggangguku, aku terpaksa menendangmu dari kamarku. Kamu mau aku melakukannya?” ancam Emery meski kedua matanya terpejam.Ruben pun akhirnya menyerah. Jika itu yang diinginkan Emery, dia memilih untuk mengalah saja. Dia tidak mau ambil risiko seandainya Emery marah hanya karena masalah sepele seperti itu. Dia turun dari ranjang Emery dan kembali ke sofa bed tempatnya tidur.‘Malam ini kelabu sekali bagiku,’ ujar Ruben dalam hati.***Beberapa bulan kemudian, Emery pergi ke rumah sakit tempat dia bekerja

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Usaha Ruben: Menginap Di Rumah Emery

    “Ruben, hentikan!” tegas Emery. “Aku tidak mau berdebat soal ini.”“Kenapa? Jadi, sekarang kamu lebih mementingkan jabatan di rumah sakit itu dibandingkan kebahagiaan kita berdua dan anak kita?” Ruben sewot.“Aku belum memutuskan apa-apa,” gumam Emery.“Lalu, kenapa kamu mengangguk? Itu sama artinya kamu menyetujui tawaran dari Adrian.”“Itu hanya gerakan refleks saja,” sangkal Emery.“Kamu tidak bisa dipercaya.” Ruben melangkah pergi karena tidak puas mendengar jawaban dari Emery.Ruben pergi sambil mendengkus kesal. Dia meninggalkan rumah dan lekas menyalakan mesin mobil. Tak lama waktu berselang, mobilnya melaju kencang meninggalkan kediaman Emery.“Dia masih sama seperti dulu. Pemarah dan emosinya sangat labil. Dia tidak pernah bisa mendengarkan penjelasanku,” keluh Emery sembari mengelus dada.Terkadang keragu-raguan itu yang me

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kontribusi Ruben Pada Ben Joshua

    Pagi tiba. Ruben terbangun dari tidurnya. Dia mendapati dirinya tengah berbaring di atas sofa, di ruang tamu rumah Emery.“Apa semalam aku ketiduran di sini, ya?” Ruben lupa-lupa ingat. Yang dia ingat semalam … hanya kecupan dan bisa mencuri-curi waktu bermesraan dengan Emery dikala putranya tertidur pulas.Ruben senyum-senyum sendiri mengingat kejadian semalam. Tanpa disadarinya, Emery keluar dari kamarnya dan hendak membawa putranya meninggalkan rumah.“Emery, kamu mau ke mana dengan Ben Joshua?” tanya Ruben. Dia bangkit dari sofa.“Aku mau ke klinik dokter anak. Hari ini jadwal imunisasi anakku,” sahut Emery.“Pagi ini?” Ruben memastikannya. Emery mengangguk.“Tunggu sebentar! Beri aku waktu lima menit untuk mandi. Setelah itu, aku akan mengantarmu ke klinik.” Ruben segera beranjak dari sofa dan lekas ke kamar mandi.Emery dibuatnya melongo dengan sikap Ruben yang m

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Terapi Manajemen Emosi

    “Aku … tadi sedang menyusui putraku. Jadi, aku tidak memegang ponsel,” kata Emery beralasan.“Tapi, setidaknya kamu bisa memberitahuku terlebih dahulu, kan? Jangan membuatku cemas!” Emosi Ruben meledak-ledak saking khawatir dengan keadaan Emery.“Sejak kapan kamu peduli padaku?” sindir Emery.“Aku selalu peduli sama kamu, kamunya saja yang tidak peka terhadap perasaanku,” ketus Ruben seraya memalingkan wajah. Sesekali dia melirik Emery karena mantan istrinya itu tidak memberi respon apa pun.“Masuklah! Udara di luar sangat dingin,” kata Emery mempersilakan Ruben masuk. “Lagian hujan-hujan begini dan sudah larut malam malah datang bertamu, memangnya nggak bisa besok pagi saja?” gerutunya sambil menutup pintu setelah Ruben masuk ke ruang tamu.Tiba-tiba, kedua tangan Ruben melingkar di pinggang Emery. Pria itu memeluk Emery dari belakang dengan sangat erat.“A

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kesempatan Kedua Untuk Ruben

    Keesokan paginya, Ruben terbangun dari tidurnya. Ketika dokter akan kembali memeriksa bayi Ben Joshua. Ajaibnya, demam Ben Joshua langsung menurun drastis. Emery makin terharu dengan apa yang telah dilakukan Ruben pada Ben Joshua.“Demamnya sudah turun. Terima kasih banyak, Dokter Ruben. Anda sudah melakukannya dengan baik. Hanya seorang ayahlah yang mampu melakukannya,” puji dokter itu dengan bangga.“Terima kasih. Anda juga sudah melakukan yang terbaik untuk putra saya,” balas Ruben. Secara tidak langsung dia mengakuinya di hadapan semua orang. Termasuk Emery.“Hari ini bayi Ben Joshua boleh pulang. Tapi, perhatikan perkembangannya lagi. Jangan sampai dia demam kembali,” saran dokter.Emery dan Ruben mengangguk bersamaan. Mereka terlihat kompak sekali saat ini. Setelah itu, dokter pergi meninggalkan ruang inap Ben Joshua. Bayi tampan itu masih tertidur pulas saat Emery memindahkannya ke ranjang pasien.Sementara itu, Ruben mengambil kemejanya. Lalu, dia memakainya kembali sambil mem

DMCA.com Protection Status