Nafasku masih tersengal-sengal, dada terasa berat saat Devan menatapku dengan sorot mata yang tajam, melihat kegugupanku yang jelas terlihat. Tanpa berkata-kata, dia meraih ponselku dari meja dengan gerakan santai, seolah-olah tidak ada yang aneh atau mencurigakan terjadi di sini. Dengan tenang, dia berdiri, merapikan sedikit pakaiannya yang kusut, lalu mengangkat telepon.“Ya, babe?” suaranya terdengar begitu biasa, membuat ketegangan di udara semakin mencekam.Di ujung telepon, terdengar suara Talitha, suaranya ringan tapi penuh kasih. “Loh, Ratih mana, Pap?” tanya Talitha dengan nada penasaran.Devan, masih tenang, menjawab dengan cepat, tanpa sedikitpun keraguan. “Lagi ke bawah, nerima barang di loading dock. Ini hpnya ketinggalan.” Dia melirik ke arahku sebentar sebelum kembali menatap jauh, suaranya tetap stabil.Sementara itu, aku dengan tergesa-gesa merapikan pakaianku, jantungku berdegup kencang seiring dengan upayaku menyembunyikan rasa panik yang melanda. Keringat dingin mu
Terakhir Diperbarui : 2024-09-20 Baca selengkapnya