Home / Fiksi Remaja / HOW BAD DO YOU WANT ME? / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of HOW BAD DO YOU WANT ME?: Chapter 31 - Chapter 40

75 Chapters

BAB 30

“ROSA masuk sekolah, Zan.” Beberapa menit lewat begitu kalimat pendek berisi empat kata yang Dhani sampaikan begitu memasuki ruangan OSIS. Kendati demikianlah tanpa menunggu apa-apa lagi Arzan langsung melempar pensil ke meja, meninggalkan pekerjaannya dan berlari dengan gesit keluar dari ruang OSIS. Pemuda dengan lesung pipi tersebut kaget mendapat berita tersebut, pasalnya ia sama sekali tidak tahu-menahu mengenai Rosa yang akan datang sekolah hari ini. Belum lagi informasi dari Joan berkata jikalau gadis mawar itu masih menjadi perbincangan hangat di sekolah mereka. Yah, apalagi penyebabnya kalau bukan tentang foto nan tersebar satu minggu lewat. Dengan sang pemeran utama yang baru saja menampakkan batang hidungnya, mana mungkin si empu tidak langsung menjadi buah bibir masyarakat Bina Bangsa. Mana mungkin begitu, kadang kala sudah naluriah manusia untuk tertarik dengan urusan orang lain, bukan? Jadi mau di cegah sebagaimana pun juga, dua tangan takkan bisa untuk menutup ribuan
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 31

“ROSALINE! MAKAN LO DIKIT AMAT, SIH, ANJIR! KESURUPAN LO?!” Kadang kala ada satu hal aneh dan asing yang ingin sekali manusia lakukan, seperti ide yang tiba-tiba muncul entah datang darimana tetapi terdengar seru apabila di lakukan. Contoh nyatanya saja Rosa. Ia mendadak ingin sekali menukar-tambah Jessica dengan makanan. Apa saja. Barangkali jauh lebih bermanfaat baginya. Yang mana juga bisa membuatnya tidak mendengar teriakan menyebalkan gadis berponi tersebut. Mulutnya itu, lho, ya ampun, kerasnya sudah mampu menyaingi speaker sekolah ini. Memang tidak akan ada yang protes di kantin ini. Mana berani mereka. Lebih baik tuli dini daripada di hajar habis-habisan oleh psikopat berwajah boneka satu ini. Jiwa sosialisasi gadis itu nol besar. Jessica jauh lebih suka berbicara dengan kepalan tangan di bandingkan menggunakan mulut. Jauh lebih praktis, katanya. Gila memang. Rosa menatap jengah ke arah Jessica yang sudah macam orang kesetanan memenuhi isi piringnya dengan berbagai macam ma
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 32

MERASAKAN bahwa ada sesuatu nan tidak beres pada Nona Mawarnya usai sang gadis pergi begitu saja ketika mereka berjumpa di lorong pagi tadi, Arzan kembali di liputi kebingungan absolut. Sialnya, dia juga tidak tahu itu apa dan mengapa. Pemuda berlesung pipi itu hanya merasa ada yang salah sekaligus janggal dengan kepergian Rosa saat itu dan karena apa ia mendadak di rundung perasaan bersalah akan suatu hal yang tidak mampu Arzan mengerti. Bahkan sampai-sampai ia tidak bisa menyapa gadis tupai itu tatkala mereka tidak sengaja berpapasan, seolah-olah ada penghalang tidak kasat di antara mereka. Seakan dia takut menganggu waktu tenang Rosa sendiri. Padahal sebelum-sebelumnya Arzan merasa biasa saja, ia pasti akan meluangkan sedikit waktu untuk menyapa Rosa. Namun kali ini terasa berbeda. Oleh karena itu pemuda yang menjabat sebagai ketua OSIS sekolah ini berinisiatif untuk tetap tinggal di kelas sembari menunggu Rosa dengan tugas piket harian. Sebenarnya, ia sendiri cukup kaget tatkala
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 33

GADIS tersebut sempat berpikir sepanjang perjalanan bahwa bisa jadi Arzan akan membawanya menuju sebuah tempat yang mana penuh akan makanan, entah itu restoran, kafe atau angkringan seperti minggu lalu. Minimal menuju tempat-tempat romantis macam tingkah serta sikap Arzan selama ini kepadanya atau juga datang ke tempat-tempat di mana bermulanya kisah cinta semacam novel picisan nan zaman sekarang banyak sekali di gemari khalayak ramai. Seperti di penuhi lamu kerlap-kerlip yang cantik, berpendar hangat dan nyaman di lihat, sebuket bunga nan beraroma mawar menenangkan indera penciuman dan lain sejenisnya. Namun kenyataannya pemuda berlesung pipi tersebut justru membawanya menuju tempat ramai nan sesak pengunjung bernama festival kota. Lokasinya cukup jauh hingga mereka memakan waktu lebih dari setengah jam karena harus menerobos macet juga. Yah, setidaknya Rosa dapat menemukan stan makanan nan berjejer rapi di setiap sisi dengan kedua matanya. Jadi ini tidak sepenuhnya buruk. Tidak s
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

BAB 34

SEHARUSNYA di bandingkan membalas rasa kesal nan sesungguhnya tidak terlalu terasa menyebalkan juga, sebab Rosa jauh lebih banyak tertawa hari ini, namun bagaimana pun juga gadis serupa tupai tersebut harus mengingat benar kondisi kakinya yang belum sembuh total. Akibat terlalu banyak bergerak berujung membuat dia merasakan kembali lukanya berdenyut-denyut ngilu bukan main sampai-sampai Rosa harus menahan tangisannya agar tidak pecah di tengah-tengah keramaian begini. Ia masih punya malu. Rosa kemudian di papah Arzan untuk segera duduk di kursi panjang, dia langsung membungkuk kecil guna mengulurkan tangan demi mengelus-elus pelan luka-lukanya yang masih di perban. Berharap rasa sakit di sana akan segera berkurang akan tetapi tidak kunjung ada perubahan berarti. Denyutan demi denyutan panas itu masih tetap terasa menyakitkan. Rosa mendesis kala mencoba menahan sebisa mungkin sakitnya. Ini benar-benar sekali. Rosa betulan ingin menangis sekarang juga di buatnya sementara Arzan menghil
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 35

“GESER dikit lagi. Nah. Bagus!” Demi Tuhan! Alvin akan ingat peristiwa ini sampai ia mati. Ia akan balas dendam dengan sangat-sangat kejam demi rasa kekecewaan dan sakit yang di terima hatinya. Alvin berdecak sebal, ia dendam kesumat melihat sosok manis yang berdiri tidak jauh dari posisinya ini. Pemuda nan mirip kelinci itu mengira ketika Jessica mengirimkan sebuah alamat kepadanya, Alvin pikir adegan berikutnya merupakan terciptanya suatu momentum romantis di antara mereka berdua. Namun nihil. Dia tertipu. Alvin harus di paksa menancapkan bendera kekalahannya begitu sampai. Jangankan berbuat manis-manis madu, malah sekarang Alvin banjir keringat dengan di temani senja sewarna madu di luar jendela sana. Jessica memperalatnya sebagai seorang kuli sekarang. Jikalau ia nekat dan bersikeras ingin pulang karena kepercayaannya telah di permainkan begitu saja, sudah pasti Jessica akan langsung menyumpah serapahinya. Alvin bukannya takut, tetapi Alvin tidak tega saja harus membuat Jessica
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 36

KOMBINASI antara kimia, alat pendingin ruangan dan rasa bosan merupakan perpaduan baik untuk tidur. Rasa kantuk saat mata pelajaran berlangsung benar-benar membuat Rosa seolah ia sedang berada di atas kasur alih-alih menumpu kepala dengan tangannya di meja. Ia kontan menguap kecil ketika guru kimia mereka keluar bertepatan dengan bel sekolah berbunyi. Tangan-tangannya mulai naik guna merenggangkan otot-otot persendian yang selama pelajaran berlangsung terasa amat sangat kaku. Rosa kemudian melirik Jessica nan tertidur di meja kemudian iris mengarah pada Alvin yang sedang menonton sang sahabat sembari tersenyum. Senyuman sinting lebih tepatnya. Lama-lama laki-laki kelinci tersebut sudah seperti orang mesum yang punya obsesi melenceng. Gila. Rosa di buat merinding total. Meski pun mereka ini berbeda kelas, Alvin nekat untuk menyusup ke kelas mereka pada menit-menit terakhir. Katanya saat di todong tatapan maut Arzan adalah ia sebetulnya hanya ingin numpang lewat saja sekalian pergi ke k
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 37

DI balik gedung tingkat tiga atau yang lebih sering di sebut belakang sekolah. Lion membawa sang kakak menuju ke sana agar bisa berbicara dengan kondusifㅡtentunya, tidak di depan orang-orang yang sibuk memasang mata serta telinga mereka atas urusan orang lain. Di belakang sekolah bagian barat terdapat pohon besar tinggi serta meja dan sofa ( markas Alvin dan kawan-kawannya yang untungnya sedang tak berada di tempat). Hembusan angin di sini kencang sekali, matahari pun tak sepenuhnya menyinari tempat ini. Rosa sudah menduga bahwa Lion akan datang mencarinya, entah saat mereka berdua atau seperti tadi, di depan banyak orang. Rosa ingin menolak tetapi menatap pancaran mata sang adik, ia tak tega langsung pergi begitu saja. Lion tentu akan membahas mengenai kepindahan sementara Rosa ke apartment Jessica, sebab ia belum membicarakan hal tersebut bersama Lion. Ia paham kalau Lion marah padanya, ditambah Rosa mengabaikan semua pesan dan telepon sang adik karena ingin berpikir jernih terle
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 38

“LO nggak baik-baik aja, Sa,” tembak Arzan begitu ia duduk dan mengambil tempat tepat di samping si gadis mawar seusai membeli dua botol minuman kemasan dingin dari vending machine. Rosa mau tidak mau terkekeh mendengar penuturan lawan bicaranya ini dan hanya mengirin satu anggukan lemah seraya menerima botol berisi kopi susu. “Well, emang. Gue lagi banyak pikiran,” balasnya. "Karena itu mungkin langsung ke tulis di muka gue kalau gue emang lagi nggak baik-baik aja. Kalau lagi capek-capeknya jadi susah buat nyembunyiin perasaan diri sendiri. Jadi, yaah, gitu deh." Rosa menyambung sekenanya, terkesan terdengar bertele-tele. Setelah melakukan perbincangan singkat nan mana terasa begitu lama bersama Jessica. Rasa-rasanya benang kusut di kepala Rosa makin menjadi-jadi kusutnya. Makin berkelit panjang. Makin berantakan. Makin rumit untuk di uraikan. Pelipis puan tupai tersebut kini berdenyut-denyut sebab terlalu stres hingga saraf-saraf kepalanya mengajukan demo besar-besar. Yah, sikap l
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 39

SINAR mentari terik masuk melewati celah demi celan nan tersedia. Hangatnya di ruangan gelap itu semakin terlihat sesak dengan luas ruangan yang tidak seberapa. Ingar bingar di luaran sana menjadi latar suara samar-samar bagi mereka yang tengah sibuk menenangkan diri sebaik mungkin di bawah besarnya tekanan emosional nan jiwa dapatkan. Seringai menyeramkan tercetak jelas pada bingkai wajah cantik bak boneka tersebut, duduk di atas sofa butut yang bagaikan singgasana ketika tangan rampingnya terjulur guna merambat perlahan di atas kepala manusia di bawah sana, iris bulat itu memandang begitu rendah sebelum menarik kasar sejumput rambut perempuan di hadapan yang di buat paksa mendongak. Menatap ke arahnya dengan muka babak belur dan banjir air mata. Tubuh kurus itu bergetar hebat. Teror menelannya bulat-bulat tanpa mampu melawan. Sementara temannya telah tumbang. Pingsan tatkala satu tendangan keras mengenai rahangnya. Wira berharap dia akan segera pingsan saja agar berhenti mendapat s
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status