Share

Salah Sebut

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 08:52:06
Di kota tempat Eve tinggal. Hari itu Eve mulai bekerja membantu mengurus kafe milik Brian.

“Kamu hanya perlu memastikan stok bahan di kafe aman. Ini daftar supplier bahan baku di sini, kalau ada yang habis langsung hubungi dan minta kirim saja. Lalu pastikan karyawan mendapat gajinya setiap tanggal satu. Nanti kamu bisa diskusi denganku dulu sebelum tanggal gajian,” ujar Brian menjelaskan sambil memperlihatkan perincian data kafe yang ada di komputer.

Eve mengangguk membalas ucapan Brian.

“Sekarang kita turun, biar kuperkenalkan dengan karyawan di sini,” ujar Brian.

“Brian, apa tidak masalah kalau mereka tahu aku hamil tanpa suami?” tanya Eve terlihat ragu.

Brian tersenyum mendengar pertanyaan Eve.

“Tenang saja, mereka bukan orang-orang yang berpikiran kolot. Sebelumnya aku juga sudah memberitahu mereka soal kondisimu, jadi percayalah ini bukan masalah,” ucap Brian meyakinkan.

Eve ragu meskipun tadi sempat bertemu karyawan Brian dan mereka semua ramah. Dia berusaha tenang dan menghadap
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
mau tauu lo hhhh kmu kan sampah
goodnovel comment avatar
Adeena
emang enak di cuekin kamu Gris....nyesel kamu Kai di tinggal Eve nikmati keputusan mu yg gegabah...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Banyak Yang Mencari

    Beberapa hari berlalu. Eve mengurus kafe dengan baik, bahkan tak hanya mengurus data pemasukan dan pengeluaran, Eve juga membantu karyawan lain bekerja sampai membuat karyawan lain tidak enak.“Kak Eve, Kakak tidak usah membantu kami. Kami bisa kok,” kata salah satu karyawan.Eve malah tersenyum dan tetap mengelap meja meski dilarang.“Tidak apa-apa. Aku juga tidak bisa kalau hanya duduk mengecek data. Jadi biarkan aku membantu kalian, ya.” Eve bicara dengan sopan.Karyawan itu bingung sampai melirik teman lainnya, tapi akhirnya membiarkan Eve membantu apalagi siang itu kafe dalam kondisi ramai.Saat Eve membantu membersihkan meja. Brian datang dan terkejut melihat Eve mengelap meja.“Eve, kenapa kamu malah membersihkan meja?” tanya Brian sambil menatap cemas.Eve menoleh ke Brian yang baru saja datang.“Tidak apa-apa, lagian ini tidak berat,” jawab Eve.“Tapi bagaimana kalau kamu kelelahan, hm? Sudah, biarkan itu dibersihkan yang lain,” ujar Brian sangat mencemaskan kondisi kehamilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Merasa Terganggu

    Eve tidak menyangka Dania mencari dan merindukannya. Dia berpikir tidak ada yang peduli jika dia pergi, ternyata dia salah. Meski ada yang jahat kepadanya, kenyataannya masih ada yang baik juga.Eve akhirnya menghubungi Dania karena harus menjelaskan juga. Dia merasa jika Dania sangat tulus kepadanya dan mungkin Dania satu-satunya yang peduli kepadanya di perusahaan itu.“Syukurlah kamu menghubungiku,” ucap Dania dari seberang panggilan.Eve tersenyum mendengar suara Dania yang selalu bersemangat.“Maaf tidak memberimu kabar, aku pergi agak buru-buru. Aku dimintai tolong temanku yang butuh orang untuk mengelola kafenya,” ucap Eve langsung menjelaskan pada Dania.“Begitu ya?” tanya Dania dari seberang panggilan.“Itu alasanmu berhenti kerja? Apa benar karena itu? Entah kenapa kurasa mendadak sekali?” tanya Dania terdengar ragu.“Iya, memang begitu. Tidak ada yang mendadak karena sebenarnya itu sudah rencana lama,” balas Eve meragukan meski harus ada kebohongan. Dia tidak mungkin jujur

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Semakin Benci

    Eve diam tak percaya mendengar suara dari seberang panggilan. Jelas dia tahu suara siapa itu. Dia tampak terkejut dan bingung sampai gagap harus bicara apa.“Benar ini nomor Evelyn?” Suara pria bernada lugas dan tegas dari seberang terdengar menusuk di telinga Eve.Eve benar-benar panik. Dia mencoba mengatur napas, lalu akhirnya menjawab, “Iya, Pak. Saya Evelyn.”Eve benar-benar masih tak menyangka Kaivan akan menghubunginya. Kenapa Kaivan tiba-tiba mencarinya? Eve panik karena selama ini memang tidak pernah menyimpan nomor ponsel atasannya itu, sehingga tidak tahu kalau yang menghubunginya adalah Kaivan.“Kupikir salah nomor,” ucap Kaivan dari seberang panggilan.“Tidak, Pak.” Eve mencoba untuk tenang meski tangannya agak gemetar saat memegang ponsel yang menempel di telinga.“Apa ada masalah sampai Anda menghubungi saya?” tanya Eve tetap bersikap sopan ke pria itu meski bukan lagi atasannya.“Ya, ada pekerjaan yang mau kutanyakan kepadamu. Staff lain kurang paham dengan berkas yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Besar Kepala

    Saat sore hari. Dania pulang ke rumah setelah seharian bekerja. Dia memang bekerja di perusahaan Kaivan dan Kaivan sendiri tidak keberatan mengingat sikap juga sifat Dania yang baik.Dania bekerja di perusahaan Kaivan karena ada masalah dengan perusahaan keluarganya sendiri akibat ulah Damian. Saat baru saja masuk rumah. Dania dihadang oleh Damian. Dania menatap datar pada kakak kandungnya itu.“Minggir!” Dania kesal. Dia ingin melewati Damian, tapi kakaknya itu kembali menghadang langkahnya, tidak membiarkan Dania pergi.“Apa maumu, hah?” Dania sampai membentak karena kesal.“Aku hanya mau tanya sesuatu. Apa kamu harus sekasar ini ke kakakmu sendiri?” tanya Damian karena Dania sangat galak.“Kamu memang pantas dikasari!” balas Dania sebal.Damian tak senang dengan sikap Dania. Namun, dia punya tujuannya sendiri sehingga mencoba bersabar menghadapi Dania.“Di perusahaan kamu dekat dengan Eve, kan?” tanya Damian.“Apa itu penting?” tanya balik Dania sambil melipat kedua tangan di depa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mencari Keberadaan Eve

    Damian sudah berada di depan unit apartemen milik kakak Eve. Dia menekan bel, lalu beberapa saat kemudian tampak Alana di dalam ketika pintu terbuka.“Mau cari siapa?” tanya Alana menatap curiga karena penampilan Damian yang rapi.“Saya temannya Eve. Saya ke sini karena ingin mencarinya,” ucap Damian berbasa-basi agar Alana tidak curiga.“Oh, dia tidak tinggal di sini lagi,” jawab Alana terlihat malas.Damian melihat Alana yang tak senang saat mendengar nama Eve. Dia berpikir, mungkin akan lebih mudah mencari informasi tentang Eve dari Alana.“Sekarang Eve di mana, ya?” tanya Damian.“Mana kutahu,” balas Alana ketus. Bahkan Alana tidak mau memandang ke Damian.Damian berpikir, lalu menyodorkan paper bag yang dibawanya ke Alana.“Sebenarnya saya ada perlu dengan Eve, karena itu mencarinya ke sini. Ini sebenarnya buat Eve, karena dia tidak ada, jadi daripada mubadzir, lebih baik buat Kakak saja,” ucap Damian mencoba merayu.Alana melirik ke paper bag yang disodorkan Damian. Dia melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Kembali Mencari Kepastian

    Kaivan tetap tenang dan memasang wajah datar mendengar ucapan Grisel, meskipun wanita itu juga tampak kesal.“Apa benar kamu yang ada di kamarku malam itu?” tanya Kaivan sekali lagi untuk meyakinkan dirinya sendiri.Grisel terkejut Kaivan kembali membahas hal itu. Dia tetap kukuh mengakui kalau itu dirinya. Meskipun Kaivan memintanya periksa selaput dara, dia tidak takut karena pernah tidur dengan Damian dan sudah tidak perawan.“Tentu saja, kenapa Anda masih menanyakannya?” tanya Grisel meyakinkan.Kaivan menatap datar, lalu kembali bicara. “Kenapa kamu tidak takut saat mengakuinya? Bagaimana kalau aku melakukan sesuatu yang buruk padamu karena kamu berani naik ranjangku? Kenapa kamu seperti tak memikirkan resiko jika mengaku?” tanya Kaivan dengan nada penekanan. Bahkan kedua matanya menyipit curiga.Grisel terkejut sampai gelagapan mendengar pertanyaan Kaivan.“Ya, itu karena saya yakin kalau Anda tidak mungkin melakukan hal buruk. Saya yakin Anda adalah orang yang bertanggung jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tamu Tak Diundang

    Hari itu Eve pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Dia duduk di kursi panjang depan poliklinik menunggu antrian periksa. Eve memandang ke beberapa wanita hamil yang juga menunggu antrian. Dia melihat perut para wanita itu sudah agak besar, sedangkan dirinya masih kecil. Eve menyentuh perutnya.Aneh, apa dia akan dianggap aneh? Dia tidak punya suami, tapi hamil. Haruskah dia sedih? Saat Eve masih melamun, perawat memanggil nama Eve. Dia pun berdiri lalu berjalan masuk ke ruang pemeriksaan.“Bu Evelyn?” tanya dokter memastikan.Eve mengangguk lalu duduk di depan meja dokter. Ini pertama kalinya Eve memeriksakan kandungannya di sana. Dokter menanyakan tanggal terakhir menstruasi, lalu menanyakan nama suami hingga membuat Eve terdiam.“Ini hanya untuk data,” kata dokter itu.Eve bingung menjawab pertanyaan dokter.“Sebenarnya saya tidak bisa memberitahu nama ayahnya. Ini kecelakaan,” jawab Eve ragu karena takut itu akan menjadi masalah.Dokter itu terkejut, lalu mengira

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketahuan Hamil

    Eve sangat terkejut mendengar pertanyaan Damian sampai secara impulsif memegangi perut. Dari mana pria itu tahu soal kehamilannya, apalagi perutnya belum besar. Eve terlihat gugup dan panik. Entah kenapa dia merasa takut, apa mungkin karena Damian adalah sepupu Kaivan? Atau Eve takut aibnya dibongkar Damian?“Apa yang kamu katakan?” tanya Eve mencoba mengelak. Dia berusaha tenang meski jantungnya berdegup cepat karena takut.Damian tersenyum melihat reaksi Eve. Dia jelas tahu kalau Eve saat ini sedang panik.“Saat bertanya keberadaanmu, karyawan di sini mengatakan kamu ke dokter kandungan. Jika kamu tidak hamil, lalu untuk apa ke sana? Tidak perlu menutupinya, Eve. Aku juga bukan musuhmu,” ujar Damian menjawab pertanyaan Eve. Dia meyakinkan agar Eve mau jujur kepadanya.Eve gelagapan sampai terlihat gemetar meski sudah berusaha tenang. Eve bertanya-tanya, bagaimana bisa Damian meyakinkan karyawan sampai jujur akan kondisinya sekarang.Damian memperhatikan gelagat Eve, hal itu membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 5~Selesai

    Waktu berjalan dengan begitu cepat. Perjuangan yang biasa dilakukan sendiri, sekarang banyak yang menemani.Selama kehamilannya, Eve benar-benar merasakan banyak perhatian banyak orang di sekitarnya, membuatnya bisa menikmati kehamilan dengan perasaan tenang dan bahagia.Pagi itu. Eve berjalan ke ruang ganti untuk menghampiri Kaivan. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Perutnya sudah besar dan Eve mulai kesusahan melakukan aktivitasnya.“Biar aku bantu pakaikan dasi,” ucap Eve saat menghampiri Kaivan.Kaivan menoleh. Dia melihat istrinya itu berjalan mendekat.“Kalau lelah duduklah saja, Eve.”Eve hanya tersenyum. Dia meraih dasi Kaivan dan kukuh ingin mengikat dasi.“Duduk terus juga capek,” balas Eve.Dia mengikat dasi dengan seksama.Kaivan memperhatikan Eve yang sedang mengikat. Semakin besar kandungan Eve, istrinya itu terlihat semakin cantik.“Sudah,” ucap Eve.“Terima kasih,” balas Kaivan diakhiri sebuah kecupan di kening.Perhatian Kaivan ke perut Eve. Dia mengusap lembut p

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 4

    “Apa Dokter tidak salah memeriksa?”“Sudah dipastikan lagi?”Eve merasa kepalanya sangat berat. Samar-samar dia mendengar suara Kaivan dan Maria. Dia pun berusaha untuk membuka mata sampai akhirnya melihat dua orang itu berdiri di dekatnya dengan ekspresi wajah panik.“Sayang.” Eve memanggil dengan suara lirih.Kaivan menoleh ketika mendengar suara Eve. Dia segera menghampiri istrinya itu.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang sakit?” tanya Kaivan sambil menggenggam telapak tangan Eve.Maria juga ikut mendekat ke ranjang karena sangat mencemaskan Eve.“Aku di mana?” tanya Eve dengan suara berat.“Di rumah sakit, tadi aku dihubungi kalau kamu pingsan, jadi aku membawamu ke sini,” jawab Kaivan.Eve mengangguk pelan. Dia memang masih merasa sakit kepala.Kaivan dan Maria menunggu dengan sabar sampai Eve sepenuhnya sadar. “Aku tidak tahu kenapa bisa pingsan, maaf sudah membuat kalian cemas,” ucap Eve lirih.“Untuk apa minta maaf. Kami malah cemas kalau terjadi sesuatu padamu, tapi untungnya ti

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 3

    Setelah berjuang sendiri, sekarang ada tangan yang bisa Eve genggam erat. Dia bagai Cinderella yang akhirnya menemukan sang pangeran, diratukan dan dicintai begitu dalam oleh pria yang bahkan sekalipun tak pernah ada di dalam mimpinya.Pernikahan Eve dan Kaivan sudah satu tahun berjalan. Pagi itu Eve membantu pelayan di dapur menyiapkan sarapan, sudah menjadi kebiasaan meski para pelayan dulu sering melarang.“Ini sudah semuanya, ditata di meja, ya.” Eve memberi instruksi setelah selesai memasak.“Baik, Bu.”Eve meninggalkan dapur. Dia pergi memanggil Maria sebelum membangunkan Kai dan Kaivan.“Ibu sudah bangun?” Eve masuk kamar untuk mengecek Maria.“Sudah, Eve.” Suara Maria terdengar dari kamar mandi.“Sarapannya sudah siap, aku mau bangunin Kai dan Kaivan dulu,” ucap Eve.Setelah mendengar balasan Maria dari dalam kamar mandi. Eve segera keluar dari kamar sang mertua, lantas pergi ke lantai atas. Semalam Kai merengek ingin tidur bersama mereka, sehingga pagi ini putra mereka yang s

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 2

    Kaivan baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat Eve yang berbaring memunggunginya. Apa Eve sudah tidur?Kaivan naik ke ranjang. Dia bergeser mendekat ke arah Eve berbaring, lantas menyentuh lengan wanita itu.“Eve, kamu sudah tidur?” tanya Kaivan. Dia bahkan sengaja meletakkan dagu di lengan Eve.Eve sebenarnya sangat panik dan gugup. Dia berpikir untuk tidur lebih dulu sebelum Kaivan selesai mandi, tapi kenyataannya dia hanya bisa memejamkan mata dan tidak bisa jatuh ke alam mimpi, membuatnya sekarang malah semakin cemas.Ini memang bukan malam pertama baginya, tapi lamanya waktu tidak pernah berhubungan seperti itu, tentu membuat Eve merasa ini seperti yang pertama baginya..“Kamu lelah, hm?” tanya Kaivan. Dia tahu Eve belum tidur karena kelopak mata Eve tampak bergerak.Kaivan terus meletakkan dagu di lengan Eve, dia menatap gemas pada Eve yang berpura-pura tidur. Sampai akhirnya dia melihat Eve membuka mata.“Apa kamu lapar?” tanya Eve seraya menatap pada Kaivan.Kaivan meng

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 1

    “Kai mau pulang cama Mami dan Papi.”Kai bersidekap dada. Dia tidak mau beranjak dari kursinya saat Maria mengajak pulang.Maria, Bram, dan Alana saling tatap, bagaimana caranya membujuk Kai agar Kaivan dan Eve bisa menikmati malam pengantin.“Atau Kai mau tidur di rumah Paman?” tanya Bram membujuk.“Ih … Kai maunya cama Mami dan Papi.” Kai turun dari kursi. Dia berlari menghampiri Kaivan dan Eve yang sedang bicara dengan Dania.“Mami, Papi. Kai mau ikut kalian, tapi Nenek cama Paman malah mau ngajak pulang!” teriak Kai begitu keras.Kaivan dan Eve menoleh bersamaan, mereka terkejut melihat Kai berteriak-teriak seperti itu.“Kenapa, hm?” tanya Eve sedikit membungkuk agar bisa menatap sang putra.“Itu, macak Kai curuh pulang cama Nenek, Kai ‘kan maunya cama Mami dan Papi.” Kai mengadu sambil menunjuk ke Maria dan Bram yang sedang berjalan menghampiri.Kaivan menoleh ke Maria, tentu dia paham dengan niatan Maria mengajak Kai pulang.“Kai, nanti Mami dan Papi akan pulang, tapi setelah me

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Semua Bahagia

    Pernikahan Kaivan dan Eve berjalan dengan sangat lancar. Mereka sudah sah menjadi suami istri, kini tradisi melempar bunga pun akan dilakukan.Beberapa karyawan lajang yang diundang ke pesta itu sudah bersiap di depan altar, begitu juga dengan Dania yang ikut bergabung untuk mendapatkan buket bunga milik Eve. Siapa tahu selanjutnya dia yang akan menikah.Eve tersenyum penuh kebahagiaan melihat orang-orang antusias ingin merebut buket bunganya. Dia melihat Dania yang memberi kode agar dilempar ke arah Dania, membuat Eve semakin menahan senyum.Eve memunggungi para wanita yang siap menerima buket miliknya. Master Ceremony mulai berhitung, lalu di hitungan ketiga, Eve melempar buket bunga miliknya.Buket itu terlempar cukup kuat. Dania begitu antusias ingin menangkap, tapi banyaknya wanita di sana, membuat buket itu terpental beberapa kali hingga akhirnya jatuh ke tangan seseorang.Semua wanita kini menatap pada orang yang memegang buket itu.“Brian.” Eve terkejut tapi juga merasa lucu ka

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hari Pernikahan

    Eve berada di salah satu kamar yang terdapat di hotel tempat pesta pernikahan diadakan. Dia datang lebih awal karena harus dirias oleh MUA yang sudah ditunjuk oleh Kaivan.Alana menemani Eve di kamar. Dia terus memperhatikan Eve yang sedang dirias sampai akhirnya siap.“Kamu sangat cantik,” puji Alana seraya menghampiri Eve yang baru saja selesai dirias.Eve menatap Alana dari pantulan cermin. Dia tersenyum malu karena mendapat pujian dari kakak iparnya itu.Alana menatap cukup lama pada Eve, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.Eve memperhatikan. Tidak tahu apa yang akan diberikan oleh kakak iparnya itu.“Kakakmu dan aku sepakat memberikan ini sebagai hadiah pernikahanmu, memang tidak mewah dan mahal, tapi kami berharap ini cukup berkesan untukmu,” ujar Alana memberikan kalung dengan liontin berinisial E.Eve sangat terkejut. Dia sampai menggeleng kepala pelan karena tak bisa menerima hadiah itu. Dia tahu kondisi ekonomi kakak dan kakak iparnya sedang susah, tapi

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status