Home / Rumah Tangga / Menjadi Istri Duda Muda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menjadi Istri Duda Muda: Chapter 41 - Chapter 50

142 Chapters

41. Ricuh

Anak diam tak bergeming. Dia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Gio. Ana mengelus singkat wajah mungil dan menggemaskan itu. Ana terlihat melamun beberapa saat, memikirkan semua perkataan dari Arka. “Ucapannya tidak bisa dipegang,” ucap Ana bergeming. Wajahnya terlihat memerah. Dia hanya ingin fokus dengan kuliahnya. Tapi sudah diberi cobaan lagi dan lagi. Mirna mengendap-endap di depan kamar Gio. Dari tadi dia menguping semua pembicaraan Arka dan Ana. Dia tampak menyembunyikan sebuah rencana buruk. “Nak, boleh ibu masuk?” panggil Mirna sambil mengetuk pintu dengan pelan. Ana tak menjawab. Dia hanya terbangun dari baringnya. Sementara Bu Mirna tak menunggu persetujuan Ana. Dia langsung nyelonong masuk ke dalam. “Kenapa Bu?” tanya Ana dengan tatapan kesal. “Ibu cuma mau lihat kamu. Oh iya, kamu belum makan. Ayo makan dulu, nanti sakit loh,” ujar Mirna sambil memijat lengan Ana kembali. “Aku masih kenyang,” ucap Ana. Dia kembali berbaring lagi di sebelah Gio. “Ibu tau ka
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

42. Kamu perempuan hebat ya!

Prang!! Sebuah guci besar terjatuh di sebelah televisi. Hiasan ruangan itu tampak hancur di lantai dan sudah berantakan. “Ada apa?” tanya Ana menghampiri kejadian itu. “Ibu tidak sengaja menjatuhkan gucinya, nak,” keluh Mirna dengan membungkuk dan membersihkan pecahan guci itu. “Sudah Bu, tak apa. Biar bi Sri saja yang membersihkan,” ucap Ana membantu Mirna berdiri. Sementara Mirna langsung menampilkan senyuman terhangatnya. “Kamu memang anak yang baik. Kamu bahkan sangat baik. Kamu juga sangat berbakti kepada orang tua, nak. Sungguh mulia kamu,” puji Mirna terus menerus. Dia mengelus pipi Ana yang begitu halus dan putih bersih. “Sudah Bu, jangan berlebihan,” ucap Ana. Sementara Ana langsung memanggil bi Sri untuk membereskan kejadian itu. Bi Sri langsung patuh pada suruhan nona mudanya itu. “Itu pasti sangat mahal ya, nak. Ibu takut kalau nanti suami kamu marah sama ibu. Ibu juga tidak sengaja. Kamu tau sendiri kan kalau ibu ini penglihatannya sudah tidak sejelas dulu,” ujar Mir
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

43.

Fatah dan Kemal saling pandang. Keduanya sama-sama menggaruk kepalanya. Terlihat raut kebingungan terpancar pada keduanya.“Tuh kan, bingung. Nyatanya orang itu hanya pintar menasehati, tapi juga bingung dengan dirinya sendiri,” ucap Fahri menyindir kedua saudara kembarnya.“Aku sama Alya gak ada hubungan apapun bang. Ya kalau emang aku berada di posisi bang Fahri, pastinya udah aku perjelas tuh hubungan yang seperti apa. Soalnya yang namanya cewekpaati butuh kepastian,” ungkap Fatah menyorot serius pada Fahri.Mereka bertiga sedang duduk di kasurnya masing-masing. Dan ketiga saling berhadapan. Kamar mereka memang sangat luas untuk ukuran tiga orang.“Sama juga sih bang, aku sama Nazila juga gak ada apa-apa. Kami hanya sebatas saling mengagumi. Ngomong aja jarang, beda sama kamu dan Adiva. Udah dikenalkan ke ummah malah, kurang deket apa coba!” ucap Kemal mengembalikan perkataan Fahri lagi.“Ngomong sama kalian mah gak ada bedanya, iya nanti tak kasih paham ke Adiva. Tak tanyain juga
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

44.

Fahri dan Adiva begitu terkejut mendengar penuturan dari Ashraf. “Abah, tidak bercanda kan? tanya Fahri mendekati sang Abah.“Buat apa bercanda, Fahri. Menikah itu hal yang serius, bukan untuk bercandaan,” ucap Ashraf.Seketika Fahri langsung memeluk sang Abah. “Makasih Abah, Fahri seneng banget,” ucap Fahri memeluk erat sang Abah.“Sudah sudah, fokus sama kuliahnya dulu tapi. Setelah lulus langsung menikah juga tak apa. Jaga diri masing-masing dan jangan tinggalkan pendidikan dulu,” peringat Ashraf. Pada Fahri dan Adiva.“Iya nak, dua tahun itu waktu sebentar kok. Ummah yakin kalian pasti bisa,” ucap Balqis tersenyum keoada Fahri dan Adiva.“Siap bos,” ucap Fahri berdiri lalu seperti memberi hormat kepada kedua orang tuanya. Ashraf dan Balwis hanya tersenyum dibuatnya.“Terima kasih banyak, Kyai, dan Bu Nyai,” kata Adiva membelas senyum mereka.“Dan mulai sekarang, kamu harus memanngil kami sama seperti Fahri memanggil kami. Dan untuk semua kebutuhan kamu, saya yang akan menanggung m
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

45.

Sore harinya, terlihat Nazila sudah berada di kawasan asrama putri Al Muhajirin. Dia juga sedang berbicara dengan Adiva. Keduanya saling akrab satu sama lain.“Ayo, aku antar ke Bu Nyai Balqis,” ajak Adiva.Nazila masih melihat ke sekitar, dia mengharap kedatangan seseorang. Dan sudah menunggunya dari tadi.“Nazila, kok diem aja. Cari siapa?” tanya Adiva ikut menoleh ke sekitar. Yang ada hanya beberapa santri dan pengurus yang sedang melaksanakan aktivitas masing-masing.“Eh, nggak kok. Eumm, Gus Kemal gak kesini ya?” tanya Nazila sedikit ragu. Dia masih berharap kedatangan Kemal. Karena tadi Kemal sempat memberitahu akan menemaninya untuk pergi ke Ummahnya.“Kurang tau yah soalnya Gus kemal emang jarang kesini sih. Yang sering kesini tuh Gus Fahri sama Gus Fatah,” jawab Balqis.Nazila mengangguk paham. Keinginannya sirna. Padahal dia berharap banyak agar bisa bertemu dengan Kemal. Dia ingin tau dengan reaksi Kemal setelah diberi buku catatan diary miliknya.“Ouh, iya deh, ayo!” setel
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

46.

Seorang laki-laki tersenyum mendatangi Adiva. Dia terlihat sangat akrab dengan Adiva. Dia tampak senang bertemu dengan Adiva.“Adiva, kamu lagi apa disini?” tanya laki-laki yang bernama Fathoni itu.“Lagi kunjungan pesantren, aku dari pesantren Al Muhajirin Semarang,” ucap Adiva.Fahri ingin meninggalkan tempat itu namun keburu terlihat oleh Jihan. Akhirnya Jihan memanggil Fahri. “Loh, Kaka Fahri mau kemana?” teriak Jihan dengan sengaja. Fahri kembali menoleh ke arah Adiva lagi.Adiva juga tersenyum melihat Fahri. Lalu Fahri ke arah mereka. Sementara Fathoni juga tersenyum melihat terus ke arah Adiva.“Kak Fahri mau kemana, ini loh ada pacarnya Adiva. Namanya ustadz Fathoni. Dia udah ngajar disini sangat lama. Alumni santri Al Fatah juga. Keren kan, pantes Adiva juga suka,” ucap Jihan semakin memanas-manasi Fahri.“Maaf ya Ning Jihan. Fathoni ini teman saya waktu di Madrasah Aliyah di Jatim. Kami cuma berteman kok,” ucap Adiva terus saja tersenyum.“Iya, kami cuma teman yang satu pesa
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

47.

Setelah satu tahun pernikahan Fahri dan Adiva. Kini pesantren Al Muhajirin semakin mengibarkan sayapnya ke manca negara. Banyak santri yang memenangkan lomba dan bisa meneruskan ke perkuliahan kampus luar negeri. Al Muhajirin semakin dikenal banyak pihak. Bahkan banyak santri yang berasal dari luar kota hingga luar pulau Jawa.Ini tak luput dari usaha Ashraf dan kedua putranya yaitu Fahri dan Kemal. Mereka berdua turut membantu memaksimalkan semua kesempatan yang mereka punya. Relasi demi relasi mereka cari untuk membuat Al Muhajirin semakin maju dan terkenal.“Kakak,” panggil Adiva membawa masakan spesial di sore hari ini. Adiva bersemangat dengan gamis pink dan jilbab senada.“Iya adek sayang. Wuihh, masak apa nih, pasti enak banget!” seru Fahri menerima makanan yang Adiva beri.“Ikan patin pedas balado, ini kesukaan kak Fahri. Sini aku suapin,” pinta Adiva lalu mengambilkan Fahri sepiring nasi dan beberapa menu lauk andalannya.“Pasti enak banget masakan istri tercinta, jadi pengen
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

48.

Zela dan Alfa sedang membersihkan taman belakang sekolah. Mereka mencabuti beberapa rumput yang sudah memanjang. Zela terlihat kepanasan. Sementara Alfa keseringan duduk sambil melihat ponselnya.“Al, ayo cepet cabutin, biar hukumannya cepet beres,” peringat Zela pada Alfa.Alfa membuang nafasnya kasar. “Gue capek, Zel. Si Andre ngasih hukuman gak ngira- ngira. Mana gue geram ketemu musuh bebuyutan,” gerutu Alfa menatap ke langit yang sangat cerah di pagi ini.“Ya gak boleh gitu, harus tetep profesional. Eh, btw cowok tadi siapanya Lo?” tanya Zela sedikit penasaran dibuatnya.“Musuh, udah lah jangan bahas tuh orang. Gue harus laporin ke bokap buat keluarin tuh orang dari sekolah ini,” ucap Alfa sambil terus mengotak atik ponselnya.Setelah selesai, keduanya pun kembali ke kelasnya masing-masing. Alfa terlihat sangat lelah dan langsung menuju ke kelas.“Kabar bahagia, sekarang jam kosong karena para guru sedang mengadakan rapat,” ucap seorang ketua kelas. Semuanya pun bersorak bahagia.
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

49.

Zela terburu-buru melepas seragamnya. Hari ini dia pulang telat lagi. Sebab di bus tadi ada sedikit keributan dengan preman jalan. Alhasil Zela sempat pindah ke bus lain.“Zela,” panggil Bagas- Papa Zela.“Hmm,” sahut Zela dari dalam kamar. Dia sedang berganti pakaian menjadi seragam pengantar online jasa makanan.“Papa sudah cari kerja kesana kesini tetap saja gak ada yang nerima papa,” keluh Bagas dengan raut lelahnya.“Udah lah Pa, Zela aja yang kerja. Papa fokusin dulu sama kesehatan dan mental papa. Nanti kalau ada rezekinya, papa bisa dapat kerja lagi,” ujar Zela keluar dengan pakaian rapi.“Maafin papa nak,” ucap Bagas dengan tulus. Ini murni bukan kesalahannya. Dia benar-benar merasa gagal menjadi sosok pemimpin.“Zela berangkat kerja dulu ya pa, ini sudah telat. Tadi Zela udah beliin papa nasi padang, jangan lupa dimakan ya,” ucap Zela lalu mencium tangan sang papa. Bagas pun melihat kepergian sang anak yang tengah berlari karena telat untuk bekerja.Raut sedih di wajah laki-
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

50.

Zela meurutuki dirinya. Dia bersembunyi di belakang Alfa. “Mampus Gue,” keluh Zela.“Jangan sembunyi kamu, Zela!” kata laki-laki itu menghampiri Zela.“Ampun, Kak Boy,” mohon Zela. “Santay bro, jangan sentuh cewek gue!” hardik Alfa menghalangi Boy yang hendak menyentuh Zela.“Duh, ngurusin bocil, capek. Udah ya Zel, gaji Lo, gue potong,” putus Boy akhirnya meninggalkan Zela yang masih terdiam.“Ish, ini gara-gara Lo, Alfa,” pekik Zela melangkahkan kaki meninggalkan Alfa seorang diri.“Loh, gue salah apaan dah,” keluh Alfa mengejar kepergian Zela. Jadilah mereka main lari-lari an di dalam mall.***Pagi ini tak begitu cerah. Langit terlihat mendung dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Alfa memasuki kawasan sekolah diiringi oleh teman gengnya. Seperti biasa, Geng The Alfarez selalu disambut baik dan ditakuti oleh siswa manapun.“Beri jalan, yuhu, The Alfarez mau jalan!” teriak Gabriel menyoraki beberapa siswa yang sedang berkerumun di lorong kelas.“Woahh, Alfa makin hari makin
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status