Home / CEO / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

182 Chapters

Masih Saudara

Raut keterkejutan tampak jelas di wajah Eve. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapat panggilan ini.“Bagaimana kabarmu, Eve. Kamu pasti mengenali suaraku, kan?”Eve diam sepersekian detik mendengar suara yang memang diketahuinya itu.Eve bertanya-tanya, dari mana Damian tahu nomor ponselnya? Dia tidak pernah berhubungan sama sekali dengan Damian, lantas kenapa Damian bisa menghubunginya?Eve tak mau bicara dengan Damian. Dia ingin mengakhiri panggilan tapi Damian sudah kembali bicara.“Kenapa kamu diam, Eve? Sejak kapan kamu mengabaikan orang yang berniat baik? Aku hanya ingin tahu kabarmu?” tanya Damian karena mungkin tak mendengar balasan Eve.Eve bingung. Dia akhirnya membalas ucapan Damian.“Baik,” jawab Eve.“Hm … seperti itu,” balas Damian dari seberang panggilan.Eve benar-benar tidak tahu, kenapa Damian menghubunginya dan mau apa pria ini?“Aku dengar kamu tidak lagi kerja di perusahaan Kaivan. Apa kamu ada masalah?” tanya Damian lagi.Dahi Eve berkerut halus mendengar p
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Terasa Kosong

Kaivan duduk di ruang kerja rumahnya sambil menatap layar laptop yang terbuka. Dia tidak sedang mengerjakan berkas, tapi sedang larut dalam pikiran yang entah apa sangat mengganggunya.Terdengar suara ketukan pintu. Kaivan menoleh dan ternyata Maria sudah ada di ambang pintu. Dia memandang Maria yang kini berjalan menghampirinya.“Ini sudah malam, kenapa kamu tidak tidur?” tanya Maria meski sebelumnya sempat bersitegang dengan Kaivan, tapi setelahnya hubungan mereka membaik.“Hm … ini baru ingin istirahat,” jawab Kaivan lalu menutup laptop.Maria melihat akhir-akhir ini Kaivan seperti tidak fokus.“Bagaimana kabar Eve? Ibu ingin berkunjung ke perusahaan untuk bertemu dengannya,” ucap Maria tampak antusias.Kaivan menatap Maria, lalu membalas, “Eve sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya.”Maria sangat terkejut mendengar balasan Kaivan. “Kenapa? Kenapa dia mengundurkan diri? Apa dia membuat kesalahan lalu kamu memecatnya?” tanya Maria penasaran.Kaivan menatap Maria yang selalu saja b
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Salah Sebut

Di kota tempat Eve tinggal. Hari itu Eve mulai bekerja membantu mengurus kafe milik Brian.“Kamu hanya perlu memastikan stok bahan di kafe aman. Ini daftar supplier bahan baku di sini, kalau ada yang habis langsung hubungi dan minta kirim saja. Lalu pastikan karyawan mendapat gajinya setiap tanggal satu. Nanti kamu bisa diskusi denganku dulu sebelum tanggal gajian,” ujar Brian menjelaskan sambil memperlihatkan perincian data kafe yang ada di komputer.Eve mengangguk membalas ucapan Brian.“Sekarang kita turun, biar kuperkenalkan dengan karyawan di sini,” ujar Brian.“Brian, apa tidak masalah kalau mereka tahu aku hamil tanpa suami?” tanya Eve terlihat ragu.Brian tersenyum mendengar pertanyaan Eve.“Tenang saja, mereka bukan orang-orang yang berpikiran kolot. Sebelumnya aku juga sudah memberitahu mereka soal kondisimu, jadi percayalah ini bukan masalah,” ucap Brian meyakinkan.Eve ragu meskipun tadi sempat bertemu karyawan Brian dan mereka semua ramah. Dia berusaha tenang dan menghadap
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Banyak Yang Mencari

Beberapa hari berlalu. Eve mengurus kafe dengan baik, bahkan tak hanya mengurus data pemasukan dan pengeluaran, Eve juga membantu karyawan lain bekerja sampai membuat karyawan lain tidak enak.“Kak Eve, Kakak tidak usah membantu kami. Kami bisa kok,” kata salah satu karyawan.Eve malah tersenyum dan tetap mengelap meja meski dilarang.“Tidak apa-apa. Aku juga tidak bisa kalau hanya duduk mengecek data. Jadi biarkan aku membantu kalian, ya.” Eve bicara dengan sopan.Karyawan itu bingung sampai melirik teman lainnya, tapi akhirnya membiarkan Eve membantu apalagi siang itu kafe dalam kondisi ramai.Saat Eve membantu membersihkan meja. Brian datang dan terkejut melihat Eve mengelap meja.“Eve, kenapa kamu malah membersihkan meja?” tanya Brian sambil menatap cemas.Eve menoleh ke Brian yang baru saja datang.“Tidak apa-apa, lagian ini tidak berat,” jawab Eve.“Tapi bagaimana kalau kamu kelelahan, hm? Sudah, biarkan itu dibersihkan yang lain,” ujar Brian sangat mencemaskan kondisi kehamilan
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Merasa Terganggu

Eve tidak menyangka Dania mencari dan merindukannya. Dia berpikir tidak ada yang peduli jika dia pergi, ternyata dia salah. Meski ada yang jahat kepadanya, kenyataannya masih ada yang baik juga.Eve akhirnya menghubungi Dania karena harus menjelaskan juga. Dia merasa jika Dania sangat tulus kepadanya dan mungkin Dania satu-satunya yang peduli kepadanya di perusahaan itu.“Syukurlah kamu menghubungiku,” ucap Dania dari seberang panggilan.Eve tersenyum mendengar suara Dania yang selalu bersemangat.“Maaf tidak memberimu kabar, aku pergi agak buru-buru. Aku dimintai tolong temanku yang butuh orang untuk mengelola kafenya,” ucap Eve langsung menjelaskan pada Dania.“Begitu ya?” tanya Dania dari seberang panggilan.“Itu alasanmu berhenti kerja? Apa benar karena itu? Entah kenapa kurasa mendadak sekali?” tanya Dania terdengar ragu.“Iya, memang begitu. Tidak ada yang mendadak karena sebenarnya itu sudah rencana lama,” balas Eve meragukan meski harus ada kebohongan. Dia tidak mungkin jujur
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Semakin Benci

Eve diam tak percaya mendengar suara dari seberang panggilan. Jelas dia tahu suara siapa itu. Dia tampak terkejut dan bingung sampai gagap harus bicara apa.“Benar ini nomor Evelyn?” Suara pria bernada lugas dan tegas dari seberang terdengar menusuk di telinga Eve.Eve benar-benar panik. Dia mencoba mengatur napas, lalu akhirnya menjawab, “Iya, Pak. Saya Evelyn.”Eve benar-benar masih tak menyangka Kaivan akan menghubunginya. Kenapa Kaivan tiba-tiba mencarinya? Eve panik karena selama ini memang tidak pernah menyimpan nomor ponsel atasannya itu, sehingga tidak tahu kalau yang menghubunginya adalah Kaivan.“Kupikir salah nomor,” ucap Kaivan dari seberang panggilan.“Tidak, Pak.” Eve mencoba untuk tenang meski tangannya agak gemetar saat memegang ponsel yang menempel di telinga.“Apa ada masalah sampai Anda menghubungi saya?” tanya Eve tetap bersikap sopan ke pria itu meski bukan lagi atasannya.“Ya, ada pekerjaan yang mau kutanyakan kepadamu. Staff lain kurang paham dengan berkas yang
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Besar Kepala

Saat sore hari. Dania pulang ke rumah setelah seharian bekerja. Dia memang bekerja di perusahaan Kaivan dan Kaivan sendiri tidak keberatan mengingat sikap juga sifat Dania yang baik.Dania bekerja di perusahaan Kaivan karena ada masalah dengan perusahaan keluarganya sendiri akibat ulah Damian. Saat baru saja masuk rumah. Dania dihadang oleh Damian. Dania menatap datar pada kakak kandungnya itu.“Minggir!” Dania kesal. Dia ingin melewati Damian, tapi kakaknya itu kembali menghadang langkahnya, tidak membiarkan Dania pergi.“Apa maumu, hah?” Dania sampai membentak karena kesal.“Aku hanya mau tanya sesuatu. Apa kamu harus sekasar ini ke kakakmu sendiri?” tanya Damian karena Dania sangat galak.“Kamu memang pantas dikasari!” balas Dania sebal.Damian tak senang dengan sikap Dania. Namun, dia punya tujuannya sendiri sehingga mencoba bersabar menghadapi Dania.“Di perusahaan kamu dekat dengan Eve, kan?” tanya Damian.“Apa itu penting?” tanya balik Dania sambil melipat kedua tangan di depa
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Mencari Keberadaan Eve

Damian sudah berada di depan unit apartemen milik kakak Eve. Dia menekan bel, lalu beberapa saat kemudian tampak Alana di dalam ketika pintu terbuka.“Mau cari siapa?” tanya Alana menatap curiga karena penampilan Damian yang rapi.“Saya temannya Eve. Saya ke sini karena ingin mencarinya,” ucap Damian berbasa-basi agar Alana tidak curiga.“Oh, dia tidak tinggal di sini lagi,” jawab Alana terlihat malas.Damian melihat Alana yang tak senang saat mendengar nama Eve. Dia berpikir, mungkin akan lebih mudah mencari informasi tentang Eve dari Alana.“Sekarang Eve di mana, ya?” tanya Damian.“Mana kutahu,” balas Alana ketus. Bahkan Alana tidak mau memandang ke Damian.Damian berpikir, lalu menyodorkan paper bag yang dibawanya ke Alana.“Sebenarnya saya ada perlu dengan Eve, karena itu mencarinya ke sini. Ini sebenarnya buat Eve, karena dia tidak ada, jadi daripada mubadzir, lebih baik buat Kakak saja,” ucap Damian mencoba merayu.Alana melirik ke paper bag yang disodorkan Damian. Dia melihat
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Kembali Mencari Kepastian

Kaivan tetap tenang dan memasang wajah datar mendengar ucapan Grisel, meskipun wanita itu juga tampak kesal.“Apa benar kamu yang ada di kamarku malam itu?” tanya Kaivan sekali lagi untuk meyakinkan dirinya sendiri.Grisel terkejut Kaivan kembali membahas hal itu. Dia tetap kukuh mengakui kalau itu dirinya. Meskipun Kaivan memintanya periksa selaput dara, dia tidak takut karena pernah tidur dengan Damian dan sudah tidak perawan.“Tentu saja, kenapa Anda masih menanyakannya?” tanya Grisel meyakinkan.Kaivan menatap datar, lalu kembali bicara. “Kenapa kamu tidak takut saat mengakuinya? Bagaimana kalau aku melakukan sesuatu yang buruk padamu karena kamu berani naik ranjangku? Kenapa kamu seperti tak memikirkan resiko jika mengaku?” tanya Kaivan dengan nada penekanan. Bahkan kedua matanya menyipit curiga.Grisel terkejut sampai gelagapan mendengar pertanyaan Kaivan.“Ya, itu karena saya yakin kalau Anda tidak mungkin melakukan hal buruk. Saya yakin Anda adalah orang yang bertanggung jawab
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Tamu Tak Diundang

Hari itu Eve pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Dia duduk di kursi panjang depan poliklinik menunggu antrian periksa. Eve memandang ke beberapa wanita hamil yang juga menunggu antrian. Dia melihat perut para wanita itu sudah agak besar, sedangkan dirinya masih kecil. Eve menyentuh perutnya.Aneh, apa dia akan dianggap aneh? Dia tidak punya suami, tapi hamil. Haruskah dia sedih? Saat Eve masih melamun, perawat memanggil nama Eve. Dia pun berdiri lalu berjalan masuk ke ruang pemeriksaan.“Bu Evelyn?” tanya dokter memastikan.Eve mengangguk lalu duduk di depan meja dokter. Ini pertama kalinya Eve memeriksakan kandungannya di sana. Dokter menanyakan tanggal terakhir menstruasi, lalu menanyakan nama suami hingga membuat Eve terdiam.“Ini hanya untuk data,” kata dokter itu.Eve bingung menjawab pertanyaan dokter.“Sebenarnya saya tidak bisa memberitahu nama ayahnya. Ini kecelakaan,” jawab Eve ragu karena takut itu akan menjadi masalah.Dokter itu terkejut, lalu mengira
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status