All Chapters of OBSESI PRIA BERKUASA: Chapter 1 - Chapter 10

39 Chapters

Gangguan meresahkan

"KELUAR AGATHA SAYANG! AKU TAK AKAN MENYAKITIMU! PATUHLAH!""SIAPA YANG KAU PANGGIL SAYANG?! DASAR BRENGSEK! PERGI KAU SIALAN!" Balas Agatha pada Pria yang saat ini tengah berusaha mendobrak pintu kamarnya, berusaha untuk masuk.Pria itu tak lain adalah Rohander Frigo, Pria yang merajai pasar ekonomi dunia dengan berbagai jenis usahanya yang besar. Agatha mengetahui fakta itu kemarin malam, saat sebuah artikel tentang Pria lewat pada beranda kolom pencarian internetnya.Dan fakta itu cukup membuat Agatha dipaksa berpikir keras, tentang alasan Rohander menguntitnya selama ini.Pria itu bahkan hampir mematahkan kakinya beberapa minggu lalu, hanya karena dirinya mengatakan jika ia tidak layak berjalan dengan Pria itu. Yah... lagipula siapa juga yang ingin berjalan bersama Pria kasar, yang terkesan seperti psikopat?Agatha cukup waras untuk menyadari jika Pria dibalik pintu kamarnya saat ini adalah Pria berbahaya yang harus dijahui, meski ia hampir terlena dengan fakta bahwa Pria itu sang
Read more

Kebetulan yang menyebalkan

3 minggu berselang, dan selama itupula Agatha terus waspada jika nanti suatu waktu Rohander muncul kembali.Namun, entah mengapa Agatha malah merasa jika ia menantikan kehadiran Rohander untuk menganggunya. Karena jujur saja, 1 minggu telah lewat dari waktu yang Rohander katakan ditelepon terakhir kali.Hati Agatha terasa hampa, bahkan disaat kehidupannya dan kesehariannya berjalan lancar seperti orang normal pada umumnya. Hingga tiba hari ini, hari peringatan kematian kedua orang tua Agatha karena kecelakaan pesawat yang dialami orang tuanya disaat ia masih berumur 6 tahun. Dan disinilah Agatha, berdiri dengan gaun hitam panjang didepan makam kedua orangtunya."I miss you Mom, Dad." Ucapnya pelan yang hampir seperti sebuah gumanan.Meletakan bunga mawar yang ia bawa, lalu berbalik pergi meninggalkan area pemakaman elit yang menjadi tempat terakhir kedua orangtua Agatha beristirahat.Namun... baru beberapa langkah keluar dari gerbang area pemakaman, langkahnya tiba-tiba terhenti saat
Read more

Mengadu dan beradu

"Hmm, sudah dulu ya." Lalu mematikan sambungan ponselnya secara sepihak, Agatha dengan perasaan campur aduk melangkah mundur sebelum akhirnya membalikan tubuhnya.Disaat yang sama, beberapa orang datang menghampirinya.Mereka adalah orang-orang yang sama, dengan yang mengejar Agatha sore tadi. Tapi bedanya Agatha tak berlari, seakan tubuhnya lemas tak sanggup untuk melangkah cepat."Nona? Tuan-" perkataan salah satu Pria yang saat ini berada didekat Agatha terputus, kala melihat wajah kosong bak wadah tanpa jiwa milik Agatha.Tak seperti sore tadi, tak ada perlawanan maupun kata-kata makian. Membuat Pria yang mengikuti Agatha sontak mengirim pesan pada Rohander yang mengawasi tak jauh dari mereka.Menerima pesan itu, Rohander tersenyum senang. Mengetahui reaksi Agatha sesuai dengan perkiraannya, Rohander lalu turun dari mobilnya dan mendekati Agatha."Apa kau tidak lelah mengikutiku?" Tanya Agatha yang kini berhadapan dengan Rohander, Pria yang ia hindari selama 1 tahun terakhir.Roha
Read more

Kepribadian yang sama

"Dan pikirmu aku peduli?" Potong Agatha yang membuat amarah Rohandef seketika naik, Pria itu sontak mencengkram dagu Agatha dengan kasar."Apa kau pikir menjadi prioritasku kau bisa sesuka hati mempermainkan emosiku, Sweatheart?! Aku bisa menghukummu atas kelancanganmu padaku!""Cih! Kau pikir aku akan takut dengan perkataan dan perbuatan kasar Pria kasar sepertimu?! Tidak akan!"Rohander semakin mengeratkan cengramannya, seraya memandang tajam penuh kemarahan Agatha yang nampak menatap tajam dirinya juga tak mau kalah.Sampai mobil berhenti dipersimpangan jalan karena lampu merah, bersamaan dengan itu Rohander menghempaskan wajah Agatha dengan kasar melepaskan cengkramannya. "Persiapkan dirimu, aku akan memberimu hukuman malam ini."Agatha yang sementara mengusap dagunya, mendengus kesal. "Belikan aku permen kapas." Ucap Agatha saat melihat seorang pedagang permen kapas yang berjulan tak jauh dari mereka."Turun, beli sendiri." Rohander berucap dengan nada dingin, namun tangannya mem
Read more

Tentang perasaan

"Apa kau juga sejenis vampir? KAU MELUKAI LEHER MULUSKU SIALAN!" Kesal Agatha yang menjauhkan Rohander dari lehernya yang nampak berdarah, karena gigitan kecil Rohander akibat gemas dengan kulit putih mulusnya."Rasanya enak." Ucap Rohander yang membuat Agatha menatapnya dengan tatapan tidak percayanya."Dasar Pria tidak waras, sakit jiwa!" Dengus Agatha seraya megelap darah yang mengalir, bersamaan dengan itu. "Ada apa dengan tatapanmu?" Tanya Agatha yang masih dengan nada kesalnya pada Soraya yang nampak menatapnya dengan tatapan penuh keterkejutan.Diam beberapa saat hingga Soraya tak menyadari jika sang tuan nampak menyeringai padanya, dengan pemikiran penuh dengan rencana gila.Yah... mungkin tatapan itu hanya disadari oleh satu orang Pria, yang diketahui merupakan seorang koki dirumah ini. Dengan tatapan sang tuan, ia yakin jika akan ada pertumpahan darah yang akan terjadi dirumah ini."Sweatheart...""Apa?" Agatha mengerutkan keningnya menatap Rohander yang menurunkan nada suar
Read more

Feel itu, it's oky...

"Ya, kau sangat cantik." Rohander berkata dengan kepala yang kian maju kedepan, berniat untuk mencapai bibir Agatha. Namun saat bibir mereka hanya berjarak satu centi, Rohander menghentikan gerakannya-menatap mata coklat terang didepannya.Didetik berikutnya Rohander menyatukan bibirnya dan Agatha, ia menekan kepala Agatha agar tidak menjauh darinya. Sampai cium*n Rohander perlahan berubah menjadi sebuah lumatan kasar, yang membuat Agatha bersusah payah menyeimbangi permainan Rohander.Ada perasaan lain yang menggerogoti hati Agatha saat tangan Rohander mulai masuk kedalam lapisan bajunya, membelai setiap sisi tubuhnya dengan lembut."Rohander..." panggil Agatha dengan suara pelan, yang membuat Rohander menghentikan lumatannya pada bibir Agatha karena tahu wanita itu hampir kehabisan nafas.Menunggu Agatha yang tengah menghirup udara dengan rakus, Rohander menanggalkan pakainnya dengan cepat. Sebelum naik keatas tubuh Agatha, dengan tubuhnya yang polos. Rohander mengalungkan tangan A
Read more

Perlakuan berbeda

Dikantor pusat, semua orang tengah mempersiapkan kedatangan Rohander. Terlihat seluruh manager dan beberapa staff sudah siap menyambut kedatangan Pria yang hampir tak pernah menginjakan kakinya dikantor pusat, sampai semua orang menunduk dikala orang yang mereka tunggu turun dari mobilnya."Selamat datang, tuan Frigo." Serempak mereka, saat Rohander berjalan memasuki kantor.Meski antusiasme mereka tak ditanggapi oleh Rohander, yang nampak berjalan tanpa menayapa bahkan melirik saja ia tidak lakukan. Membuat semua orang kecewa, tapi marah juga tidak berarti karena orang yang berjalan memasuki lift khusus itu bukan hanya sekedar bos mereka saja. Tapi seseorang, yang bahkan mampu membuat dunia bungkam.Anehnya disana tak terlihat Agatha, wanita itu kini sibuk memilih berbagai macam makanan ringan disalah satu toko serba ada yang tak jauh dari kantor pusat.Yap! Agatha beberapa saat yang lalu memang bersama Rohander, tapi matanya yang menangkap berbagai aneka makanan ringan. Tidak bisa u
Read more

Aura yang berbeda

Zak membulatkan matanya terkejut, sementara Agatha mendelik tak suka. "Dasar sakit jiwa!" Ucap Agatha pelan, dengan wajah yang menggambarkan penghinaan pada pria didepannya saat ini. Sebelum melangkah pergi, mendahului Rohander yang terlihat masih menunggu jawaban darinya."Kumpulkan semua orang yang mencibir Agatha di ruang rapat, akan kubereseskan mereka sesuai dengan perkataan Agatha." Perintah Rohander lewat sambungan ponsel ketika Agatha menghilang dibalik pintu."Awasi mereka." Ucap Rohander pada Zak, yang langsung diangguki olehnya sebelum pergi meninggalkan sang tuan.Disisi lain... Agatha nampak menatap keluar jendela kaca besar, yang memperlihatkan dengan jelas pemandangan kota. Tapi fokusnya bukan pada pemandangan kota yang indah didepannya, tapi pada seorang wanita hamil yang saat ini berjalan memasuki halaman kantor pusat.Agatha menyipitkan matanya saat melihat sebuah kartu yang tergantung dileher wanita hamil tersebut, sesaat setelah menyadari jika wanita itu bagian dal
Read more

Atmosfer panas

Pukul 15.00... Agatha membuka matanya, ia menatap jendela besar disampingnya yang menampakan langit yang mendung. "Sepertinya akan hujan." Ucapnya pelan.Agatha kemudian bangkit menuju toilet untuk membasuh wajahnya, namun sesaat kemudian ia terkejut dengan suara bantingan pintu dari luar."SWEATHEART!" Panggil Rohander dengan nada melengking tinggi, Pria itu memasuki kamar namun tak mendapati Agatha yang sedang berada dalam toilet mengetingkan wajahnya."WHAT THE HELL ARE YOU DOING!" Kaget Agatha yang melihat keadaan Rohander yang nampak kacau, dengan beberapa lebam dan darah yang terlihat mengering dibeberapa sudut wajah dan tubuh Pria itu.Tak memedulikan Agatha, Rohander dengan cepat menyambar bibir Agatha melumatnya dengan gerakan kasar. Agatha yang terkejut ini sontak menjauhkan diri, namun telapak tangan Rohander yang bersarang dibelakang kepalanya membuat ia tak bisa menghindar. Dan terpaksa membalas permainan Rohander, sehingga tanpa sadar mengalungkan tangannya leher pria it
Read more

Berani menyentuh milik Rohander!

"Bagaimana bisa kau menemukan mereka secepat ini?" Tanya Bian pada sosok wanita yang tengah asik memakan makanan ringan ditangannya, dengan kedua kaki yang terpangku diatas meja kerjanya. Wanita itu tak lain adalah Agatha, setelah melewati malam yang melelahkan Agatha terbangun tanpa Rohander disisinya. Pria itu meninggalkan surat pada Agatha melarangnya untuk keluar sampai ia kembali, tapi bukan Agatha namanya jika harus menuturi kemauan Rohander. Ia memilih untuk keluar dari kantor, dan menemui temannya. Bian Holland, seorang hacker yang saat ini bekerja untuk pemerintah. Agatha mengenal Bian saat Pria itu tengah mencairkan uang hasil curiannya, Agatha yakin saat itu Bian memanglah pencuri karena gelagatnya yang tidak biasa. Seperti gugup, dan takut saat Agatha dengan terang-terangan menyakan darimana ia mendapatkan uang sebanyak itu, Bian yang tidak bisa menjawab membuat Agatha menyeretnya ke kantor polisi. Siapa yang sangka jika Bian yang seharusnya mendekam di penjara, malah
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status