Sesampainya di rumah sakit, kami bertiga langsung menanyakan bagaimana keadaan Sania.“Pasien atas nama Sania, Alhamdulillah hanya luka ringan biasa di lengan dan kakinya. Namun, teman prianya sudah meninggal sejak dilarikan ke sini,” ujar Dokter. “Maksud Dokter, Alam meninggal?” tanya Ibu syok. “Identitas pasien namanya bukan Alam, Bu. Namanya Dani, setelah saya melihat KTP-nya,” jawab sang Dokter.Mendengar penuturan Dokter, Ibu menoleh kepadaku. Mungkin dalam hatinya membenarkan apa yang aku ucapkan sewaktu tadi. “Ibu dan Bapak, silakan jika mau melihat pasien di dalam,” kata Dokter.Kami bertiga melihat keadaan Sania. Dia sudah tersadar dari pingsannya. “Sania, kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Ibu tergopoh-gopoh.Sania menggeleng lemas, “tidak, kok, Bu.”Aku dan Bang Yuda hanya melihat keadaannya saja tanpa bicara satu kata pun. “Bagaimana dengan keadaan teman Sania, Bu? Apa dokter mengatakannya?”“Teman kamu katanya meninggal, San. Ibu kira, kamu pergi sama Alam. Pikiran Ibu
Read more