"Selamat pagi, Jelita," suara Novita memecah keheningan pagi itu, membuat Jelita tersentak dari lamunannya. "Sudah waktunya."Jelita menatap Novita dengan mata sembab, tangannya masih erat mendekap bayi mungil yang tertidur lelap di pelukannya. "Mbak, kumohon... beri aku waktu sedikit lagi," pintanya dengan suara bergetar.Novita menggeleng tegas. "Kita sudah sepakat, Jelita. Kau sudah menjalankan tugasmu dengan baik. Sekarang, biarkan kami yang mengambil alih."Air mata kembali mengalir di pipi Jelita saat ia mencium kening bayinya untuk terakhir kali. "Ibu mencintaimu, sayang," bisiknya lirih. "Selalu."Dengan hati yang hancur, Jelita menyerahkan bayinya kepada Novita. Saat tangan mungil itu terlepas dari genggamannya, Jelita merasakan sebagian dari dirinya ikut terenggut.Novita menggendong bayi itu dengan canggung, seolah tidak terbiasa dengan kehangatan makhluk mungil di pelukannya. "Dia akan mendapatkan yang terbaik, Jelita. Percayalah."Jelita hanya bisa mengangguk lemah, matany
Read more