Home / CEO / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Chapter 21 - Chapter 30

112 Chapters

Pusat Perhatian

Eve sangat terkejut saat melihat ada telapak tangan berada di bawah dagunya. Dia mengangkat pandangan, hingga terkejut saat melihat Kaivan menyodorkan tangan padanya.Tidak cuma Eve, tapi semua orang termasuk Grisel kini menatap ke Kaivan dan Eve, tentu saja mereka keheranan dengan sikap Kaivan.Grisel langsung memasang wajah tak senang ke Eve. Dia sampai mengepalkan telapak tangan.“E-Eve … apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan?” tanya Grisel mencoba bersikap biasa meski hatinya begitu panas.Eve terkejut mendengar pertanyaan Grisel lantas memundurkan kepala untuk menjauh dari tangan Kaivan. Dia tidak jadi muntah karena hanya merasa mual saja.Kaivan sendiri tak mendengar apa yang dikatakan Grisel. Tatapannya masih tertuju ke Eve, tapi perlahan tangannya ditarik kembali. Sepertinya Kaivan tidak menyadari apa yang dilakukannya sudah menarik perhatian banyak orang.“Kamu baik-baik saja?” tanya Dania sambil mengusap punggung Eve.Eve menoleh pada Dania lalu menjawab dengan sebuah ang
Read more

Licik

“Kenapa Pak Kaivan tiba-tiba pergi, bahkan tidak memberitahuku lebih dulu?” Grisel kesal hingga meninggalkan ruang tempat makan dan teman-temannya, karena malas sudah tidak ada Kaivan di sana.Grisel menghentikan langkah, hingga berpikir apa mungkin Kaivan pergi mengantar Eve? Apalagi Kaivan menghilang bersamaan Eve yang sudah lebih dulu pamit pulang.“Lihat saja, kalau sampai Eve menggoda bahkan merebut Pak Kaivan dariku, aku akan memberinya pelajaran!” Grisel takkan pernah rela jika Eve sampai melampauinya, dia harus selalu berada di atas lebih dari Eve. Dia berjalan menuju pintu keluar restoran untuk meninggalkan restoran itu.Di sisi lain, Damian masih berdiri memandang mobil sedan hitam yang melaju meninggalkan area restoran. Damian datang ke restoran itu karena mendengar kabar soal makan malam yang diadakan Grisel, tapi siapa sangka dia malah lebih dulu melihat Eve bersama Kaivan. Damian bertanya-tanya, sejak kapan Eve mengenal Kaivan dan kenapa keduanya tampak begitu dekat? Bah
Read more

Situasi Rumit

'Apa yang harus kukatakan?' batin Eve bingung saat mendengar ucapan Kaivan.Meski tatapan Kaivan datar padanya, tapi entah kenapa jantungnya berdegup cepat. Ada apa dengannya? Bahkan kini, bayangan saat malam di mana peristiwa waktu itu terjadi, kembali membayang di kepalanya.Eve gelagapan mendengar pertanyaan Kaivan. Eve bingung karena tidak mungkin mengatakan kalau sedang hamil, itu sama saja membuka rahasia yang disimpannya agar tak berurusan dengan Kaivan. Apalagi sekarang Kaivan bersama Grisel, dia tidak mau dianggap sebagai perebut kekasih orang. Kaivan masih menunggu Eve menjawab. Dia sangat yakin sebenarnya Eve tidak punya alasan kuat, dengan begini Kaivan bisa menahan Eve agar tidak resign. Selain hasil pekerjaan Eve yang rapi dan bagus, Kaivan juga seperti tidak bisa melepas Eve begitu saja. Di saat kepanikan melanda karena tak memiliki jawaban yang diharapkan Kaivan. Eve mendadak mual lagi sampai menutup mulut dengan satu tangan. Kaivan melihat Eve yang ingin muntah sepe
Read more

Bertekad Pergi

Sesampainya di kamar asrama. Eve duduk di tepian ranjang sambil memegangi perutnya. Dia bahkan tidak menyalakan lampu utama dan hanya menyalakan lampu tidur. Memperlihatkan kamar yang begitu suram, sesuram hati dan hidupnya sekarang.Eve menyentuh perutnya, kenapa rasa sakit begitu menekan dada. Apa dia hanya terlalu sensitif saja karena hamil? Atau apa yang membuatnya seperti tak bisa mengendalikan dirinya sendiri?Apalagi saat tadi hampir ketahuan Kaivan jika dirinya hamil karena berulang kali mual, hal itu benar-benar membuat tubuh Eve gemetar. Dia juga bersyukur karena Kaivan tidak memaksanya ke rumah sakit.“Kamu harus lebih tenang saat berhadapan dengan Pak Kaivan, Eve. Jika tidak, kamu bisa membuat kesalahan yang bisa membuatnya tahu kalau kamulah wanita yang berani masuk kamarnya malam itu,” gumam Eve mencoba mensugesti dirinya sendiri agar tidak panik lagi saat berhadapan dengan Kaivan.Saat Eve masih diam karena larut dalam kepanikan dan kecemasan, ponselnya berdering dan ad
Read more

Tetap Tak Diizinkan

Eve menatap tak percaya ke Grisel. Tak menyangka kalau Grisel akan berterus terang hingga memperlihatkan jika selama ini Grisel memang sangat membencinya.Eve sendiri bingung, kenapa Grisel begitu membencinya? Salah apa dia, sedangkan selama ini yang menyakiti malah Grisel bukan sebaliknya.“Tenang saja, kamu tidak usah cemas apalagi sampai mengancamku,” ucap Eve dengan dagu sedikit naik ke atas sebagai tanda melawan Grisel.Grisel menaikkan satu sudut alis saat mendengar ucapan Eve.“Setelah hari ini, silakan kamu melakukan apa pun yang kamu mau,” ujar Eve lagi.Setelah mengatakan itu, Eve memilih meninggalkan Grisel karena urusannya ke sana hanya untuk menemui Kaivan.Grisel bingung mendengar ucapan Eve, bahkan merasa sikap Eve tak biasanya yang mudah ditindas dan ditipu.Ya, itu sebenarnya pikiran Grisel saja. Selama ini Eve tahu Grisel tak pernah baik ke Eve bahkan ucapan maafnya dulu juga bohong, tetapi Eve hanya memainkan perannya saja dalam kehidupan Grisel karena bekerja satu
Read more

Akhirnya Resign

Grisel ternyata mendengar pembicaraan antara Eve dan Kaivan karena kebetulan pintu ruangan Kaivan tidak tertutup sempurna. Dia terkejut mendengar Eve ingin mengundurkan diri, tapi hal itu juga membuatnya senang sampai bibirnya langsung tersenyum.“Bagus, akhirnya dia sadar diri juga,” gumam Grisel senang.Grisel semakin yakin jika memang tidak akan ada yang pernah bisa menandingi posisinya. Bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan apa pun yang diinginkan. Grisel juga berpikir jika sejak dulu Eve memang hanya wanita lemah yang mudah digertak hingga langsung mengundurkan diri dari pekerjaan.Saat mendengar Eve pamit keluar ruangan. Grisel langsung mundur dari pintu, lalu kembali bersandiwara dengan memasang wajah cemas.Eve baru saja keluar dari ruangan Kaivan dan melihat Grisel yang berdiri menatapnya. Dia melihat tatapan Grisel yang tampak sedih, tapi hal itu tak membuatnya bersimpati.“Eve, aku minta maaf dengan ucapanku tadi. Aku tidak tahu ada apa denganku sampai berkata yang tida
Read more

Benar-benar Pergi

Eve dijemput Brian saat baru saja keluar dari perusahaan. Sebelumnya Brian memang sudah diberitahu Eve soal keputusannya yang akan keluar dari perusahaan dan kebetulan hari itu saat Kaivan menyetujui surat pengunduran dirinya, Brian sudah berada di kota itu sehingga Brian langsung menjemput ketika Eve mengabarinya.“Terima kasih sudah menjemputku,” ucap Eve saat sudah berada di mobil bersama Brian.“Tidak masalah,” balas Brian sambil mengemudikan mobil menuju asrama.“Kamu ke asrama dulu, kan?” tanya Brian.“Iya, aku harus mengemas barang-barangku dari asrama karena sudah tidak akan pernah lagi tinggal di sana,” jawab Eve dengan senyum getir di wajah.Berat memang melepas apa yang sudah digapai, tapi ini keputusan Eve dan dia harus meyakinkan diri jika kelak akan mendapat sesuatu yang lebih baik lagi. Saat ini, dia tak sanggup jika menjadi bahan gunjingan di perusahaan, lebih baik memang pergi dan menjauh dari semua yang dikenalnya demi masa depannya.Brian mengemudikan mobil menuju as
Read more

Arti 4 Angka?

Eve menggeleng menjawab pertanyaan Brian.“Sepertinya dia akan menikah dengan Grisel, jadi kurasa tidak perlu memberitahunya soal keberadaan ….” Eve menyentuh perutnya lagi setelah bicara.“Tunggu? Grisel? Maksudmu Grisel teman kita dulu?” tanya Brian sangat terkejut.Eve mengangguk-angguk dengan tatapan sedih.Brian mengembuskan napas kasar. Dia tahu kalau sejak dulu Grisel selalu menyukai apa pun yang dimiliki Eve, tetapi Eve terlalu baik sehingga sering sekali memberikan apa pun miliknya yang diinginkan Grisel.“Tidak heran, jangan-jangan dia merebut pria itu juga darimu,” gumam Brian benar-benar kesal jika ingat kelakuan Grisel.Eve terkejut mendengar ucapan Brian.“Tidak, dia tidak merebutnya. Aku dan dia tidak ada hubungan, hanya kebetulan saja Grisel memang disukai oleh Pak Kaivan. Dan, aku tidak mau dianggap ingin merebut milik Grisel jika aku memberitahu kalau hamil anak Pak Kaivan,” ujar Eve menjelaskan.Brian menoleh sekilas ke Eve dan tak berkata-kata lagi.Mereka akhirnya
Read more

Curiga

Grisel panik sampai meremas jemarinya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kaivan dan terlihat sangat gugup.Kaivan mengamati reaksi Grisel, lalu di saat akan bicara lagi, terdengar suara ketukan pintu yang membuat tatapan Kaivan tertuju ke pintu.“Masuk!” perintah Kaivan mempersilakan.Asisten Kaivan masuk, tapi tidak tahu kalau di sana ada Grisel.Grisel merasa lega, setidaknya dia bisa memanfaatkan kedatangan asisten Kaivan untuk kabur dari situasi yang sangat membuatnya tegang. Dia tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan Kaivan yang mungkin bisa membuat pria itu curiga.“Saya permisi dulu, Pak.” Grisel langsung pamit undur diri.Kaivan tidak mungkin mencegah, lalu akhirnya membiarkan saja Grisel pergi.Hendry–asisten Kaivan, memandang saat Grisel keluar dari ruangan Kaivan, lalu berjalan menghampiri atasannya itu.Di luar ruangan. Grisel mengusap dada untuk menstabilkan detak jantungnya yang berdegup sangat cepat.“Sialan! Kenapa Eve tidak pernah memberitahunya soal angka itu?” G
Read more

Cengeng

Eve masih berada di kamarnya saat mendengar suara bel dari pintu utama. Dia segera keluar dari kamar untuk membuka pintu karena yakin Brian yang datang.Eve berjalan perlahan menuruni anak tangga karena sekarang dirinya benar-benar harus menjaga diri.Di luar rumah. Brian berdiri di depan pintu menunggu Eve membuka pintu. Meskipun rumah itu miliknya, tapi Brian tidak langsung masuk karena sekarang ada Eve yang menempati rumah itu. Dia adalah pria yang sangat menjaga sopan santun, sehingga Brian tidak bertindak sesuka hatinya.Brian kembali menekan bel karena Eve belum juga membuka pintu.“Iya, sebentar.”Brian hanya tersenyum mendengar suara Eve dari dalam. Dia sabar menanti, lalu akhirnya pintu rumahnya terbuka dan tampak Eve berdiri sambil tersenyum padanya.“Maaf lama, aku baru saja selesai mandi,” kata Eve sambil membuka lebar pintu agar Brian bisa masuk.“Tidak masalah,” balas Brian tersenyum pada Eve.Brian menatap Eve yang terlihat berbeda. Dari sudut pandangnya, Eve terlihat l
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status