Home / CEO / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

112 Chapters

Pengakuan Lain

Siang harinya. Eve dan Grisel menghadiri rapat perusahaan. Keduanya duduk tak berdekatan..“Apa kamu tahu, aku dengar Pak Kaivan mencari pemilik bros yang tertinggal di villa,” bisik salah satu staff lainnya.Grisel mendengar suara staff yang sedang bergosip sebelum rapat dimulai karena dia duduk di dekat staff itu. Dia menajamkan pendengaran ingin mendengar jelas apa yang dibicarakan keduanya.“Betul, tapi sepertinya sampai sekarang belum ada yang mengaku bros siapa itu.”“Iya, apalagi katanya pemilik bros itu masuk kamar Pak Kaivan saat malam hari, karena itu Pak Kaivan mencarinya.”“Masuk? Masuk bagaimana maksudmu? Masuk saja atau mereka ….”Staff satunya langsung memberi isyarat agar tidak dilanjutkan atau akan membuat mereka mendapat masalah jika ada yang mendengar. Mereka pun akhirnya diam setelah bergosip tentang atasan mereka.“Bros?” Dahi Grisel berkerut halus, apalagi saat mendengar kalau pemilik bros masuk kamar Kaivan saat di villa. Dia diam sesaat lalu menoleh ke Eve dan t
Read more

Yakin Tak Yakin

Dahi Kaivan berkerut halus mendengar jawaban Grisel, lalu memandang ke bros yang dipegangnya. Dia tidak percaya kalau Grisel adalah pemilik bros itu, tapi mengingat nama tengah Grisel berinisial E juga tanda merah di bagian atas tubuh Kaivan, membuat pikiran Kaivan goyah. “Jadi, malam itu kamu yang masuk ke kamarku?” tanya Kaivan dengan kedua alis saling bertautan saat menatap Grisel.Grisel masih menundukkan kepala, sikapnya seperti menunjukkan sebuah keraguan tapi itu hanya sebuah sandiwara.“Sa-saya ….” Grisel bersandiwara seperti takut, tapi sebenarnya hal itu hanya untuk meyakinkan Kaivan saja.“Katakan saja, apa benar kamu yang masuk ke kamarku malam itu?” tanya Kaivan lagi dengan sedikit nada penekanan.Grisel langsung berlutut saat mendengar kedua kalinya Kaivan menanyakan hal itu.Kaivan terkejut karena Grisel sampai berlutut, tapi dia tetap memasang wajah datar.“Saya minta maaf, Pak. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya mabuk dan tidak tahu itu kamar Anda, saya ingin bilan
Read more

Ketahuan

“Ini Grisel, dia salah satu staff di perusahaan. Dia bekerja menjadi salah satu tim asistenku,” ujar Kaivan menjelaskan siapa Grisel.Kaivan mengajak Grisel duduk di ruang keluarga setelah ketegangan yang terjadi karena Maria tak menyukai Grisel.Maria tetap memandang dengan rasa tak suka, tapi dia berusaha mengabaikan itu.“Berarti dia kenal dengan Eve juga?” tanya Maria setelah mendengar penjelasan Kaivan. "Iya, saya kenal Eve, Bibi. Bahkan kenal baik dari kami masih sekolah," jawab Grisel mencoba masuk ke pembicaraan agar dilihat Maria.Maria tak menanggapi berlebih, hanya melirik sekilas ke Grisel, lalu menatap ke Kaivan lagi.“Oh ya, bagaimana kabar Eve?” tanya Maria lagi begitu antusias jika membahas tentang Eve.Grisel merasa kesal karena Maria mengabaikannya dan lebih fokus ke Eve, bahkan dia sampai meremas ujung pakaian yang dipakai karena geram.“Dia baik dan sehat,” jawab Kaivan karena sekilas itulah yang dilihatnya dari Eve saat di kantor.“Baguslah,” balas Maria bernapas
Read more

Calon Menantu?

Grisel benar-benar sangat terkejut melihat Maria sudah ada di sana, sampai buru-buru merapikan pakaiannya yang agak terbuka.Maria benar-benar emosi, sampai dadanya naik turun tak beraturan karena napas yang terasa sesak melihat Grisel keluar dari kamar putranya dalam kondisi pakaian berantakan, belum lagi Kaivan juga bertelanjang dada. Dia menatap ke Kaivan dan melihat putranya itu sedang memakai kaus hitam polos, sebelum kemudian berjalan menuju pintu.“Kamu ini memang tidak punya sopan-santun, hah? Apa baik masuk ke kamar pria begitu saja? Kamu ini hanya seorang tamu, jadi jangan bertindak sembarangan!” amuk Maria begitu geram.Kaivan sudah berada di hadapan Maria. Dia melihat Grisel yang hanya diam dengan ekspresi wajah takut.“Bu, tidak terjadi sesuatu di antara kami. Aku baru saja selesai mandi dan Grisel di sini karena ingin memanggilku untuk makan malam,” ujar Kaivan menjelaskan.“Kamu pikir ibu percaya?!” Maria tetap tak terima dengan penjelasan Kaivan.Maria melirik Grisel ya
Read more

Kesombongan Grisel

Setelah makan malam, Kaivan mengantar Grisel pulang. Grisel tinggal di apartemen yang sama dengan kakak Eve, tapi beda lantai."Terima kasih sudah mengantar pulang," ucap Grisel terlihat begitu senang.Kaivan hanya mengangguk, menunggu Grisel turun."Jam berapa kamu biasanya berangkat?" tanya Kaivan saat Grisel sudah di luar mobil.Grisel terkejut, tapi langsung menjawab, "Biasanya jam setengah delapan."Kaivan tidak bicara lagi, lalu pergi meninggalkan Grisel.Grisel tersenyum, dia berharap Kaivan menjemputnya besok agar bisa menunjukkan ke semua orang jika mereka menjalin hubungan.**Keesokan harinya, Grisel menerima pesan jika Kaivan akan menjemput, membuat Grisel terlihat begitu sangat senang.Pagi itu Grisel sudah menunggu di depan lobi, hingga beberapa saat kemudian tampak mobil Kaivan datang. Grisel melebarkan senyum, lantas buru-buru masuk mobil.“Harusnya Anda tidak perlu menjemput saya,” ucap Grisel saat baru saja masuk mobil Kaivan.Kaivan hanya mengangguk tanpa membalas u
Read more

Hamil?

Eve menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar sebelum masuk ruangan Kaivan. Dia mengetuk pintu ruangan Kaivan lebih dulu, lalu masuk setelahnya.“Apa proposal yang akan kamu presentasikan nanti sudah siap?” tanya Kaivan sambil menatap datar ke Eve yang berdiri di depan mejanya.Eve memang diberi tanggung jawab membuat proposal untuk calon investor perusahaan. Dia juga nantinya yang akan dipresentasikan saat rapat.“Sudah, Pak,” jawab Eve tenang dan bersikap profesional. “Saya juga sebenarnya ingin mendiskusikan dengan Anda,” ucapnya lagi.Kaivan mempersilakan Eve menjelaskan isi proposal yang akan dipresentasikan siang nanti. Dia memastikan semuanya tersusun rapi sesuai keinginan sebelum diperlihatkan ke investor.Eve menjelaskan dengan profesional, hingga tiba-tiba saja kepalanya sangat sakit, membuat pandangan Eve agak buram, sampai-sampai dia hampir jatuh jika tidak berpegangan di tepian meja.“Kamu kenapa?” tanya Kaivan langsung berdiri saat melihat Eve seperti kurang baik.
Read more

Hancur Semua

Eve sangat terkejut mendengar ucapan dokter, tentu saja dia tak percaya jika dibilang hamil.“Dok, jangan bercanda,” kata Eve dengan ekspresi wajah sangat panik.Dokter menatap ke Eve yang terlihat cemas, lalu menjelaskan, “Jika Anda tidak percaya, mungkin bisa langsung periksa ke bagian poli kandungan untuk memastikan. Sesuai dengan keluhan dan hasil pemeriksaan yang saya lakukan, Anda memang hamil dan usia kandungannya mungkin baru berapa minggu sehingga belum benar-benar terlihat jika tidak melakukan USG.”Tubuh Eve membeku mendengar penjelasan dokter. Dia merasa seluruh tubuhnya lemas seperti tak bertulang mendengar fakta jika dirinya hamil.Karena Eve tidak percaya, akhirnya dokter membuat rujukan ke Poli kandungan agar Eve bisa memastikan kalau diagnosa dokter itu tidak salah.Eve benar-benar menemui dokter kandungan dan hasilnya sama. Eve hamil 6 minggu sehingga belum begitu terlihat. Eve baru ingat jika harusnya dia datang bulan minggu ini, tapi tamu bulannya itu tidak datang d
Read more

Mengambil Keputusan

Rapat yang dihadiri Kaivan akhirnya selesai. Dia langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di meja, kemudian meninggalkan ruangan itu begitu saja menuju ruang kerjanya. Bahkan Kaivan seperti tak melihat keberadaan Grisel di sana, sampai tidak menyadari kalau Grisel berusaha terlihat tapi nyatanya sama sekali tidak.Grisel melihat Kaivan yang pergi seperti terburu-buru. Dia pun dilanda kekesalan yang mendalam, apalagi tadi sempat melihat pesan yang dikirimkan asisten Kaivan.“Kenapa Pak Kaivan menunggu kabar tentang Eve, mereka tidak ada hubungan khusus, tapi kenapa Pak Kaivan sangat peduli pada Eve?” Grisel bertanya-tanya dalam hati.Bagaimana tidak Grisel merasa seperti itu? Kaivan sampai meminta asistennya untuk melaporkan apa yang sedang Eve lakukan, hal itu membuat Grisel resah.Grisel masih melamun karena pikirannya sendiri, bahkan sesampainya di meja kerjanya pun Grisel masih memikirkan perhatian Kaivan ke Eve, tentu saja dia terganggu karena merasa Eve akan selalu menjadi sai
Read more

Rasanya Sakit

Keesokan paginya, Eve sudah berangkat bekerja meski sebelumnya izin cuti beberapa hari. Saat baru saja masuk lobby, Eve bertemu dengan Grisel.Eve berjalan untuk mengabaikan Grisel, tapi Grisel langsung mensejajari langkahnya ketika menuju lift.“Bagaimana kondisimu? Kamu sudah sembuh?” tanya Grisel seolah begitu peduli dengan Eve.“Ya,” jawab Eve singkat karena tak bisa mengabaikan Grisel begitu saja.“Syukurlah,” ucap Grisel.Mereka berdua menunggu di depan lift. Eve memilih diam sampai pintu lift terbuka. Dia masuk begitu juga dengan Grisel.“Kamu sakit apa?” tanya Grisel saat mereka berada di lift.Eve ingin sekali menghela napas kasar, tapi dia menahan diri untuk tak terlalu mencolok jika terganggu dengan keberadaan Grisel di sampingnya.“Hanya demam karena kelelahan banyak pekerjaan,” jawab Eve tanpa menoleh Grisel.Sikap sok peduli Grisel kepadanya benar-benar membuat Eve risih, tapi Eve tak bisa menghindari itu.“Kamu benar-benar akan ikut makan malam nanti, kan?” tanya Grisel
Read more

Ditolak

Setelah jam makan siang. Eve dan Dania kembali ke lantai atas untuk bekerja lagi.“Apa kamu diundang Grisel makan malam? Bukankah kalian satu divisi?” tanya Dania ketika berjalan bersama Eve menuju lift.“Ah, ya.” Eve hanya mengangguk.“Aku juga diundang, entah kenapa. Ya sudah, datang saja sekalian berkumpul dengan yang lain,” ujar Dania.Eve tak banyak bicara dan hanya menanggapi perkataan Dania dengan senyum.“Kamu berangkat dengan siapa?” tanya Dania yang memang bisa dibilang cerewet, meski begitu Dania juga perhatian.“Entah, mungkin sendiri,” jawab Eve sambil tersenyum tipis.“Bagaimana kalau kita pergi bersama? Aku juga tidak tahu mau berangkat dengan siapa,” ajak Dania penuh semangat, bahkan menggenggam tangan Eve seolah berharap ajakannya diterima.Eve memandang ke lengannya yang dipegang Dania, lalu tanpa bisa menolak Eve mengangguk mengiyakan saja.“Oke, nanti malam aku akan menghubungimu sebelum menjemput,” ujar Dania penuh semangat.Dania keluar di divisi yang berada satu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status