"Iya, Sus. Tadi Tuan Devan mengumpulkan dulu baju kotornya," jawabku sambil melanjutkan langkahku, berharap bisa segera keluar dari situasi ini."Ratih, berhenti!" seru Sus Wulan, suaranya tegas memanggilku kembali. Aku menghentikan langkahku seketika, merasa jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya."Ada apa, Sus?" tanyaku, berusaha terdengar setenang mungkin meski rasa was-was mulai merayap dalam diriku.Sus Wulan mendekat, wajahnya serius. "Jangan sampai terjadi apa-apa antara kamu dengan Tuan Devan," katanya, tatapannya menembus hingga ke dalam hatiku."Maksud Sus Wulan?" tanyaku, berpura-pura tidak mengerti meski perutku terasa mulas. Aku tahu betul apa yang dia maksud, tapi aku terlalu takut untuk mengakuinya. Pandangan Sus Wulan tetap terpaku padaku, seolah menunggu jawaban yang lebih jujur dariku."Heh, aku punya feeling yang kuat, Ratih," lanjut Sus Wulan, suaranya rendah namun penuh arti, sebelum berbalik dan melangkah masuk ke dala
Last Updated : 2024-09-04 Read more