Sinar mentari pagi menembus dedaunan rimbun di taman belakang kediaman keluarga Baskara. Jelita melangkah perlahan menuruni tangga menuju halaman, matanya terpaku pada sosok Bambang yang sedang bermain dengan Raditya. Hatinya bergemuruh, campuran antara keraguan dan tekad yang baru saja ia bangun. Bambang menyadari kehadiran Jelita dan menoleh. Untuk sesaat, pandangan mereka bertemu. Ada sesuatu yang berbeda di mata Bambang pagi ini, sesuatu yang tidak bisa Jelita artikan. "Pagi, Jelita," sapa Bambang, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya. Jelita menelan ludah, berusaha menenangkan debar jantungnya. "Pagi, Bang. Bisa... bisa kita bicara sebentar?" Bambang mengangguk, lalu menyerahkan Raditya pada pengasuhnya yang berdiri tak jauh dari sana. Ia mengisyaratkan Jelita untuk mengikutinya ke gazebo di sudut taman. Begitu mereka duduk berhadapan, Jelita merasakan tekadnya goyah. Namun, ia menguatkan hati dan mulai berbicara, “Bang, ada yang ingin aku bicarakan. Ini... ini tenta
Read more