Setelah naik taksi bersama Emma, Ashton masih terus gelisah dan melirik ke belakang sesekali. Meskipun berhasil keluar, dia tahu bahwa ayahnya sangat hebat dan mungkin sulit baginya untuk terus bersembunyi."Kak Emma," panggil Ashton."Hmm?""Kamu sayang padaku, 'kan? Nggak peduli apa pun yang terjadi nanti, kamu nggak akan meninggalkanku, 'kan?"Mendengar pertanyaan itu, Emma tersenyum tak berdaya, "Kenapa tiba-tiba tanya begitu, anak nakal? Aku ini ibumu. Kalau bukan sayang kamu, aku mau sayang siapa lagi? Langit runtuh sekalipun, aku nggak akan meninggalkanmu."Mendengar ucapan itu, Ashton merasa sangat tersentuh hingga matanya berkaca-kaca. Sejak kecil, orang yang selama ini dianggapnya sebagai ibu, tidak pernah mengatakan hal seperti itu padanya."Terima kasih, Kak Emma. Aku juga nggak akan meninggalkanmu!"Emma tersenyum dan kemudian mengetuk kepalanya dengan lembut.Setelah turun dari taksi, Emma menggandeng tangan Ashton masuk ke apartemen. Ashton yang sejak kecil selalu diatur
Read more